Anda di halaman 1dari 10

NEGOSIASI

Kelompok 4
1.Nisya Diyah Anggraeni 8. Cindy Aprillyaning Tyas
2.Carinia Dwi Agustine 9. Isticharotis Saadah
3.Vivi Noviyanti 10. Nabila Shafa Salsabila
4.Nia Fadilatul Azizah11. Cahyo Dwi Rachmawan
5.Muna Rosalina 12. Serifa Dwi Maharani
6.Zechi Indriani Putri 13. Moch. Ebiem Bahtiar
7.Fitria Dwi Aidha
Pengertian
Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi.
Negoisasi adalah usaha untuk mencapai kesepakatan
dengan lawan negoisasi sehingga dapat mencapai
tujuan.
Negosiasi sering dirancang sebagai suatu strategi
menyelesaikan konflik dengan pendekatan
kompromi. Selama negosiasi berlangsung, berbagai
pihak yang terlibat menyerah dan lebih menekankan
untuk mengakomodasi
perbedaan-perbedaan antara keduanya.
Smeltzer (1991) mengidentifikasi dua tipe dasar negosiasi,
yakni :
1. Kooperatif (setiap orang menang)
Jika kedua pihak menghendaki adanya perbaikan hubungan.
2. kompetitif (hanya satu orang yang menang)
Jika hanya salah satu pihak yang menghendaki perbaikan
hubungan.

Meskipun dalam negosiasi ada pihak yang menang dan


kalah, sebagai negosiator penting untuk memaksimalkan
kemenangan.
Model
Negosiasi
1. Negosiasi berprinsip adalah negoisasi saat semua pihak yang terlibat sama-sama
bertujuan untuk mencapai hasil win-win (hasil yang memuaskan kedua belah
pihak). Harus mengikuti 4 aturan dasar :
1. Memisahkan perasaan pribadi dengan masalah yang sedang dihadapi
2. Berfokus pada kepentingan, bukan posisi
3. Mengumpulkan beberapa pilihan sebelum membauat keputusan akhir
4. Memastikan bahwa asil didasarkan pada kriteria objektif
2. Negosiasi koersif
Ketika salah satu pihak dalam negoisasi menggunakan kekuatannya untuk
menekan lawan, misalnya dengan memanfaatkan posisisnya yang lebih senior
untuk memperoleh keuntungan
3. Negosiasi ‘saya tidak akan mengalah’
terjadi ketika tujuan negoisasi adalah memenangkan segalanya untuk diri sendiri
4. Negosiasi instan
Dalam negoisasi yang tidak terlalu formal, salah satu pihak kadang kala cepat
menyetujui sebuah proposal karena ingin menghindari situasi sulit
Faktor – Faktor Keberhasilan Negosiasi
• Waktu persiapan yang memadai
• Sasaran yang jelas
• Pengetahuan tentang pokok permasalahaan
• Informasi mengenai lawan negoisasi yang terlibat dan organisasi (bila
memungkinkan)
• Strategi yang jelas
• Penggunaan taktik negosiasi yang tepat
• Sikap saling menghormati antara semua pihak yang terlibat dalam negosiasi
• Keterampilan berkomunikasi yang efektif, seperti mendengarkan
• Kesediaan semua pihak terlibat untuk terbuka
• Kemauan kedua belah pihak untuk berkompromi sehingga terjadi
fleksibilitas yang memuaskan kedua belah pihak
• Kesepakatan benar-benar dilaksanakan
Terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi sebelum
manajer setuju untuk memulai proses negosiasi, yaitu:

1. Masalah harus dapat dinegosiasikan


2. Negosiator harus tertarik terhadap “take and
give” selama proses negosiasi, dan
3. Mereka harus saling percaya (Smeltzer,
1991).
Langkah-langkah sebelum melaksanakan
negosiasi :
1. Mengumpulkan informasi tentang masalah sebanyak mungkin.Oleh
karena pengetahuan adalah kekuatan, semakin banyak informasi yang
didapat, maka semakin besar kemungkinan untuk menawarkan negosiasi.
2. Dimana manajer harus memulai. Oleh karena tugas manajer adalah
melakukan kompromi, maka mereka harus memilih tujuan yang utama.
Tujuan tersebut sebagai masukan dari tingkat bawah.
3. Memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan prasarana.
Efisiensi dan efektivitas penggunaan waktu, anggaran, dan pegawai yang
terlibat perlu juga diperhatikan oleh manajer.
4. Mempunyai agenda yang disembunyikan. Agenda tersebut adalah
agenda negosiasi alternatif yang akan ditawarkan jika negosiasi tidak
dapat disepakati.
Kunci Sukses dalam Melakukan Negosiasi
Lakukan Hindari
1. Jelaskan tujuan negosiasi, bukan posisinya. Pastikan 1. Sikap yang tidak baik, seperti
bahwa Anda mengetahui keinginan orang lain.
2. Ingat, bahwa setiap orang mengharapkan
sinis, kasar, dan menyepelekan.
penyelesaian yang dapat diterima, jika Anda dapat 2. Trik yang tidak baik, seperti
menyajikan sesuatu dengan baik dan menarik.
3. Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan dan apa
manipulasi.
yang tidak. Perhatikan gerakan tubuhnya. 4. Tergesa-gesa dalam proses
4. Lakukan sesuatu yang sederhana, tidak berbelit- negosiasi.
belit.
5. Antisipasi penolakan. 5. Tidak berurutan.
6. Tunjukkan beberapa alternatif pilihan. 6. Membuat hanya satu pilihan.
7. Tunjukkan keterbukaan dan ketaatan jika orang lain
sepakat terhadap pendapat Anda. 7. Memaksakan kehendak.
8. Bersikaplah asertif, bukan agresif. 8. Berusaha menekankan pada
9. Hati-hati, Anda mempunyai suatu kekuasaan untuk
memutuskan.
satu pendapat.
10.Konsisten terhadap apa yang Anda anggap benar
KASUS
• Kasus malpraktek yang menimpa Prita Mulyasari, Dari peristiwa tersebut
terlihat adanya suatu dugaan komunikasi yang buruk antara pihak dokter
dan Rumah Sakit sebagai Health Provider dengan pasien sebagai Health
Reveiver. Berasal dari rasa ketidakpuasan tersebutlah cikal bakal terjadi
suatu konflik yang berlanjut dengan apa yang disebut sebagai sengketa
pelayanan kesehatan, mulai dari pasien hanya mengeluh kemudian
pasien mulai berani mengungkapkan, dan lalu menuntut atau menggugat
pihak tenaga kesehatan atau Rumah Sakit.
• Pada kenyataanya, dalam penanganan pasien, sering terjadi beda sudut
pandang antara tenaga kesehatan dan pasien. Dengan kata lain bahwa
sengketa dalam pelayanan kesehatan terjadi karena adanya perasaan
tidak puas dari salah satu pihak karena adanya pihak lain yang tidak
memenuhi prestasi yang telah diperjanjikan (wanprestasi).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai