Anda di halaman 1dari 23

Cairan dan Elektrolit

Lucia N
No Cairan Glukosa Na Cl K Ca Laktat Asering mOsm /L
(meq/L) (meq/L) (meq/L) (meq/L) (meq/L) (meq/L)
1 RL 0 130 109 4 3 28 28 273
2 Asering 0 130 109 4 3 0 0 273
3 NS 0,9% 0 154 154 0 0 0 0 308
4 Asering 5 50 130 109 4 3 0 0 551
5 D5NaCl 0,45% 50 77 77 0 0 0 0 289
6 KaEn 1B 37,5 38,5 38,5 0 0 0 0 285
7 KaEn 4A 40 30 20 0 0 10 0 264
8 KaEn 3A 27 60 50 10 10 20 0 290
9 KaEn 3B 27 50 50 20 20 20 0 290
Normovolemia hypervolemia Hypovolemia
SIADH Congenital Heart Failure Diarrhea
Adrenal insufficiency Renal Failure (Acute/chronic) Vomitting
Central Nervous System Disease Nephrotic syndrome Burns
Pulmonary Disease Cirrhosis Pancreatitis
Sepsis
Peritonitis

Adanya perubahan status mental dan tanda neurologis lain merupakan petunjuk yang penting untuk dilakukan
koreksi emergensi.
Dehidrasi menurut WHO
Penilaian A B C
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel * Lesu, lunglai atau tidak
sadar *
Mata normal cekung Sangat cekung
Air mata ada Tidak ada Kering
Mulut dan lidah basah kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa tidak haus Haus, ingin minum banyak Malas minum atau tidak
* bisa minum *
Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat * Kembali sangat lambat *
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan Dehidrasi berat
Dehidrasi sedang : bila Bila ada 1 tanda *
ada 1 tanda * ditambah 1 ditambah 1 atau lebih
atau lebih tanda lain tanda lain
Dehidrasi menurut Maurice King
0 1 2
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng,apatis, Mengigau, koma atau
ngantuk syok
Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Kering Kering dan sianosis
Denyut nadi/menit Kuat < 120 Sedang (120-140) Lemah > 140

Nilai 0-2 ringan


Nilai 3-6 sedang
Nilai 7-12 berat
Defisit cairan
• Yang paling tepat adalah dengan mengukur berat badan penderita.
Defisit volume (L) = (BB sebelum sakit (kg) – BB sakit (kg))
% DEHIDRASI = (BB sebelum sakit – BB sakit)/BB sebelum sakit x 100%
• Tiap 1% dehidrasi mewakili kehilangan cairan 10ml/kgbb.

Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat


Infant 5% (50ml/kgbb) 10% (100ml/kgbb) 15% (150ml/kgbb)

Older child 3% 6% 9%
Rehidrasi Volume cairan Contoh: bayi berat 10 kg, dehidrasi
sedang (10%) = 1000ml
Fase 1 (emergency) 20ml/kgbb 200 ml (tersisa deficit 800ml)
Fase 2 (8 jam pertama) ½ deficit sisa + 1/3 maintenance harian 400 ml + 333 ml = 733 ml = 92 ml/jam
Fase 3 (16 jam berikut) ½ deficit sisa + 2/3 maintenance harian 400 ml+ 666 ml = 1066 ml = 67 ml/jam
Natrium
• Kebutuhan natrium 2-4meq/kgBB/hari
• Hiponatremia <135meq/L
• Koreksi natrium bertahap = 0,5-1 meq/L per jam.
• Terlalu cepat menurunkan natrium dapat menimbulan eodem otak.
• Terlalu cepat menaikkan natrium dapat menyebabkan sentral pontin
mielolisis.
• (target Na-Na pengukuran)x0,6xBB
• Bila Natrium <120meq/L , koreksi dengan NaCl 3% akses vena
sentral.
• Tujuannya mencapai natrium 120-125 meq/L atau sampai tidak
kejang. Pada koreksi dengan NaCl 3% dalam 15-20 menit supaya
kejang dapat teratasi cepat.
• Bila tidak ada NaCl 3%, bisa digunakan normal saline NaCl 0,9%, dosis
20ml/kgbb.
• Setelah tidak ada kejang, maka pemberian natrium perlahan-lahan +
12 meq/L/hari (0,5-1 meq/L)
Contoh kasus
• Bayi, 6 minggu, BB 4 kg dengan kejang. Na 114 meq/L
Terapi?

Step 1
• koreksi sampai 120meq/L dengan NaCl 3%
• 0,6x4x(120-114) = 14,4 meq
• NaCl 3% (513meq/L) = 28 ml
Step 2
• Menaikkan 12meq/hari mulai dari 120 meq/L
• 0,6x4x15 = 36 meq/L dalam 24 jam
• NaCl 0,9% atau D51/2NS
Hipernatremia
• Na > 145 meq/L
• Terlalu banyak kadar garam yg dimakan atau terlalu banyak
kehilangan air. Contoh pemberian ASI tanpa tambahan suplemen,
formula konsentrasi tinggi, penderita dengan post terapi bikarbonat.
Kehilangan air melalui diare
• 4 ml/kgbb air akan menurunkan kadar natrium 1meq/L  air
• (BBx0,6)x1 – (desired Na/actual Na) = (1000ml/L)
Kalium
• Kebutuhan kalium 1-2 meq/kgbb/hari
• Hipokalemia <3,5 meq/L
• EKG (gelombang T datar, gelombang U) ditemukan bila K < 2,5 meq/L
• Hipokalemia asimptomatik (EKG normal)  pemberian melalui
dietary intake, contoh pisang.
• Kalium 3.0-3,5 meq/L  O,25 meq/kgbb dengan KCl dalam 1 jam
• Kalium 2.5-3.0 meq/L  0,5 meq/kgbb dengan KCl dalam 2 jam
• Kalium < 2,5 meq/L  0,75 meq/Kgbb dengan KCl dalam 3 jam
• Pemberian KCl tidak boleh melebihi 0,5 meq/kgbb/ jam, maksimum
10 meq dalam 1 jam.
• Rekomendasi pemberian via central venous line atau intravena
dengan abocath besar
• Hiperkalemia , kalium >5,5 meq/L
• EKG  gelombang T tall, peaked.
kompleks QRS melebar

Koreksi
• Calcium glukonas 100mg/kgbb selama 3 menit i.v. untuk menstabilkan miokardium
dan mencegah aritmia
• Natrium bikarbonat 1-2 meq/kgbb i.v. selama 10-15 menit.
• Regular insulin 0,1 u/Kg i.v. dengan D25W atau 2ml/kgbb selama 30 menit. Ulangi
dosis dalam 60 menit. Monitor gula darah/jam
Cairan resusitasi untuk syok
• Isotonik
• 20ml/kgbb bolus normal saline, dapat diulang sampai 3 kali dalam 30-
60 menit
• Setelah 3 kali pemberian, digunakan cairan koloid 10ml/kgbb
• Cepat mengembalikan cairan intravascular.
• Bila inadekuat atau delayed  beresiko untuk terjadinya disfungsi
organ atau stress yang berkelanjutan
European Society of Anaesthesia (2011)

Fasting guidelines
• 2 jam untuk clear liquids
• 4 jam untuk ASI
• 6 jam untuk susu formula
• 8 jam untuk makanan padat

• Keuntungan : mencegah dehidrasi dan hipoglikemia


• Mengurangi resiko aspirasi
Terapi cairan intraoperasi

Terapi deficit  untuk kompensasi dehidrasi atau puasa

Terapi maintenance  kompensasi kehilangan seperti IWL dan urine

Terapi replacement  untuk kehilangan darah dan ruang ketiga


Daftar pustaka
1. Nelson Pediatric, p212-249.
2. The Harriet Lane 19th edition, p271-292.
3. Pediatric Fundamental Critical Care Support, p901-919
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai