Pengembangan
Kinerja Karyawan
Peni Utami,SE., MM
Pertemuan ke-12
Materi Terkait:
Penerimaan dan Seleksi Karyawan
Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
Evaluasi Pelatihan
Evaluasi Kinerja dan Pengembangan formal yang
digunakan dalam evaluasi kinerja
Penerimaan dan Seleksi Karyawan
Proses seleksi adalah proses pemilihan kandidat-kandidat
yang telah terkumpul untuk mengisi posisi/pekerjaan dlm
organisasi yang dianggap memenuhi kualifikasi dan
kompetensi yang dibutuhkan
Sebelum memilih perusahaan akan melakukan apa yg
disebut employment test (tes kerja)
2 hal yg diperhatikan perusahaan dlm melaksanakan tes
kerja:
Pertama : sejauhmana tes yang digunakan valid
Kedua : apakah tes yang dilakukan reliabel ataukah tidak
Validitas dan Reliabilitas
Validitas tes adalah bahwa tes yang diberikan harus
secara signifikan terkait dengan kinerjanya
dikemudian hari. Harus mampu menggambarkan skill
dan kemampuan kandidat. Ada 2 validitas:
Validitas kriteria – menggambarkan kinerja kandidat
Validitas konten – menggambarkan pekerjaannya
Reliabilitas tes adalah bahwa seberapa sering tes
dilakukan, kandidat akan memiliki nilai yg kurang
lebih sama atau konsisten, sehingga benar2 bisa
memprediksi kemampuan dan keahlian yg dimiliki
4 Jenis Employment Test
Tes Kognitif – untuk mengetahui kemampuan kognitif. Berkaitan
pengukuran tingkat intelegensi. Mengukur kekuatan daya pikir,
berbahasa, berhitung, berpikir abstrak, mengingat
Tes fisik dan motorik – sejauhmana memiliki kekuatan fisik,
mengukur ketangkasan, kelenturan, daya tahan fisik, kelincahan, dll
Tes bakat dan kepribadian – utk mengetahui karakteristik individu,
kestabilan emosi, sifat pribadi, ahli mengelola diri sendiri dan
ketahanan thd stress
Tes Capaian – untuk mengetahui sejahmana individu telah
mempelajari sesuatu
Tes tambahan adalah kesehatan
Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
Pelatihan dan Pengembangan adalah 2 terminologi yang
berbeda
Pelatihan (training) : Pendidikan yang membantu pekerja
untuk melaksanakan pekerjaannya saat ini
Pengembangan (development) : Pendidikan yang
membantu pekerjaan yang akan diembannya kelak
Perbedaan pelatihan dan pengembangan terletak pada
rentang waktu (time horizon). Pelatihan fokus saat ini
(now), sedangkan pengembangan fokus kelak (future)
Manfaat Pelatihan & Pengembangan
Manfaat bagi perusahaan:
Meningkatkan profitabilitas
Meningkatkan pengetahuan dan keahlian kerja
Meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja
Meningkatkan efisian dan biaya
Meningkatkan pengembangan organisasi
Manfaat bagi individu:
Membantu pekerja menyelesaikan masalah kerja yg mungkin timbul
Meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja individu
Meningkatkan kepercayaan diri dan pengembangan individu
Menyediakan informasi cara mengembangkan kepemimpinan,
komunikasi, dan sikap individu
Membantu pekerja membuat keputusan yang lebih baik, cepat, dan efisien
Evaluasi Pelatihan-Pengembangan
Evaluasi perlu dilakukan untuk memastikan apakah tujuan
yang telah ditetapkan telah tercapai ataukah tidak, telah
berjalan efektif atau tidak
Ada 4 kriteria yg digunakan dalam melakukan penilaian
Reaction – berdasar respon trainee thd materi dan proses
pembelajaran selama pelatihan berlangsung
Knowledge – berdasar bertambah tidaknya pengetahuan,
kemampuan, dan keahlian pekerja setelah mengikuti program
Behavior – berdasar ada tidaknya perubahan perilaku
Improvements – berdasar ada tidaknya peningkatan efisiensi,
efektivitas, produktivitas, dan kualitas kerja individu
Evaluasi Pelatihan-Pengembangan
Mengukur efektifitas bisa menggunakan ukuran cost
terhadap revenue, atau peningkatan kompetensi
Riset menunjukkan efektifitas traning hanya 10%, job
assignment 60%, coaching counseling 30%.
Sumber kesalahan pelatihan di level analisis kebutuhan
training yg didasarkan pada weakness, bukan kekuatan.
Langkah penyusunan program pelatihan &
pengembangan
Setting Training Making
Need Analysis & Dev. Program EVALUATION
Objectives Content
Mengapa Pelatihan Gagal?
Penyebab gagalnya training/pelatihan:
1. Penyelenggaraan pelatihan dilihat sebagai pengeluaran, bukan
investasi
2. Gagal melihat kebutuhan karyawan – karyawan yg dikirim
seringkali tidak berhubungan langsung dgn job description
3. Alasan yang salah
4. Tidak mengkomunikasikan tujuan dari training
5. Program pelatihan tidak bisa ditransfer dalam tugas sehari-hari –
walaupun berkaitan dg job desk tapi metode yg digunakan berbeda
6. Melihat training hanya sebagai event yg berakhir setelah keluar
kelas
Evaluasi Kinerja dan Pengembangan
Kinerja adalah hasil pencapaian dari usaha yang telah dilakukan dan
dapat diukur dengan indikator-indikator
Indikator-indikator tersebut adalah: (Mas’ud)
1. Kuantitas kerja pegawai
2. Kualitas kerja pegawai
3. Pengetahuan kerja pegawai
4. Efisiensi
5. Keandalan
6. Sikap
7. Kreativitas Pegawai
Komunikasi dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja
pegawai
Evaluasi Kinerja
Penilaian kinerja atau performance appraisal adalah
sebuah proses dimana perusahaan melakukan evaluasi dan
penilaian kinerja individu setiap pekerjanya
Hasil survei mengungkap penggunaan informasi hasil
penilaian:
74,9% digunakan utk menyusun kebijakan kompensasi
48,4% utk peningkatan kinerja (performance improvement)
40,4% utk umpan balik
40,1% utk kebijakan penempatan karyawan
30,2% utk dokumentasi mencatat kinerja pekerja selama
periode tertentu
Evaluasi Kinerja
Tujuan penilaian kinerja (Robbins):
Membuat keputusan manajemen SDM – promosi, transfer,
pemecatan
Mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan
Menvalidasi program seleksi dan pengembangan
Memberikan umpan balik kepada pekerja atas kinerjanya
Dasar untuk penentuan keputusan alokasi remunerasi
Elemen penilaian kinerja:
1. Penentuan standar kinerja
2. Pengukuran kinerja
3. Umpan balik
Evaluasi Kinerja
Metode penilaian kinerja:
Rating Scales – menggunakan skala angka dr rendah
sampai tinggi
Checklist – memilih pernyataan paling sesuai untuk
mendeskripsikan kinerja individu
Paired Comparison – satu individu dibanding kan yg lain
hingga ketemu mana yg terbaik & terburuk
Alternation Ranking – mengurutkan pekerja pemilik
kinerja terbaik hingga terburuk
Critical incident – mencatat perilaku buruk yg tdk biasa
lalu direview pada waktu yg telah ditentukan
Evaluasi Kinerja
Narrative Forms – penilaian secara naratif atau esai
tertulis
Behaviorally Anchors Rating Scale (BARS) – metode
menggabungkan penilaian naratif dan kuantitatif
Management by Objectives (MBO) – kriteria penilaian
ditentukan pekerja bersama atasan lalu dilakukan
evaluasi bersama secara berkala
360 degree – penilaian dilakukan dari semua pihak
atasan, bawahan, teman sekerja, diri sendiri, pelanggan,
serta semua pihak yg terlibat dlm proses kerja individu
Kesalahan dalam Penilaian Kinerja
Hallo effect – hanya didasarkan satu kriteria saja
Central Tendency – tidak mau memberikan nilai
ekstrim
Leniency – terlalu murah hati
Strictness – terlalu buruk. Kebalikan leniency
Personal Prejudice/Stereotyping – didasarkan pada
kelompok tempat individu berasal
Recency Effect – kinerja paling akhir (recent), tidak
melihat perilaku individu secara keseluruhan
Selesai