OM SWASTYASTU

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN PERILAKU

PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA IBU BALITA
DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN
TAHUN 2020

NI PUTU NATIYA GIYANTI

P07120216051

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN
DENPASAR
2020
 BAB I
PENDAHULUAN
 LATAR BELAKANG
PNEUMONIA MENJADI SALAH SATU MASALAH
UNTUK MENCEGAH
KESEHATAN DAN PENYUMBANG TERBESAR
PNEUMONIA PADA
PENYEBAB KEMATIAN ANAK USIA DI BAWAH
BALITA PERLU ADANYA
LIMA TAHUN. BERBAGAI FAKTOR RESIKO
PERILAKU
PNEUMONIA PADA BALITA ADALAH TIDAK
PENCEGAHAN
MENDAPATKAN IMUNISASI, TIDAK
PNEUMONIA DARI
MENDAPATKAN ASI EKSKLUSIF, MALNUTRISI,
ORANG TUA BALITA
KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA, DAN
KHUSUSNYA IBU
POLUSI UDARA LUAR RUANGAN
BALITA.
(KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2010).

EFIKASI DIRI MERUPAKAN SALAH SATU FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PERILAKU. SESEORANG DENGAN
EFIKASI DIRI YANG TINGGI AKAN MENIMBULKAN SUATU
PERILAKU KESEHATAN DAN MOTIVASI YANG JUGA
TINGGI UNTUK MELAKUKAN SUATU TINDAKAN
(GHUFRON, 2014).
 LATAR BELAKANG
PENELITIAN YANG DILAKUKAN OLEH (MO, MAK, CHONG, SHEN, &
CHEUNG, 2014) TENTANG PREVALENSI DAN FAKTOR - FAKTOR
PERILAKU SKRINING KESEHATAN PENYAKIT KANKER DI HONGKONG
MENYATAKAN BAHWA EFIKASI DIRI MERUPAKAN FAKTOR YANG
PENTING DAN MEMPUNYAI HUBUNGAN YANG SIGNIFIKAN DENGAN
PERILAKU SKRINING KESEHATAN PENYAKIT KANKER.

PENELITIAN YANG DILAKUKAN OLEH (ENGGARWATI, 2015) TENTANG FAKTOR -

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN
HIV/AIDS DI KABUPATEN KUDUS MENYATAKAN BAHWA ADA HUBUNGAN YANG
SIGNIFIKAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN
PENULARAN HIV/AIDS, EFIKASI DIRI MEMPENGARUHI TINDAKAN PENCEGAHAN
PADA SESEORANG. HAL INI DIDASARKAN PADA KEYAKINANNYA UNTUK MAMPU
MELAKUKAN PERILAKU PENCEGAHAN TERSEBUT, SEMAKIN TINGGI KEYAKINAN
DIRI UNTUK SELALU MELAKUKAN PERILAKU PENCEGAHAN AKAN SEMAKIN BAIK
PULA.
 WHO (2017)
LATAR BELAKANG
PNEUMONIA ADALAH PENYEBAB
INFEKSI TUNGGAL TERBESAR PADA
ANAK DI SELURUH DUNIA YANG PROFIL KESEHATAN INDONESIA
MEMBUNUH 808.694 ANAK DI
BAWAH USIA LIMA TAHUN. TAHUN 2016 568.146 KASUS
PNEUMONIA PALING UMUM TERJADI TAHUN 2017 447.431 KASUS
DI ASIA SELATAN DAN AFRIKA SUB- TAHUN 2018 478.078 KASUS
SAHARA

KOTA DENPASAR MENDUDUKI KASUS

PENDERITA PNEUMONIA TERTINGGI DI
PROVINSI BALI PADA TAHUN 2018 YAITU
SEBANYAK 1.117 KASUS (BPS PROVINSI BALI, PROVINSI BALI
2018). WILAYAH KERJA PUSKESMAS I
DENPASAR SELATAN ADALAH DAERAH YANG TAHUN 2016 6.688 KASUS
PALING TINGGI DITEMUKAN KASUS TAHUN 2017 5.275 KASUS
PNEUMONIA PADA TAHUN 2018 YAITU TAHUN 2018 4.777 KASUS
SEBANYAK 271 KASUS DAN TAHUN 2019
YAITU SEBANYAK 233 KASUS (DINKES KOTA
DENPASAR 2018)
 LATAR BELAKANG

BERDASARKAN HASIL STUDI PENDAHULUAN YANG DILAKUKAN DI

PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN, DARI 10 RESPONDEN YANG
DIWAWANCARAI TERDAPAT 4 IBU YANG MEMPUNYAI BALITA
MENGETAHUI PENCEGAHAN PENYAKIT PNEUMONIA YAITU DENGAN
MENERAPKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, PEMBERIAN IMUNISASI
LENGKAP, MENGHINDARI ANAK DARI ASAP ROKOK, DAN SELALU
MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN RUMAH SETIAP HARI DAN IBU
MENGATAKAN YAKIN UNTUK MELAKUKAN PENCEGAHAN PNEUMONIA,
6 IBU YANG MEMPUNYAI BALITA BELUM MENGETAHUI PENCEGAHAN
PENYAKIT PNEUMONIA DAN IBU MENGATAKAN TIDAK YAKIN UNTUK
MELAKUKAN PENCEGAHAN PNEUMONIA.

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN

PNEUMONIA PADA IBU BALITA DI PUSKESMAS I DENPASAR
SELATAN.
 RUMUSAN MASALAH

APAKAH ADA HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN PERILAKU

PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA IBU BALITA DI PUSKESMAS I
DENPASAR SELATAN?
 TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN UMUM
• MENGETAHUI HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN
PERILAKU PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA IBU BALITA
DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN.

TUJUAN KHUSUS
• MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RESPONDEN
• MENGIDENTIFIKASI EFIKASI DIRI PADA IBU BALITA
• MENGIDENTIFIKASI PERILAKU PENCEGAHAN
PNEUMONIA PADA IBU BALITA.
• MENGANALISIS HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN
PERILAKU PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA IBU BALITA
DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN.
 MANFAAT PENELITIAN

MANFAAT PRAKTIS
MANFAAT TEORITIS 1. DAPAT MEMBERIKAN SARAN KEPADA
PIHAK PUSKESMAS DALAM PEMBERIAN
1. DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI EDUKASI MENGENAI PERILAKU
INFORMASI ILMIAH DIBIDANG PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA IBU
KEPERAWATAN ANAK BALITA.
2. DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI 2. SEBAGAI PEDOMAN DALAM
DASAR ACUAN BAGI PENELITI MENETAPKAN TINDAKAN PROMOSI
BERIKUTNYA KESEHATAN PADA IBU BALITA UNTUK
MENCAPAI TINGKAT KEBERHASILAN
DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA
BALITA.
 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 KONSEP EFIKASI DIRI
EFIKASI DIRI ADALAH KEYAKINAN AKAN KEMAMPUAN INDIVIDU UNTUK
MENGERAKAN MOTIVASI, KEMAMPUAN KOGNITIF, DAN TINDAKAN YANG
DIPERLUKAN UNTUK MEMENUHI TUNTUTAN SITUASI (GHUFRON, 2014).

SUMBER–SUMBER EFIKASI
DIRI : DIMENSI EFIKASI DIRI :
• PENGALAMAN • LEVEL
• STRENGTH
KEBERHASILAN
• PENGALAMAN ORANG LAIN • GENERALITY
• PERSUASI VERBAL (GHUFRON, 2014).
• KONDISI FISIOLOGIS
(GHUFRON, 2014)
 KONSEP PNEUMONIA
PNEUMONIA ADALAH INFEKSI AKUT
YANG MENGENAI JARINGAN PARU-PARU
(ALVEOLI) YANG DAPAT DISEBABKAN
OLEH BERBAGAI MIKROORGANISME
SEPERTI VIRUS, BAKTERI DAN JAMUR
(KEMENTERIAN KESEHATAN RI, 2018).
PENATALAKSANAAN :
1. MEDIS : PEMBERIAN ANTIBOTIK,
PEMBERIAN OKSIGEN, DAN
PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA.
2. KEPERAWATAN : MENJAGA
KELANCARAN PERNAPASAN,
KEBUTUHAN ISTIRAHAT,
KEBUTUHAN NUTRISI DAN
CAIRAN, MENGONTROL SUHU
TUBUH, MENCEGAHAN
KOMPLIKASI ATAU GANGGUAN
RASA AMAN DAN NYAMAN
TANDA GEJALA PNEUMONIA :
1. GEJALA UMUM BERUPA DEMAM,
SAKIT KEPALA, MALEISE, NAFSU
MAKAN KURANG, GEJALA
GASTROINTESTINAL SEPERTI
MUAL, MUNTAH DAN DIARE.
2. GEJALA RESPIRATORIK: BATUK,
NAPAS CEPAT (TACHYPNOE / FAST
BREATHING), SESAK (RETRAKSI
DADA/CHEST INDRAWING), NAPAS
CUPING HIDUNG, AIR HUNGER
DAN SIANOSIS.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK :
1. FOTO TORAKS
2. LABORATORIUM
 PENCEGAHAN PNEUMONIA

1. IMUNISASI PERTUSIS (DPT)

2. IMUNISASI CAMPAK
IMUNISASI
3. IMUNISASI HIB
4. IMUNISASI PNEUMOKOKUS

1. PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

2. PERBAIKAN GIZI DENGAN POLA MAKAN
SEHAT
3. KEBIASAAN MENCUCI TANGAN DAN HIDUP
NON BERSIH
IMUNISASI 4. PEMBERIAN VITAMIN A SETIAP 6 BULAN
UNTUK BALITA
5. MENCEGAH POLUSI UDARA DI DALAM RUANG
6. MENGHINDARI PENGGUNAAN OBAT NYAMUK
DAN MEROKOK DI LINGKUNGAN RUMAH
 KONSEP PERILAKU
PERILAKU DARI PANDANGAN BIOLOGIS MERUPAKAN SUATU KEGIATAN
ATAU AKTIVITAS ORGANISME YANG BERSANGKUTAN (NOTOATMODJO,
2010).

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

DOMAIN PERILAKU : PERILAKU :
1. PENGETAHUAN 1. FAKTOR INTERNAL: TINGKAT
2. SIKAP KECERDASAN, TINGKAT EMOSIONAL,
3. TINDAKAN EFIKASI DIRI, JENIS KELAMIN
2. FAKTOR EKSTERNAL : LINGKUNGAN,
SOSIAL BUDAYA, PENDIDIKAN
HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN PERILAKU
PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA IBU BALITA
UNTUK MENCEGAH PNEUMONIA PADA BALITA PERLU
ADANYA PERILAKU PENCEGAHAN PNEUMONIA DARI ORANG
TUA BALITA KHUSUSNYA IBU BALITA.

EFIKASI DIRI MERUPAKAN SALAH SATU FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PERILAKU KESEHATAN. EFIKASI DIRI
AKAN BERKEMBANG BERANGSUR - ANGSUR SECARA TERUS
MENERUS SEIRING MENINGKATNYA KEMAMPUAN DAN
BERTAMBAHNYA PENGALAMAN YANG BERKAITAN.

SESEORANG DENGAN EFIKASI DIRI YANG TINGGI AKAN

MENIMBULKAN SUATU PERILAKU KESEHATAN DAN
MOTIVASI YANG JUGA TINGGI UNTUK MELAKUKAN SUATU
TINDAKAN PENCEGAHAN PNEUMONIA.
 BAB III
KERANGKA KONSEP
SUMBER - SUMBER EFIKASI
DIRI:
1. PENGALAMAN
KEBERHASILAN
2. PENGALAMAN ORANG
LAIN
3. PERSUASI VERBAL
4. KONDISI FISIOLOGIS
PENCEGAHAN PNEUMONIA :
1. IMUNISASI (IMUNISASI DPT, CAMPAK, HIB,
PNEUMOKOKUS)
2. NON IMUNISASI (PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF,
MENCEGAHAN BBLR, PEMBERIAN VITAMIN A
SETIAP 6 BULAN, PERBAIKAN STATUS GIZI,
MENCEGAH POLUSI UDARA DI DALAM RUNGAN,
MENGHINDARI PENGGUNAAN OBAT NYAMUK
DAN MEROKOK, KEBIASAAN MEMBUKA
JENDELA PADA PAGI DAN SORE HARI

