Anda di halaman 1dari 37

Evaluasi rancangan Peraturan Daerah

dan Klarifikasi Peraturan Daerah

Oleh Rulita, S.H., M.H


Disampaikan pada Diklat Fungsional dan HAM
BPSDM mekanisme PNBP Angkatan I 10
Agustus 2018
Apa itu evaluasi Raperda
Dan Klarifikasi Perda??

Siapa yang melaksanakan?

Beda evaluasi dan klarifikasi?


Dasar hukum
• Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
• Undang-undang 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan;
• Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah; dan
• Peraturan Presiden No 87 Tahun 2014
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
undang No 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

Presiden memegang
kekuasaan Pemerintahan
(ketentuan Pasal 5 ayat (1)

Pemerintah Pusat (Presiden


Pemerintah Daerah (dilaksanakan
dibantu oleh menteri yang
berdasarkan asas Desentralisasi,
menyelenggarakan Urusan
Dekonsentrasi,
Pemerintahan tertentu (Pasal 5 dan Tugas
ayat 3) Pembantuan Pasal 5 ayat (4)
Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah

Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan Urusan pemerintahan berdasarkan UU Nomor


sebagai dasar dalam menyelenggarakan 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Urusan Pemerintahan (Pasal 6 UU 23 Tahun terdiri dari jurusan pemerintahan absolut,
2014) urusan pemerintahan konkuren, dan urusan
pemerintahan daerah. (Pasal 9 s/d Pasal 13 UU
23 Tahun 2014)

Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan


pengawasan terhadap penyelenggaraan Pembinaan atas penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan oleh Daerah. pemerintahan daerah dilaksanakan oleh
Pemerintah dan atau Gubernur selaku Wakil
Pemerintah di Daerah. Koordinasi pembinaan
dilaksanakan secara berkala pada tingkat
nasional, regional, atau provinsi.
Jenis dan Hirarki
Pengertian Peraturan Peraturan Perundang-
Perundang-undangan undangan
(BAB I UU 12 Tahun 2011) (Pasal 7 UU 12 Tahun
2011)

Ruang Lingkup Peraturan Materi Muatan Peraturan


Perundang-undangan Perundang-undangan
(Pasal 4 UU 12 Tahun (Pasal 10 UU 12 Tahun
2011) 2011)

Kewenangan
Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
BAB IX
PERDA DAN PERKADA
Bagian Kesatu
Perda
Paragraf 1
Umum
Pasal 236
(1) Untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah dan Tugas
Pembantuan, Daerah membentuk Perda.

(2) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk


oleh DPRD dengan persetujuan bersama kepala
Daerah.
PENGERTIAN

Peraturan Daerah yang selanjutnya


disebut Perda atau yang disebut dengan
nama lain adalah Perda Provinsi dan
Perda Kabupaten/Kota
PENGERTIAN

Evaluasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap


Rancangan Peraturan Daerah dan Rancangan
Peraturan Gubernur atau Rancangan Peraturan
Bupati/Walikota untuk disesuaikan dengan
kepentingan umum dan/atau Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi.
PENGERTIAN

Klarifikasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap


Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur atau
Peraturan Bupati/Walikota untuk disesuaikan dengan
kepentingan umum dan/atau Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi.
A. Mekanisme Evaluasi
(Resume atas Pasal 121 s.d 130
Perpres 87 Tahun 2014)
Provinsi Kabupaten/Kota

1. Gubernur menyampaikan Rancangan 1. Bupati/Walikota menyampaikan


Peraturan Daerah kepada Menteri Rancangan Peraturan Daerah kepada
Dalam Negeri untuk dievaluasi sesuai Gubernur untuk dievaluasi sesuai
dengan ketentuan Peraturan dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan, yang berkaitan Perundang-undangan, yang berkaitan
dengan: dengan:
a. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, a. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah,
b. pajak daerah, b. pajak daerah,
c. retribusi daerah, dan c. retribusi daerah,
d. tata ruang daerah d. dan tata ruang daerah

2. Evaluasi dilakukan terhadap materi 2. Evaluasi dilakukan terhadap materi


muatan, teknik penyusunan, dan muatan, teknik penyusunan, dan
bentuk Rancangan Peraturan Daerah bentuk Rancangan Peraturan Daerah
Provinsi. Kabupaten/Kota.

