Anda di halaman 1dari 8

Anti Emetika

Alika Chandra
Bunga Alun
Devina Atmanegara
Ruth Dearani
Sintikhe Iryani
Anti Emetika
Obat-obat yang digunakan untuk mengurangi
Atau menghilangkan perasaan mual dan muntah
Muntah hanya  suatu gejala, yang penting dalam pengobatan
adalah mencari penyebabnya.
Muntah dapat disebabkan oleh:
• Rangsangan dari asam lambung-usus ke pusat muntah
karena adanya kerusakan mukosa lambung-usus,
makanan yang tidak cocok, hepatitis, dan lain – lain.
• Rangsangan tidak langsung melalui chemo reseptor
trigger one (CTZ) yaitu suatu daerah yang letaknya
berdekatan dengan pusat muntah. Rangsangan
disebabkan oleh obat-obatan (seperti tetrasiklin, digoksin,
estrogen, morfin dll), gangguan keseimbangan dalam
labirin, gangguan metabolisme (seperti asidosis, uremia,
tidak stabilnya hormon estrogen pada wanita hamil)
• Rangsangan melalui kulit korteks (cortex cerebri) dengan
melihat, membau, merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan.
• Waktu dari mual atau muntah dapat menunjukkan
penyebabnya. Ketika muncul tak lama setelah makan, mual
atau muntah dapat disebabkan oleh keracunan makanan,
gastritis (radang selaput lambung), maag, atau bulimia.
• Mual atau muntah 1-8 jam setelah makan juga bisa
menunjukkan keracunan makanan. Namun, makanan yang
mengandung bakteri tertentu, seperti salmonella (penyebab
demam tifus), bisa memakan waktu lebih lama baru
menimbulkan gejala mual dan muntah.
• Muntah yang terus menerus dapat menyebabkan
kondisi yang membahayakan yakni dehidrasi atau
kekurangan cairan, terutama muntah pada bayi dan
anak-anak. 
Penggunaan

Anti emetika diberikan kepada pasien dengan keluhan sebagai berikut :

• Mabuk jalan (motion sickness)


Disebabkan oleh pergerakan kendaraan darat, laut maupun udara
dengan akibat stimulasi berlebihan di labirin yang kemudian
merangsang pusat muntah melalui chemo reseptor trigger one (CTZ).
• Mabuk kehamilan (morning sickness)
Pada kasus ringan sebaiknya dihindari agar tidak berakibat buruk
pada janin, sedangkan pada kasus berat dapat dipakai golongan
antihistamin atau fenotiazin (prometazin) yang kadang dikombinasikan
dengan vitamin B6, penggunaannya sebaiknya dibawah pengawasan
dokter.
• Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu, seperti pada
pengobatan dengan radiasi atau obat-obat sitostatika.
Penggolongan

Dibagi menjadi 4:
1)            Anti histamin
Sebenarnya kurang efektif tetapi nyaman dipakai dengan efek samping
mengantuk. Anti histamin yang dipakai adalah sinarizin, dimenhidrinat dan
prometazin teoklat.

2)             Metoklopramid dan fenotiazin


Bekerja secara selektif di chemo reseptor triger zone (CTZ) tetapi tidak efektif
untuk motion sickness. Obat yang dipakai adalah klorpromazin HCl, perfenazin,
proklorperazin dan trifluoperazin.
 
3)             Domperidon
Bekerja berdasarkan perintangan reseptor dopamin ke CTZ. Efek samping
jarang terjadi hanya berupa kejang-kejang usus. Obat ini dipakai pada kasus
mual dan muntah yang berkaitan dengan obat-obatan sitostatika.
 
4)             Antagonis 5 HT3
Bermanfaat pada pasien mual dan muntah yang berkaitan dengan obat-obatan
sitostatika.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai