Anda di halaman 1dari 18

BBL  sekitar 350 gram.

Pada umur 3 bulan  500 gram.


Pada umur 9 bulan  750 gram.
Pada Umur 1,5 tahun  sekitar 1 kg.
Pada orang dewasa  1300 gram.

Pertumbuhan otak yang tampak pada peningkatan


beratnya seperti di atas, bukan disebabkan oleh
bertambahnya jumlah sel saraf.
Tetapi oleh tumbuhnya percabangan juluran dan
terbentuknya simpai lemak disekitar serat-serat saraf
yang sudah ada.
 Digunakan dengan belajar maka cabang-cabang dan
ranting-ranting juluran sel saraf tumbuh berkembang,
menjalin hubungan-hubungan yang semakin rimbun.

 Jika tidak digunakan maka cabang-cabangnya akan


menyusut dan dapat menghilang hingga hubungan antar
sel menjadi kurang rimbun.
Pengertian Stimulasi . . .

Menurut Soetjiningsih, (1995)  perangsangan yang


datangnya dari lingkungan di luar individu anak.
Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat
berkembang daripada anak yang kurang atau bahkan tidak
mendapatkan stimulasi. Memberikan stimulasi yang berulang
dan terus menerus pada setiap aspek perkembangan anak
berarti telah memberikan kesempatan pada anak untuk tumbuh
dan berkembang secara optimal.

Moersintowarti, (2002)  perangsangan & latihan-latihan thdp


kepandaian anak yg datangnya dari lingkungan di luar anak.
Orang tua hendaknya menyadari pentingnya memberikan
stimulasi bagi perkembangan anak.
Pengertian Bermain . . .

Menurut Sacharin, (1993)


Bermain  aktivitas di mana individu dapat
menggunakan proses mentalnya untuk mengembangkan
imajinasinya serta memberikan ekspresi terhadap
pemikiran kreatif.

 Sedangkan Nursalam, Susilaningrum, dan Utami,


(2005) Bermain  suatu kegiatan yang menyenangkan
bagi anak, meskipun hal tersebut tidak menghasilkan
komoditas tertentu misalnya keuntungan finansial
(uang).
 Anak bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas,
gembira, atau perasaan lainnya.
 Menumbuhkan rasa ingin tahu.

 Mengasah kemampuan & rasa percaya pada diri sendiri.

 Mempersiapkan anak untuk dapat mengerjakan tugas-


tugas sekolah dan untuk belajar keterampilan.

 Mendorong anak bermain dengan menyediakan bahan-


bahan dan ide-ide adalah salah satu kebutuhan dasar.

 Memperoleh stimulasi mental yang merupakan cikal bakal


dari proses belajar
Menurut Healy, (1994) : jaringan serabut syaraf akan
terbentuk apabila ada kegiatan mental yang aktif dan
menyenangkan bagi anak.

Setiap respons terhadap penglihatan, bunyi, perasaan,


bau, dan pengecapan akan memperlancar hubungan
antar neuron (pusat syaraf).

Makin sering otak bekerja, maka ia akan semakin mahir


dan terampil.

“setiap anak akan menganyam jaringan intelektualnya”.


 Kesehatan

 Inteligensi

 Jenis kelamin

 Lingkungan

 Status sosial ekonomi


Bermain aktif
Kegiatan yang memberikan kesenangan & kepuasan
pada anak melalui aktivitas yang mereka lakukan
sendiri. Melibatkan banyak aktivitas tubuh atau
gerakan-gerakan tubuh.

 Bermain bebas dan spontan (eksplorasi)


 Drama
 Bermain musik
 Mengumpulkan/mengoleksi sesuatu
 Olahraga
Bermain pasif
Hiburan (amusement) merupakan salah satu bentuk
bermain pasif. memperoleh kesenangan bukan
berdasarkan kegiatan yang dilakukannya sendiri.

 Membaca
 Mendengarkan radio
 Menonton TV
1. Perlu ekstra energi

2. Waktu yang cukup


stimulus yang diberikan dapat optimal mempunyai
kesempatan yang cukup untuk mengenal alat-alat
permainannya.
3. Alat bermain

 Harus sesuai dengan usia dan tahap


perkembangan anak

 Harus aman dan mempunyai unsur edukatif bagi


anak.

 Jangan sampai mainan tersebut membuat bosan


atau sebaliknya justru membuat stress anak
karena stimulus yang diterima oleh anak tidak
sesuai dengan usianya.
4. Ruang untuk bermain

5. Pengetahuan cara bermain

6. Teman bermain
Ada saat-saat tertentu di mana anak bermain
sendiri agar dapat menemukan kebutuhannya sendiri.
Teman diperlukan untuk mengembangkan
sosialisasi anak dan membantu anak dalam memahami
orang lain.
4. Ruang untuk bermain

5. Pengetahuan cara bermain

6. Teman bermain
Ada saat-saat tertentu di mana anak bermain sendiri
agar dapat menemukan kebutuhannya sendiri.
Teman diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi
anak dan membantu anak dlm memahami orang lain.
 Sensory Motor Play (+ ¾ bulan – ½ tahun)

Bermain dimulai pada periode perkembangan kognitif


sensori motor.

Sebelum usia 3-4 bulan, gerakan atau kegiatan anak


belum dapat dikategorikan sebagai bermain.

Kegiatan anak semata-mata merupakan kelanjutan


kenikmatan yang diperolehnya.
 Symbolic atau Make Believe Play (+ 2 – 7 tahun)

Symbolic atau make believe play merupakan ciri periode pra


operasional yang terjadi antara usia 2-7 tahun yang ditandai
dengan bermain khayal dan bermain pura-pura.

Pada masa ini anak juga lebih banyak bertanya dan menjawab
pertanyaan, mencoba berbagai hal berkaitan dengan konsep
angka, ruang, kuantitas dan sebagainya.

Bermain simbolik juga berfungsi untuk mengasimilasikan dan


mengkonsolidasikan (menggabungkan) pengalaman emosional
anak. Setiap hal yang berkesan bagi anak, akan dilakukan
kembali dalam kegiatan bermainnya.

Dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan bermain simbolik ini


akan semakin bersifat konstruktif dalam arti lebih
mengarahkan anak untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya.
 Social play games with rules (+ 8 tahun – 11 tahun)
Dalam bermain tahap yang tertinggi penggunaan simbol lebih
banyak diwarnai oleh nalar, logika yang bersifat obyektif.
Sejak usia 8-11 tahun anak lebih banyak terlibat dalam kegiatan
games with rules. Kegiatan anak lebih banyak dikendalikan
oleh aturan permainan.

 Games with rules & Sports (11 tahun keatas)


Kegiatan bermain lain yang memiliki aturan adalah olahraga.
Kegiatan bermain ini masih menyenangkan dan dinikmati anak-
anak, meskipun aturannya jauh lebih ketat dan diberlakukan
secara kaku dibandingkan dengan permainan yang tergolong
games seperti kartu atau kasti.
Anak senang melakukannya berulang-ulang dan terpacu untuk
mencapai prestasi sebaik-baiknya.
1. Permainan imajinasi
(observasi, andaikan .., bermain kata dsb, membuat jadual, melihat awan
dsb.., bayang-bayang)

2. Kesenian, kerajinan tangan, proyek (menggambar, melukis,


bermain playdough, membuat kalung, membuat layang-layang, collage,
origami, membuat buku, sand & water dsb.)

3. Koleksi (kerang, daun, batu, biji-bijian)

4 .Bermain
(scavenger hunt, tebak-tebakan, teka-teki silang, pantomim)
5. Bercerita/mengarang
(mendengarkan, bercerita ulang, menyambung cerita, membuat puisi, komik,
dsb)

6. Role-play
(dokter-dokteran, masak-memasak, dsb)

7. Pertunjukan
(puppet show, menari, menyanyi, dsb.)

8. Berpetuangan/Berkunjung
(berkemah, tamasya, museum, kebun binatang, keluarga, desa, pasar, dsb)

Anda mungkin juga menyukai