Kelompok 4 :
Puji syukur khadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-Nya sehingg
kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Di makalah ini memaparkan
beberapa hal terkait “Asuhan Keperawatan Keluarga Pengisian Format Asuhan
Keperawatan Keluarga Kasus Karies Gigi”. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak telah memberikan motivasi baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini
ke depannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Keluarga 4
2.1.1 Definisi Keluarga 4
2.1.2 Tipe Keluarga 4
2.1.3 Peran dan Fungsi Keluarga5
2.1.4 Tahap dan Tugas Perkembangan keluarga 6
2.1.5 Struktur Keluarga 9
2.1.6 Keluarga Sejahtera 10
2.1.7 Tugas Kesehatan Keluarga 11
2.2 Konsep Dasar Karies 12
2.2.1 Pengertian Karies Gigi 12
2.2.2 Etiologi 13
2.2.3 Manifestasi Klinis 15
2.2.4 Patofisiologi 16
2.2.5 Pemeriksaan Penunjang 19
2.2.6 Penatalaksanaan Medis 19
2.2.7 Konsep dasar Asuhan Keperawatan 20
2.2.8 Analisa Data 21
2.2.9 Rumusan Masalah 21
2.2.10 Diagnosa Keperawatan 22
2.2.11 Intervensi 22
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga 23
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan 48
3.2 Saran 49
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
yang sudah keropos. Akan sangat dikhawatirkan jika mereka akan menuju ke
komplikasi karies gigi dan merasa minder dengan gambaran dirinya. Orang tua
seharusnya menjadi peran perlindungan kesehatan gigi anaknya. Mereka harus
mengetahui dan paham tentang karies gigi anaknya.
Kelalaian orang tua karena kurang mengerti akan perawatan karies gigi anaknya
mengakibatkan gigi susu anak telat untuk tanggal sehingga tidak menutup
kemungkinan untuk gigi tetap dibawahnya tumbuh di tempat yang tidak
semestinya. Gigi yang tidak beraturan akan mengakibatkan anak menjadi kurang
percaya diri, pemalu, dan kurang aktif dalam lingkungan sosial. Infeksi pada gigi
dan gusi akan terjadi bila karies gigi sama sekali tidak dirawat dan tidak
diperhatikan benar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Konsep Dasar Keluarga?
2. Bagaimana Peran Dan Fungsi Keluarga?
3. Bagaimana Tahap Dan Perkembangan Keluarga ?
4. Bagaimana Struktur Keluarga ?
5. Bagaimana Keluarga Sejahtera?
6. Bagaimana Tugas Kesehatan Keluarga?
7. Apa yang dimaksud Konsep Dasar Karies?
8. Apa Pengertian Karies Gigi?
9. Bagaimana Konsep Dasar Asuhan Keperawatan?
10.Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Keluarga
2. Untuk mengetahui Peran Dan Fungsi Keluarga
3. Untuk mengetahui Tahap Dan Perkembangan Keluarga
4. Untuk mengetahui Struktur Keluarga
5. Untuk mengetahui Keluarga Sejahtera
6. Untuk mengetahui Tugas Kesehatan Keluarga
7. Untuk mengetahui Konsep Dasar Karies
8. Untuk mengetahui Pengertian Karies Gigi 3
9. Untuk mengetahui Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
10. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Keluarga
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu memiliki peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedmandalam Hernilawati, 2013) Sedangkan
menurut pakar konseling keluarga, Sayektidalam Hernilawati (2013) menulis bahwa
keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang
dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang
prempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak baik anaknya sendiri atau
adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1988), keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang berkumpul serta
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Herlinawati, 2013).
2.1.2 Tipe Keluarga
Menurut Friedman, 1998 dalam Ali, Zaidin (2010) pembagian tipe keluarga
bergantung pada konteks kelimuan dan orang yang mengelompokkan. Secara
tradisional keluarga dikelompokkan menjadi dua yaitu :
3 Keluarga inti ( nucler family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu
dan anak yang di peroleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
4 Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti yang ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek,bibi,
paman).
Namun dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme, pengelompokan tipe keluarga selain dua diatas berkembang sebagai
5
berikut :
1) Keluarga bentukan kembali (dyatic family) adalah keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
4
2) Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari
salah satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal
pasangannya.
3) Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
4) Orang dewasa (laki-laki atau prempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult livingalone)
5) Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmarital
heterosexual cohabiting family).
6) Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama(gay and
lesbian family).
2.1.3 Peran dan Fungsi Keluarga
Menurut Ali, Z (2010) keluarga memiliki peran formal dalam keluarga tersebut,
yaitu:
1. Peran sebagai ayah. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, prlindung, dan pemberi rasa aman.
Juga sebagai kepala keluarga, anggota kelompok social, serta anggota
masyarakat dan lingkungan.
2. Peran sebagai ibu. Ibu sebagai istri dari suami dan sebagai ibu dari anak-
anaknya berperan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan salah satu anggota kelompok social,
serta sebagai anggota kelompok masyarakat dan lingkungan disamping dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.
3. Peran sebagai anak. Anak melaksanakan peran psikososial sesuai tingkat
perkembangan, baik fisik,social, dan spiritual. Adapun fungsi keluarga
menurut Friedman, 1998 dalam Hernilawati (2013) adalah sebagai berikut:
a. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang
lain.
6
2.2.2 Etiologi
Ada yang membedakan faktor etiologi dengan faktor risiko karies. Etiologi
adalah faktor penyebab primer yang langsung mempengaruhi biofilm (lapisan tipis
normal pada permukaan gigi yang berasal dari saliva). Faktor risiko karies adalah
faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi biofilm dan dapat
mempermudah terjadinya karies. Karies terjadi bukan disebabkan karena satu
kejadian saja seperti penyakit menular lain, tetapi disebabkan serangkaian proses
yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Karies dinyatakan sebagai penyakit
multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya
karies (Chemiawan dkk, 2004).
Ada tiga faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau tuan
rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan ditambah faktor waktu, yang
digambarkan sebagai tiga lingkaran yang bertumpang-tindih (Gambar 1.1). Karies
akan terjadi jika kondisi setiap faktor tersebut saling mendukung yaitu tuan rumah
(host) yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu
yang lama (Chemiawan dkk, 2004).
1) Faktor Host Atau Tuan Rumah Ada beberapa faktor yang dihubungkan
dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi, struktur
email, faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior terutama yang
dalam, sangat rentanterhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di
daerah tersebut. Permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah
melekat dan membantu perkembangan karies gigi. Email merupakan jaringan tubuh
dengan susunan kimia kompleks yang mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat,
karbonat, fluor), air 1% dan bahan organik 2%. Bagian luar email mengalami
mineralisasi yang lebih sempurna dan mengandung banyak fluor, fosfat, sedikit
karbonat serta air. Kepadatan kristal email sangat menentukan kelarutannya. Semakin
banyak email mengandung mineral maka kristalnya semakin padat dan akan semakin
resisten. Gigi pada anak lebih mudah terserang karies dibanding gigi orang dewasa.
Hal ini disebabkan karena email gigi mengandung lebih banyak bahan organik dan air
sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit. Selain itu, secara kristalografis kristal-
kristal gigi pada anak-anak tidak sepadat gigi orang dewasa. Mungkin alasan ini
menjadi salah satu penyebab tingginya prevalensi karies pada anak-anak (Chemiawan
dkk, 2004).
3) Faktor Substrat Atau Diet Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi
pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi
mikroorganisme yang ada pada permukaan email. Selain itu, dapat mempengaruhi
metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan
untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif yang menyebabkan timbulnya
karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi
karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya
pada orang dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit
atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan
bahwa karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies gigi
(Chemiawan dkk, 2004).
4) Faktor Waktu Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada
manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu
yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi,
diperkirakan 6-48 bulan (Chemiawan dkk, 2004).
Gigi yang sudah kering harus diisolasi dengan gulungan kapas sehingga tidak
basah oleh saliva. Gigi harus betul-betul kering dan pengeringan biasanya dengan
penyemprotan secara perlahan-lahan. Untuk menemukan tanda awal karies
diperlukan penglihatan yang tajam. Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan sonde
tajam sampai terasa menyangkut. Sebaiknya hal ini jangan dilakukan karena sonde
tajam akan merusak lesi karies yang masih baru dan bakteri akan terbawa dalam lesi
sehingga kariesnya menyebar
2.2.4 Patofisiologi
Karies gigi bisa terjadi apabila terdapat empat faktor utama yaitu gigi, substrat,
mikroorganisme, dan waktu. Beberapa jenis karbohidrat makanan misalnya sukrosa
dan glukosa dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan akan membentuk asam,
sehingga pH plak akan menurun sampai dibawah 5 dalam tempo 3-5 menit.
Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu mengakibatkan
demineralisasi permukaan gigi (Kidd dan Bechal, 2012). Proses terjadinya karies
dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi.
Plak terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti musin, sisa-
sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposit dan sisa makanan serta bakteri. Plak
merupakan tempat tumbuh bakteri (Suryawati, 2010). Karies gigi juga disebabkan
oleh sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri yang menempel pada waktu
tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi
kritis (5,5) yang akan menyebabkan demineralisasi email yang berlanjut menjadi
karies gigi. Secara perlahan-lahan demineralisasi akan menyerang ke arah dentin
tetapi belum sampai terjadi pembentukan lubang (kavitas). Kavitasi baru timbul bila
dentin terlibat dalam proses tersebut (Suryawati, 2010). 17
Patofisiologi karies gigi pada awalnya asam (H+ ) terbentuk karena adanya gula
(sukrosa) dan bakteri dalam plak (kokus). Gula (sukrosa) akan mengalami fermentasi
oleh bakteri dalam plak hingga akan terbentuk asam dan dextran. Dextran akan
melekatkan asam (H+ ) yang terbentuk pada permukaan email gigi. Apabila hanya
satu kali makan gula (sukrosa), maka asam (H+ ) yang terbentuk hanya sedikit. Tapi
bila konsumsi gula (sukrosa) dilakukan berkali-kali atau sering maka akan terbentuk
asam hingga pH mulut menjadi ±5 (Chemiawan dkk, 2004). Asam dengan pH ±5 ini
dapat masuk ke dalam email melalui enamel port (port d’entre). Permukaan email
lebih banyak mengandung kristal fluorapatit yang tahan terhadap serangan asam
sehingga asam hanya dapat melewati permukaan email dan akan masuk ke bagian
bawah permukaan email. Asam yang masuk ke bagian bawah permukaan email akan
melarutkan kristal hidroksiapatit yang ada (Chemiawan dkk, 2004). Apabila asam
yang masuk ke permukaan email sudah banyak, maka reaksi akan terjadi berulang
kali. Jumlah Ca2+ yang lepas bertambah banyak yang lama kelamaan Ca2+ akan
keluar dari email. Proses ini disebut dekalsifikasi yang terjadi pada bagian bawah
email maka biasa disebut dekalsifikasi bagian bawah email (Chemiawan dkk, 2004).
18
WOC
Demineralisasi Email
Karies Gigi
b. Mencabut gigi Apabila gigi sudah sangat rusak dan bagian yang tersisa
hanya sedikit akibat karies, maka gigi harus segera dicabut. Sebab jika melakukan
penambalan, maka akan menambah rasa sakit. Dalam proses pencabutan, pasien akan
dibius, dimana biasanya pembiasan dilakukan lokal yaitu hanya pada gigi yang dibius
saja yang mati rasa dan pembiusan pada setengah rahang. Pembiusan ini membuat
pasien tidak merasakan sakit pada saat pencabutan dilakukan.
20
Komposisi Keluraga
Hubunga
Nama Gender Pendidika
No Umur n Pekerjaan
(Inisial) (L / P) n
Dg KK
1 Ny.Y 41 P Istri SMA IRT
2 An.S 19 P Anak Mahasiswa Mahasiswa
Tipe Keluarga :
Keluarga Inti √ Terdiri dari Ayah,anak dan Ibu
Keluarga Besar
Keluarga Campuran
Single Parent
Lain-lain
B. Riwayat Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan (8 tahap perkembangan) keluarga saat ini :
Keterangan
No Tahap perkembangan keluarga
Terpenuhi Sebagian Tidak
1 Pasangan baru atau keluarga baru
(berginning family), meliputi :
a. Membina hubungan intim dan
kepuasan bersama.
b. Menetapkan tujuan bersama.
c. Membina hubungan dengan
keluarga lain, teman dan kelompok
social.
d. Merencanakan anak ( KB).
e. Menyesuaikan diri dengan
kehamilan dan mempersiapkan diri
untuk menjadi orang tua.
2 Keluarga dengan kelahiran anak
pertama (child bearing family)
25
keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman √
keluarga
c. Membantu orang tua suami atau
√
istri yang sakit memasuki masa tua
d. Mempersiapakan anak untuk hidup √
mandiri dan menerima kepergian
anaknya √
e. Menata kembali fasilitas dan
sumber yang ada pada keluarga
f. Berperan suami, istri, kakek dan
nenek
7 Keluarga usia pertengahan (middle age
family)
a. Pertahankan kesehatan
b. Mempunyailebih banyak waktu
dan kebebasan dalam arti
mengelola minat social dan waktu
santai
c. Memulihkan hubungan antar
generasi muda dengan generasi tua
d. Keakraban dengan pasangan
e. Memelihara hubungan/kontak
dengan keluarga dengan anak
f. Persiapkan masa tua atau pensiun
dan meningkan keakraban
pasangan
8 Kelurga usia lanjut
a. Mempertahnkan suasana rumah
yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan
28
Jelaskan:
Suami dan istri mampu mempertahankan hubungan dan memperkokoh
hubungan perkawinan
*Genogram (3 generasi):
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Hubungan Keluarga
X : Meninggal
29
C. Struktur Keluarga
Pola Komunikasi: Baik √ Disfungsional
D. Fungsi Keluarga
Fungsi afektif : Berfungsi Tidak berfungsi
√
Fungsi Sosial : Berfungsi Tidak berfungsi
√
Fungsi Ekonomi : Baik Kurang Baik
√
Fungsi Perawatan Kesehatan :
Pengetahuan Tentang Masalah Kesehatan:Baik Tidak
Pencegahan Penyakit Baik Tidak
Perawatan Penyakit Baik Tidak
√
Pemanfaatan Layanan Kesehata Baik Tidak
√
F. Spiritual
√
Taat beribadah: Ya Tidak
Kepercayaan yang berlawanan dengan kesehatan Ya / Tidak ( Tidak )
Distress Spiritual Ya / Tidak ( Tidak )
H. Psikososial
Keadaan emosi pada saat ini:
Ketakutan Tidak
32
J. Pemeriksaan Fisik
33
Status mental:
Bingung ( Tidak ada )
Cemas ( Tidak ada )
Disorientasi ( Tidak ada )
Depresi ( Tidak ada )
Menarik diri ( Tidak ada )
(Centang status mental keluarga sesuai yang diamati.)
Sistem Kardiovaskuler :
Aritmia ( Tidak ada )
Nyeri dada ( Tidak ada )
Distensi vena jugularis ( Tidak ada )
Jantung berdebar ( Tidak ada )
(Centang sistem kardiovaskular keluarga sesuai yang ditanyakan.)
Nyeri spesifik :
Lokasi : ( Tidak ada )
Tipe : ( Tidak ada )
Durasi : ( Tidak ada )
Intensitas : ( Tidak ada )
Sistem Integumen :
Sistem Muskuloskeletal :
Tonus otot kurang Tidak ada
Paralisis Tidak ada
Hemiparesis Tidak ada
ROM kurang Tidak ada
Gangguan keseimbangan Tidak ada
(Centang sistem musculoskeletal sesuai hasil pemeriksaan.)
Sistem Persarafan :
Nyeri kepala Tidak ada
Pusing tidak ada
Tremor tidak ada
Reflek pupil anisokor
Paralisis : lengan kiri/ lengan kanan/ kaki kiri/ kaki kanan
Sistem Perkemihan :
Disuria
Hematuria
Frekuensi
Retensi
Inkontinensia
(Centang sistem perkemihan sesuai yang ditanyakan pada
keluarga.)
35
Sistem Pencernaan :
Intakecairan kurangMual/ munah
Nyeri perut
Muntah darah
Flatus
Distensi abdomen………
Colostomy
Diare
Konstipasi
Bising usus
Terpasang sonde
Riwayat Pengobatan :
Alergi obat Sebutkan : Tidak ada
Jenis obat yang dikonsumsi :
K. Pengkajian Lingkungan:
1. Ventilasi : (1) < 10% luas lantai (2) 10% luas lantai
2. Pencahayaan : (1) Baik (2) kurang
3. Lantai : (1) semen (2) tegel (3) keramik
(4) tanah (5) lainnya,(kayu)
4. Kebersihan rumah : (1) baik (2) kurang
36
7. Sampah Keluarga
1) Pembuangan sampah:
TPU Sungai Ditimbun
Dibakar
Sembarang tempat
38
6) kondisi kandang :
Terawat Tidak terawatt
Perawat yang mengkaji
Skala: 3/3x1=1
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya Masalah Bila tidak segera
(Bobot 1) ditanganai kemungkinan
2 : Berat, Segera 2/2x1=1 penyembuhan lama dan
ditangani terjadi kompikasi yang
1 : Tidak Perlu Segera lebih lanjut.
ditangani
0 : Tidak Dirasakan
TOTAL 5
Ketidakmampuan keluarga
Tn.B dalam memanfaatkan 5
pelayana kesehatan
II berhubungan dengan
Kurangnya pengetahuan
keuarga Tn.B tentang
informasi kesehatan,Jarak
pelayanan, dan jaminan
kesehatan Kesehatan.
