I T
E X
DE
RT
PO
PORTAL OF EXIT
Tempat keluar / port de exit
Lintasan yang digunakan oleh agens infeksi untuk
meninggalkan reservoirnya
Bisa merupakan tempat mikroba bertumbuh
Mis:
Traktur respiratorius
Traktus genitourinarius
Traktus gastrointestinalis
Kulit
Membran mukosa
plasenta
AGENS
PENYEBAB
RE
SE
RV
OI
R
I T
E X
DE
RT
PO
CARA
PENULARAN
CARA PENULARAN
Mode of transmission
Cara yang digunakan oleh agens infeksi untuk
melintas dari pintu keluar pada reservoir ke hospes
yang rentan.
Penularan infeksi melalui cara:
Kontak
Penularan lewat udara
Enterik
Penularan lewat vektor
Bervariasi menurut jenis mikroba
PENULARAN KONTAK
Contact transmission:
Kontak langsung (direct contact): melalui
kontak fisik
Kontak tidak langsung (indirect contact): orang
yang rentan bersentuhan dengan objek yang
terkontaminasi
Penularan droplet : kontak dengan sekret
pernafasan yang terkontaminasi
CONTOH INFEKSI KONTAK
1.Penyakit kelamin
2.Rabies
3. Trakoma
4. Skabies
5. Erisipelas
6. Antraks
7. Gas-gangren
8. Infeksi luka aerobik
9. Penyakit pada kaki dan mulut
PENULARAN LEWAT UDARA
Airborne transmission
Partikel mikroba yang halus dan mengandung
mikroorganisme patogen tersebar luas melalui
aliran udara serta terhirup hospes
CONTOH :
a. TBC Paru
b. Varicella
c. Difteri
d. Influenza
e. Variola
f. Morbili
g. Meningitis
h. Demam skarlet
i. Mumps
j. Rubella
k. Pertussis
PENULARAN ENTERIK
Oral-fecal transmission
Mikroorganisme penyebab infeksi yang
ditemukan didalam feses termakan oleh hospes
yang rentan.
Makanan dan minuman yang tercemar
CONTOH:
1. Virus : hepatitis virus, poliomielitis
2. Baktcri : kolera, disentri, tifoid, diare
3. Protozoa : amubiasis, giardiasis
4. Helmintik : askariasis, penyakit cacing cambuk,
penyakit hidatid
5. Leptospira : penyakit Weil
PENULARAN LEWAT VEKTOR
Pembawa antara atau vektor menularkan mikroba
ke organisme hidup lain
Mis:
Pinjal
Nyamuk
AGENS
PENYEBAB
RE
SE
RV
OI
R
I T
E X
PO
R DE
EN T D RT
TR E PO
I
CARA
PENULARAN
PORTAL OF ENTRY
Tempat masuk / port de entri
Lntasan yang digunakan oleh agens infeksi untuk
menginvasi hospes yang rentan
AGENS
PENYEBAB
G RE
A N SE
Y RV
E S N OI
A
SP N T R
O
H RE
I T
E X
PO
R DE
EN T D RT
TR E PO
I
CARA
PENULARAN
HOSPES YANG RENTAN
Tubuh manusia memiliki mekanisme pertahanan
yang dapat menghalangi mikroba patogen agar
tidak masuk dan memperbanyak diri di dalam
tubuh.
Mekanisme tubuh bekerja normal, infeksi tidak
akan terjadi.
Pada hospes yang lemah, agens infeksi akan
menyebabkan penyakit infeksi
STADIUM INFEKSI
1. INKUBASI
2. PRODORMAL
3. SAKIT AKUT
4. KONVALENSI
INKUBASI
Bisa terjadi seketika atau berlangsung selama
bertahun-tahun
Mikroorganisme mengadkan replikasi dan
individu yang terinfeksi akan menjadi sumber
penularan karena dapat menularkan penyakit
tersebut pada orang lain
PRODORMAL
Mulai ada keluhan tidak jelas tentang perasaan
tidak enak badan.
Sesudah masa inkubasi.
Pejamu masih merupakan sumber penularan.
SAKIT AKUT
Mikroba menghancurkan secara aktif sel-sel
tubuh pejamu
Menyerang berbagai sistem tertentu.
Pasien akan mengenali daerah tubuh mana yang
terkena.
Bisa mengutarakan keluhan yang lebih spesifik.
KONVALENSI
Terjadi ketika mekanisme pertahanan tubuh telah
mengisolasi mikroba yang menginvasinya.
Proses kesembuhan terjadi pada jaringan yang
rusak
MIKROBA PENYEBAB INFEKSI
BAKTERI
VIRUS
JAMUR
PARASIT
MIKOPLASMA
RIKETSIA
KLAMIDIA
BAKTERI
Mikroorganisme bersel tunggal sederhana
Klasifikasi menurut bentuk:
Kokus bulat / sferis
Basilus batang
Spirila spiral
Klasifikasi menurut kebutuhan akan oksigen:
Aerob
Anaerob
Mobilitasnya:
Motil
Nonmotil
BAKTERI CONT.
Klasifikasi menurut keccenderungan membentuk kapsul
pelindung
Berkapsul
Tidak berkapsul
Membentuk spora
Berspora
Tidak berspora
Contoh infeksi bakteri
Infeksi luka oleh stafilokokus
Infeksi kolera
Pneumonia streptokokus
VIRUS
Organisme subseluler, tersusun dari molekul RNA atau DNA
yang terbungkus oleh protein.
