dan
(CASE STUDY)
Kelangsungan
Laba maksimum
hidup
Pertumbuhan
Pendapatan
penjualan
maksimum
maksimum
Laba maksimum
Banyak perusahaan menetapkan harga yang memaksimalkan labanya
sekarang. Mereka memperkirakan bahwa permintaan dan biaya sehubungan
sebagai alternatif harga dan memilih harga yang akan menghasilkan laba, arus
kas, atau pengembalian investasi yang maksimum.
Pendapatan maksimum
Beberapa perusahaan menetapkan harga yang akan memaksimalkan
pendapatan dari penjualan. Maksimalisasi pendapatan hanya membutuhkan
perkiraan fungsi permintaan. Banyak manajer percaya bahwa maksimalisasi
pendapatan akan menghasikan maksimalisasi laba jangka panjang dan
pertumbuhan pangsa pasar
1) Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan (cost plus
pricing method).
2) Harga yang berdasarkan pada keseimbangan antara permintaan dan suplai.
3) Penetapan harga pasar yang ditetapkan atas dasar kekuatan pasar.
4) Harga yang berdasarkan keseimbangan antara suplai dan permintaan.
5) Penetapan harga atas dasar kekuatan pasar.
METODE PENETAPAN HARGA
Fandy Tjiptono (2001)
Metode penentuan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori utama, yaitu:
Dalam metode ini faktor penentu harga yang utama adalah aspek
penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan
biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga
dapat menutup biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba.
Terdapat empat metode dalam penetapan harga berbasis biaya yaitu sebagai
berikut:
1. Standar markup pricing
Dalam standard markup pricing, harga ditentukan dengan jalan menambahkan
persentase tertentu dari biaya pada semua item dalam suatu kelas produk.
Biasanya produk-produk yang tingkat perputarannya tinggi dikenakan markup
yang lebih kecil daripada produk-produk yang tingkat perputarannya rendah.
2. Cost plus percentage of cost pricing
Banyak perusahaan manufaktur, arsitektural, dan konstruksi
yang menggunakan berbagai variasi standard markup pricing. Dalam cost
plus percentage of cost pricing, perusahaan menambahkan persentase
tertentu terhadap biaya produksi atau kontruksi. Misalnya suatu
perusahaan arsitektur menetapkan tarif 15% dari biaya kontruksi sebuah
rumah. Jadi, bila biaya kontruksi sebuah rumah sebesar 100 juta dan fee
arsitek sebesar 15% dari biaya kontruksi (Rp15juta) maka harga akhirnya
sebesar 115 juta rupiah.
3. Cost plus fixed fee pricing
Metode ini banyak diterapkan dalam produk-produk yang sifatnya
sangat teknikal, seperti mobil, pesawat atau satelit. Dalam strategi ini pemasok
atau produsen akan mendapatkan ganti atas semua biaya yang dikeluarkan,
seberapapun besarnya, tetapi produsen tersebut hanya memperoleh fee tertentu
sebagai laba yang besarnya tergantung pada biaya final proyek tersebut yang
disepakati bersama.
1) Target profit pricing: Target profit pricingumumya berupa ketetapan atas besarnya target
laba tahunan yang dinyatakan secara spesifik.
2) Target return on sales pricing: Dalam metode ini, perusahaan menetapkan tingkat harga
tertentu yang dapat menghasilkan laba dalam persentase tertentu terhadap volume
penjualan.Biasanya metode ini digunakan oleh jaringan-jaringan supermarket.
3) Target return on investment pricing (ROI): Dalam metode ini, perusahaan menetapkan
besarnya suatu target ROI tahunan, yaitu rasio antara laba dengan investasi total yang
ditanamkan perusahaan pada fasilitas produksi dan aset yang mendukung produk tertentu.
Kemudian harga ditentukan agar dapat mencapai target ROI tersebut.
D. Metode Penetapan Harga Berbasis
Persaingan Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan,
atau, laba, harga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang
dilakukan pesaing. Metode penetapan harga berbasis persaingan terdiri atas
empat macam yaitu sebagai berikut:
1) Costumary pricing
Metode ini digunakan untuk produk-produk yang harganya ditentukan oleh faktor-faktor seperti
tradisi, saluran distribusi yang terstandarisasi, atau faktor persaingan lainnya. Penetapan harga
yang dilakukan berpegang teguh pada tingkat harga tradisional. Perusahaaan berusaha untuk tidak
mengubah harga di luar batas-batas yang diterima. Untuk itu perusahaan menyesuaikan ukuran
dan isi produk guna mempertahankan harga.
Kadangkala untuk keperluan promosi khusus, ada perusahaan yang menjual harga suatu produk
dibawah biayanya. Tujuannya bukan untuk meningkatkan penjualan produk yang bersangkutan,
tetapi untuk menarik konsumen supaya datang ke toko dan membeli pula produk-produk lainnya,
khususnya produk-produk yang bermarkup cukup tinggi. Jadi, suatu produk dijadikan semacam
penglaris (pancingan) agar produk lainnya juga laku. Penetapan harga penglaris (loss-leader
pricing) merupakan alat untuk mempromosikan pengecer (retailer) dan bukan produknya,
sehingga kebanyakan produsen tidak suka bila produk-produknya dijadikan penglaris.
b. Harga Penetrasi
Memberikan harga rendah untuk menciptakan pangsa pasar dan permintaan, strategi ini dapat
diterapankan pada situasi pasar tidak terfragmentasi ke dalam segmen yang berbeda, serta produk
tersebut tidak mempunyai nilai simbolis yang tinggi. Pendekatan ini juga efektif terhadap sasaran pasar
yang sensitif harga.
STRATEGI PENETAPAN HARGA
2. Produk Yang Telah Beredar
Strategi penetapan harga untuk produk yang telah beredar ini tentunya
tidak terlepas dari posisi produk atau jasa tersebut dari siklus kehidupan produk,
dalam hal ini tahapan siklusnya berada pada 3 (tiga) tingkatan berikutnya setelah
perkenalan yakni:
a. Tahap Pertumbuhan
c. Tahap Penurunan
Tahap penurunan produk atau jasa ditandai dengan menurunnya jumlah
permintaan secara terus-menerus, sebagai tahap terakhir daur hidup produk
terdapat dua alternatif langkah utama yang dapat dipilih. Pertama, strategi
diskonting (pemotongan harga) Kedua, mempertahankan harga tetapi memotong
biaya-biaya yang berhubungan dengan produk, terutama pengeluaran untuk
promosi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENETAPAN HARGA
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller,2012
1. Faktor Internal
a. Tujuan Pemasaran Perusahaan
Harga perlu dikoordinasikan dan saling menduung dengan bauran pemasaran lainya yaitu pruduk,
ditribusi dan promosi
c. Biaya
Merupakan faktor yang paling menetukan harga minimalvyang harus ditetapkan agar perusahaan
tidak mengalami kerugian, dalam hal ini biaya tetap dan variable
d. Organisasi
SK Menkes No. 280 Tahun 1981 Pasal 24 penetapan struktur harga obat
dan jasa apotek
Struktur harga obat
Besarnya HJA kepada pasien tidak boleh lebih tinggi dari HET. Secara garis
besar, cara untuk menentukan HJA menggunakan rumus sebagai berikut:
HARGA JUAL APOTEK = ( HARGA BELI + % MARGIN dari HJA) + PPN 10%
= HNA + PPN + Margin
(X) = (Rp.1000,- + 25% dari X ) + PPN 10%
X – 0,25X = Rp.1000,- + PPN 10%
0,75 X = Rp.1000,-
X = Rp.1000,- = Rp.1333,33 = Rp.1333,33 + PPN 10%
0,75
HJA + PPN 10% = Rp.1466,66= Rp.1467
FAKTOR JUAL = Rp.1333,33 = 1,33
Rp.1000,-
MARGIN OTC =
600.000 – 450.000
• Penjualan R/ =
HPP + margin
• Resep: • HPP = Penj –
margin
• 240.000 +
160.000 = • HPP = 400.000 –
400.000 160.000
• 240.000
Information + Model
DATA
Pajak
• Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besar kemakmuran
rakyat (KUP No.28 Tahun 2007).
• PPN
• PPh 21
• PPh 25 (Angsuran)
• PPh 28 (Kelebihan)
• PPh 29 (Kekurangan)
• PBB
• Pajak Kendraan Bermotor
• Pajak Reklame
Tarif pasal 17
• PPh pegawai dan usaha perseorangan
Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Pajak Terutang
-
Kredit Pajak (bukti potong)
Penghasilan Neto
-
PTKP
Pajak Terutang
-
Kredit Pajak (bukti potong)
Omzet/Penghasilan Bruto
x 0.5%
Penghitungan PPh Badan
Omzet/Penghasilan Bruto
-
HPP + Biaya/beban usaha
Penghasilan Neto
X
Tarif pasal 17
Pajak Terutang
-
Kredit Pajak (bukti potong)
”
TERIMAKASIH