Anda di halaman 1dari 43

PENDAHULUAN

KOSMETIKOLOGI
PENDAHULUAN
 Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos”
yang berarti keterampilan menghias, mengatur.
 Sediaan atau paduan bagian yang siap untuk
digunakan pada bagian luar badan (epidermis,
rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian
luar), gigi, dan rongga mulut untuk
membersihkan, menambah daya tarik,
mengubah penampakan, melindungi supaya
tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau
badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit
 obat adalah bahan, zat, atau benda yang
dipakai-untuk diagnosa, pengobatan, dan
pencegahan suatu penyakit atau yang dapat
mempengaruhi struktur dan faal tubuh.
 Tujuan utama penggunaan kosmetik pada
masyarakat modem adalah; untuk kebersihan
pribadi, meningkatkan daya tank melalui
make-up, meningkatkan rasa percaya diri
dan perasaan tenang, melindungi kulit dan
rambut dan kerusakan sinar
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI
KULIT
 Kulit merupakan "selimut" yang menutupi
permukaan tubuh dan memiliki fungsi
 pelindung dari berbagai macam gangguan dan
rangsangan luar melalui sejumlah mekanisme
biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk
secara terus-menerus (keratinisasi dan pelepasan
sel-sel yang sudah mati),
 respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi
sebum dan keringat,
 pembentukan pigmen melanin untuk melindungi
kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai
peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap
tekanan dan infeksi
EPIDERMIS
 L uas kulit pada manusia rata-rata ± 2 meter
persegi, dengan berat 10 kg jika dengan
lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak
1. Epidermis (kulit ari), sebagai lapisan luar.
2. Dermis (korium, kutis, kulit j angat)-
EPIDERMIS
 Para ahli histologi membagi epidermis menjadi 5
lapisan, yakni:
1. Lapisan Tanduk (Stratum corneum), sebagai
lapisan yang paling atas.
2. Lapisan Jernih (Stratum lucidum), disebut juga
"lapisan barrier".
3. Lapisan Berbutir-butir (Stratum granulosurn).
4. Lapisan Malphigi (Stratum spinosum) yang selnya
seperti berduri.
5. Lapisan Basal (Stratum germinativum) yang
hanya tersusun oleh satu lapis sel-sel basal
 
1. STRATUM CORNEUM
 Lapisan Tanduk (stratum corneum) terdiri
lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses
metabolisme, tidak berwarna, sangat sedikit mengandung air.
 KANDUNGAN
keratin yaitu jenis protein yang tidak larut dalam air
sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia.
 Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit antuk memproteksi tubuh dari pengaruh luar.
 Secara alami, sel-sel yang sudah mati di permukaan kulit akan melepaskan diri untuk
berregenerasi.
 Permukaan stratum corneum dilapisi oleh suatu lapisan pelindung lembab tipis yang
bersifat asam, disebut Mantel Asam kulit
STRATUM LUCIDUM
 merupakan lapisan yang tipis, jernih,
mengandung eleidin, sangat tampak jelas
pada telapak tangan dan telapak kaki.
 Antara stratum lucidum dan stratum
granulosum terdapat lapisan keratin tipis
yang disebut rein's barrier (Szakall) yang
tidak bisa ditembus (impermeable).
3. STRATUM GRANULOSUM
 . Lapisan Berbutir-butir (stratunt
granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit
yang berbentuk poligonal, berbutir kasar,
berinti mengkerut.
 Stoughton menemukan bahwa di dalam butir
keratchyalin itu terdapat bahan logam,
khususnya tembaga yang menjadi katalisator
proses pertandukan kulit.
4. STRATUM SPINOSUM
 Lapisan Malphigi (stratum spinosum atau
rralphigi layer) memiliki sel yang berbentuk
kubus dan seperti berduri.
 lntinya besar dan oval. Setiap sel berisi
filamen- filamen kecil yang terdiri atas
serabut protein.
 Cairan limfe masih ditemukan mengitari sell-
sel dalam lapisan malphigi ini.
5. STRATUM GERMINATIVUM
 Lapisan Basal (stratum germinativum atau
membran basalis) adalah lapisan terbawah
epidermis.
 Terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang
tidak mengalami keratinisasi dan fungsinya
hanya membentuk pigmen melanin dan
memberikannya kepada sel-sel keratinosit
melalui dendrit-dendritnya.
 Satu sel melanosit melayani sekitar 36 sel
keratinosit. Kesatuan ini diberi nama unit
melanin epidermal (Quevedo et al,
KERATINISASI
 Sel-sel keratinosit pada lapisan basal (germinativum) atau
lapisan induk akan memperbanyak diri, berdiferensiasi,
terdesak menuju ke permukaan kulit sehingga akhirnya
menjadi sel-sel yang mati, kering dan pipih dalam stratum
corneum.
 Kandungan lemak dalam sel stratum germinativum sekitar
13-14 persen, turun menjadi 10 persen dalam stratum
granulosum dan hanya tinggal 7 persen atau kurang dalam
stratum corneum.
 Air yang terkandung dalam Eel-sel di stratums corneum
hanya sekitar 25 %
 Proses pendewasaan dari stratum germinativum sampai
menjadi sel tanduk dalam stratum corneum dinamakan
keratinisasi yang lamanya 14-21 hari dan sering disebut
juga Cell Turn Over Time.
SUSUNAN KIMIA KULIT
 Sel epidermis manusia memiliki komposisi
berikut:
• protein 27%
• lemak 2%
• garam mineral 0,5%
• air dan bahan-bahan larut air 70,5%,
PROTEIN KULIT
Terdiri dari :
 albumin, globulin, musin, elastin, kolagen, dan
keratin.
 Secara kasar 40 persen dari bahan-bahan yang larut
air terdiri dari asam amino bebas asam aspartat,
asam glutamat, serine, glycocol, threonine, alanine,
tirosin, triptofan, valine, fenilalanin, leucine, lysine,
arginine, glutamine, citrulline, histidine, ornithine,
taurine, cystine, oxyproline, proline, dan asam alfa-
aminobutirat.
 Sebagai tambahan, asam alfa-pyrolidone karboksiiat,
suatu produk dehidrasi dari asam glutamat
ditemukan di dalam komponen yang larut dalam air.
. SUSUNAN POKOK KIMIA
PROTEIN
 Molekul protein terdiri dari molekul asam
amino, yaitu senyawa yang mengandung
gugus amino (-NH,)
 gugus karboksil (-000H) membentuk suatu
gugus amida (-CONH-).

Protein kulit :
 Albumin, globulin ,musin ,elastis asam amino ,
tirosin, triptopan, glutamin, lisin, prolin, histidin ,
valin , glutamin, asam laktat, formiat , sitrat, fosfat
Rantai tsb berhubungan satu sama lain melalui 4
ikatan yaitu :
1. Ikatan AMIDA/PEPTIDA : -CO-NH-
Penghubung asam amino kerantai polipeptida dan
crosslinkage
Diputus oleh asam / basa kertas dalam air dan
enzim tertentu
Co/ enzim yang terdapat pada masker wajah
menghancurkan keratin
2. Ikatan Garam (-COO- + NH3)
Berperan sbg penghubung keratin (pada pH 4)
pH alkalis atau asam terjadi pembengkakan
dan pelunakan keratin ……. Kehilangan dr
mekanis & kimia : preparat sabun, larutan
pengeritingan dingin
MANTEL ASAM KULIT
 Marchionini (1929) : stratum corneum dilapisi oleh
lapisan tipis yang lembab bersifat asam disebut
‘mantel asam kulit”pHnya sekitar 4,5 – 6,5

 Lapisan mantel kulit berbentuk kombinasi asam


karboksilat organik (asam laktat, pirolidon
karboksilik, asam urokanikdan membentuk garam
ion Na+,K+, NH3 dan hasil sekresi kelenjar
sebasea, keringat, asam amino.
FUNGSI MANTEL ASAM KULIT
1. Buffer : menetralisir bahan kimia yang terlalu
asam atau alkalis
2. Sifat Asam : menekan pertumbuhan mikroba
3. Lembab : mengurangi iritasi dan menjaga kadar
air dalam kulit.
KELENJAR PADA KULIT
Kelenjar ekrin
 Mensekresi cairan jernih berupa keringat yg
mengandung 95-97 % air dan mineral ( garam
NaCl, granulat minyak, glusida )
 Jumlah : 2 jt menghasilkan 14 lt/24 jam
 Bentuk : llangsing bergulung dan bermuara
langsung pada permukaan kulit yang tidak
ada rambutnya
Kelenjar keringat apokrin
Terdapat di daerah lipatan (ketiak , kelamin)
Menghasilkan cairan kental, berbau khas
Bermuara berdekatan dengan kelenjar sebasea
pada saluran folikel rambut
3. Kelenjar sebasea dan sebum
Kelenjar minyak ( sebasea) menghasilkan
minyak kulit (sebum) berguna utk memberi
minyak pada kulit dan rambut agar tdk kering
Bermuara : saluran folikel rambut
PERMASALAHAN KULIT
Karakteristik kimia kulit :
 Perbedaan pH kulit → dipengaruhi :
temperatur udara, hormon, kosmetik dan jenis
kulit
 Radikal bebas dan pertambahan usia
dimana fungsi metabolismenya berkurang
 Stres →pemicu penuaan dini (emosional,
trauma, fisik )
 Gangguan stress dipengaruhi pusat kelenjar
pituitari yang berperan dalam metabolisme
tubuh.
 Kemampuan AHA : sebagai exfoliasi yang
berfungsi untuk meluruhkan lapisan kulit
dengan cara membuka ikatan shg sel kulit
mati melekat pada prmukaan
kulit( membersihkan keratin secara makro)
ditentukan oleh kandungan pH
MANTEL LEMAK KULIT
 Sebum dipermukaan kulit terdiri dari :
kelenjar sebasea ( trigliserida, asam lemak
squalen, wax, kolesterol, fosfolipida dan
parafin.
 Susunan lemak (Gloor, 1975)

1. Lipida = 1,37%
2. Cholesterol bebas = 8,72 %
3. Asam lemak = 20,89 %
4. Trigliserida = 34,65 %
5. Squalen = 3,14 %
SISTEM PENGATURAN AIR KULIT
 Barrier yang mengatur keluarnya air dari kulit dan masuknya
air ke daiam kulit tidak terletak langsung di bawah
permukaan kulit, tetapi ada di bawah lapisan stratum
corneum yang diberi nama barrier Rein
 Jaringan di bawah lapisan ini terhubungkan dengan kapilerr
kapiler darah, kulit, dan kandungan airnya sekitar 70-80
persen.
 Kandungan air stratum corneum di atas Barrier Rein hanya
sekitar 10 persen.
 Lapisan stratum corneum yang agak kering iri secara fisiologis
penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
Tetapi stratum corneum pun tidak boleh terlalu kering karena
is akan kekurangan elastisitas dan mudah sobek
 Derajat kandungan air dalam stratum ccmeum tergantung
pada suplai air dan kelernbaban udara sekitar
 Sebum melalui kandungan cholesterol, ester
cholesterol, dan asam lemak bebas
cenderung membentuk emulsi W/O, sehingga
dapat menimbulkan pelembaban.
 Jaringan makro-molekuler yang membentuk
stratum corneum bersifat sebagai spons yang
menyerap air
 Di dalam jaringan mirip spons pelembab yang
bisa menyerap air akan teremulsi dan
bersatu dengan lemak permukaan kulit.
 Sistem ini membentuk suatu unit fungsional
 Lapisan lemak di permukaan kulit dan bahan-
bahan dalam stratum corneum yang bersifat
higroskopis, dapat menyerap air disebut
Natural Moisturizing Factor (NMF).
 Kemampuan stratum corneum untuk
mengikat bagi fleksibilitas dan kelenturan
kulit.
CARA PENETRASI KULIT

A. TRANSDERMAL
1. Lewat antara sel-sel stratum corneum
2. Melalui dinding saluran folikel rambut ------
Transfolikuler
3. Melalui kelenjar keringat
4. Melalui kelenjar sebasea
5. Menembus sel-sel stratum corneum
 Cara 1 dan 5 disebut transepiderrnal.
 Cara 3 dan 4 disebut penetrasi transfolikular

 
 