Virus tidak dapat hidup diluar tubuh hospes
Contoh penyakit virus:
Demam selesma
Herpes simpleks
Herpes zooster
Cacar air / chicken pox
Mononukleosis infeksiosa
Hepatitis B serta C
Rubela
HIV
JAMUR
Mikroorganisme ini bisa terdpat sebagai:
Ragi (oval dan bersel tunggal)
Kapang (hyphae dan filamen bercabang)
Bisa hidup didalam maupun diluar tubuh hospes.
Contoh infeksi jamur:
Tinea pedis
Tinea versicolor
PARASIT
Organisme uniseluler atau mutiseluler yang hidup
pada atau di dalam tubuh organisme lain dan
memperoleh nutrisi dari pejamunya.
Contoh:
Helmintes / cacing
Cacing pita
Cacing hati
Artropoda
Tuma
Pinjal
kutu
MIKOPLASMA
Organisme mirip bakteri, tidak memiliki dinding
sel, sehingga bentuknya bermacam-macam mulai
dari kokus hingga filamen.
Dapat menyebabkan pneumonia atipikal primer
dan banyak infeksi sekunder.
RIKETSIA
Organisme mirip bakteri yang berukuran kecil, gram
negatif.
Bentuk bulat, batang atau tidak teratur.
Mirip virus, harus hidup didalam sel pejamu
Ditularkan lewat gigitan karier artropoda: tuma pinjal,
kutu.
Contoh:
Rocky Mountain spotted fever
Typhus fever
Q fever
KLAMIDIA
Lebih kecil dari riketsia dan bakteri tapi lebih
besar dari virus
Bergantung pada sel pejamu
Penularan kontak langsung
Penyebab infeksi pada uretra, kandung kemih,
tuba falopii dan kelenjar prostat
PERUBAHAN PATOFISIOLOGI
Inflamasi
Demam
Leukositosis
Inflamasi kronis
TANDA DAN GEJALA INFLAMASI
RUBOR
KALOR
DOLOR
TUMOR
FUNCTIO LAESA
RUBOR
Merah
Terjadi karena arteriol berdilatasi dan sirkulasi
darah ke tempat meradang meningkat.
Pengisisan kapiler yang tadinya kosong atau hanya
mengalami distensi parsial menyebabkan warna
merah setempat
KALOR
Panas
Terjadi vasodilatasi lokal
Perembesan cairan keruang interstisial
Peningkatan aliran darah kedaerah tersebut
DOLOR
Nyeri
Reseptor nyeri terstimulasi
Bisa oleh jaringan yang bengkak
Perubahan pH setempat
Zat-zat kimia yang diekskresikan selama proses
inflamasi
TUMOR
Edema
Vasodilatasi lokal
Perembesan cairan ke ruang interstisial
Penyumbatan drainase limfatik untuk membantu
menahan inflamasi
FUNCTIO LAESA
Kehilangan fungsi
Sebagai dampak edema dan rasa nyeri pada
tempat yang meradang
MANIFESTASI INFEKSI
Serous
Seperti air, efusi rendah protein (mis., bula)
Fibrinous
Akumulasi fibrin
Bisa hilang seluruhya atau menjadi jaringan fibrotik
Suppurative
Adanya pus (pyogenic staph spp.)
Berongga
MANIFESTASI(cont’d)
Ulceration
Permukaan epitel nekrotik dan menggaung
Bisa kaarena infeksi akut maupun kronis
Trauma, toxins, vascular insufficiency
EFEK SISTEMIK
DEMAM
Demam terjadi ketika agens penyebab infeksi
memasuki tubuh
Kenaikan suhu akan membantu tubuh melawan
infeksi karena banyak organisme tidak bisa hidup
dalam lingkungan yang panas.
Kalau suhu tubuh terlalu tinggi, sel-sel tubuh
dapat mengalami kerusakan. Khususnya sel-sel
saraf
LEUKOSITOSIS
Reaksi tubuh dengan meningkatkan jumlah dan
jenis sel-sel darah putih yang beredar.
Pada stadium dini, jumlah neutrofil akan
meningkat.
Pada fase berikutnya, sel neutrofil, monosit dan
makrofag memulai proses fagositosis
LEKOSITOSIS cont
Bacterial infection (neutrophilia)
Parasitic infection (eosinophilia)
Viral infection (lymphocytosis)
INFLAMASI KRONIS
Reaksi keradangan yang berlangsung lebih dari 2
minggu.
Dapat terjadi setelah proses akut.
Tubuh dapat membungkus mikroorganisme patogen
yang tidak dapat dihancurkan dan dengan demikian
mikroorganisme tersebut dapat diisolasi.
Misalnya pada infeksi Mycobacterium tuberculosis
DIAGNOSIS
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Tes diagnostik
Hitung lekosit
Hitung jenis (neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit,
monosit)
Laju endap darah
Sediaan hapus
Kultur
Foto rontgen thorak, MRI.
PENANGANAN
Disesuaikan dengan mikroorganisme yang menjadi
agens penyebab
Antibiotika
Bakterisida
Bakteriostatik
Antijamur
Antivirus
Perilaku memerangi infeksi
Menerapkan kewaspadaan standar untuk mencegah
penyebaran infeksi. cuci tangan
Minum banyak cairan.
Banyak istirahat.
Menghindari orang lain yang sedang sakit
Menggunakan obat-obat bebas dengan tepat
Mengikuti petunjuk dokter.
Jangan membagi obat-obat yang diresepkan dokter
kepada orang lain
SELAMAT
BELAJAR