Full Krisis Hipertensi
Full Krisis Hipertensi
Oleh :
• Aderani Rahmatiana 1840312785
• Ismail bin Abdullah 1840312404
• Nurul Latifa 1840312741
Preseptor :
• dr. Roza Mulyana, Sp.PD-KGer, FINASIM
Pendahuluan
LATAR BELAKANG
Hipertensi emergensi
Hipertensi urgensi
• Patofisiologi krisis hipertensi hingga saat ini masih belum diketahui dengan jelas.
• Diperkirakan, krisis hipertensi diakibatkan kegagalan fungsi autoregulasi dan
peningkatan resistensi vascular sistemik yang mendadak dan cepat.
• Peningkatan tekanan darah menyebabakan stress mekanik dan jejas endotel
sehingga permeabilitas pembuluh darah meningkat.
• Hal tersebut juga memicu kaskade koagulasi dan deposisi fibrin, sehingga
menyebabkan iskemia serta hipoperfusi organ yang menyebabkan gangguan fungsi.
• Siklus tersebut berlangsung dalam sebuah lingkaran yang berkelanjutan sehingga
disfungsi organ target bersifat progresif (semakin berat).
Manifestasi Klinis
• nyeri dada dan sesak napas pada gangguan jantung dan diseksi aorta;
• mata kabur pada edema papila mata;
• sakit kepala hebat, gangguan kesadaran dan lateralisasi pada gangguan
otak;
• gagal ginjal akut pada gangguan ginjal;
• sakit kepala dan nyeri tengkuk pada kenaikkan tekanan darah pada
umumnya
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Tekanan Darah
• Funduskopi
• Pemeriksaan neurologis
• Status kardiopulmoner
• Pemeriksaan cairan tubuh
• Pemeriksaan denyut nadi perifer
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Umum untuk Hipertensi Emergensi
Funduskopi
Elektrokardiogram 12 sandapan (adanya iskemia, hipertrofi ventrikel kiri)
Hemoglobin dan hitung trombosit
Kreatinin (meningkat), ureum (azotemia, ureum ?200 mg/dL), eLFG,
elektrolit
Rasio albumin-kreatinin urin (microalbuminuria), urinalisis lengkap
(proteinuria, eritrosit pada urin)
Dipertimbangkan kemungkinan hamil pada wanita usia reproduktif
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Spesifik Berdasarkan Indikasi
Troponin, CK-MB atau NT-proBNP (bila ada kecurigaan masalah jantung, misalnya nyeri dada
akut atau gagal jantung akut)
CT angiografi toraks dan/atau abdomen( bila ada kecurigaan diseksi aorta akut)
CT atau MRI otak (bila ada kecurigaan masalah sistem saraf)
USG ginjal (bila ada kecurigaan gangguan ginjal atau stenosis arteri renalis)
Penapisan obat dalam urin (bila ada kecurigaan penggunaan metamfetamin atau kokain)
Penatalaksanaan Krisis Hipertensi
• Hipertensi Emergensi
memperkecil kerusakan organ target akibat tingginya tekanan darah dan
menghindari pengaruh buruk akibat pengobatan
Bila diagnosis krisis hipertensi ditegakkan, langkah-langkah yang harus
dilakukan ialah :
- Rawat di ICU
- Anamnesis singkat dan pemeriksaan fisik
- Tentukan tekanan darah yang diinginkan
Obat Antihipertensi Intravena pada
Hipertensi Emergensi
Obat Antihipertensi Berdasarkan
Kerusakan Organ Target
Hipertensi Urgensi
- tujuan pengobatan ialah penurunan tekanan darah sama seperti
hipertensi emergensi, hanya saja dalam waktu 24 sampai 48 jam.
- Umumnya digunakan obat-obat oral antihipertensi dalam menanggulangi
hipertensi urgensi.
- Berikut ini ialah obat antihipertensi oral yang diberikan, antara lain :
Nifedipine, Clonidine, Captopril, Prazosin
Krisis Hipertensi Pada Keadaan
Khusus
Krisis Hipertensi Pada Gangguan Otak
• Stroke
- Infark dan Pendarahan
Nifedipin dapat mengakibatkan stroke non-hemoragic dan infark miokard
bila tekanan darah terlalu cepat diturunkan.
Candexartan cilexetil per oral pada stroke akut memberikan perbaikan
kualitas hidup dalam 1 tahun pertama dengan tidak menurunkan tekanan
darah yang berlebihan.
• Ensefalopati Hipertensi
- Obat anti hipertensi parenteral diberikan sesuai prosedur penatalaksanaan krisis
hipertensi dengan batas penurunan tekanan darah 20-25% dari MAP.
• Cedera Kepala Dan Tumor Intrakranial
- Obat anti hipertensi parenteral diberikan sesuai prosedur penatalaksanaan krisis
hipertensi dengan batas penurunan tekanan darah 20-25% dari MAP.
- Khusus untuk tumor intrakranial hipofisis perlu dilakukan pemeriksaan hormonal
dan penatalaksanaan sesuai dengan krisis hipertensi dengan gangguan endokrin.
Krisis Hipertensi Pada Penyakit Jantung