Kelompok 7 :
Fikri Haikal Prasetyo
Liko Raihan
Widiyanti Pusporini
Shelvya Rahmatul Irman
Diksi
Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya
ekspresi oleh penulis atau pembicara.
Arti kedua “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata seni
berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya.
Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus
dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan –
ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Fungsi diksi
Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah
paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak
resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Relasi Makna
Sinonim
Antonim
Polisemi
Hiponim
Hipermim
Homonim
Homofon
Homograf
Jenis Makna
Kata baku adalah kata yang digunakan sudah sesuai dengan pedoman atau
kaidah bahasa yang telah di tentukan, Atau kata baku merupakan kata yang
sudah benar dengan aturan maupun ejaan kaidah bahasa Indonesia dan
sumber utama dari bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Kata tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan pedoman
atau kaidah bahasa sudah ditentukan.
Contoh kata baku dan tidak baku
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan
maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau
pendengarnya.
Syarat – syarat kalimat efektif :
1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan
tepat.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele.
Pola kalimat
Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, kalimat dasar terdiri atas beberapa
struktur kalimat yang dibentuk dengan unsur kalimat yaitu S, P, O, Pel, Ket. Sejalan
dengan batasan bahwa struktur kalimat minimal S-P.
Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya terdapat tujuh tipe kalimat :
Kalimat Dasar Tipe S-P
Orang itu sedang tidur
Saya mahasiswa
Kalimat Dasar Tipe S-P-O
Ayahnya membeli mobil baru
Rani mendapat hadiah
Kalimat Dasar Tipe S-P-Pel
Beliau menjadi ketua koperasi
Pancasila merupakan dasar negara kita
Kalimat Dasar Tipe S-P-Ket
Kami tinggal di Jakarta
Kecelakaan itu terjadi tahun 2011
Kalimat Dasar Tipe S-P-O-Pel
Dia mengirimi ibunya uang
Yuni mengambilkan adiknya air minum
Kalimat Dasar Tipe S-P-O-Ket
Pak Raden menyimpan uang di bank
Beliau memperlakukan kami dengan baik
Kalimat Dasar Tipe S-P-O-Pel-Ket
Ratna mengirimi kakeknya tasbih minggu lalu
Ahmad membelikan anaknya boneka tadi siang
Ciri kalimat efektif
Kesatuan Gagasan
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain (O/K) yang saling mendukung serta membentuk
kesatuan tunggal. Contoh :
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan
di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula. Contoh :
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat itu harus diubah :
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih.
Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat. Contoh :
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan
kalimat. Contoh :
• Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –
kah. Contoh :
Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
Kami pun turut dalam kegiatan itu.
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak,
antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara
satu dan lainnya.