Outline
Investasi sebagai kunci pertumbuhan ekonomi
Industri Makanan
700 45 Listrik Gas dan Air
Pertambangan
600 Lainnya
262.3 328.6 39.1
33.1
500 216.2
37.3
179.5
400
Kontribusi PMA 2018
300
(US$ Millions)
4.4 Listrik Gas dan Air
430.5 Perumahan Kawasan
200 396.6 392.7
365.9 Industri
12.3 Pertambangan
100 4.3 Transportasi
Industri Logam Dasar,
0 Barang Logam
2015 2016 2017 2018 Lainnya
3
PMA PMDN
2.2 3
4
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
• Investasi merupakan kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
• Untuk mendorong investasi, Pemerintah melakukan percepatan pembangunan infrastruktur yang bersumber dari APBN/D (10%),
BUMN/D (31%), dan Swasta (59%).
04 Manajemen resiko yang kurang tepat Perbaikan tata kelola dan pengelolaan risiko
berdampak pada gagalnya proyek yang lebih baik
SUMBER
Environ ALTERNATIF
Hibah &
mental PENDANAAN
DAK
Fund INFRASTRUK
TUR
KPBU Pinjaman
Multilateral • Bank
a.l. Proyek Bank
• LK Non Bank
SPAM Umbulan • Pemerintah
• Penugasan (PT SMI) 7
KERANGKA PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR DAERAH
• Pemerintah daerah perlu mengembangkan opsi-opsi pendanaan yang tersedia untuk pembangunan
infrastruktur daerah dengan mengadopsi pendekatan portofolio
Legenda: Pertimbangan Apakah proyek Apakah pemda mampu untuk melakukan
Mulai
Opsi Pembiayaan infrastruktur tersebut pengadaan KPBU? Apakah proyek tersebut
layak? sesuai untuk KPBU?
Tidak
Apakah pemda memiliki kapasitas untuk
Tidak
melakukan pinjaman?
Ya
Apakah pemda dapat menerbitkan
obligasi?
Tidak
Ya
Apakah pemda dapat meminjam dari BPD (untuk
Tidak
pinjaman daerah) atau dari PT SMI?
Ya Ya
Pilihan pembiayaan mana yang memiliki penawaran
(biaya, jangka waktu, ketersediaan) terbaik?
Sumber: Prospera 8
JENIS DAN KARAKTERISTIK INSTRUMEN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR DAERAH
Kriteria kesesuaian
APBN/APBD Tidak berlaku Tidak berlaku Tidak berlaku Tidak berlaku Terbatas
Rp1.204 Milyar
Pinjaman Daerah Utang dalam Tidak ada jaminan Pagu pinjaman
<10 tahun* >12%* Update per
melalui BPD Rupiah pemerintah; relatif kecil
Agustus 2018*
Potensi besar dan
Kerjasama Baru ada 2 kontrak
Pembiayaan dapat tergantung pada
Pemerintah Tergantung alokasi KPBU yang
10-30 tahun 16-18%* berasal dari mata ketersediaan
dengan Badan risiko ditanda- tangani
uang lain proyek yang layak
Usaha (KPBU) pemda
dan sesuai.
Sumber: Prospera
*data merupakan jumlah pinjaman yang diusulkan Pemda ke BPD dan telah mendapatkan persetujuan Menteri Dalam Negeri di tahun 2018 9
PROYEK INFRASTRUKTUR YANG BAIK SEHARUSNYA MEMENUHI KELAYAKAN
STRATEGIS, EKONOMI, DAN TEKNIS
• Sebelum menentukan sumber pembiayaan perlu adanya project selection.
• Bappeda perlu mengevaluasi proyek yang layak dibiayai berdasarkan kriteria kelayakan proyek. Proyek langsung dianggap tidak layak bila tidak
memenuhi salah satu saja kriteria kelayakan.
strategis: Terdapat kebutuhan yang kuat terhadap proyek dan proyek sesuai dengan strategi dan prioritas baik nasional, regional, maupun
01 daerah.
Kelayakan ekonomi: Proyek diperhitungkan akan menciptakan manfaat ekonomi yang lebih besar daripada biaya ekonomi, dan biaya
02 ekonomi dari proyek paling minimum dari semua alternatif yang ada untuk mencapai manfaat ekonomi tersebut.
Kelayakan sosial dan lingkungan: Proyek setidaknya menaati semua standar perencanaan dan lingkungan nasional Proyek diperkirakan
03 tidak akan menimbulkan dampak negatif yang sangat signifikan bagi lingkungan maupun penduduk sekitar.
Kelayakan hukum: Setiap aspek dari proyek tidak melanggar undang-undang dan peraturan yang berlaku, serta mungkin untuk
04 dituangkan dalam kontrak.
Kelayakan teknis: Proyek dapat diimplementasikan secara teknis dengan teknologi yang sudah ada dan telah teruji.