 
Mekanisme Evaluasi
Provinsi Kabupaten/Kota

3. Menteri Dalam Negeri membentuk 3. Gubernur membentuk tim untuk


tim evaluasi Rancangan Peraturan melakukan evaluasi Rancangan
Daerah Provinsi. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

a. tim evaluasi Rancangan Peraturan a. tim evaluasi Rancangan Peraturan


Daerah Provinsi tentang Pajak Daerah Daerah Kabupaten/Kota tentang Pajak
dan Rancangan Peraturan Daerah Daerah dan Rancangan Peraturan
Provinsi tentang Retribusi Daerah; Daerah Kabupaten/Kota tentang
b. tim evaluasi Rancangan Peraturan Retribusi Daerah;
Daerah Provinsi tentang Tata Ruang b. tim evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah; dan Daerah Kabupaten/Kota tentang Tata
c. tim evaluasi Rancangan Peraturan Ruang Daerah; dan
Daerah Provinsi tentang Anggaran c. tim evaluasi Rancangan Peraturan
Pendapatan Belanja Daerah, Daerah Kabupaten/Kota tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Belanja Daerah, dan Daerah, Perubahan Anggaran
Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan
Pendapatan Belanja Daerah. Pertanggungjawaban Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah.
Mekanisme Evaluasi
Provinsi Kabupaten/Kota
4. Tim evaluasi dalam melakukan evaluasi 4. Tim evaluasi melaporkan hasil evaluasi
terhadap. Rancangan Peraturan Daerah
a. Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Kabupaten/Kota kepada Gubernur.
tentang Pajak Daerah dan Rancangan  
Peraturan Daerah Provinsi tentang Gubernur melakukan evaluasi terhadap:
Retribusi Daerah berkoordinasi dengan
menteri yang menyelenggarakan urusan a. Rancangan Peraturan Daerah
pemerintahan di bidang keuangan; dan Kabupaten/Kota tentang Pajak Daerah dan
b. Rancangan Peraturan Daerah Rancangan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota tentang Tata Ruang Kabupaten/Kota tentang Retribusi Daerah
Daerah berkoordinasi dengan menteri yang berkoordinasi dengan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang penataan ruang. bidang keuangan; dan
b. Rancangan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota tentang Tata Ruang
Daerah berkoordinasi dengan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang penataan ruang.
Mekanisme Evaluasi
Provinsi Kabupaten/Kota
5. Tim evaluasi melaporkan hasil evaluasi 5. Gubernur menyampaikan hasil
Rancangan Peraturan Daerah Provinsi evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
kepada Menteri Dalam Negeri. dalam jangka waktu paling lama 15
6. Menteri Dalam Negeri menyampaikan (lima belas) hari.
hasil evaluasi Rancangan Peraturan a. Dalam hal hasil evaluasi Rancangan
Daerah Provinsi kepada Gubernur Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
dalam jangka waktu paling lama 15 sudah sesuai dengan kepentingan
(lima belas) hari. umum dan/atau Peraturan
a. Hasil evaluasi Rancangan Peraturan Perundang-undangan yang lebih
Daerah Provinsi sudah sesuai dengan tinggi, Bupati/Walikota menetapkan
kepentingan umum dan/atau Rancangan Peraturan Daerah
Peraturan Perundang-undangan yang Kabupaten/Kota tersebut menjadi
lebih tinggi, Gubernur menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Rancangan Peraturan Daerah Provinsi b. Dalam hal hasil evaluasi Rancangan
tersebut menjadi Peraturan Daerah Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Provinsi. bertentangan dengan kepentingan
b. Bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau Peraturan
umum dan/atau Peraturan Perundang-undangan yang lebih
Perundang-undangan yang lebih tinggi.
tinggi.
Mekanisme Evaluasi
Provinsi Kabupaten/Kota

7. Gubernur bersama DPRD Provinsi 6. Bupati/Walikota bersama DPRD


melakukan penyempurnaan dalam Kabupaten/Kota melakukan
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) penyempurnaan dalam jangka waktu
hari terhitung sejak tanggal paling lama 7 (tujuh) hari terhitung
diterimanya hasil evaluasi. sejak tanggal diterimanya hasil
evaluasi.

8. Gubernur tetap menetapkan 7. Bupati/Walikota tetap menetapkan


Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Rancangan Peraturan Daerah
menjadi Peraturan Daerah Provinsi, Kabupaten/ Kota menjadi Peraturan
pembatalan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Kabupaten/Kota, pembatalan
tersebut dilakukan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
ketentuan Peraturan Perundang- tersebut dilakukan sesuai dengan
undangan. ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
Mekanisme Klarifikasi
(Resume atas Pasal 131 s.d 146
Perpres 87 Tahun 2014)
Provinsi Kabupaten/Kota

1. Gubernur menyampaikan Peraturan 1. Bupati/Walikota menyampaikan Peraturan


Daerah kepada Menteri Dalam Negeri Daerah kepada Gubernur dalam jangka
dalam jangka waktu paling lama 7 waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung
(tujuh) hari terhitung sejak tanggal sejak tanggal ditetapkan untuk
ditetapkan untuk mendapatkan mendapatkan klarifikasi.
klarifikasi.

2. Menteri Dalam Negeri membentuk tim 2. Gubernur membentuk tim klarifikasi.


klarifikasi.

3. Hasil klarifikasi dapat berupa hasil 3. Hasil klarifikasi dapat berupa hasil klarifikasi
klarifikasi Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dan
Peraturan Gubernur yang: Peraturan Bupati/Walikota yang:
a. tidak bertentangan dengan kepentingan a. tidak bertentangan dengan kepentingan
umum dan/atau Peraturan Perundang- umum dan/ atau Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi; atau undangan yang lebih tinggi; atau
b. bertentangan dengan kepentingan b. bertentangan dengan kepentingan umum
umum dan/atau Peraturan Perundang- dan/atau Peraturan Perundang-undangan
undangan yang lebih tinggi. yang lebih tinggi.
Mekanisme Klarifikasi
Provinsi Kabupaten/Kota
4. Gubernur menyampaikan Peraturan 4. Bupati/Walikota menyampaikan
Daerah kepada Menteri Dalam Negeri Peraturan Daerah kepada Gubernur
dalam jangka waktu paling lama 7 dalam jangka waktu paling lama 7
(tujuh) hari terhitung sejak tanggal (tujuh) hari terhitung sejak tanggal
ditetapkan untuk mendapatkan ditetapkan untuk mendapatkan
klarifikasi. klarifikasi.

5. Menteri Dalam Negeri membentuk 5. Gubernur membentuk tim klarifikasi.


tim klarifikasi.
6. Hasil klarifikasi dapat berupa hasil
6. Hasil klarifikasi dapat berupa hasil klarifikasi Peraturan Daerah
klarifikasi Peraturan Daerah Provinsi Kabupaten/Kota dan Peraturan
dan Peraturan Gubernur yang: Bupati/Walikota yang:
a. tidak bertentangan dengan a. tidak bertentangan dengan
kepentingan umum dan/atau kepentingan umum dan/ atau
Peraturan Perundang-undangan yang Peraturan Perundang-undangan yang
lebih tinggi; atau lebih tinggi; atau
b. bertentangan dengan kepentingan b. bertentangan dengan kepentingan
umum dan/atau Peraturan umum dan/atau Peraturan
Perundang-undangan yang lebih Perundang-undangan yang lebih
tinggi. tinggi.
Mekanisme Klarifikasi
Provinsi Kabupaten/Kota
7. Dalam hal hasil klarifikasi Peraturan 7. Dalam hal hasil klarifikasi tidak
Daerah tidak bertentangan menteri bertentangan Gubernur menerbitkan
dalam negeri menerbitkan surat surat kepada Bupati/Walikota yang
kepada Gubernur yang berisi berisi pernyataan telah sesuai.
pernyataan telah sesuai.

8. Dalam hal hasil klarifikasi Peraturan 8. Dalam hal hasil klarifikasi bertentangan
Daerah bertentangan menteri dalam Gubernur menerbitkan surat hasil
negeri menerbitkan surat kepada klarifikasi yang berisi rekomendasi agar
Gubernur yang berisi rekomendasi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
agar Pemerintah Daerah Provinsi melakukan penyempurnaan atau
melakukan penyempurnaan atau pencabutan Peraturan Daerah
pencabutan Peraturan Daerah Provinsi Kabupaten/Kota dan Peraturan
dan Peraturan Gubernur. Bupati/Walikota.

9. Dalam hal Pemerintah Daerah Provinsi 9. Dalam hal Pemerintah Daerah


tidak melaksanakan hasil klarifikasi, Kabupaten/Kota tidak melaksanakan
Peraturan Daerah Provinsi dibatalkan. hasil klarifikasi Gubernur mengusulkan
pembatalan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
Mekanisme Klarifikasi

Provinsi Kabupaten/Kota

10. Dalam waktu paling lama 7 (tujuh) 10. Dalam waktu paling lama 7 (tujuh)
hari terhitung sejak tanggal hari terhitung sejak tanggal
diterimanya pembatalan Gubernur diterimanya pembatalan
harus menghentikan pelaksanaan Bupati/Walikota harus menghentikan
Peraturan Daerah Provinsi dan pelaksanaan Peraturan Daerah
selanjutnya Peraturan Daerah tersebut Kabupaten/Kota dan selanjutnya
dicabut dengan Peraturan Daerah. Peraturan Daerah tersebut dicabut
dengan Peraturan Daerah.
11. Dalam hal Pemerintah Daerah Provinsi
keberatan terhadap pembatalan 11. Dalam hal Pemerintah Daerah
Peraturan Daerah Provinsi, Gubernur Kabupaten/Kota keberatan terhadap
dapat mengajukan keberatan kepada keputusan pembatalan Peraturan
Mahkamah Agung. Daerah Kabupaten/Kota,
Bupati/Walikota dapat mengajukan
keberatan kepada Mahkamah Agung.
Mekanisme Klarifikasi
Provinsi Kabupaten/Kota

12. Dalam hal Pemerintah Daerah Provinsi 12. Dalam hal Pemerintah Daerah
tidak melaksanakan hasil klarifikasi Kabupaten/Kota tidak melaksanakan hasil
Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan klarifikasi Gubernur mengusulkan
Gubernur dibatalkan. pembatalan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.
13. Pembatalan terhadap sebagian atau 13. Pembatalan terhadap sebagian atau
seluruh materi Peraturan Daerah Provinsi seluruh materi Peraturan Daerah
ditetapkan dengan produk hukum sesuai Kabupaten/Kota ditetapkan dengan
dengan ketentuan Peraturan Perundang- produk hukum sesuai dengan ketentuan
undangan. Peraturan Perundangundangan.

14. Pembatalan disertai dengan alasan dengan 14. Pembatalan disertai dengan alasan dengan
menunjukkan pasal dan/atau ayat yang menunjukkan pasal dan/atau ayat yang
bertentangan dengan kepentingan umum bertentangan dengan kepentingan umum
dan/atau peraturan perundang-undangan dan/atau Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi. Pembatalan ditetapkan yang lebih tinggi. Pembatalan ditetapkan
dalam jangka waktu paling lama 60 (enam dalam jangka waktu paling lama 60 (enam
puluh) hari terhitung sejak tanggal puluh) hari terhitung sejak tanggal
diterimanya Peraturan Daerah Provinsi. diterimanya Peraturan Daerah
  Kabupaten/Kota.
EVALUASI RANCANGAN PERDA

Pasal 245
Rancangan Perda Provinsi yang mengatur tentang RPJPD,
RPJMD, APBD, perubahan APBD, pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD, pajak daerah, retribusi daerah dan tata
1 ruang daerah harus mendapat evaluasi Menteri sebelum
ditetapkan oleh gubernur.
Pasal 245
Menteri dalam melakukan evaluasi Rancangan Perda
1 Provinsi tentang pajak daerah dan retribusi daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkoordinasi dengan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang keuangan dan untuk evaluasi Rancangan Perda Provinsi
tentang tata ruang daerah berkoordinasi dengan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang tata ruang.

Rancangan Perda kabupaten/kota yang mengatur tentang


RPJPD, RPJMD, APBD, perubahan APBD,
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pajak daerah, retribusi
2 daerah, dan tata ruang daerah harus mendapat evaluasi
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat sebelum ditetapkan
oleh bupati/wali kota.
Pasal 245
Rancangan Perda kabupaten/kota yang mengatur tentang
RPJPD, RPJMD, APBD, perubahan APBD,
3 pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pajak daerah, retribusi
daerah, dan tata ruang daerah harus mendapat evaluasi
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat sebelum ditetapkan
oleh bupati/wali kota.
 
Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dalam melakukan
4 evaluasi rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang pajak daerah dan
retribusi daerah berkonsultasi dengan Menteri dan selanjutnya Menteri
berkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang keuangan, dan untuk evaluasi rancangan
Perda Kabupaten/Kota tentang tata ruang daerah berkonsultasi dengan
Menteri dan selanjutnya Menteri berkoordinasi dengan menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang tata ruang.
Pasal 245

Hasil evaluasi rancangan Perda Provinsi dan


5 rancangan Perda Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) jika disetujui
diikuti dengan pemberian nomor register.
PEMBATALAN PERDA DAN PERKADA

Pasal 249

Gubernur wajib menyampaikan Perda


Provinsi dan peraturan gubernur kepada
1 Menteri paling lama 7 (tujuh) Hari setelah
ditetapkan
Pasal 249

Gubernur yang tidak menyampaikan Perda Provinsi


2 dan peraturan gubernur kepada Menteri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif
berupa teguran tertulis dari Menteri.

Dalam hal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat tidak


membatalkan Perda Kabupaten/Kota dan/atau peraturan
bupati/wali kota yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,
3 kepentingan umum, dan/atau kesusilaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Menteri membatalkan Perda
Kabupaten/Kota dan/atau peraturan bupati/wali kota.
Pasal 249

Bupati/wali kota yang tidak menyampaikan


4 Perda Kabupaten/Kota dan peraturan bupati/wali kota
kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikenai sanksi
administratif berupa teguran tertulis dari gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat.
Pasal 250
Perda dan Perkada sebagaimana dimaksud dalam Pasal
249 ayat (1) dan ayat (3) dilarang bertentangan
1 dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan/atau
kesusilaan.

Bertentangan dengan kepentingan umum sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. terganggunya kerukunan antarwarga masyarakat;
b. terganggunya akses terhadap pelayanan publik;
2 c. terganggunya ketenteraman dan ketertiban umum;
d. terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat; dan/atau
e. diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan,
ras, antar-golongan, dan gender.
Pasal 251

Perda Provinsi dan peraturan gubernur yang bertentangan


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
1 lebih tinggi, kepentingan umum, dan/atau kesusilaan
dibatalkan oleh Menteri.
Pasal 251
Perda Kabupaten/Kota dan peraturan bupati/wali kota
yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
2 undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan/atau
kesusilaan dibatalkan oleh gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat.

Dalam hal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat tidak


membatalkan Perda Kabupaten/Kota dan/atau peraturan
bupati/wali kota yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,
3 kepentingan umum, dan/atau kesusilaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Menteri membatalkan Perda
Kabupaten/Kota dan/atau peraturan bupati/wali kota.
Pasal 251
Pembatalan Perda Provinsi dan peraturan gubernur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
4 keputusan Menteri dan pembatalan Perda Kabupaten/Kota
dan peraturan bupati/wali kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditetapkan dengan keputusan gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat.

Paling lama 7 (tujuh) Hari setelah keputusan pembatalan


sebagaimana dimaksud pada ayat (4), kepala daerah
5 harus menghentikan pelaksanaan Perda dan selanjutnya
DPRD bersama kepala daerah mencabut Perda dimaksud.
Pasal 251
Paling lama 7 (tujuh) Hari setelah keputusan pembatalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), kepala daerah harus
6 menghentikan pelaksanaan Perkada dan selanjutnya kepala
daerah mencabut Perkada dimaksud.

Dalam hal penyelenggara Pemerintahan Daerah provinsi


tidak dapat menerima keputusan pembatalan Perda
Provinsi dan gubernur tidak dapat menerima keputusan
pembatalan peraturan gubernur sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dengan alasan yang dapat dibenarkan oleh
7 ketentuan peraturan perundang-undangan, gubernur dapat
mengajukan keberatan kepada Presiden paling lambat
14 (empat belas) Hari sejak keputusan pembatalan Perda
atau peraturan gubernur diterima.
Pasal 251

Dalam hal penyelenggara Pemerintahan Daerah


kabupaten/kota tidak dapat menerima keputusan
pembatalan Perda Kabupaten/Kota dan bupati/wali kota
tidak dapat menerima keputusan pembatalan peraturan
8 bupati/wali kota sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dengan alasan yang dapat dibenarkan oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan, bupati/wali kota dapat
mengajukan keberatan kepada Menteri paling lambat
14 (empat belas) Hari sejak keputusan pembatalan Perda
Kabupaten/Kota atau peraturan bupati/wali kota diterima.
Pasal 252

Penyelenggara Pemerintahan Daerah provinsi


1 atau kabupaten/kota yang masih memberlakukan
Perda yang dibatalkan oleh Menteri atau oleh
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 251 ayat (4), dikenai sanksi.

Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:


a. sanksi administratif; dan/atau
2 b. sanksi penundaan evaluasi rancangan Perda;
Pasal 252

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) huruf a dikenai kepada kepala Daerah dan anggota
3 DPRD berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangan yang
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan selama
3 (tiga) bulan.

Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


tidak diterapkan pada saat penyelenggara
4 Pemerintahan Daerah masih mengajukan keberatan
kepada Presiden untuk Perda Provinsi dan kepada
Menteri untuk Perda Kabupaten/Kota.
 
Pasal 252

Dalam hal penyelenggara Pemerintahan


Daerah provinsi atau kabupaten/kota masih
memberlakukan Perda mengenai pajak
daerah dan/atau retribusi daerah yang
5
dibatalkan oleh Menteri atau dibatalkan oleh
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat,
dikenai sanksi penundaan atau pemotongan
DAU dan/atau DBH bagi Daerah
bersangkutan.
TERIMA KASIH

S U M AT E R A
K A L IM A N T A N

IR IA N J A Y A

JAVA

37

Anda mungkin juga menyukai