MATERI POKOK BAHASAN III

SUMBER SYARI’AH ISLAM

YANG DIMAKSUDKAN SUMBER DALAM HAL INI ADALAH ASAL, DASAR, SANDARAN
YAKNI ASAL DARI SEGALA SESUATU DAN TEMPAT MERUJUK SEGALA SESUATU.DALAM
ISTILAH USHUL FIKHI SUMBER BERARTI RUJUKAN UTAMA DALAM MENETAPKAN HUKUM
SYARA’.
SECARA ISTILAH SUMBER BERARTI SUATU PETUNJUK YANG DIJADIKAN LANDASAN
BERFIKIR YANG BENAR DALAM MEMPEROLEH HUKUM SYARA’ YANG BERSIFAT PRAKTIS, BAIK
YANG QATH’I (PASTI) MAUPUN DZANNI (DUGAAN KERAS).
• QATH’I ARTINYA SUDAH PASTI PETUNJUKNYA KEPADA HUKUM, KARENA NASHNYA
CUKUM JELAS,TEGAS DAN TERPERINCI. SEPERTI AYAT AL-QUR’AN TENTANG PERINTAH
SHALAT, PUASA, ZAKAT,HAJI, KEWARISAN, DAN HADITS YANG MEMERINTAHKAN
MENUNTUT ILMU. SEPERTI AYAT KEWARISAN DALAM SURAH AN-NISA AYAT 11.
• DZANNI ARTINYA DUGAAN KERAS BENAR PETUNJUKNYA KEPADA HUKUM, KARENA
NASHNYA MENGANDUNG BEBERAPA MAKNA/TAFSIRAN.SEPERTI KATA “QURU’ “ DALAM
SURAH AL-BAQARAH AYAT 228 YANG MEMPUNYAI ARTI SUCI DAN HAID.
SUMBER SYARI’AH ISLAM
UNTUK MENENTUKAN SUMBER SYARI’AH ISLAM KITA MERUJUK PADA AL-QUR’AN SURAH AN-NISA ( 4) AYAT
59. BERDASARKAN AYAT INI, MAKA SUMBER SYARI’AH DIBAGI 2 BAGIAN YAITU:
A. SUMBER PRIMER (POKOK)
B. SUMBER SEKUNDER (TAMBAHAN)

A. SUMBER PRIMER SYARI’AH ISLAM

SUMBER PRIMER SYARI’AH ISLAM TERDIRI DARI DUA BAGIAN YAITU;
I. AL-QURAN
II. AL-HADITS
I. AL-QURAN SEBAGAI SUMBER PRIMER SYARI’AH I.
a. PENGERTIAN AL-QURAN
SECARA HARFIYAH KATA AL-QURAN BERASAL DARI KATA “ QARAA” YANG BERARTI
“BACAAN”. SECARA ISTILAH AL-QURAN BERARTI KITAB ALLAH YANG BERISI FIRMAN-FIRMAN-
NYA, YANG DISAMPAIKAN OLEH MALAIKAT JIBRIL MELALUI NABI-NYA MUHAMMAD SAW. UNTU
MENJADI PEDOMAN BAGI MANUSIA DAN PAHALA BAGI YANG MEMBACANYA, SEBAGAIMANA
DIPERINTAHKAN DALAM SURAH AL-ALAQ AYAT 1 – 5.
b. KEDUDUKAN AL-QURAN SEBAGAI SUMBER SYARI’AH ISLAM

TIDAK ADA PERSELISIHAN PENDAPAT DIANTARA KAUM MUSLIMIN TENTANG AL-QURAN

SEBAGAI HUJJAH YANG PERTAMA DAN UTAMA SERTA HUKUM-HUKUMNYA YANG WAJIB DITAATI DAN
DIYAKIN BAHWA DATANGNYA DARI SISI ALLAH.SEBAGAIMANA TELAH DITEGASKAN DALAM BEBERAPA
AYAT AL-QURAN DIANTARANYA; SURAH AN-NISA AYAT 59, SURAH AL-HIJR AYAT 9, SURAH AL-
BAQARAH AYAT 23, SURAH AL-ISRA’ AYAT 88, SURAH YUNUS AYAT 38.
KEDUDUKAN AL-QURAN SEBAGAI SUMBER UTAMA DAN PERTAMA, KARENA ITU AL-QURAN
MENGANDUNG BERBAGAI POKOK BIDANG KEHIDUPAN YAITU;
* POKOK-2 AQIDAH
* POKOK-2 IBADAH
* POKOK-2 MU’AMALAH
* POKOK-2 AKHLAK
* KISAH UMMAT TERDAHULU
* KEHIDUPAN AKAN DATANG
* POKOK-2 ILMU PENGETAHUAN
c. FUNGSI AL-QURAN SEBAGAI SUMBER SYARI’AH ISLAM

SESUAI DENGAN NAMA-NAMA AL-QURAN DALAM DI DALAM AL-QURAN, MAKA FUNGSI

UTAMA AL-QURAN SEBAGAI SUMBER SYARI’AH DIANTARANYA:
* SEBAGAI BACAAN/PELAJARAN (AL-QURAN), SEBAGAIMANA DALAM SUARAH AL-ALAQ AYAT 1-5
* SEBAGAI KITAB (AL-KITAB), KARENA IA MERUPAKAN KUMPULAN FIRMAN ALLAH YANG BERISI
SELURUH ASPEK KEHIDUPAN MANUSIA DUNIA DAN AKHIRAT. SEBAGAIMANA DALAM SURAH AL-
BAQARAH AYAT 2 DAN AL-KAHFI AYAT 1.
* SEBAGAI PEDOMAN/PETUNJUK ( HUDA) BAGI SELURUH MANUSIA, SEBAGAIMANA DIJELASKAN
DALAM SURAH AL- BAQARAH AYAT 2 DAN 185 DAN SURAH AL-NAHL AYAT 89.
* SEBAGAI PERINGATAN ( AL-ZIKR) BAGI MANUSIA, SEBAGAIMANA DALAM SURAH AYAT 9.
* SEBAGAI PEMBEDA ANTARA YANG HAQ DENGAN YANG BATHIL (AL-FURQAN), SEBAGAIMANA
DALAM SURAH AL-FURQAN AYAT 1.
II. AL-HADITS SEBAGAI SUMBER PRIMER SYARI’AH ISLAM II.

a. PENGERTIAN AL-HADITS
SECARA HARFIYAH AL-HADITS BERASAL DARI KATA “HADDATSA” YANG SINONIM DENGAN
KATA AL-JADID YANG BERARTI BAHARU, AL-QARIB YANG BERARTI DEKAT, AL-KHABAR YANG
BERARTI BERITA ATAU KABAR”.
SECARA ISTILAH HADITS BERARTI; SEGALA PERKATAAN NABI MUHAMMAD SAW.,
(QAULIYAH), SEGALA PERBUATAN NABI MUHAMMAD SAW. ( FI’LIYAH) DAN SEGALA
PENETAPAN
NABI MUHAMMAD SAW. (TAQRIRIYAH).
MENURUT KEBANYAKAN AHLI HADITS, PENGERTIAN HADITS SEMAKNA DENGAN
PENGERTIAN SUNNAH, NAMUN SEBAHAGIAN AHLI HADITS MENBEDAKAN SESUAI DENGAN
PENGERTIAN SUNNAH YAITU “JEJAK, TRADISI, KEBIASAAN DAN ADAT ISTIADAT BERUPA
PERKATAAN,PERBUATAN DAN PENETAPAN NABI MUHAMMAD SAW. BAIK PADA MASA
MUHAMMAD MENJADI NABI MAUPUN SEBELUM MENJADI NABI.
MACAM-MACAM HADITS

HADITS DILIHAT DARI BERBAGAI SEGI ADA BEBERAPA MACAM YAITU;

1. HADITS DILIHAT DARI SEGI BENTUK ADA 3 MACAM YAITU;
a. HADITS QAULIYAH (UCAPAN) RASUL
b. HADITS FI’LIYAH (PERBUATAN) RASUL
c. HADITS TAQRIRIYAH ( PENETAPAN) RASUL.
2. HADITS DILIHAT DARI SEGI KUANTITAS PERAWI DAN SANAD ADA 3 MACAM YAITU;
a. HADITS MUTAWATIR YAITU;
b. HADITS MASYHUR YAITU;
c. HADITS AHAD YAITU;
3. HADITS DILIHAT DARI SEGI KUALITAS SANAD DAN PERAWI ADA 3 MACAM YAITU;
a. HADITS SHAHIH YAITU;
b. HADITS HASAN YAITU;
c. HADITS DLAIF YAITU;
CATATAN: PENGERTIAN MACAM-2 HADITS DI ATAS CARI MASING-2
b. KEDUDUKAN AL-HADITS SEBAGAI SUMBER PRIMER SYARI’AH II

ULAMA SEPAKAT BAHWA KEDUDUKAN AL-HADITS MERUPAKAN SUMBER POKOK SYARI’AH

YANG KE II DAN WAJIB DITAATI. SEBAB AL-HADITS JUGA ADALAH WAHYU ALLAH SECARA TIDAK
LANGSUNG, KARENA ITU MELAKSANAKAN HADITS SEBAGAI BUKTI KETAATAN KEPADA RASUL
DAN MENTAATI RASUL MERUPAKAN INPLEMENTASI KETAATAN KEPADA ALLAH SWT, HAL INI
DAPAT KITA PERHATIKAN PADA BEBERAPA AYAT DALAM ALQURAN, ANTARA LAIN;
* SURAH ALI IMRAN AYAT 31
* SURAH AN-NISA AYAT 59, 65 DAN 80
* SURAH AL-AHZAB AYAT 21
* SURAH AL-HASYR AYAT 7
* HADITS RASUL YANG DIRIWAYATKAN AL-HAKIM; TERJAMAHANNYA “AKU TELAH MENINGGALKAN
KEPADA KAMU SEKALIAN DUA PERKARA, YANG TIDAK AKAN TERSESAT KAMU SELAMA
KAMU BERPEGANG TEGUH PADA KEDUANYA YAITU KITAB ALLAH (AL-QURAN) DAN
SUNNAHKU (AL-HADITS).
c. FUNGSI/PERANAN AL-HADITS TERHADAP ALQURAN

HADITS SEBAGAI SUMBER SYARI’AH KE DUA SETELAH AL-QURAN MEMPUNYAI PERANAN

PENTING TERHADAP AL-QURAN, KARENA KANDUNGAN AL-QURAN ADA YANG BERSIFAT IJMALI
(GLOBAL DAN UMUM) DENGAN KATA LAIN DISEBUT DZANNI, DAN ADA YANG BERSIFAT DETAIL
(QATH’I). HAL-HAL YANG BERSIFAT GLOBAL DAN UMUM INI SUDAH BARANG TENTU
MEMELUKAN
PENJELASAN-2 YANG LEBIH JELAS DALAM PENERAPANNYA SEBAGAI PETUNJUK DAN KAEDAH
HIDUP MANUSIA. UNTUK ITU MUHAMMAD SEBAGAI RASUL ALLAH DIBERI OTORITAS DAN
TUGAS UNTUK MEMBERIKAN PENJELASAN TERHADAP KANDUNGAN AL-QURAN YANG MUJMAL,
BAHKAN YANG BERSIFAT TEKNIS, PENJELASAN ITU BUKAN HANYA DALAM BENTUK LISAN TETAPI
LANGSUNG DALAM BENTUK AMALAN PRAKTIS (PERBUATAN) SEPERTI PELAKSANAAN SHALAT,
PUASA,DAN SEBAGAINYA. SEBAGAIMANA PERNYATAAN ALLAH DALAM SURAH AN-NAHL AYAT
44.
MENURUT Dr.MUSTAFA AS-SIBAI BAHWA FUNGSI HADITS/SUNNAH TERHADAP AL-QURAN ADA TIGA (3)

MACAM YAITU:

1.MEMPERKUAT HUKUM YANG TERKANDUNG DLM AL-QURAN, BAIK YG GLOBAL MAUPUN YANG

DETAIL. SEPERTI PERINTAH SHALAT SUDAH JELAS DALAM AL-QURAN, TETAPI DIPERKUAT LAGI

DENGAN HADITS RASUL YANG TERJAMAHANNYA ;” BARANG SIAPA MENINGGALKAN SHALAT

DENGAN SENGAJA MAKA BAGINYA KAFIR SECARA NYATA”.

2.MENJELASKAN HUKUM-2 YANG TERKANDUNG DLM AL-QURAN DALAM BENTUK:

a. MEMERINCI (MENTAFSHILKAN) AYAT YG. DITURUNKAN SECARA GLOBAL. SEPERTI PERINTAH

SHALAT DALAM SURAH AN-NISA AYAT 103. PERINTAH SHALAT DALAM AYAT INI BELUM JELAS

CARANYA, KARENA ITU HADITSLAH YANG MEMJELASKANNYA BAHWA : “SHALATLAH KAMU

SEBAGAIMANA AKU SHALAT”.

b. MENERANGKAN KEKHUSUSAN/PENGECUALIAN AYAT YANG BERSIFAT UMUM. SEPERTI

LARANGAN MAKAN BANGKAI DAN DARAH BINATANG DALAM SURAH AL-MAIDAH AYAT 3.

LARANGAN MAKAN BANGKAI DAN DARAH PADA AYAT INI ADA PENGECUALIAN DALAM HADITS

RASUL YAITU PENGECUALIAN TERHADAP BANGKAI IKAN DAN BELALANG, DAN PENGECUALIAN

TERHADAP DARAH YANG MEMBEKU YAITU HATI DAN LIMPA.

c. MEMBATASI PETUNJUK YANG MUTLAK, SEPERTI PERIZINAN MEMBERIKAN WASIAT SECARA

MUTLAK DARI HARTA ORANG YANG MENINGGAL DUNIA SEBAGAIMANA DITEGASKAN DALAM

SURAH AN-NISA AYAT 12.

KEMUTLAKAN WASIAT DALAM AYAT DI ATAS, DIBATASI OLEH HADITS NABI YANG DIRIWAYATKAN

BUKHARI DAN MUSLIM YAITU TIDAK BOLEH LEBIH DARI 1/3 JUMLAH HARTA SI MAYIT.
3. MENETAPKAN HUKUM YANG TIDAK DISEBUTKAN DALAM AL-QURAN KARENA ADANYA ILLAT-NYA

SEPERTI ; LARANGAN MEMPERMADUKAN DUA (2) ORANG PEREMPUAN YANG BERSAUDARA

SEBAGAIMANA DITEGASKAN DALAM SURAH AN-NISA AYAT 23.

ILLAT LARANGAN DALAM AYAT TERSEBUT KARENA AKAN DAPAT MERUSAK BAHKAN DAPAT

BERAKIBAT PUTUS PERSAUDARAAN, ILLAT TERSEBUT SEJALAN DENGAN HADITS RASUL YANG

MELARANG MEMPERMADUKAN ANTARA SEORANG WANITA DENGAN BIBINYA (TANTE).

B. SUMBER SEKUNDER