TETANUS
Disusun Oleh:
Astarie Bella Larasati G4A015092
Rendy Faris Anggono G4A015179
Pembimbing:
dr. Tiara Paramita P., SpPD
DESKRIPSI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Usia : 84 tahun
No. CM : 02008147
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Lingga Pura RT 03/RW 03-Tonjong Kab. Brebes
Tanggal masuk RS : 16 Mei 2017, melalui IGD RSMS
Tanggal periksa : 23 Mei 2017
Anamnesis
Keluhan Utama
Mulut susah dibuka
Keluhan Penyerta
Tangan kanan terasa kaku
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan mulut susah dibuka, keluhan
dirasakan sejak 4 hari SMRS. Keluhan dirasakan terus menerus
dan mengganggu makan pasien. Pasien juga mengeluhkan
tangan kanan terasa kaku. Pasien mengaku pada awalnya
pasien memiliki riwayat luka pada tangan kanan karena dipatok
ayam hampir 1 bulan yang lalu. Gejala kejang disangkal, keluhan
sesak napas disangkal, kepala pusing disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat stroke : disangkal
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat stroke : disangkal
Riwayat social dan exposure
Community
Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk. Rumah satu dengan yang lain
berdekatan. Hubungan antara pasien dengan tetangga dan keluarga dekat
baik.
Home
Pasien tinggal bersama kedua anaknya. Hubungan antara pasien dengan
keluarga baik.
Occupational
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Pasien tidak bekerja.
Diet
Pasien makan dengan nasi, sayur, lauk seadanya. Semenjak sakit, pasien sulit
untuk makan sehingga hanya mengkonsumsi susu.
Pemeriksaan Fisik
Diagnosis Klinis:
Tetanus Kasus Ringan (Grade I)
PENATALAKSANAAN
Clostridium tetani
Rantai Ringan
(50kDa)
Tetanospasmin
Rantai Berat
Toksin
(100kDa)
Tetanolisin
Epidemiologi
Tetanus Lokal
Tetanus Sefalik
Tetanus Lokal
Tetanus Neonatorum
Tetanus lokal
Jarang
Spasme terbatas pada otot sekitar lokasi infeksi
Tanpa tanda sistemik
Spasme beberapa minggu perlahan
menghilang
Jarang menyebabkan kematian (1%)
Tetanus sefalik
Jarang (6%)
Lokal memengaruhi nervus kranialis terutama wajah
Muncul setelah OMK, cedera di kepala (kulit kepala, mata,
konjungtiva, telinga, leher, wajah)
Fasial palsi (paralisis nervus VII)
Disfagia
Paralisis otot ekstraokuler
Ptosis (paralisis nervus III)
Mortalitas tinggi (15-30%)
Tetanus general
Sering
Trismus (lockjaw) spasme m. masetter
Kaku leher, sulit menelan, rigiditas otot abdomen,
peningkatan suhu 2-4oC di atas normal
Spasme otot wajah (risus sardonicus)
Spasme otot somatic melengkung opistotonus
(dengan fleksi lengan dan ekstensi tungkai)
Kejang otot akut, paroksisma;, tidak terkoordinasi,
menyeluruh
Tetanus neonatorum
Grade II Trismus sedang, rigiditas yang tampak, spasme ringan hingga sedang dengan
(sedang) durasi pendek, takipnea ≥ 30 kali/menit, disfagia ringan.
Keadaan seperti pada grade III ditambah disfungsi otonom berat yang
Grade IV melibatkan sistem kardiovaskuler: hipertensi menetap (> 160/100 mmHg),
(sangat berat) hipotensi menetap (tekanan darah sistolik < 90 mmHg), atau hipertensi
episodik yang sering diikuti hipotensi.
Tatalaksana
Tatalaksana Umum
Tujuan terapi ini berupa mengeliminasi kuman tetani,
menetralisirkan peredaran toksin, mencegah spasme otot
dan memberikan bantuan pernafasan sampai pulih
Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya
Diet cukup kalori dan protein, bentuk makanan tergantung
kemampuan membuka mulut dan menelan
Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan
tindakan terhadap penderita.
Oksigen, pernafasan buatan dan traceostomi bila perlu.
Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
Farmakologi
Antibiotika
Antitoksin
Antitoksin dapat digunakan Human Tetanus Immunoglobulin ( TIG) dengan
dosis 3000-6000 U, satu kali pemberian saja, secara IM tidak boleh diberikan
secara intravena
Tetanus Toksoid
Antikonvulsan Jenis Obat Dosis Efek Samping
(IM)
Diagnosis pasien Ny. R, usia 84tahun adalah Tetanus Kasus Ringan (Grade
I)
Tetanus merupakan gangguan neurologis, ditandai dengan adanya
peningkatan tonus otot dan spasme yang disebabkan oleh tetanospasmin
yang dikeluarkan oleh bakteri Clostridium tetani.
Tetanus dapat dibedakan menjadi empat bentuk berdasarkan manifestasi
klinisnya yaitu tetanus lokal, tetanus sefalik, tetanus general dan tetanus
neonatorum. Tetanus yang terjadi pada pasien adalah tetanus general.
Tujuan terapi pada tetanus berupa eliminasi kuman tetani, menetralisir
peredaran toksin, mencegah spasme otot dan memberikan bantuan
pernafasan.
Terima Kasih
DAFTAR PUSTAKA
Ang, J. 2003. Tetanus. Tersedia di: www.chmkids.org/upload/docs/imed/TETANUS.pdf. Diakses 10 Februari 2017.
Bhatia, R, Prabhakar, S., Grover, V.K. 2002. Tetanus. Neurology India. 50:398-407.
Cook, T., Protheroe, R., Handel, J. 2001. Tetanus: a review of the literature. British Journal of Anaesthesia. 87(3):477-87.
Cottle, L.E., Beeching, N.J., Carrol, E.D., Parry, C.M. 2011. Tetanus. Tersedia di: https://online.epocrates.com/u/2944220/Tetanus+infection.
Diakses tanggal 10 Februari 2017.
Dire, D.J. 2009. Tetanus & Medication. Tersedia di: http://medicastore.com/penyakit/91/Tetanus.html. Diakses tanggal 10 Februar 2017.
Edlich, R.F., Hill, L.G., Mahler, C.A., Cox, M.J., Becker, D.G., Jed, H, Horowitz, M., et al. 2003. Management and Prevention of Tetanus.
Journal of Long-Term Effects of Medical Implants.13(3):139-54.
Farrar, J.J., Yen, L.M., Cook, T., Fairweather, N., Binh, N., Parry, J., et al. 2000 . Neurological Aspects of Tropical Disease: Tetanus. J Neurol
Neurosurg Psychiatry. 69:292–301.
Hassel, B.. 2013. Tetanus: Pathophysiology, Treatment, and the Possibility of Using Botulinum Toxin against Tetanus-Induced Rigidity and
Spasm. Toxins (Basel). 5(1): 73-83.
Hinfey, P. 2015. Tetanus. Tersedia di: http://emedicine.medscape.com/article/229594-overview. Diakses pada 10 Februari 2017.
Ismanoe, G. 2009. Tetanus. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
Kasper, D., Fauci, A., Longo, D., Braunwald, E., Hauser, S., Jameson, J. 2015. Harrison’s Principles of Internal Medicine. New York: McGraw-
Hill.
Lipman J. Tetanus. 2009. Dalam: Bersten AD, Soni N, eds. Oh’s Intensive Care Manual. 6th ed. Philadelphia: Butterworth Heinemann
Elsevier;.p.593-7.
Lubis, C.P. 2003. Management of Tetanus in Children. Medan: Balai Penerbit FK USU.
Mahadewa TGB, Maliawan S. 2009. Diagnosis & Tatalaksana Kegawat Daruratan Tulang Belakang.Jakarta: CV Sagung Seto
Ogunrin, O. 2009. Tetanus - A Review of Current Concepts in Management. Journal of Postgraduate Medicine;11(1):46-61.
Ritarwan, K. 2004. Tetanus. Tersedia di: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3456/1/penysaraf-kiking2.pdf. Diakses tanggal 10
Februari 2017.
Samuels, A.M. 2008. Tetanus, Manual of Neurologic Therapeutic. Boston : Little Brown, and Company.
Sjamsuhidajat, R. 2005. Tetanus. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Thwaites CL, Yen LM. Tetanus. 2005. Dalam Fink MP, Abraham E, Vincent JL, Kochanek PM, editors. Textbook of Critical Care. 5th ed.