Anda di halaman 1dari 27

CHAPTER 3

Ethics & Social


Responsibility

STRATEGIC MANAGEMENT & BUSINESS POLICY


11TH EDITION
THOMAS L. WHEELEN J. DAVID HUNGER

1
2
 Semburan lumpur panas di wilayah pengeboran sebuah
perusahaan minyak nasional di Sidoarjo pada tanggal 29 Mei 2006
dan hingga saat ini belum bisa dihentikan.
 
 Obat antinyamuk HIT yang diketahui memakai bahan pestisida
berbahaya yang dilarang penggunaannya sejak tahun 2004
 
  Pemakaian formalin

pada makanan dan pembuatan terasi dengan bahan yang sudah
berbelatung

3
5 Tahun Berjualan Daging Sampah Hotel

Wali Kota Jakarta Barat Joko Ramadhan melihat daging olahan sisa hotel dan
restoran yang digerebek polisi dan petugas Sudin Peternakan dan Perikanan
Pemkot Jakarta Barat, di kawasan Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng,
Jakarta Barat, Kamis (11/9).
Menurut Djoko, penjual daging busuk tersebut dapat dikenai sanksi sesuai Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1996, tentang Pangan. Ancaman hukumannya pidana
penjara maksimal 1 tahun, dan atau denda Rp 120 juta

4
5
Salah satu kasus yang sering dijadikan acuan adalah bagaimana Johnson &
Johnson (J&J) menangani kasus keracunan Tylenol tahun 1982. Pada kasus
itu, tujuh orang dinyatakan mati secara misterius setelah mengonsumsi
Tylenol di Chicago. Setelah diselidiki, ternyata Tylenol itu mengandung
racun sianida. Meski penyelidikan masih dilakukan guna mengetahui pihak
yang bertanggung jawab, J&J segera menarik 31 juta botol Tylenol di
pasaran dan mengumumkan agar konsumen berhenti mengonsumsi produk itu
hingga pengumuman lebih lanjut.

J&J bekerja sama dengan polisi, FBI, dan FDA (BPOM-nya Amerika Serikat)
menyelidiki kasus itu. Hasilnya membuktikan, keracunan itu disebabkan
oleh pihak lain yang memasukkan sianida ke botol-botol Tylenol.

Biaya yang dikeluarkan J&J dalam kasus itu lebih dari 100 juta dollar
AS. Namun, karena kesigapan dan tanggung jawab yang mereka tunjukkan,
perusahaan itu berhasil membangun reputasi bagus yang masih dipercaya
hingga kini. Begitu kasus itu diselesaikan, Tylenol dilempar kembali ke
pasaran dengan penutup lebih aman dan produk itu segera kembali menjadi
pemimpin pasar.

6
Corporate Stakeholders

Affect or are affected by the achievement


of the corporation’s objectives

7
Corporate Stakeholders

Stakeholder Analysis –

Primary stakeholder
Sufficient bargaining power to affect outcomes
 customers employees, suppliers, shareholders, creditors

Secondary stakeholder
Indirect stake but are affected by corporation’s
actions
 Nongovernmental organizations (NGOs), activists, local
local communities, trade associations, competitors, and
governments

Stakeholder Input
Determine whether input is necessary

8
Secara jangka panjang, filosofi J&J yang meletakkan keselamatan
konsumen di atas kepentingan perusahaan berbuah keuntungan lebih besar
kepada perusahaan.

Doug Lennick dan Fred Kiel (2005), penulis buku Moral Intelligence,
berargumen, perusahaan-perusahaan yang memiliki pemimpin yang
menerapkan standar etika dan moral yang tinggi terbukti lebih sukses
dalam jangka panjang.
Hal sama juga dikemukakan miliuner Jon M Huntsman
(2005) dalam buku Winners Never Cheat. Dikatakan, kunci utama
kesuksesan adalah reputasinya sebagai pengusaha yang memegang teguh
integritas dan kepercayaan pihak lain.

9
Broader responsibility --

Private corporations have responsibility to


society that extend beyond making a profit

10
Social Responsibility

Milton Friedman
There is one and only one social responsibility of business—
to use its resources and engage in activities designed to
increase its profits so long as it stays within the rules of the
game, which is to say, engages in open and free competition
without deception or fraud.

11
Corporate Governance

Carroll’s 4 Responsibilities

Economic
Legal
Ethical
Discretionary

12
Carroll’s 4 Responsibilities

13
Ethical Decision Making

Recent Survey Results --

70% distrust business executives


 Enron; WorldCom

14
Standar-standar berperilaku dan nilai-nilai moral bisnis
yang mengatur tindakan-tindakan dan keputusan-
keputusan di dalam lingkungan kerja

Pedoman untuk berperilaku moral

15
Aplikasi dari gagasan-gagasan etis secara umum pada
pelaku bisnis

Bukti dari perilaku tak pantas di tempat kerja ditunjukkan pada Figure berikut:
Type of Observed Misconduct Percentage of Employees Responding
Unsafe working conditions 56
Deceptive sales practices 56
Mishandling proprietary or confidential information 50
Violations of privacy rights 38
Shipping low-quality or unsafe products 37
Employment discrimination 36
Sexual harassment 34
Altering product quality or safety test results 32
Antitrust violations or unfair competitive practices 32
Environmental breaches 31

16
 Untuk memenuhi permintaan dari para stakeholders
 Untuk meningkatkan kinerja bisnis
 Untuk mematuhi ketentuan hukum.
 Untuk mencegah atau memperkecil kejahatan
 Untuk mempromosikan personal morality.

17
Sebuah studi selama 2 tahun yang dilakukan The
Performance Group, sebuah konsorsium yang terdiri dari
Volvo, Unilever, Monsanto, Imperial Chemical Industries,
Deutsche Bank, Electrolux, dan Gerling, menemukan
bahwa pengembangan produk yang ramah lingkungan
dan peningkatan environmental compliance bisa
menaikkan EPS (earning per share) perusahaan,
mendongkrak profitability, dan menjamin kemudahan
dalam mendapatkan kontrak atau persetujuan
investasi.

18
Di tahun 1999, jurnal Business and Society Review
menulis bahwa 300 perusahaan besar yang terbukti
melakukan komitmen dengan publik yang berlandaskan
pada kode etik akan meningkatkan market value added
sampai dua-tiga kali daripada perusahaan lain yang
tidak melakukan hal serupa.

Bukti lain, seperti riset yang dilakukan oleh DePaul


University di tahun 1997, menemukan bahwa perusahaan
yang merumuskan komitmen korporat mereka dalam
menjalankan prinsip-prinsip etika memiliki kinerja
finansial (berdasar penjualan tahunan/revenue) yang
lebih bagus dari perusahaan lain yang tidak
melakukan hal serupa.
19
Reasons for Unethical Behavior

Provocative Question --

Why are businesspeople perceived to be acting


unethically?

20
Reasons for Unethical Behavior

Perceptions caused by --

 Not aware of impropriety


 Cultural norms and values vary
 Governance systems based on rule or
relationships
 Differences in values between businesspeople
and key stakeholders

21
Reasons for Unethical Behavior

Most common reasons for bending rules --

Organizationalperformance required it
Ambiguous or out of date rules
Pressure from others – everyone else does it

22
ETIKA : Standar tingkah laku yang diterima di dalam pekerjaan,
bisnis ataupun profesi tertentu.

MORAL : Ajaran mengenai pola tingkah laku yang didasarkan


pada latar belakang filosofi maupun agama

HUKUM : Menunjukkan pada kode formal yang mengijinkan


atau melarang pola perilaku yang ada dan tidak
boleh bertentangan dengan ETIKA maupun MORAL

23
Menurut Kohlberg, ada 3 tingkat perkembangan moral :

 Preconventional Level
Individu utamanya akan mendahulukan kepentingan pribadinya. Aturan-aturan
diikuti hanya karena takut hukuman (menghindari hukuman) atau berharap
mendapatkan imbalan.
Ciri : perhatian pada diri-sendiri

 Conventional Level
Individu mempertimbangkan kepentingan-kepentingan dan ekspektasi orang
lain dalam mengambil keputusan aturan-aturan diikuti karena ia merupakan
salah satu bagian anggota kelompok
Ciri : pertimbangan pada hukum dan norma-norma masyarakat

 Principles Level
Individu mengikuti prinsip-prinsip pribadinya dalam menjawab dilema-dilema
etika. Ia akan mempertimbangkan kepentingan pribadi, kelompok dan masya-
rakat.
Ciri : ketaatan seseorang terhadap kode moral intern
24
1. Kode Etik
Kode etik menspesifikasikan bagaimana sebuah organi-
sasi mengharapkan karyawan-karyawannya untuk ber –
perilaku dalam bekerja

Kode Etik dijabarkan dalam 3 pendekatan dasar :


 Utilitarian Approach
 Pendekatan yang mengusulkan agar tindakan maupun
rencana dibatasi oleh konsekuensi

 Individual Right Approach


 Pendekatan yang mengusulkan setiap orang memiliki
suatu aturan yang pasti yang dapat diterima dalam
setiap keputusan 25
 JusticeApproach
 Pendekatan yang mengusulkan bahwa
pengambilan keputusan harus layak, adil,
tidak memihak.

2. Manajemen perusahaan mengkomunikasikan


kode etik dalam program pelatihan, sistem penilaian
kinerja, dan dalam kebijakan dan prosedur

26
Encouraging Ethical Behavior

Approaches to Ethical Behavior


(Immanuel Kant)

 Categorical imperative
 “golden rule”
 Means - Ends

27

Anda mungkin juga menyukai