ada beberapa sifat yang dibutuhkan dalam kepemimpinan dalam hal pendidikan. Diantaranya ialah:
1) Rendah hati dan sederhana
2) Bersifat suka menolong
3) Sabar dan memiliki kestabilan emosi
4) Pecaya pada diri sendiri
5) Jujur, adil dan dapat dipercaya
6) Keahlian dalam jabatan
4. Komunikasi Dalam Menajemen Pendidikan
Reca (2010: 2) menungkapkan komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan
kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi.
Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka.
Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan,
agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan.
Pengarahan mengharuskan manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan
kelompok dapat tercapai. Oleh karena itu, seorang manajer akan dapat melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. Jadi komunikasi dalam
menajemen itu sangat diperlukan karena dengan adanya komunikasi maka segala sesuatu
dapat tercipta dan terlaksana.
5. Tantangan Menajemen Pendidikan
Menurut Ali Idrus, (2011:4) dunia pendidikan Indonesia, saat ini, setidaknya menghadapi
empat tantangan besar yang kompleks, yaitu:
1. Tantangan untuk meningkatkan nilai tambah (added value)
2. Tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap
terjadinya transformasi (perubahan) struktur masyarakat, dari masyarakat yang agraris ke
masyarakat industri yang menguasai teknologi dan informasi, yang implikasinya pada
tuntutan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
3. Tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat
4. Munculnya kolonialisme politik. Dengan demikian kolonialisme kini tidak lagi berbentuk
fisik, melainkan dalam bentuk informasi
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Manajemen berbasis sekolah atau madrasah atau sering
disingkat MBS adalah bentuk otonomi manajemen
pendidikan pada satuan pendidikan, yang dalam hal ini
kepala sekolah atau madrasah dan guru dibantu oleh komite
sekolah atau madrasah dalam mengelola kegiatan pendidikan
(UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 51 Ayat 1 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional).
Manajemen berbasis sekolah merupakan model penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk menyusun dan melaksanakan program
pendidikan di sekolah sesuai dengan kebutuhannya melalui pemberdayaan sumber-sumber
daya yang ada termasuk partisipasi masyarakat sehingga lebih mencerminkan adanya upaya
peningkatan pemberian pelayanan penyelenggaraan pendidikan secara demokratis, transparan
dan akuntabel secara nyata untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih efisien dan efektif
tanpa mengesampingkan tujuan Pendidikan Nasional.
Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah
Menurut Depdiknas (2005), konsep dasar pelaksanaan manajemen berbasis sekolah adalah:
Otonomi.
Kemandirian
Demokratis
Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah
a. Prinsip Ekuifinalitas (Principle of Equifinality)
b. Prinsip Desentralisasi (Principle of Decentralization)
c. Prinsip Sistem Pengelolaan Mandiri (Principle of Self-Managing
System)
d. Prinsip Inisiatif Manusia (Principle of Human Initiative)
Komponen Manajemen Berbasis Sekolah
a. Manajemen kurikulum
b. Manajemen kesiswaan
c. Manajemen guru
d. Manajemen keuangan dan pembiayaan
e. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan
f. Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat
g. Manajemen layanan khusus
Simpulan
manajemen itu penting sebab pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga
itu perlu pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya. Manajemen
yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki.
Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerjasama dalam sekelompok orang.
Manajemen berbasis sekolah atau madrasah atau sering disingkat MBS adalah bentuk otonomi
manajemen pendidikan pada satuan pendidikan, yang dalam hal ini kepala sekolah atau
madrasah dan guru dibantu oleh komite sekolah atau madrasah dalam mengelola kegiatan
pendidikan.