Anda di halaman 1dari 50

Identifikasi Personal Dalam

Ilmu Forensik
Stase Forensik 8-20 Juni 2020
Fakultas Kedokteran UPH
Definisi, Tujuan dan Peran
Identifikasi Personal
Definisi Identifikasi Forensik
- Identifikasi adalah penentuan atau pemastian identitas orang yang hidup
maupun mati, berdasarkan ciri khas yang terdapat pada orang tersebut.
- Identifikasi forensik → upaya dalam mengetahui identitas seseorang yang
ditujukan untuk kepentingan forensik, yaitu kepentingan proses peradilan
Definisi Identifikasi Forensik

Ilmu kedokteran forensik sangat berperan dalam identifikasi terutama untuk jenazah
yang tidak dikenal, jenazah yang rusak, membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan
masal, bencana alam, huru hara yang mengakibatkan banyak korban meninggal, serta
potongan tubuh manusia atau kerangka.
Tujuan Identifikasi Forensik
- Kebutuhan etis dan kemanusiaan
- Pemastian kematian seseorang secara resmi dan yuridis
- Pencatatan identitas untuk keperluan administratif dan pemakaman
- Pengurusan klaim di bidang hukum publik dan perdata
- Pembuktian klaim asuransi, pensiun dan lain-lain
- Upaya awal dalam suatu penyelidikan kriminal
Peran Identifikasi Forensik
A. Orang hidup :
B. orang mati:
- Semua kasus medikolegal
- Kasus peledakan
- Oragn yang didakwa pelaku
- Kasus kebakaran
pembunuhan
- Kecelakaan kereta api/pesawat
- Orang yang didakwa pelaku
terbang
pemerkosaan
- Banjir
- Identitas bayi baru lahir yang tertukar →
- Kasus kematian yang dicurgiai
menentukan orang tuanya
melanggar hukum
- Anak hilang
Identitas seseorang dapat dipastikan apabila minimal dua metode yang digunakan
mendapatkan hasil positif
Penentuan “The Big Four”
(Usia, Jenis Kelamin, Stature, Ras)
PENENTUAN USIA
- perkiraan umur dapat ditentukan dari tulang (os pubis, sacroiliac joint, cranium, artritis pada
spinal, gigi)
- Pemeriksaan pusat penulangan (osifikasi) dan penyatuan epifisis tulang —> sering digunakan
untuk perkiraan umur tahun pertama kehidupan (foto radiologis)

TAHAPAN UMUR

1) bayi baru lahir


a) neonatus: belum punya gigi, sulit menentukan usianya, proses perkembangan berbeda-beda
b) Bayi & anak kecil: telah memiliki gigi (bukan faktor penentuan yang baik)
c) Pengukuran tinggi badan
Rumus Streeter → tinggi badan dari puncak kepala sampai tulang ekor
Haase: tinggi badan diukur dari puncak kepala sampai tumit

Umur Panjang

1 bulan 1 cm

2 bulan 4 cm

3 bulan 9 cm

4 bulan 16 cm

5 bulan 25 cm

6 bulan 30 cm

7 bulan 35 cm

8 bulan 40 cm

9 bulan 45 cm

10 bulan 50 cm
2) Anak dan dewasa sampai 30 tahun

a) masa kanak kanak lanjut: gigi permanen sudah tumbuh, semakin banyak tulang yang mengeras
b) Masa remaja: pertumbuhan tulang panjang dan penyatuan pada ujungnya
c) Dewasa muda & dewasa tua: penutupan sutura cranium, morfologi dari ujung iga, permukaan
aurikula & simfisis pubis, struktur gigi
- persambungan speno-oksipital : 17-25 tahun
- Unifikasi tulang dimulai umur 18-25 tahun
- Unifikasi lengkap 25-30 tahun, >31 tahun sudah lengkap
- <30 tahun tulang belakang menunjukkan alur yang dalam dan radier pada permukaan atas dan
bawah
3) Dewasa >30 tahun

a) sutura cranium perlahan menyatu


b) Morfologi ujung iga berubah: mulai menjadi kasar dan tulang rawan berbintik-bintik, iregularitas

Pemeriksaan tengokorak:

- Pemeriksaan sutura, tabula interna menutup dahului


eksterna
- Sutura sagitalis, koronarius, lambdoideus menutup usia
20-30 tahun
- Sutura parieto-mastoid & squamaeus menutup usia
25-35 tahun (terbuka sebagian sampai usia 60 tahun)
- Sutura spheno-parietal menutup usia 70 tahun
Metode Todd
Perubahan simfisis pubis indicator umur yg baik (tdk membedakan jenis kelamin dan ras).