42
3.1 Kesimpulan
Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang menyebabkan demineralisasi
progresif pada jaringan keras permukaan mahkota dan akar (Angela, 2005).
Karies disebabkan oleh adanya interaksi antara bakteri plak, diet, dan gigi. Plak
gigi merupakan suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme
dan berkembang biak dalam suatu matriks. Plak gigi melekat erat pada permukaan
gigi yang tidak dibersihkan dan gusi serta permukaan keras lainnya dalam rongga
mulut (Soesilo dkk, 2005). Karies adalah penghancuran lokal dari jaringan gigi
oleh aksi bakteri. Baik email atau sementum yang didemineralisasi oleh asam
produk mikroorganisme.
Menurut teori beberapa hasil pengkajian dan observasi pada
keluaraga Tn .B dengan Kariesditemukan data-data Ny.Ymerasa nyeri
bagian gigi bagian atas. Pada kasus keluarga Tn.Bdidapatkan data yaitu
keluarga Tn.B mengatakan bahwa Ny.Y mengalami penyakit Karies dan
mengalami nyeri pada bagian gigi tetapi tidak tau cara manajemen nyeri.
Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus keluarga Tn.B yaitu
Ketidakmampuan keluarga Ny.Y mengenal masalah nyeri berhubungan dengan
Kurangnya terpapar informasi tentang manajemen nyeri pada keluarga Ny.Y dan
Ketidakmampuan keluarga Tn.B dalam memanfaatkan pelayana kesehatan
berhubungan denganKurangnya pengetahuan keuarga Tn.B tentang informasi
kesehatan,Jarak pelayanan, dan jaminan kesehatan Kesehatan.
Dari intervensi teori dan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn.B
terdapat kesamaan yaitu Observasi pengetahuan keluarga ,Anjurkan keluarga
untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam ketika merasa nyeri
,Beri pendidikan kesehatan tentang manajemen nyeridan kesamaan Diskusikan
dengan keluarga fasilitas kesehatan yang dapat digunakan,Diskusikan dengan
keluarga jarak rumah dengan fasilitas kesehatan,Jelaskan Manfaat fasilitas
kesehatan ,Jelaskan cara pemanfaatan fasilitas kesehatan,Motivasi keluarga untuk
49
memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Implementasi untuk diagnosa yang pertama sesuai dengan teori
adalah Dari intervensi teori dan48asuhan keperawatan keluarga pada
keluarga Tn.B terdapat kesamaan yaitu Observasi pengetahuan
keluarga ,Anjurkan keluarga untuk melakukan teknik relaksasi nafas
dalam ketika merasa nyeri ,Beri pendidikan kesehatan tentang manajemen
nyeridan kesamaan Diskusikan dengan keluarga fasilitas kesehatan yang
dapat digunakan,Diskusikan dengan keluarga jarak rumah dengan fasilitas
kesehatan,Jelaskan Manfaat fasilitas kesehatan ,Jelaskan cara pemanfaatan
fasilitas kesehatan,Motivasi keluarga untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan.
Pada tahap evaluasi dari kedua diagnosa teratasi , hal ini karena
faktor pendukung dari klien, keluarga klien, dan fasilitas kesehatan.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Akademik
Sebagai sumber bacaan di perpustakaan STIKES Eka Harap
Palangkaraya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan perawatan di
masa yang akan datang
3.2.3 Bagi Klien Dan Keluarga
Dapat meningkatkan pengetahuan keluarga Tn. B tentang pengetahuan
keluarga mengenai manajemen nyeri.
3.2.4 Bagi Tenaga Keperawatan
Sebagai suatu referensi dan sumber pengetahuan bagi tenaga keperawatan
untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan secara menyeluruh, sehingga
berimplikasi pada peningkatan kualitas kesehatan keluarga.
3.2.5 Bagi Penulis
Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga yang mengalami penyakit karies
DAFTAR PUSTAKA