Anda di halaman 1dari 22

PALIATIF DITINJAU DARI

ASPEK SPIRITUAL PADA


KLIEN DENGAN HIV AIDS
SITI ASIYAH (2019727086)
SRI MULYANI (2019727056)
SUALISTIARINI (2019727026)
SUKARMI (2019727032)
TATANG SOPYAN (2019727021)
TUTRI WULANDARI (2019727058)
UMI SHOLIHAT (2019727089)
USWATUN HASANAH (2019727100)
VEGA ALMANIAR (2019727090)
WAFDA KAMILA (2019727091)
WAHYUDIAN KURNIADI (2019727107)
WEGA SARI SRIMAYANTI (2019727096)
YAYAN FERRIYANA (2019727105)
YOPITA SARI (2019727092)
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian

• HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang


sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 (Cluster of
Differentiation 4) sehingga mengakibatkan penurunan sistem pertahanan
tubuh. Kecepatan produksi HIV berkaitan dengan status kesehatan orang
yang terjangkit infeksi tersebut (Bruner & Suddarth, 2002).
2. Etiologi

• Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yangdisebut HIV dari kelompok virus
yang dikenal retrovirus yang disebut Lympadenopathy Associated Virus (LAV) atau Human T-Cell
Virus (HTL-III yang juga disebut Human T-Cell Lymphotropic Virus (retrovirus).Retrovirus mengubah
RNA menjadi DNA setelah masuk kedalam sel penjamu.Penularan virus ditularkan melalui:

a) Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang
terinfeksi HIV dan hubungan sesama jenis.

b) Miras, jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian.


c) Mendapatkan transfusi darah yang mengandung HIV
d) Ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat
melahirkan atau melalui ASI.
3. Manifestasi KliniK
•Berdasarkan gambaran klinik WHO 2006:1 manifestasi klinik meliputi:
a. Tanpa gejala : Fase klinik 1
• Tanpa gejala, limfadenopati (gangguan kelenjar/pembuluh limfe) menetap dan menyeluruh.
b. Ringan : Fase klinik 2
• Penurunan BB (<10%) tanpa sebab. ISPA (sinusitis, tonsilitis, otitismedia, faringitis) berulang, herpes zoster, infeksi sudut bibir,
ulkus mulut berulang, popular prurutic eruption, seborrhoic dermatitis, infeksi jamur padakuku.
c. Lanjut : Fase klinik 3
• Penurunan BB (>10%) tanpa sebab. Diare kronik tanpa sebab selama>1 bulan, demam menetap (intermiten atau tetap >1 bulan),
kandidiasis oral menetap, TB paru (baru), plak putih pada mulut, infeksi bakeri beratmmisalnya: pneumonia, empyema,
meningitis, bakteremia, gangguan inflamasi berat pad apelvik, accute necrotizing ulcerative stomatitis, gingivitis atau
periodontitia, anemia yang penyebabnya tidak diketahui (<8 g/dl), neutropenia (<0,5X10) dan atau trombositopenia kronik
(<50X10).
d. Parah : Fase klinik 4
• Gejala menjadi kurus (HIV wasting syndrome), pneumocystis pneumonia, 
pneumonia bakeri berulang, infeksi herpes simplex kronik (orolabial, genital atau anorektil > 1 bulan), Oesophageal candidiasis,
TBC ekstrapulmonal, cytomegalovirus, toksoplasma di SSP, HIV encephalopaty, mengitis, infection progresive multifocal,
lympoma, invasive cervicalcarsinoma, leukoencephalopathy.
• 4. Patofisiologi
• HIV masuk kedalam darah dan mendekati sel T – helper dengan melekatkan dirinya
pada protein CD4. Sekali ia berada di dalam, materi viral (jumlah virus dalam tubuh
penderita) turunan yang disebut RNA (ribonucleicacid) berubah menjadi viral DNA
(deoxyribonucleic acid) dengan suatu enzim yang disebut reverse transcriptase. Viral
DNA tersebut menjadi bagiandari DNA manusia, yang mana, daripada menghasilkan
lebih banyak sel jenisnya, benda tersebut mulai menghasilkan virus – virus HI.Enzim
lainnya, protease, mengatur viral kimia untuk membentuk virus – virus yang baru.
Virus – virus baru tersebut keluar dari sel tubuh dan bergerak bebas dalam aliran
darah, dan berhasil menulari lebih banyak sel.
B. KONSEP PERAWATAN PALIATIF
1. Definisi Perawatan Paliatif

• Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan
keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui
identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri, serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial
atau spiritual (World Health Organization, 2017).
2. Tujuan Perawatan Paliatif

a. Meningkatkan kapasitas keluarga untuk memberikan perawatan paliatif


b. Mendukung peningkatan akses ke perawatan paliatif untuk mendapatkan perawatan secara terus menerus
c. Mengintegrasikan perawatan paliatif dalam perawatan, dukungan, dan layanan pengobatan yang ada
d. Menganjurkan untuk perawatan paliatif yang berkelanjutan dan holistik
e. Meningkatkan akses terhadap obat-obatan dan komoditas pentingdalam perawatan paliatif
f. Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan paliatif
3. Indikasi Perawatan Paliatif

a. Bila nyeri atau keluhan fisik lainnya yang belum dapat diatasi
b. Gangguan psikologis terkait dengan diagnosis atau terapi kanker
c. Penyakit penyerta yang berat dan kondisi sosial yang diakibatkannya
d. Permasalahan dalam pengambilan keputusan tentang terapi yang akan atau sedang dilakukan
e. Pasien atau keluarga meminta untuk dirujuk ke perawatan paliatif (sesuai dengan prosedur rujukan)
f. Angka harapan hidup kurang dari 12 bulan
g. Pasien yang tidak memberikan respon terhadap terapi yang diberikan
4. Langkah-Langkah Perawatan Paliatif

• Menurut Kemenkes (2013) langkah-langkah perawatan paliatif terdiri dari:


a. Melakukan penilaian aspek fisik, psikologis, sosial dan kultural, serta spiritual
b. Menentukan pengertian dan harapan pasien serta keluarga
c. Menentukan tujuan perawatan pasien
d. Memberikan informasi dan edukasi perawatan pasien
e. Melakukan tatalaksana gejala, dukungan psikologis, sosial dan kultural serta spiritual
C.KONSEP SPIRITUAL
1. Definisi Spiritual
• Istilah “spiritual” berasal dari kata Latin yaitu “spiritus”, yang berarti “meniup” atau
“bernafas”. Spiritual mengacu pada bagaimana menjadi manusia yang mencari makna
melalui hubungan intrapersonal (hubungan antara diri sendiri), interpersonal (hubungan
antar orang lain dan lingkungan) dan transpersonal (hubungan yang tidak dapat dilihat) yaitu
hubungan dengan ketuhanan yang merupakan kekuatan yang tertinggi. Spiritual (spirituality)
merupakan sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan
yang lebih tinggi (Tuhan), yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap
adanya Tuhan, dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat
(Reed,1991 dalam Kozier dkk., 2010).
2. Karakteristik Spiritualiltas
a. Hubungan dengan Tuhan
• Menurut Wulan (2011): Hubungan dengan Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta dapat ditinjau dari
hal agama seperti halnya dengan melaksanakan: Sembahyang, Berdoa, Meditasi, Melaksanakan kewajiban
keagamaan, dan Bersatu dengan alam.
b. Hubungan dengan diri sendiri
• Menurut Wulan (2011), hubungan dengan diri sendiri dapat ditinjau dari: Pengetahuan tentang diri, Sikap
c. Hubungan dengan orang lain
Berbagi waktu, dan sumber secara timbal balik. Kedamaian membuat individu menjadi tenang dan dapat
meningkatkan status kesehatan (Hamid, 2008).
d. Hubungan dengan alam/lingkungan
• Hubungan dengan alam yaitu dengan melindungi dan mengabdikan alam sekitar.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Spritiual
a. Perkembangan
b. Keluarga 
c. Ras/ suku
d. Agama yang dianut
e. Kegiatan keagamaan
4.Keterkaitan Antara Spritual, Kesehatan, Dan Sakit
Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan
perilaku selfcare klien. Beberapa pengaruh dari keyakinan spiritual, meliputi :
f. Menentukan kebiasaan hidup sehari-hari
g. Sumber dukungan
h. Sumber kekuatan dan penyembuhan
i. Sumber konflik
5. Keterkaitan Antara Spiritualitas Dengan Perawatan Paliatif
.
Alat untuk mengkaji spiritual dapat disingkat dengan FICA, yang terdiri dari :

