Anda di halaman 1dari 19

CLINICAL SCIENCE SESSION

Pembimbing: dr. Alfian Taher, Sp. THT-KL

Disusun Oleh:
Siti Sarah Elvia (G1A218081)
Laringitis

Anatomi dan Fisiologi Laring


Laring dan pita suara secara fisiologis berperan sebagai saluran
pengahantar udara pada saat bernafas, katup pada saat proses bernafas
dan menelan, dan alat penghasil suara. Fungsi ini bergantung pada
refleks neuromuskular atau gerakan involunter. Laring terdiri dari
sembilan kartilago, dua sendi sinovial, dan berbagai otot intrinsik
ekstrinsik, ligamen, dan membran.
Persarafan laring perifer bergantung pada cabang superior dan
recurrent dari saraf kranial X (n. vagus), yang muncul dari bawah
batang otak dan keluar dari tengkorak melalui foramen jugularis.
Cabang saraf laring ini mentransmisikan ke sistem saraf pusat
Laringitis

Gambar 1 mengilustrasikan pita suara normal yang putih dan berkilau dengan bagian dalam kerangka laring,
lapisan mukosa terluar terdiri dari epitel skuamosa berlapis, nonkeratinisasi. Bagian dari pita suara, jauh ke
dalam, dibentuk oleh komponen serat otot tiroaritenoid dan serat fibroblast kepadatan tinggi, elastis, dan
jaringan kolagen.
Laringitis
Laringitis

Radang Tenggorokan

Istilah laringitis secara umum mengacu pada peradangan jaringan laring. Dalam bentuk akut
dan subakut, onsetnya biasanya tiba-tiba dan perjalanan penyakitnya biasanya sembuh
sendiri; yaitu kurang dari 3 minggu. Laringitis kronis biasanya berkembang secara bertahap,
dan tanda-tanda serta gejala yang mendasarinya dapat bertambah dan menyusut dalam
waktu yang sangat lama
Laringitis

Laringitis infectious

Virus, bakteri, dan jamur menginfeksi laring dan menyebabkan laringitis akut.
 
Laryngitis Viral
Secara umum, virus ditularkan oleh orang yang terinfeksi melalui droplet saat bernafas, bersin, atau batuk.
Infeksi virus pada saluran napas paling sering disebabkan rhinovirus (common cold).
sebagian besar laringitis virus pada orang dewasa dan anak-anak sembuh sendiri dalam 1 minggu setelah onset.
Penggunaan analgesik, kelembaban dan hidrasi yang adekuat seringkali cukup sebagai terapi. Pada kasus yang
parah, epinefrin nebulisasi dan steroid oral mungkin bermanfaat

Gejala: suara serak atau suara yang tidak jelas, batuk kering, odynophagia, stridor inspirasi, dan dyspnea.
Laringitis

Gambar 2. Laringitis infeksiosa pada pria paruh baya dengan riwayat infeksi saluran pernapasan atas dengan gejala batuk,
disfonia, dan odinofagia. Perhatikan hiperemis dan edema pita suara, serta eritema pada arytenoid.
Laringitis

Laringitis Bakteri
Kondisi ini paling sering disebabkan oleh inhalasi bakteri yang ditularkan oleh orang
yang terinfeksi. Tanda dan gejala laringitis bakteri sangat mirip dengan laringitis virus,
termasuk sakit tenggorokan, kering, dan gatal pada tenggorok; batuk; sinusitis dan
tekanan pada wajah; sakit kepala; pembengkakan kelenjar; edema laring dan eritema.

Terapi antibiotik oral atau intravena sering diberikan kepada


pasien dengan dugaan infeksi bakteri.
Laringitis

Gambar. 3. Laringitis bakteri pada wanita paruh baya dengan riwayat common cold yang telah
bertahan selama lebih dari 10 hari. Perhatikan lesi mirip nanah dan peradangan glottis dan
supraglottis yang luas serta perubahan eritematosa dan jaringan yang iregular. Suara pasien ini
cukup serak, dengan rentang nada dan kenyaringan yang terbatas.
Laringitis

Laringitis Jamur
Kondisi ini disebabkan oleh organisme jamur yang menyerang jaringan laring. Candida albicans,
yang menyebabkan sariawan, adalah mekanisme patologis yang paling umum.
Tanda dan gejala pada laringitis jamur biasanya timbul secara bertahap, ditandai dengan sakit
tenggorokan, sakit telinga, suara serak, batuk, odynophagia, dan pembentukan plak putih
endolaringeal dan perilaryngeal, jaringan granulasi, ulserasi, dan eritema serta edema.
Biakan dan biopsi lesi abnormal sering diindikasikan untuk diagnosis pasti.
Pengobatan pada sebagian besar kasus laringitis jamur melibatkan pemberian obat anti-jamur oral
atau sistemik, termasuk nistatin, flukonazol, ketokonazol, dan itrakonazol
Laringitis

Gambar 4. Laringitis jamur pada pria lanjut usia dengan riwayat penyakit autoimun. Perhatikan lesi
jamur pada vocal fold, zona inter-aritenoid, dan batas supraglotis. Perhatikan luas edema dan eritema
pada struktur tersebut. Kualitas suara pasien keras dengan banyak jeda nada dan kontrol volume yang
buruk.
Laringitis

Laringitis Mekanis
Patologi ini paling sering terjadi ketika pertemuan pita suara selama produksi suara berlebihan.
Penyalahgunaan seperti itu biasanya disebabkan oleh vokalisasi yang sangat keras dan
berkepanjangan.
Berteriak, menjerit, penggunaan suara yang tiba-tiba, dan menyanyi yang terlalu dipaksakan
merupakan penyebab paling umum dari peradangan endolaring dan eritema. Ventrikular dan true
vocal fold rentan terhadap efek patologis ini.
Onsetnya bisa akut atau bertahap, dan beratnya gejala yang terkait mungkin bervariasi
dari ringan hingga berat. Kelainan yang bervariasi seperti suara serak, kasar, tegang, dan bernada
rendah terjadi sebagai akibat dari ketidakmampuan glotis.
Laringitis

Perawatan awal biasanya dengan mengistirahatkan suara selama kurang dari 10 hari.
Tindak lanjut berupa formal voice therapy mencakup pemerhatian vocal hygiene,
latihan nada, kenyaringan, dan latihan pernapasan.
Jika perawatan konservatif ini tidak menghasilkan perbaikan secara anatomi
maupun fisiologis, intervensi phono-surgical diperlukan
Laringitis

Gambar 5. edema Reinke pada wanita dewasa muda dengan riwayat penyalahgunaan suara
kronis. Perhatikan tampilan bulbous tanpa eritema pada vocal fold Suara pasien ini cukup
serak dalam kualitas dengan kontrol nada dan kenyaringan yang berkurang
Laringitis

Laringitis Iritative dan Kontak Kronis


Tanda dan gejala laringitis yang berlangsung selama beberapa minggu atau bulan, pasien
yang memiliki riwayat sakit tenggorokan persisten atau episodik, sensasi globus, suara
serak, odynophagia, dan batuk paling sering menderita efek samping laringitis iritative
atau kontak kronis.

Pemeriksaan laring menunjukkan eritema dan edema supraglottal dan glotis yang sangat
bervariasi. Sekresi lendir yang tebal dan lengket dapat diamati pada valleculae, sinus
piriformis, dan endolaring.
Laringitis

Laringitis Alergi
(1)akut, dimediasi IgE, dan
(2)kronis, siklik, tidak dimediasiIgE.

Tanda dan gejala umumnya muncul cukup cepat dan dapat parah. Pembengkakan matriks
jaringan ikat longgar areolar pada vestibule laring dapat menyebabkan :
(1) gangguan jalan nafas, efek sekunder akibat edema epiglotis dan aryepiglotis fold; (2)
stridor saat inspirasi; (3) sensasi globus; (4) suara serak; dan (5) disfagia.
Perawatan biasanya berupa pengangkatan atau penghindaran antigen penyebab.
Obat antihistamin tanpa efek samping dehidrasi yang menonjol (misalnya, loratadine atau
fexofenadine) dapat menjadi terapi awal
Sekresi lendir yang tebal dan lengket dapat menipis dengan guaifenesin.
Semua pola penyalahgunaan suara harus dihentikan, terutama berdeham untuk membersihkan
tenggorok
Laringitis

Gambar 10. Laringitis alergi pada pria dewasa muda setelah terpapar antigen tungau
debu . Suara dalam batas normal.
Laringitis

Gambar 11. Laringitis alergi pada wanita dewasa muda dengan alergi kronis terhadap debu, bulu
kucing, jamur, dan serbuk sari. Perhatikan perubahan eritematosa ringan pada glotis posterior,
arytenoid, dan ventricular fold. Juga perhatikan lendir glotis dan edema yang melibatkan vocal fold
kanan. Meskipun suara serak ringan hingga sedang selama pemeriksaan, ia menyarankan bahwa
tanda ini bervariasi dari hari ke hari, tergantung pada status alergi keseluruhannya.
Laringitis

Ringkasan
Dalam ulasan ini, mekanisme umum biomolekuler dari peradangan laring dibahas.
Laringitis infectious, kontak, mekanis, dan alergi dibandingkan berdasarkan penyebab
dasar spesifik tipe mereka, ciri-ciri anatomi dan patofisiologis yang khas, dan
perawatan.

Anda mungkin juga menyukai