EFIKASI DIRI PERILAKU PENCEGAHAN PNEUMONIA

   

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU :

1. FAKTOR INTERNAL: TINGKAT KECERDASAN, TINGKAT
EMOSIONAL, EFIKASI DIRI, JENIS KELAMIN
2. FAKTOR EKSTERNAL : LINGKUNGAN, SOSIAL
BUDAYA, PENDIDIKAN
 
 VARIABEL PENELITIAN

VARIABEL ADALAH PERILAKU ATAU KARAKTERISTIK YANG

MEMBERIKAN NILAI BEDA TERHADAP SESUATU (NURSALAM,
2017).

VARIABEL BEBAS (INDEPENDENT) EFIKASI DIRI

VARIABEL TERIKAT (DEPENDENT) PERILAKU

PENCEGAHAN
PNEUMONIA
 DEFINISI OPERASIONAL
NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL ALAT UKUR SKALA SKOR

1 EFIKASI KEYAKINAN DIRI YANG KUESIONER ORDINAL TINGGI

DIRI DIMILIKI SESEORANG DALAM
SEDANG
MENGHADAPI SITUASI YANG
AKAN DATANG YANG DI UKUR RENDAH
SATU KALI DENGAN
MENGGUNAKAN KUESIONER
EFIKASI DIRI TENTANG
PERILAKU IBU DALAM
PENCEGAHAN PNEUMONIA
PADA BALITA
 DEFINISI OPERASIONAL
     
2 PERILAKU FAKTOR PERILAKU IBU TENTANG PENCEGAHAN      
PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA BALITA TERDIRI DARI TIGA
PNEUMONIA YAITU:
PADA IBU BALITA KUESIONER ORDINAL BAIK
a. PENGETAHUAN ADALAH JAWABAN DARI
RESPONDEN YANG DIKETAHUI DAN DIPAHAMI   CUKUP
TENTANG PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN  
PNEUMONIA PADA BALITA   KURANG
 
b. SIKAP ADALAH TANGGAPAN YANG DIBERIKAN KUESIONER  BAIK
OLEH RESPONDEN MENGENAI PEMAHAMAN ORDINAL
  CUKUP
TENTANG PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN
PNEUMONIA PADA BALITA   KURANG
 
c. TINDAKAN ADALAH SUATU KEGIATAN DALAM KUESIONER  BAIK
 
BENTUK NYATA YANG DIBERIKAN OLEH
RESPONDEN MENGENAI PERILAKU IBU DALAM ORDINAL CUKUP
PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA BALITA KURANG
 
 
 HIPOTESIS
HIPOTESIS ADALAH JAWABAN SEMENTARA DARI
RUMUSAN MASALAH ATAU PERTANYAAN
PENELITIAN (NURSALAM, 2017)

ADA HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN PERILAKU

PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA IBU BALITA DI
PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN.
 BAB IV
METODE PENELITIAN
 PENELITIAN INI MERUPAKAN PENELITIAN
JENIS KUANTITATIF NON EKSPERIMENTAL, RANCANGAN
PENELITIAN PENELITIAN YANG DIGUNAKAN ADALAH ANALITIK
KORELASIONAL, DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN CROSS SECTIONAL

TEMPAT DAN PENELITIAN INI AKAN DILAKUKAN DI PUSKESMAS I

WAKTU DENPASAR SELATAN PADA BULAN MARET 2020
PENELITIAN HINGGA BULAN APRIL 2020.

SEMUA IBU YANG MEMILIKI BALITA YANG

MENGALAMI BATUK ATAU KESULITAN BERNAPAS
POPULASI YANG DATANG KE PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN.
DENGAN JUMLAH KUNJUNGAN TAHUN 2019
SEBANYAK 912 ORANG, RATA – RATA KUNJUNGAN
SETIAP BULAN YAITU SEBANYAK 76 ORANG
 SAMPEL

IBU YANG MEMILIKI BALITA YANG MENGALAMI BATUK ATAU KESULITAN

BERNAPAS YANG DATANG KE PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN YANG
MEMENUHI SYARAT INKLUSI DAN EKSKLUSI.

KRITERIA INKLUSI DALAM PENELITIAN INI ADALAH :

1. IBU YANG MENGAJAK BALITA YANG MENGALAMI BATUK ATAU
KESULITAN BERNAPAS YANG MELAKUKAN KUNJUNGAN KE
PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN.
2. KLIEN YANG BERSEDIA MENJADI RESPONDEN DENGAN
MENANDATANGANI INFORM CONSENT SAAT PENGAMBILAN DATA.

KRITERIA EKSKLUSI DALAM PENELITIAN INI YAITU RESPONDEN YANG

TIDAK BISA MEMBACA DAN MENULIS.
 JUMLAH DAN BESAR SAMPEL

PENENTUAN BESAR SAMPEL PENELITIAN MENGGUNAKAN RUMUS

(NURSALAM, 2017) :

  76  
𝑛=
¿¿
MAKA DARI TOTAL POPULASI 76 BALITA YANG MENGALAMI BATUK
ATAU KESULITAN BERNAPAS YANG DATANG KE PUSKESMAS I
DENPASAR SELATAN, JADI BESAR SAMPELNYA ADALAH 64 RESPONDEN.
 DALAM PENELITIAN INI MENGGUNAKAN TEKNIK NON
TEKNIK
PROBABILITY SAMPLING DENGAN TEKNIK PURPOSIVE
SAMPLING
SAMPLING

DATA PRIMER : PENGISIAN KUESIONER OLEH

JENIS DATA RESPONDEN DAN PENGAMATAN HASIL WAWANCARA
YANG OLEH PENELITI.
DIKUMPULKAN DATA SEKUNDER : DATA YANG DI DAPATKAN DI
PUSKESMAS I DENPASAR SELAN BERUPKA DATA
JUMLAH KUNJUNGAN BALITA YANG MENGALAMI
BATUK ATAU KESULITAN BERNAPAS

METODE PENGUMPULAN DATA DARI PENELITIAN INI

CARA DENGAN METODE ANGKET MENGGUNAKAN
PENGUMPULAN KUESIONER EFIKASI DIRI DAN PERILAKU
DATA PENCEGAHAN PNEUMONIA YANG DIBERIKAN KEPADA
RESPONDEN
 INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

PENELITIAN INI MENGGUNAKAN KUESIONER YANG DIBUAT SENDIRI OLEH

PENELITI DAN AKAN DI LAKUKAN UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS
SETELAH UJIAN PROPOSAL. ADAPUN RINCIAN KUESIONER YAITU SEBAGAI
BERIKUT :
1. KUESIONER KARAKTERISTIK RESPONDEN MEMUAT DATA DEMOGRAFI
RESPONDEN MELIPUTI USIA, PENDIDIKAN, DAN PEKERJAAN
RESPONDEN
2. KUESIONER EFIKASI DIRI BERISI PERNYATAAN UNTUK
MENGIDENTIFIKASI EFIKASI DIRI PADA IBU BALITA YANG TERDIRI
DARI 3 SUB VARIABLE YAITU LEVEL, STRENGTH DAN GENERALITY.
3. KUESIONER PERILAKU PENCEGAHAN PNEUMONIA BERISI
PERNYATAAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI PERILAKU PENCEGAHAN
PNEUMONIA PADA IBU BALITA YANG TERDIRI DARI 3 SUB VARIABEL
YAITU PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PENCEGAHAN
PNEUMONIA
 PENGOLAHAN DATA
PENELITI MELIHAT DAN MEMERIKSA KELENGKAPAN
EDITING PENGISIAN DATA

PENELITI MEMBERIKAN KODE PADA SETIAP

RESPONDEN UNTUK MEMUDAHKAN DALAM
CODING PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA. PADA
PENELITIAN INI DATA YANG DIBERIKAN KODE YAITU
DATA DEMOGRAFI

PEMROSESAN DATA DILAKUKAN DENGAN CARA

PROCESSING MENG-ENTRY DATA DARI KUESIONER KE PROGRAM
KOMPUTER

CLEANING KEGIATAN PENGECEKAN KEMBALI DATA YANG SUDAH

DI-ENTRY APAKAH ADA KESALAHAN ATAU TIDAK
 TEKNIK ANALISA DATA
•  
ANALISIS UNIVARIAT
TUJUAN DARI ANALISIS UNIVARIAT ADALAH UNTUK
MENDESKRIPSIKAN KARAKTERISTIK MASING-MASING VARIABEL YANG
DITELITI. DATA YANG DIPEROLEH TERDIRI DARI DATA DEMOGRAFI
(PENDIDIKAN, DAN PEKERJAAN), DATA EFIKASI DIRI DAN DATA
PERILAKU PENCEGAHAN PNEUMONIA DAN TERMASUK VARIABEL
KATEGORIK DAN DIANALISIS DENGAN STATISTIK DESKRIPTIF.

JAWABAN DARI RESPONDEN PADA KUESIONER DILAKUKAN

PERHITUNGAN PRESENTASE DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS
(SETIADI, 2013):
 KATEGORI EFIKASI DIRI DAN PERILAKU
PENCEGAHAN PNEUMONIA DALAM SKALA ORDINAL

EFIKASI DIRI
NO NILAI INDEKS KATEGORI
1 < 56 RENDAH
2 56 - 75 SEDANG
3 76 - 100 TINGGI
(NURSALAM, 2017)

PERILAKU PENCEGAHAN PNEUMONIA

NO NILAI INDEKS KATEGORI
1 < 56 KURANG
2 56 - 75 CUKUP
3 76 - 100 BAIK
(NURSALAM, 2017)
 ANALISIS BIVARIAT
ANALISIS BIVARIAT BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI HUBUNGAN
VARIABEL YANG DITELITI DENGAN JENIS UJI STATISTIK NON PARAMETRIK
DAN VARIABEL BERJENIS KATEGORIK YANG MENGGUNAKAN UJI STATISTIK
KORELASI SPEARMAN RANK.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DIDASARKAN PADA NILAI P (PROBABILITY),
JIKA NILAI P < ALPHA (0,05) MAKA HO DITOLAK DAN HA DITERIMA,
SEDANGKAN JIKA NILAI P > ALPHA (0,05) BERARTI HO DITERIMA DAN HA
DITOLAK (NURSALAM, 2017).
ARAH KORELASI HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN PERILAKU
PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA IBU BALITA DAPAT BERPOLA POSITIF ATAU
NEGATIVE. KEKUATAN KORELASI (R) DUA VARIABEL DIBAGI DALAM LIMA
TINGKATAN YAITU, SANGAT LEMAH (0,00 – 0,199), LEMAH (0,20 – 0,399),
SEDANG (0,40 – 0,599), KUAT (0,60 – 0,799), SANGAT KUAT (0,80 – 0,10)
(TYASTIRIN & HIDAYATI, 2017).
 ETIKA PENELITIAN
AUTONOMY/ MENGHORMATI HARKAT DAN MARTABAT
MANUSIA

CONFIDENTIALITY/ MENGHORMATI PRIVASI DAN

KERAHASIAAN SUBJEK

JUSTICE/ MENGHORMATI KEADILAN

BENEFICIENCE DAN NON MALEFICIENCE

OM SANTHI, SANTHI, SANTHI OM

TERIMA KASIH
Mohon
Mohon Saran
Saran dan
dan Masukan
Masukan