ISTILAH-ISTILAH

1. Adsorpsi: deposit bahan dengan atau tanpa


pengikatan kimiawi di permukaan kulit dari

adneksanya.
2. Absorpsi: penetrasi bahan-bahan ke dalam
lapisan - lapisan yang berbeda dari kulit.
3. Resorpsi: pengambilan bahan oleh jaringan,
pembuluh darah dan pembuluh limfe
setelah difusi melalui kulit.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENETRASI KULIT
 kelembaban kulit,
 keadaan kulit: jenis kulit normal atau
mengalami modifikasi,
 usia,
 jenis kelamin, dan
 kecepatan metabolismebahan itu di dalam
kulit
FAKTOR BAHAN YANG
DIKENAKAN PADA KULIT
1. Besar kecilnya molekul bahan itu
2. Daya larut bahan itu dalam lemak maupun
air .
3. Berbasis lemak atau berbasis garam
4. Tingkat keasaman (pH) dari bahan
5. Kecepatan pemberian bahan pada kulit
1. FUNGSI ABSORPSI
 Bahan yang berbasis lemak lebih mudah
terabsorpsi ke dalam kulit dibandingkan yang
berbasis garam atau yang lainnya.
 Lietz menemukan bahwa emulsi O/W lebih tinggi
daya penetrasinya daripada emulsi W/O.
 Angka keasaman yang tinggi (alkalis), terutama
jika pH 11 ke atas, akan memperbesar daya
penetrasi karena kulit akan diperlunak.
 Kulit yang mengalami luka, keratolisis,
kehilangan lemak, akan semakin mudah
dipenetrasi oleh bahan kosmetik.
FAKTOR BAHAN BERPENGARUH
PADA KULIT
1. Besar kecilnya molekul bahan itu
2. Daya larut bahan itu dalam lemak maupun
air
3. Apakah berbasis lemak atau berbasis garam
4. Tingkat keasaman (pH) dari bahan
5. Kecepatan pemberian bahan pada kulit
2. PROTEKSI

 Serabut elastis yang terdapat pada dermis serta


jaringan lemak subkutan berfungsi mencegah
trauma mekanik langsung terhadap organ tubuh.
 Lapisan tanduk dan mantel lemak kulit menjaga
kadar air tubub. dengan cara mencegah
masuknya air dari luar tubuh dan mencegah
penguapan air, selain itu juga berfungsi sebagai
barrier terhadap racun dari luar.
 Mantel asam kulit dapat mencegah pertumbuhan
bakteri di kulit.
3. THERMOREGULASI

 Kulit mer.gatur temperatur tubuh melalui


mekanisme dilatasi dan konstriksi pembuluh
kapiler dan melalui perspirasi, yang
keduanya dipengaruhi saraf otonom.
 Pada saat temperatur badan menurun terjadi
vasokonstriksi, sedangkan pada saat
temperatur badan meningkat terjadi
vasodilatasi untuk meningkatkan
pembuangan panas.
4. PERSEPSI SENSORIS

 Kulit bertanggung jawab sebagai indera


terhadap rangsangan dari luar berupa tekanan,
raba, suhu dan nyeri melalui beberapa reseptor
seperti Benda Meissner, Diskus Merkell dan
Korpuskulum Golgi sebagai reseptor raba,
Korpuskulum Pacini sebagai reseptor tekanan,
Korpuskulum Ruffini dan Benda Krauss sebagai
reseptor suhu dan Nervus End Plate sebagai
reseptor pyeri. Rangsangan dari luar diterima
oleh reseptor-reseptor tersebut dan diteruskan
ke sistem saraf pusat dan selanjutnya
diinterpretasi oleh korteks serebri.
METODE NON INVASIF

 Untuk mengetahui kedaan kulit dengan lebih detail, saat ini dapat
dengan menggunakan beberapa alat modern
 Skin-pH-meter : mengukur pH kulit
 Corneometer : mengukur kadar air kulit
 Sebumeter : mengukur kadar minyak kulft
 Cutometer : mengukur elastisitas kulit
 Tewameter : mengukur penguapan air kulit
 Skin Visiometer : mengukur tekstur kulit
 Mexameter : mengukur kadar melanin dan
 kemerahan
 Chromameter : mengukur indeks warna kulit dan

skin lightness
 3D configuration with ultrasound system : Untuk

pengamatan dan pengukuran


anatomi kulit dengan pencitraan ultrasound
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai