Anda di halaman 1dari 16

N US G EN E R AL I SAST A

G R A VIS D AN TE TA
MISTENIA
OLEH KELOMPOK 4
Definisi Miastenia Gravis

Myastenia gravis adalah salah satu penyakit autoimun yang


disebabkan oleh adanya gangguan dari synaptic transmission atau pada
neuromuscular junction. Hal ini ditandai oleh suatu kelemahan abnormal
dan progresif pada otot rangka yang dipergunakan secara terus-menerus
dan disertai dengan kelelahan saat beraktivitas
Etiologi Miastenia Gravis

Myasthenia Gravis dimasukkan dalam golongan penyakit autoimun. Sejak


tahun 1960, telah didemonstrasikan bagaimana autoantibodi pada serum
penderita Myastenia Gravis secara langsung melawan konstituen pada otot.
Tidak diragukan lagi, bahwa antibodi pada reseptor nikotinik asetilkolin
merupakan penyebab utama kelemahan otot pasien dengan Myastenia
Gravis. Autoantibodi terhadap asetilkolin reseptor (anti-AChRs), telah
dideteksi pada serum 90% pasien yang menderita acquired myasthenia
gravis generalisata.
Epidemiologi Miastenia Gravis

Miastenia gravis merupakan penyakit yang jarang


ditemui. Angka kejadiannya 20 dalam 100.000 populasi.
Biasanya penyakit ini lebih sering tampak pada umur diatas
50 tahun. Wanita lebih sering menderita penyakit ini
dibandingkan pria dan dapat terjadi pada berbagai usia.
Patofisiologi Miastenia
Gravis

Otot-otot dari seluruh tubuh dikontrol oleh impul syaraf yang timbul
dalam otak. Impul-impul syaraf ini berjalan turun melewati syaraf-syaraf
menuju tempat dimana syaraf-syaraf bertemu dengan serabut otot.
Serabut syaraf tidak benar-benar berhubungan dengan serabut otot. Ada
tempat atau jarak antara keduanya, tempat ini disebut neuromuskular
junction.
Klasifikasi Miastenia Gravis

- Klasifikasi klinis Myastenia gravis


- Klasifikasi berdasarkan The Medical Scientific Advisory Board (MSAB) of the Myasthenia Gravis
Foundation of America (MGFA)
Gejala Klinis Miastenia Gravis

Myasthenia Gravis adalah penyakit kelemahan pada


otot, maka gejala-gejala yang timbul juga dapat dilihat dari
terjadinya kelemahan pada beberapa otot. Otot-otot yang
paling sering diserang adalah otot yang mengontrol gerak
mata, kelopak mata, bicara, menelan mengunyah, dan
bahkan pada taraf yang lebih gawat sampai menyerang
pada otot pernafasan.
 -Pemeriksaan Penunjang Miastenia Gravis
- Penatalaksaan Medis
- Komplikasi Miastenia Gravis
Pengertian Tetanus
Tetanus merupakan penyakit toksemia akut yang disebabkan oleh eksotoksin
(tetanospasmin) bakteri Clostridium tetani. Bakteri gram positif ini berbentuk batang
anaerob, sporanya dapat bertahan di tanah dan menginfeksi luka yang terkontaminasi.1,4
C. tetani dapat menghasilkan dua jenis eksotoksin, yaitu tetanolisin dan tetanospasmin.
Efek tetanolisin masih belum diketahui pasti. Tetanospasmin merupakan neurotoksin
penyebab manifestasi klinis infeksi tetanus.
Etilogi Tetanus
Penyakit tetanus disebabkan oleh toksin kuman Clostridium tetani yang dapat
masuk melalui luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar, luka operasi yang tidak dirawat
dan tidak dibersihkan dengan baik, caries gigi, pemotongan tali pusat yang tidak steril,
dan penjahitan luka robek yang tidak steril. Penginfeksian kuman Clostridium tetani
lebih mudah bila klien belum terimunisasi.
 
 
Klasifikasi Tetanus
Tetanus berdasarkan bentuk klinis dibagi menjadi 3 yaitu:

- Tetanus local
- Tetanus general
- Tetanus segal

Berdasarkan berat gejala dapat dibedakan menjadi 3 stadium, yaitu:


- Trismus (3 cm) tanpa kejang torik umum meskipun dirangsang.
- Trismus (3 cm atau lebih kecil) dengan kejang torik umum bila dirangsang.
- Trismus (1 cm) dengan kejang torik umum spontan
Patofisologi Tetanus

Clostridium tetani dalam bentuk spora masuk ke tubuh melalui luka yang
terkontaminasi dengan debu, tanah, tinja binatang, pupuk. Cara masuknya
spora ini melalui luka yang terkontaminasi antara lain luka tusuk oleh besi,
luka bakar, luka lecet, otitis media, infeksi gigi, ulkus kulit yang kronis,
abortus, tali pusat, kadang–kadang luka tersebut hampir tak terlihat.
Manifestasi Klinis

Penyakit ini biasanya terjadi mendadak dengan ketegangan otot yang makin
bertambah terutama pada rahang dan leher. Dalam waktu 48 jam penyakit ini
menjadi nyata dengan gejala umum:

- Trismus (kesukaran membuka mulut) karena spasme otot-otot mastikatoris


- Kaku kuduk sampai epistotonus karena ketegangan otot-otot erector trunki
- Ketegangan otot dinding perut
- Kejang tonik terutama bila dirangsang karena toksin terdapat di kornu anterior
- Risus sardonikus karena spasme otot muka (alias tertarik ke atas), sudut mulut
tertarik ke luar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi
Kesukaran menelan, gelisah, mudah terangsang, nyeri anggota badan (sering
merupakan gejala dini)

 
-
- Penatalaksaan Medis

 - Pemeriksaan Penunjang

- Komplikasi
Asuhan keperawatan kasus

Pengkajian
Diagnosa keperawatan
Intervensi
Implementasi
evaluasi
SEKIAN TERIMAKASIH
OM SANTHI SANTHI SANTHI OM

Anda mungkin juga menyukai