Anda di halaman 1dari 23

Neuropati

Optik
Toksik
Disusun oleh: Aselia Amblin Pokatong

Pembimbing: dr. Maria Larasati, SpM


PENDAHULUAN
Pendahuluan

Neuropati Optik Toksik (NOT)  gangguan penglihatan


akibat kerusakan saraf optik setelah terpapar zat toksik
(beracun)

Terpapar zat toksik dari lingkungan tempat kerja,


makanan yang dikonsumsi, dan penggunaan obat
sistemik.

Terlambat diagnosis  karena perlahan dan


progresif
Epidemiologi

837 pasien 31 kasus 


857 pasien
 0,13% dalam 2
 1,5%
mengalami tahun
mengalami
NOT
NOT

Etambutol Amiodarone Metanol


TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Saraf Optik

Saraf optik  kumpulan


akson sel ganglion pada
diskus optik atau papil
Visual Pathway Jalur visual aferen  retina dan saraf optik

Berkas cahaya  kornea  pupil/iris


 lensa  vitreous  sel-sel di retina

Retina  Saraf optik  kiasma optik


 traktus optik  nukleus lateral
genikulata  radiasi optik  korteks
visual
Neuropati Optik Toksik
Neuropati Optik Toksik (NOT)  gangguan
penglihatan akibat kerusakan saraf optik setelah
terpapar zat toksik (beracun)

Epidemiologi  bervariasi tergantung zat toksik

857 pasien konsumsi etambutol  1,5% terkena NOT

837 pasien konsumsi amiodarone  0,13%

31 kasus NOT karena metanol di Indonesia


Neuropati Optik Toksik
ETIOLOGI

 Etambutol dan Isoniazid  Karbon Monoksida

 Metanol  Sianida

 Amiodarone  Timah

 Alkohol/tembakau  Air raksa

 Penyakit sistemik  anti-neoplastik


PATOFISIOLOGI
Chelating
Etambutol Copper & Zink

Gangguan fungsi
Lipidosis
Amiodarone mitokondria

ADH Formaldehid  as. Format


Metanol Ion H+  asidosis metabolik
Gangguan ATP
Durasi Defisiensi vitamin B-
Alkohol/Tembakau paparan komples dan asam folat
Sistem
transportasi
Gangguan eliminasi zat aksonal
Penyakit sistemik toksik terganggu
Manifestasi
Klinis

• Diskromatopsia
• Penurunan tajam penglihatan
• Skotoma sentral atau sekosentral
• Onset akut-subakut (berbeda-beda)

NYERI OKULAR (-)


Diagnosis
ANAMNESIS

• Pekerjaan/ lingkungan pekerjaan


• Riwayat penyakit dahulu  DM, HT, gagal ginjal
• Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat sosioekonomi
• Riwayat kebiasaan  merokok, minum alkohol
Diagnosis
PEMERIKSAAN MATA

• Tajam Penglihatan (visus)  menurun perlahan ,(20/40 – 20/200);


1/ꝏ
• Pupil  sluggish, RAPD (-)
• Funduskopi  edema diskus, hiperemia (awal), hilang bundel
papilomakular, atrofi optik (tahap lanjut)
• Lapang Pandang  skotoma sentral atau sekosentral
• Tes Ishihara / tes Panel D-15  diskromatopsia bilateral
Edema diskus optik Diskus optik atrofi
Tes Ishihara Tes Panel D-15
Diagnosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• CBC, urinalysis, serum B-1, B-12, level folat


• MRI  menyingkirkan kemungkinan lesi kompresi; umumnya
normal pada NOT, kecuali pada metanol  degenerasi basal
ganglia
• VEP (visual evoked potential) menilai transmisi signal stimulasi
cahaya dari saraf optik ke korteks oksipital
Diagnosis
Banding
LHON (Leber’s Hereditary Optic Neuropathy)
NON (Nutritional Optic • Kelainan mitokondria bawaan (maternal)
Neuropathy) • Circumpapillary telangiectasia/normal
• Anemia • Penglihatan sentral ↓, akut atau subakut
• Polineuropati • Unilateral  bilateral

NAION (Non-arteritic Anterior


Ischemia Optic Neuropathy) Neuritis Optik
• Idiopatik • Akut
• Akut • Nyeri
• Tidak nyeri • Monokular
• monokular • RAPD (+)
TATA L
AKSANA
Non- Medikamentosa

Medikamentosa
Tata laksana

Medikamentosa
Non-medikamentosa Metilprednisolone 1 gr  untuk immunosuppresant
• Hentikan atau cegah terpapar/ konsumsi (dalam waktu 6 jam) menghentikan progresi
makanan/material yang mengandung zat toksik kerusakan saraf
 Obat TB  stop keduanya
 Amiodarone  konsul SpJP • Etambutol : belum ada terapi spesifik; Isoniazid:
 Alkohol/tembakau  Stop ; makan sayur dan pyridoxine 25-100mg/hari
buah-buahan • Alkohol /tembakau: thiamine(100mg 2x1, asam
folat (1mg 1x1), cyanocobalamin
Tata laksana

Medikamentosa
• Metanol:
 Airway management, koreksi electrolyte disturbance, hidrasi adekuat
 Gastric lavage  apabila pasien dalam kurun waktu 2 jam setelah terpapar
 Koreksi asidosis metabolik  sodium bikarbonat
 Antidote  etanol atau fomepizole : IV 10 % dalam 5% dextrose. Loading dose 0,6g/kgBB diikuti
IV 0,07-0,16g/kgBB/jam
 Steroid  pada beberapa pasien berhasil mencegah kehilangan penglihatan
PROGNOSIS
Saat diagnosis visus turun Atrofi optik
belum parah Visus turun permanen

• Zat toksik (etiologi)


• Durasi terpapar sebelum diobati

PROGNOSIS BAIK PROGNOSIS BURUK


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai