TEORI EKONOMI
KLASIK
Teori Ekonomi Klasik
Dasar filsafat: Perekonomian yang didasarkan pada sistem bebas
berusaha (Laissez Faire) adalah self-regulating, artinya
mempunyai kemampuan untuk kembali ke posisi keseimbangan
secara otomatis. Pemerintah tidak perlu campur tangan dalam
perekonomian.
Di Pasar Barang sifat self-regulating ini dicerminkan oleh
adanya proses yang otomatis membawa kembali ke posisi GDP
yang menjamin full-employment, apabila karena sesuatu hal
perekonomian tidak pada posisi ini. Landasan dari keyakinan ini
adalah:
1. Berlakunya Hukum Say yang menyatakan bahwa “Supply
creates its own demand,”
2. Anggapan bahwa semua harga fleksibel
Teori Ekonomi Klasik (lanjutan)
Di Pasar TK, dalam jangka pendek Upah (W)
F
hanya ada pengangguran sukarela. Tetapi S
pengangguran inipun hanya bersifat W1
sementara, karena apabila harga-harga
W2
turun (termasuk upah), maka konsumsi
& produksi akan kembali lagi ke tingkat
semua (yaitu full employment). D1
Dalam sistem standar kertas, tidak ada proses otomatis yang menstabilkan
tingkat harga. Disini kaum klasik melihat satu-satunya peranan makro
pemerintah, yaitu mengendalikan jumlah uang beredar sesuai dengan
kebutuhan transaksi masyarakat.
Di dalam sistem standar emas, ada mekanisme otomatis yang menjamin
kestabilan harga. Disini peranan pemerintah tidak dianggap perlu, sebab
jumlah uang (emas) yang beredar akan otomatis menyesuaikan diri dengan
kebutuhan masyarakat.
Di Pasar Luar Negeri, mekanisme otomatis menjamin keseimbangan
neraca perdagangan melalui:
1) Mekanisme Hume, dalam sistem standar emas, atau
2) Mekanisme kurs devisa mengambang, dalam sistem standar kertas.
Campur tangan pemerintah tidak diperlukan.