Apakah klien mempunyai sebuah keyakinan terhadap


F (Faith: Keyakinan)
kepercayaan? Apakah hal itu memberikan arti bagi hidup klien?
Apa pentingnya kepercayaan bagi klien dalam kehidupan?
I (Import or influence, makna atau pengaruh)
Bagaimana kepercayaan tersebut mempengaruhi hidup klien?
Apakah klien seorang anggota komunitas keagamaan?
C (Community: Komunitas)
Bagaimana dukungannya terhadap klien?
Bagaimana perawat akan mengaplikasikan hal ini ke dalam
A (Address: Aplikasi)
perawatan klien?
A.TINJAUAN KASUS
Seorang laki-laki 52 tahun dirawat di salah satu rumah sakit dengan diagnosa HIV/AIDS. Dokter sudah menjelaskan
tentang kondisi pasien dan penyakitnya kepada pasien dan istrinya. Istrinya sudah menduga tentang sakit yang diderita
suaminya. Hal ini karena pasien mempunyai kebiasaan seksual yang tidak wajar. Hal itu diketahui dari whatsapp
suaminya kepada teman di grupnya yang tidak sengaja diketahui istrinya sejak tahun lalu silam, di mana semua anggota
grup nya laki-laki, dan menurut suaminya kebiasaan ini sudah berlangsung sebelum dia menikah dengan istrinya
sekarang. Istrinya sangat marah dan kecewa karena selama ini sudah dibohongi oleh suaminya. Istrinya merasa marah
sedih kecewa dan takut tertular penyakit suaminya, apalagi selama menikah sudah dikaruniai 2 putra dan 1 Putri yang
kuliah di fakultas kedokteran di salah satu perguruan tinggi. Pasien aktif di lingkungan rumah sebagai sekretaris RT dan
sekretaris masjid. Kondisi pasien saat ini kesadaran apatis tidak mau makan/minum, tidak mau mandi, dan tidak mau
salat jika diingatkan oleh istri dan anaknya. Istri dan anak-anaknya merahasiakan penyakit yang diderita pasien kepada
setiap yang datang menengok ke rumah sakit. Istri juga tidak mau ditengok oleh siapapun karena malu dengan sakit
suaminya dan kondisi dia yang tertular karena sakit suaminya. Setiap kali melihat suaminya istrinya selalu marah-marah
dan menyalahkan suaminya karena sakit yang diderita. Istrinya juga tertular malu pada keluarga dan tetangga karena
selama ini suaminya terlihat baik-baik saja, dan menjadi salah satu pengurus di masjid dekat rumahnya .
B. Pengkajian Spiritual
1. Data subyektif
 Istri klien mengatakan sangat marah,sedih, kecewa karena selama ini sudah dibohongi oleh suaminya
 Istri klien mengatakan takut tertular penyakit suaminya
 Istri klien mengatakan klien tidak mau shalat
 Istri klien mengatakan malu pada keluarga dan tetangga dengan sakit suaminya
 Istri klien mengatakan klien aktif di lingkungan rumah sebagai sekertaris RT dan sekretaris mesjid

2. Data obyektif
 Istri klien tampak marah
 Istri klien tampak cemas
 Istri klien tampak sedih
 Kesadaran apatis
C. Analisa Data
Data Penyebab Masalah
DS: istri klien Gangguan sosiokultural Distress spiritual
mengatakan jika klien
(suaminya) adalah salah
satu pengurus masjid dan
tidak mau sholat

DO: keadaan umum :


klien tampak sakit sedang
Kesadaran : apatis, TD:
130/80, ND: 99,
SH:36.5’c, RR:22
DS: istri klien Harga diri rendah Koping inefektif
mengatakan sangat
marah, malu dan kecewa
karna merasa sudah di
bohongi klien yang sakit
(suaminya)

DO: keadaan umum: raut


muka kecewa
Kesadaran:compos
mentis
TD:110/70, N: 100, RR:
20, SH: 37’c
DS: istri klien Ketakutan/cemas Anxietas
mengatakan takut tertular
penyakit klien
(suaminya)

DO: keadaan umum:


klien tampak sakit sedang
Kesadaran : apatis, TD:
D. Diagnosa Keperawatan
1. Distres Spiritual berhubungan dengan gangguan sosiokultural
2. Koping inefektif berhubungan dengan harga diri rendah
3. Anxietas berhubungan dengan ketakutan atau cemas
E. Intervensi Keperawatan
1 .Dengan dilakukan asuhan keperawatan paliatif selama 3 x 24 jam, diharapkan distress spiritual dapat teratasi.
• Intervensi :
- Beri dukungan spiritual
- Beri dukungan emosional
- Beri dukungan pengungkapan perasaan
- Berikan konseling terkait aspek keagamaan
- Beri dukungan perkembangan spiritual
- Beri dukungan pelaksanaan ibadah
- Beri dukungan keyakinan spiritual
- Ajarkan manajemen stress
•  
2. Dengan dilakukan asuhan keperawatan paliatif selama 3 x 24 jam, diharapkan penurunan koping keluarga dapat teratasi.
• Intervensi :
- Berikan bimbingan sistem kesehatan
- Berikan dukungan spiritual
- Berikan dukungan koping keluarga
- Ajarkan reduksi ansietas
- Berikan edukasi komunikasi efektif
•  
3. Dengan dilakukan asuhan keperawatan paliatif selama 3 x 24 jam, diharapkan ansietas dapat teratasi.
• Intervensi :
- Ajarkan reduksi ansietas
- Ajarkan teknik relaksasi
- Berikan dukungan pengungkapan kebutuhan
- Berikan dukungan pelaksanaan ibadah
- Ajarkan Biblioterapi
- Berikan dukungan keyakinan

Anda mungkin juga menyukai