Anda di halaman 1dari 11

EMPATY

Ns. Annisa Mardatillah S.Kep

Page 1
Empaty

Suatu proses memahami perasaan orang lain dan ikut


merasakan apa yang orang lain alami. Empati tidak hanya
sebatas memasuki dan merasakan apa yang dialami orang
lain, tetapi empati yang dimiliki seseorang akan
membuatnya mencoba melakukan sesuatu untuk
menolong dan menunjukkan kepeduliannya.

Page 2
Empati berasal dari kata einfuhlung yang populer pada
awal abad ke-19. Istilah einfuhlung berasal dari filsafat
estetika Jerman. Pada waktu itu para filsuf Jerman sedang
antusias untuk mengkaji teori-teori estetika yang dimulai
dari kajian-kajian abstrak formal, dan selanjutnya berubah
fokusnya pada isi, simbol, dan emosi (Taufik, 2012).

Page 3
Kohut (1997, dalam Taufik, 2012) melihat empati sebagai suatu
proses dimana seseorang berfikir mengenai kondisi orang lain yang
seakan-akan dia berada pada posisi orang lain itu. Kohut
jugamenambahan bahwa empati merupakan kemampuan berfikir
objektif tentang kehidupan terdalam dari orang lain.
Menurut KBBI, empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang
mengidentifikasi atau merasa dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran
yang sama dengan orang atau kelompok lain.

Page 4
Empati dalam berbagai persfektif

Taufik (2012) menjelaskan tiga pandangan ataupun perspektif


teoritis mengenai empati yang telahdikembangkan, yaitu secara
psikoanalisis, behaviourisme, dan humanisme.

1. Perspektif Psikoanalisis
Dalam psikoanalisis, empati adalah pusat dari hubungan
interpersonal. Hubungan interpersonal dalam teori ini memunculkan
konsep empati yang lebih kepada konteks interaksi emosional ibu
dan anak.

Page 5
Peran penting empati dalam hubungan interpersonal ibu dan
anak ini digambarkan tentang bagaimana seorang ibu bisa
meredakan kemarahan anak, memberikan pelukan yang
menenangkan, memberi solusi atas masalah yang dihadapi, dan
sebagainya, juga tentang bagaimana anak bisa menempatkan diri,
menghargai dan memahami otoritas peran orangtua dalam keluarga.
2. Perspektif Behaviourisme
Dalam perspektif behaviourisme, para teoretikus
menghubungkan empati dengan perilaku menolong. Hal ini didasari
oleh teori classical conditioning oleh Ivan Pavlov, yaitu perilaku
menolong sebagai hasil dari pembelajaran sosial,

Page 6
yang kemudian dikembangkan ke dalam tiga bagian, yaitu
pembiasaan, orangtua melatih dan membiasakan agar anak-
anaknya senantiasa memberikan pertolongan pada orang lain;
keteladanan, orangtua memberikan contoh kepada anak-anaknya
untuk memberikan pertolongan agar anak-anaknya dapat
meneladani perilaku orangtuanya; dan pemahaman, individu
memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan orang lain yang
membutuhkan pertolongan.
3. Perspektif Humanistik
Dalam teori humanistik, dikatakan bahwa hubungan terapeutik
merupakan kunci sukses dalam psikoterapi. Namun, menurut
Bohart & Greenberg (1997, dalam Taufik, 2012), pengaruh besar
hubungan terapeutik masih kalah perannya dibandingkan dengan
peranan empati dalam psikoterapi

Page 7
menurutnya, hubungan terapeutik tanpa melibatkan empati tidak
akan bisa sukses, sebab empati diyakini sebagai pintu masuk
utama bagi keberhasilan terapi.
Para ahli humanistik menyatakan bahwa empati merupakan obat
bagi kesembuhan pasien, dan empati yang diberikan keluarga dan
orang-orang yang dicintainya berpengaruh lebih besar daripada
obat-obatan medis yang diberikan pada pasien. Hal ini dikarenakan
perasaan memahami dan penerimaan yang baik dari keluarga dan
orang-orang yang terdekat akan menumbuhkan harapan baru yang
memotivasi pasien untuk segera sembuh dari sakit yang dialaminya
(Taufik, 2012).

Page 8
Komponen Empaty
Menurut para ahli, empati pada dasarnya terdiri dari dua
komponen utama, yaitu kognitif dan afektif (Baron & Byrne, 2005;
Taufik, 2012).
1. Komponen Kognitif
Hoffman (2000) menyatakan komponen kognitif sebagai
kemampuan untuk memperoleh kembali pengalaman-pengalaman
masa lalu dari memori dan kemampuan untuk memproses informasi
yang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman diri sendiri.
Komponen kognitif dalam empati ini didasarkan pada
kemampuan memahami dengan membayangkan dan memikirkan
sebuah situasi dari sudut pandang orang lain.

Page 9
• komponen afektif juga terdiri dari dua aspek, yaitu:
 Perhatian empatik (empathic concern) yaitu kemampuan
seseorang untuk mampu merasakan apa yang sedang
dibutuhkan orang lain. Aspek ini sering digunakan untuk
menjelaskan sebuah respons emosional lain yang ditimbulkan
kondisi orang lain.
 Tekanan personal (personal distress) yang lebih cenderung pada
diri sendiri yaitu untuk dapat mengendalikan diri sendiri dalam
memberi respon terhadap penderitaan orang lain. Dengan kata
lain, personal distress merupakan kecemasan dan kegelisahan
yang dirasakan oleh seseorang dalam menghadapi perasaan
yang tidak menyenangkan

Page 10
2. Komponen Afektif
Komponen afektif dalam empati cenderung pada kemampuan
menyesuaikan pengalaman emosional seseorang dengan
pengalaman emosional yang dialami oleh orang lain, misalnya
dengan sabar mendengarkan keluhan-keluhan yang dirasakan
orang lain serta memahami dan ikut merasakan ketika orang lain
merasa sedih, menangis, terluka, menderita dan disakiti (Eisenberg,
1998, dalam Taufik 2012)

Page 11

Anda mungkin juga menyukai