Dibagi 10 kategori umur

Dinilai:

- permukaan batas luar


- Batas dalam
- Ekstremitas inferior
- Tonjolan melintang, ombak,nodulus ossifikasi
Umur menurut tumbuhnya gigi
Gigi susu

Seri I bawah 6-8 bulan

Seri I atas 7-9 bulan

Seri II bawah 10-12 bulan

Seri II atas 7-9 bulan

Graham I 12-14 bulan

Taring 17-18 bulan

Graham II 20-30 bulan


Gigi permanen

M1 Graham 1 6-7 tahun

I1 seri 1 6-8 tahun

I2 seri 2 7-9 tahun

P1 premolar 1 9-11 tahun

P2 premolar 2 10-12 tahun

C. Taring 11-12 tahun

M2 graham 2 12-14 tahun

M3 graham 3 17-25 tahun


Perkiraan umur dari tulang-tulang panjang
A) penyatuan epiphysis os. Femur,tibia, fibula B) penyatuan distal epiphysis os. Radius dan ulna

- terpisah seluruhnya: 18-19 tahun


- Sebagian terpisah, sebagian menyatu: 18-
- diaphysis masih terpisah dari tulang: <18 tahun 19 tahun
- Diaphysis masih terlihat seperti garis: 17-18 thn - Bersatu membentuk garis: 19-20 tahun
- Diaphysis sudah bersatu sempurna: > 18 tahun - Bersatu sempurna: > 20 tahun

C) head of humerus

- diaphysis terpisah seluruhnya: <20 tahun


- Sebagian terpisah, sebagian bersatu: 19-20
tahun
- Bersatu membentuk garis: 20-21 tahun
- Bersatu sempurna: >21 tahun
PENENTUAN JENIS KELAMIN

1. Morfologi Fisik
2. Tulang
3. Pakaian
4. Biopsi Gonad
5. Odontologi
Biopsi Gonad

Testis → ada atau tidaknya sperma

Ovarium → pengeluaran ovum yang secara periodik terjadi atau tidak


Odontologi
● Identifikasi jenis kelamin dapat dilakukan dengan
mengukur diameter mesiodistal dan buccolingual
dari gigi seseorang
● Gigi taring (canine) mandibular merupakan gigi
yang memiliki perbedaan dalam ukuran antara laki
- laki dan perempuan.
● Gigi premolar, molar pertama dan kedua, dan gigi
seri maksila juga dapat digunakan sebagai
identifikasi
● Cut-off point atau standar nilai MCI
adalah 0,274
Odontologi ● Nilai MCI kurang dari atau sama
dengan nilai standar tersebut adalah
wanita
● Nilai MCI yang melebihi nilai standar
tersebut adalah pria
● Tingkat kesuksesan dalam
Mandibular canine index (MCI) menentukan jenis kelamin dengan
metode ini adalah sebesar 86%
PENENTUAN STATUR

● Penentuan stature penting → memberi informasi


mengenai ukuran dari seseorang

● “Forensic Anthropologist” → Ketinggian dapat diukur


dari tumit ke kepala atau dari tulang panjang (e.g.
Ekstremitas tulang atas)

● Terdapat 2 cara untuk mengukur estimasi penentuan


statur:
1. Anatomical Method

2. Mathematical Method

Pengukuran kemungkinan dapat berubah sedikit karena


hilangnya tonus otot dan relaksasi sendi
PENENTUAN RAS

● Penentuan ras juga dianggap sebagai salah satu pilar penting dalam identifikasi personal.
● Dilakukan berdasarkan fitur morfologis tulang manusia → karakteristik dari bagian tengkorak
seperti lubang hidung, tulang zygomatik, tulang rahang atas dan gigi telah digunakan untuk
menentukan ras.
● Terkadang, ujung proksimal dan distal tulang paha juga digunakan untuk menentukan ras dalam
pemeriksaan forensik.
● Dengan terjadinya penyampuran diantara berbagai kelompok ras pada masyarakat modern,
menentukan ras dari sisa-sisa kerangka telah menjadi lebih menantang.
PENENTUAN RAS

● Pada kenyataannya, tidak jarang proses identifikasi personal ini mengalami beberapa kendala
→ ketiadaan informasi genetik yang berasal dari orang tua individu yang diidentifikasi.
● Kondisi seperti ini biasanya ditemukan pada individu yang yang menjadi korban dalam
peperangan atau bencana massal → orang tua menjadi korban pada bencana yang sama dan
tidak ditemukan, atau orang tua sudah mennggal terlebih dahulu.
● Keterbatasan informasi ini dapat diatasi melalui analisis DNA dengan menggunakan saudara
kandung sebagai komparasi → analisis pola kekerabatan antar saudara kandung, yang dilihat
dari kesamaan genetik yang diturunkan dari kedua orang tua.
PENENTUAN RAS

● Penelitian tentang komparasi DNA fingerprinting antar saudara kandung pada suku-suku
bangsa di Indonesia memang belum banyak dilakukan di Indonesia.
● Hanya sedikit penelitian yang mengangkat variasi genetik untuk kepentingan identifikasi
forensik di Indonesia → Penelitian oleh Sosiawan dkk (2019) yang telah dipublikasikan di
Egyptian Journal of Forensic Sciences telah mengidentifikasi pola pembagian alel antar
saudara kandung pada suku Madura yang diturunkan oleh kedua orang tua mereka
Metode dan Cara Identifikasi
Personal
SIDIK JARI
• Tidak pernah ada dua sidik jari yang ditemukan dengan
gambaran sidik jari yang serupa, bahkan orang dengan
kembar identik pun memiliki sidik jari berbeda.

• Polisi biasanya mengambil set sidik jari menggunakan


tinta dan dicap pada kartu catatan.

• Pada mayat yang telah membusuk, dokter forensik dapat


mengambil jaringan deskuamasi jari untuk diberikan
kepada polisi. Jaringan ini perlu diawetkan untuk
mencegah jaringan membusuk, dapat ditempatkan di
formalin, alkohol atau larutan gliserin.
METODE VISUAL

● Metode ini dilakukan dengan cara memperlihatkan

jenazah pada orang-orang yang merasa

kehilangan anggota keluarga atau temannya.

● Cara ini hanya efektif pada jenazah yang belum

membusuk sehingga masih mungkin dikenali wajah

dan bentuk tubuhnya oleh lebih dari satu orang.


IDENTIFIKASI DOKUMEN
IDENTIFIKASI PAKAIAN DAN PERHIASAN
Semua yang dikenakan pada tubuh pasien
IDENTIFIKASI MEDIK
● Menggunakan data pemeriksaan fisik secara keseluruhan
(berat badan, tinggi, jenis kelamin, warna rambut, adanya
luka bekas operasi, tato, cacat/kelainan khusus dan lain-
lain).
● Nilai akurasi tinggi → dilakukan oleh seorang ahli dengan
menggunakan berbagai cara atau modifikasi.
IDENTIFIKASI BEKAS LUKA
● Digunakan jika ada kemungkinan mayat tersebut menjadi korban atau diketahui memiliki bekas
luka yang sama.
● Bekas luka sangat bervariasi karena banyak orang mungkin melakukan operasi seperti
apendektomi, serta perempuan melakukan operasi obstetri dan ginekologi yang meninggalkan
bekas luka perut bagian bawah.
METODE EKSKLUSI
● Digunakan pada identifikasi kecelakaan
massal yang melibatkan sejumlah orang yang
dapat diketahui identitasnya.
● Jika mayoritas korban telah dipastikan
identitasnya dengan menggunakan metode
identifikasi yang lain, sementara identitas
sisa korban yang lain tidak dapat ditentukan
dengan metode tersebut → sisa korban
diidentifikasi menurut daftar penumpang.
PEMERIKSAAN DNA

Digunakan untuk mendapatkan informasi genetik yang terkandung dalam individu


berbeda satu sama lain (kecuali pada kembar identik) sehingga sangat berguna dalam
mengidentifikasi seseorang

● DNA inti sel (nukleus)


● DNA mitokondria → sampel tua (ex. rambut, tulang dan gigi)
PEMERIKSAAN DNA

● DNA korban merupakan salah satu hal yang perlu diketahui dalam beberapa
kasus kekerasan seksual
● Peneliti memerlukan kedua sampel DNA dari korban atau TKP dan sampel
DNA dari tersangka pelaku kejahatan.
PENGAMBILAN DNA
● Ante Mortem
○ Kerabat dekat pertama
○ Darah atau biopsi sampel dari korban potensial
○ Benda-benda pribadi yang telah digunakan almarhum
PENGAMBILAN DNA
Keadaan Tubuh Rekomendasi Sampel
Lengkap, mayat Darah (pada kertas FTA atau apusan) dan apusan mukosa
belum membusuk bukal
Termutilasi, mayat Jika memungkinkan: darah dan jaringan otot dalam.
● Post Mortem belum membusuk
Lengkap, mayat Sampel dari tulang kompak panjang (bagian 4-6 cm, bagian
○ Darah, Jaringan sudah membusuk jendela, tanpa pemisahan shaft)
organ dalam atau termutilasi Atau.
Gigi sehat (sebaiknya molar)
 
Atau.
Setiap tulang lain yang tersedia jika mungkin; sebaiknya
tulang kortikal dengan jaringan padat)
Mayat yang Semua sampel yang tercantum di atas dan gigi yang
terbakar hebat impaksi atau akar gigi jika ada
atau
Apusan dari kandung kemih
PEMERIKSAAN ANATOMIK

1. PEMERIKSAAN TULANG
2. PEMERIKSAAN GIGI
PEMERIKSAAN TULANG

Identifikasi ini bertujuan untuk membuktikan bahwa kerangka tersebut adalah


kerangka manusia, ras, jenis kelamin, perkiraan umur, tinggi badan, ciri-ciri khusus,
deformitas dan bila memungkinkan dapat dilakukan rekonstruksi wajah. Kemudian
dicari pula tanda kekerasan pada tulang serta keadaan kekeringan tulang untuk
memperkirakan saat kematian.
PEMERIKSAAN TULANG
Upaya identifikasi pada tulang atau kerangka bertujuan untuk membuktikan bahwa tulang tersebut
adalah:

1. Apakah tulang hewan atau manusia?


2. Apakah tulang berasal dari satu individu atau bukan?
3. Berapakah usianya individu tersebut?
4. Berapakah umur tulang itu sendiri?
5. Apa jenis kelamin individu tersebut?
6. Berapakah tinggi badannya?
7. Apa ras-nya?
8. Berapa lama kematiannya?
9. Apakah ada ruda paksa / perkosa?
10. Apakah sebab kematiannya?
PERKIRAAN UMUR TULANG

● Penentuan umur tulang menjadi fokus utama kedokteran forensik bila umur tulang manusia
diestimasi masih berukuran kurang dari 70 tahun.
● Penentuan umur tulang sulit dilakukan dengan pasti karena faktor alam memainkan peranan
penting; lingkungan yang bersifat asam dan lembab mempercepat pembusukan tulang.
PERKIRAAN UMUR TULANG
Gross Examining
● Walaupun seluruh jaringan lunak telah hilang,
tulang belulang masih dapat dibedakan estimasi
umurnya dengan memperkirakan densitas dan
perabaan dari tulang tersebut.
● Permukaan tulang masih terasa berminyak
(greasy) dan lebih berat sampai beberapa tahun
kemudian, diakibatkan masih terdapat adanya
stroma organik pada pengisi tulang.
● Pada tulang yang lebih tua, jaringan organik
pengisi ini sudah hilang, sehingga tulang akan
menjadi lebih kering dan ringan.
PERKIRAAN UMUR TULANG
● Tulang-tulang yang masih dalam keadaan baru, masih memiliki
jaringan lunak dalam bentuk tendon dan ligamen pada ujung-ujung
tulang.
● Selain itu, masih terlihat terdapat periosteum, yang tampak sebagai
jaringan fibrosa yang menempel erat pada permukaan tulang.
● Biasanya jaringan-jaringan lunak pada permukaan tulang masih akan
ada pada satu sampai lima tahun.
PERKIRAAN UMUR TULANG
Physical Test
● Tulang dipotong dan dilihat dibawah sinar
ultraviolet, tulang yang baru akan menyala biru -
perak di bagian yang dipotong, dengan berjalan
nya waktu bagian luar dan dalam yang dipotong
akan mulai tidak menyala karena hilangnya
stroma organik, total time untuk hilangnya nyala
seutuhnya adalah 100 - 150 tahun
PERKIRAAN UMUR TULANG
Chemical Test
● Benzidine test atau Kastel - Mayer tes -> untuk mendeteksi
darah dan positif hingga 100 tahun
● Tes serologi, precipitation test, gel diffusion, coombs reagent.
Positif pada tulang 5 - 10 tahun
● Pengecekan nitrogen, Tulang yang masih segar memiliki
kandungan nitrogen 4.5%, seiring berjalannya waktu nitrogen
akan terus menurun
PEMERIKSAAN GIGI
● Pemeriksaan ini membandingkan data gigi dan rahang jenazah dengan data antemortem.
Seperti sidik jari, data gigi setiap individu juga berbeda satu sama lainnya. Pencatatan data
gigi dan rahang (odontogram) dilakukan secara manual, sinar-X, dan pencetakan gigi dan
rahang.
● Bentuk gigi dan rahang merupakan ciri khusus dari seseorang, sedemikian khususnya
sehingga dapat dikatakan tidak ada gigi atau rahang yang identik pada dua orang yang
berbeda, bahkan kembar identik sekalipun.
● Data ini berisi tentang jumlah gigi, susunan, bentuk, tambalan, gigi palsu dan sebagainya.
Regulasi Identifikasi Personal
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai