Anda di halaman 1dari 22

KELAINAN DUH KELAMIN

KELOMPOK 2
RS BA – RSUD KARDINAH TEGAL – RS SITANALA

PEMBIMBING :
Dr. Ade Firman Saroso, Sp.KK 

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 27JULI - 7 AGUSTUS 2020
Pendahuluan
Alat reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan
memerlukan perawatan khusus.

Pengetahuan dan perawatan yang baik  faktor penentu kesehatan


reproduksi

Faktor utama timbulnya masalah kesehatan genital adalah kondisi di


sekitar vagina yang sangat rentan terhadap infeksi.
Pendahuluan

• • Letaknya
Letaknyayang
yang
sangatdekat
sangat dekatdengan
dengan
uretradan
uretra dananus
anus

• • Area
Areagenital
genitalyang
yang Infeksi
Infeksi
lembab,tertutup,
lembab, tertutup,
terlipatdan
terlipat dantidak
tidak
steril
steril
Ekosistem Vagina

 108 – 109 bakteri/g cairan vagina


 Epitel yang tebal  40 lapis
 Lactobacillus penghasil asam laktat
 pH : 3,5 – 4,5
 Ketersediaan glikogen
Vagina sebagai Self-Cleaning Organ

 Sekresi lubrikan  lembab dan licin  turun keluar dari vagina


Vaginitis
Ditandai oleh
Pruritus Leukorea Dispareunia Disuria

Harus dibedakan

Fisiologik Patologik

STD NON-STD
Bakterial Vaginosis
Definisi

Merupakan sindrom klinis, yang


Merupakan sindrom klinis, yang
disebabkan oleh bertambah banyaknya
Vaginosis
Vaginosis
disebabkan oleh bertambah banyaknya
organisme komensal dalam vagina (yaitu
organisme komensal dalam vagina (yaitu
Gardnerella vaginalis, Prevotellla,
Bacterial
Bacterial Gardnerella vaginalis, Prevotellla,
Mobiluncus spp) serta berkurangnya
Mobiluncus spp) serta berkurangnya
organisme laktobasilus terutama
organisme laktobasilus terutama
Lactobacillus yang menghasilkan hidrogen
Lactobacillus yang menghasilkan hidrogen
peroksida
peroksida
Epidemiologi
• Prevalensi dan distribusi VB bervariasi, berkisar antara 10-30% pada populasi
yang berbeda diseluruh dunia. Di Itali prevalesi VB pada wanita dengan atau
tanpa gejala sebesar 5%, di London 21%, di Jepang 14% dan di Indonesia 17%.
• VB sering ditemukan pada perempuan usia reproduktif, aktif seksual, termasuk
lesbian dan banyak ditemukan pada wanita yang memeriksakan diri untuk
layanan ginekologi. Prevalesi meningkat pada perempuan yang datang ke klinik
IMS, keadaan ini juga dapat ditemukan pada ibu hamil. Perempuan yang memakai
alat kontrasepsi dalam rahim dan melakukan bilas vagina lebih banyak ditemukan
VB.
Etiologi Dan Faktor Risiko Bacterial
Vaginosis
 Belum diketahui pasti
 Faktor risiko:
◦ Pasangan seksual multiple
◦ Pasangan seksual baru
◦ Riwayat IMS sebelumnya

Penyebab:
Patogenesis
Bakterial Vaginitis
Diagnosis Bacterial Vaginosis
ANAMNESIS
 Awitan ( terjadi setelah berhubungan sex)
 Jumlah
 Warna
 Konsistensi cair atau kental
 Bau amis
 Jarang terjadi keluhan gatal, disuria atau dispareunia
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
 Menunjukkan duh tubuh vagina  Kriteria Amsel pada sediaan
berwama abu-abu homogen, basah
viskositas rendah atau normal,  Kriteria Spiegle pada
berbau amis, melekat di dinding pemeriksaan Gram
vagina dan seringkali terlihat di
labia dan fourchette.
Kriteria Amsel
 Duh tubuh vagina berwarna putih keabu-abuan, homogen, melekat di vulva dan
vagina.
 Terdapat clue-cells pada duh vagina (>20% total epitel vagina yang tampak pada
pemeriksaan sediaan basah dengan NaCl fisiologis dan pembesaran 100 kali)
 Timbul bau amis pada duh vagina yang ditetesi dengan larutan KOH 10% (tes
amin positif)
 pH duh vagina lebih dari 4,5

Ditemuka 3 dari 4 kriteria diatas


Organisme Jumlah per Lapang Pandang Skor

Kriteria Nugent
>30 per lapang pandang 0
5-30 per lapang pandang 1
Lactobacillus
1-4 per lapang pandang 2
<1 per lapang pandang 3
Skala abnormalitas flora 0 per lapang pandang 4
vagina terbagi atas:
1. Normal (skor 0-3)
0 per lapang pandang 0
2. Intermediate (skor 4-6)
<1 per lapang pandang 1
3. Vaginosis bakterial (skor Bacteroides/Gardnerella
1-4 per lapang pandang 2
7-10) 5-30 per lapang pandang 3
>30 per lapang pandang 4

0 per lapang pandang 0


Mobiluncus
1-4 per lapang pandang 1
5 per lapang pandang 2
Tatalaksana: Medikamentosa
 Metronidazol dan klindamisin
 Oral 500mg 2 kali sehari selama 7 hari
 Oral 2 gram dosis tunggal
 Klindamisin: oral 300mg 2 kali sehari selama 7 hari
Tatalaksana: Medikamentosa
 Tinidazol
 Oral 500mg 2 kali sehari selama 5 hari
 Klindamisin
 Oral 300mg 2 kali sehari selama 7 hari
 Ampicilin & amoksisilin
 Oral 500mg 4 kali sehari selama 5 hari
Tatalaksana: Non-Medikamentosa
 EDUKASI
◦ Hindari douching (mencuci vagina dengan larutan khusus).
◦ Memakai pakaian/celana dalam yang longgar
◦ Tidak gonta ganti pasangan.
Diagnosis Banding
Normal Kandidiasis Vaginosis Bakteri Trikomoniasis
pH <4,5 Variase ; normal >4,5 4,5
Keputihan Putih, jumlah Seperti keju Homogen, Berbusa, banyak,
sedikit banyak, putih kuning kehijauan
keabu-abuan
Mikroskopis Sel epitel, Budding sel pada Clue cell, gram Sel darah putih
laktobasilus pulasan gram negatif pada dan ada motile
gram (+) atau kerokan pulasan gram, trikomonas
KOH, sel darah jumlah bakteri
putih banyak, sel banyak
epitel berbatas
jelas
KOH “whiff test” - - + -/+
Gejala Tidak ada Gatal pada Keputihan, Pruritus pada
vagina dan iritasi berbau amis vulva
Prognosis

Pada umumnya pengobatan pada kasus BV memiliki hasil yang


memuaskan. Tetapi pasien dianjurkan untuk kembali ke dokter
bila gejala dan tanda dari pasien tidak hilang atau kambuh.
• Ad Vitam : Bonam
• Ad Fungsionam : Bonam
• Ad Sanationam : Dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan Indonesia. Fluor Albus / Vaginal Discharge Non Gonore. Dalam: Buku
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer. Jakarta: Kemenkes RI; 2013. h. 574–7. 
2. Muzny CA, Schwebke JR. Pathogenesis of Bacterial Vaginosis: Discussion of Current Hypotheses. J
Infect Dis. 2016;214:S1–5. 
3. Mascarenhas R, Machado C, Silva B, Pimentel W, Feffeira T, Leoni S, et al.2012.Prevalence for
bacterial vaginosis in a population of sexually active adolescent. J Inf Dis obst Gynec.: 1155-61
4. Bautista CT, Wurapa E, Sateren WB, Morris S, Hollingsworth B, Sanchez JL. Bacterial vaginosis: A
synthesis of the literature on etiology, prevalence, risk factors, and relationship with chlamydia and
gonorrhea infections. Mil Med Res. 2016;3:4.
5. Djuanda A, et al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed ke-7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2016.
P452-454
6.  Sobel J. Patient education: Bacterial vaginosis (Beyond the Basics). UpToDate. 2018. Diakses dari:
https://www.uptodate.com/contents/bacterial-vaginosis-beyond-the-basics 
7. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Bakterial vaginosis.
Dalam: Panduan Pelayanan Medis Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Indonesia: PERDOSKI;
2011. 

Anda mungkin juga menyukai