05
Sumber: Prospera 10
MENINGKATKAN AKSES DAERAH TERHADAP SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN
DENGAN MEMPERHATIKAN PRINSIP KEHATI-HATIAN
• Percepatan norma waktu penyelesaian persetujuan pinjaman daerah (Pasal 19 & Pasal 20)
• Pembagian tugas yang jelas antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri dalam
1. Perubahan PP tentang proses persetujuan pinjaman
• Obligasi Daerah lebih diarahkan pada general bond (Pasal 33)
Pinjaman Daerah
• Jenis proyek lebih luas: Proyek Pelayanan Publik (Pasal 33 dan UU Pelayanan Publik No. 25 th 2017)
PP No. 30 Th 2011 menjadi
• Dapat diterbitkan dalam beberapa tahun anggaran (Pasal 39)
PP No. 56 Th 2018
• Prinsip kehati-hatian
1. Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh BPK WTP/ WDP (Pasal 34)
2. Adanya Unit Pengelola Obligasi Daerah sebagai mitigasi risiko (Pasal 43)
3. Monitoring terhadap kewajiban pinjaman daerah (Pasal 48)
50.0%
• Transparansi dan kualitas laporan
keuangan;
• Kinerja anggaran;
40.0% 27.0%
27.0% 24.0%
• Proses Bisnis dan Pengelolaan
19.0%
19.0%
Penganggaran;
30.0%
19.0%
• Perencanaan infrastruktur dan
manajemen proyek
20.0%
16.8% 14.9% 16.0%
12.8%
14.1%
10.0%
10.0%
0.0%
J at en g K a l ti m J ab ar Sumut su l u t Bal i
• Analisis dilakukan dengan menggunakan sampel dari pemerintah daerah yang mewakili Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan,
dan Sulawesi.
• Penilaian dilakukan dengan menggunakan beberapa indikator untuk menilai daerah yang berpotensi menerbitkan obligasi
daerah dan hasilnya berupa skala 1 – 3, (1 = terendah, 3 = terbaik) dengan indikator mengacu pada PEFA
• Provinsi Jabar cukup berpotensi untuk menerbitkan obligasi daerah dengan kapasitas fiskal 3,1 (sangat tinggi)*
Sumber: Prospera
*) PMK No. 107/PMK.07/2018 12
MENINGKATKAN AKSES DAERAH TERHADAP SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN
DENGAN MEMPERHATIKAN PRINSIP KEHATI-HATIAN (2)
3. Implementasi Percepatan Pemberian Pinjaman Daerah
Pelaksanaan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan Jumlah Komitmen dan Outstanding Pinjaman Daerah
Perjanjian Kerja Sama Pinjaman Daerah mengalami peningkatan 2x lipat Pasca MoU
28 Desember 2017
4356
Dalam Miliar Rupiah
SOP Link
2612
2441 2441
2424
Outstanding Komitmen
Offering Letter dapat Digunakan untuk Proyek Infrastruktur yg
diselesaikan kurang Risiko Pinjaman relatif
bernilai Sosial Ekonomi Tinggi
dari 40 Hari minimal
29 % 66 % 5%
Rumah Sakit Jalan/Jembatan Pasar
13
13
UPAYA MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN PINJAMAN DAERAH
Sumber: Prospera 15
SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK (E-Government)
SEBAGAI KUNCI TRANSPARANSI DAN PENGELOLAAN KEUANGAN YANG BAIK
Layanan:
Pelaku • e-Procurement
Usaha • e-Perijinan
G2B diantaranya Online Single
Submission (OSS)
Layanan:
G2G Layanan:
• e-Office G2C • e-Pengaduan
• e-Planning Pemerintah
• e-Budgeting
E-Gov Masyarakat • e-Kesehatan
• e-Monev • e-Pendidikan
G2E
Layanan: ASN
• e-Kepegawaian
• e-Pensiun
Sumber : Kemenpan-RB 16
KERANGKA FISKAL JANGKA MENENGAH UNTUK MEMPERBAIKI PERENCANAAN
DAN PENGANGGARAN
• Kerangka Fiskal Jangka Menengah KFJM atau Medium Term Fiscal Framework (MTFF) merupakan
pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun
anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi anggaran yang dibutuhkan pada tahun berikutnya
yang dituangkan dalam prakiraan maju (proyeksi fiskal)
6.0 4.0
2.0
4.0
-
2.0 (2.0)
- (4.0)
(2.0) (6.0)
(4.0) (8.0)
(10.0)
(6.0) 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Keseimbangan fiskal = ruang fiskal
(8.0)
Tambahan belanja proyek baru
(10.0) Ruang fiskal untuk proyek baru
2018 2019 2020 2021 2022 2023 Belanja yang sedang berlansung
Tambahan pendapatan proyek baru
Pendapatan skenario dasar
Sumber : World Bank
Angka di atas merupakan angka sumulasi dari daerah A
18
MTFF BISA MEMONITOR INDIKATOR KEUANGAN BAGI PEMERINTAH DAERAH
YANG MEMILIKI PINJAMAN
Dimonitor
Indikator keuangan daerah Kerangka regulasi
MTFF?
Batas maksimal defisit APBD:
• Kapasitas fiskal sangat tinggi = 5.0% Pendapatan Daerah
• Kapasitas fiskal tinggi = 4.5% Pendapatan Daerah
PMK No. 119/PMK/07/2017
• Kapasitas fiskal sedang = 4.0% Pendapatan Daerah
• Kapasitas fiskal rendah = 3.5% Pendapatan Daerah
• Kapasitas fiskal sangat rendah = 3.0% Pendapatan Daerah
keasdepanekoda@gmail.com
ekon.go.id
PROYEK YANG DAPAT DIBIAYAI DENGAN PINJAMAN DAERAH
• Pinjaman Daerah dapat digunakan untuk membiayai kegiatan prasarana dan/atau sarana pelayanan publik
yang menjadi kewenangan daerah (PP 58 Th 2018 tentang Pinjaman Daerah Pasal 10)