Titrasi Pengendapan
• Berdasar pada
pembentukan
endapan yang terjadi
antara titran dan titer
• Titik akhir titrasi
ditandai dengan
perubahan warna
larutan atau endapan
Company name
Titrasi Pengendapan
• Paling sering dilakukan
untuk menetapan kadar
Halogen :
– Klorida P o s itiv e ly c h a r g e d p r im a r y
a d s o r p tio n la y e r o n c o llo id a l
– Bromida -
p a r t ic le
NO 3
– Iodida
-
N O 3 N O 3
-
+
H -
NO
– Sianida
3
+ +
Ag Ag N O 3
-
H +
N O 3
- A g + E le c tr ic d o u b le la y e r
+
C l- A g C l- A g + C l- A g +
+
Ag
-
NO
C o llo id a l S o lid 3
N O -
Ag +
C l- A g + C l- A g + C l- A g + H o m o g e n e o u s s o lu tio n
3
+ (c h a r g e d b a la n c e d )
Ag C l- A g + C l- A g + C l- A g + +
H -
NO 3
-
NO 3
-
Ag + C l Ag +
C l- A g + C l- Ag +
-
N O + +
3
H Ag Ag + NO 3
-
N O 3
-
C o u n te r - io n la y e r o f
NO - s o lu tio n w it h e x c e s s a n io n s +
3
Ag
www.themegallery.com Company- name NO -
N O 3
3
Metode titrasi pengendapan
Argentometri
Merkurimetri
Titrasi Kolthoff
ARGENTOMETRI
Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah
Argentometri, karena hasil kali kelarutan garam perak halida
(pseudohalida) sangat kecil :
Ksp AgCl = 1,82 . 10-10
Ksp AgCN = 2,2 . 10-16
Ksp AgCNS = 1,1 . 10-12
Ksp AgI = 8,3 . 10-17
Ksp AgBr = 5,0 . 10-13
Company name
• Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan
endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik
intramolekuler yang mengubah warna.
• Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi
pengendapan garam-garam perak.
• Jadi, Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan
AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3-. Anion yang ada dalam
larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder.
PERSIAPAN
• Pembuatan larutan Perak nitrat 0,1 N
• Larutkan 17,5 gram perak nitrat dalam 1000 mL air
• Pembuatan larutan indikator
• K2CrO4 : larutkan 5 gram K2CrO4 dalam 100 mL air
• Ferialuin : larutkan 40 gram Feriamoniumsulfat [FeNH 4(SO4)2]
• dalam 100 mL air + 1 mL HNO3 6 N
• Pembuatan larutan NH4CNS
• Larutkan 8 gram NH4CNS dalam 1000 mL air
• Pembakuan perak nitrat
• Timbang sejumlah NaCl + 1 cc indikator K2CrO4 kemudian dititrasi dengan menggunakan
larutan perak nitrat yang akan distandarisai tersebut sampai membentuk warna merah
• Hitung normalitas dengan cara:
• Pembakuan NH4CNS
• Pipet 25 mL larutan AgNO3 yang telah dibakukan + 5 mL HNO3 P + ferialuin, kemudian titrasi
dengan NH4CNS sampai terbentuk warna merah bata yang tidak hilang dengan pengocokan.
BEBERAPA CONTOH PROSEDUR KERJA NITRIMETRI pada
sampel
Thiamin HCl
• Bentuk sampel
Serbuk
• Kelarutan
Mudah larut dalm air, sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak
larut dalam eter P, dan dalam benzen P, larut dalam gliserol P
• Penetapan kadar
Lakukan perlakuan pendahuluan untuk sampel serbuk/larutan.
Sejumlah sampel dilarutkan dalam air, + 1 mL indikator K2CrO4 dan
dititrasi dengan AgNO3
• Kesetaraan
1mL AgNO3 0,1 N ≈ 33,727 mg Thiamin HCl
BEBERAPA CONTOH PROSEDUR KERJA NITRIMETRI pada
sampel
NH4Cl
• Bentuk sampel
Larutan/Salep
• Penetapan kadar
Lakukan perlakuan pendahuluan untuk sampel larutan/salep. Sejumlah
sampel dilarutkan dalam air, + 15 mL HNO3 + 25ml AgNO3 kocok
selama kurang lebih 1 menit + 1 mL ferialuin kemudian dititrasi
dengan NH4CNS sampai terbentuk warna merah-coklat
• Kesetaraan
1mL AgNO3 0,1 N ≈ 5,349 mg NH4Cl
Catatan : volume AgNO3 = volume AgNO3 total – volume NH4CNS