Anda di halaman 1dari 29

Tatalaksana TB Paru

Tanpa Komplikasi
Ilmu Penyakit Paru
RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh
Tuberkulosis

• Sinonim : Koch Pulmonum


• Penyakit menular langsung, disebabkan oleh kuman tuberkulosis
(TB)  Mycobacterium Tuberculosis complex
• Suatu kuman ditemukan oleh Robert Koch 1882
• Sebagian besar kuman BTA menyerang paru, dapat juga mengenai
organ tubuh lainnya.
• Penularan secara aerogen/airborne.
• Pasien TB paru menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
(percikan dahak)
Penularan TB
Batuk
Kuman di dalam
droplet di udara Bicara: 0-210 partikel
Mati oleh sinar
matahari atau
tersapu angin

Batuk: 0-3500 partikel

Bertahan diruang
gelap dan lembab
sampai bulanan Bersin : 4500 – 1 juta
partikel
Section Break
Diagnosis

Anamnesis
1. Gejala Respirasi: batuk berdahak, batuk dahak bercampur darah, batuk darah, sesak napas
dan rasa nyeri dada
2. Gejala sistemik: badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak
badan (malaise), berkeringat pada malam hari

Pemeriksaan Fisik
Auskultasi: ditemukan antara lain suara napas bronkial, suara napas melemah, ronki
basah.
Diagnosis

Pemeriksan Mikroskopik

Pemeriksaan dahak konvensional: pemeriksaan mikroskopik dengan pengecatan


Ziehl Neelsen (ZN) apusan dahak
Biakan
Tes Cepat Molekuler (TCM)  tes bio-molekuler menggunakan alat Xpert/ MTB
Rif (Tidak bisa untuk evaluasi pengobatan)
Diagnosis
Pemeriksan Radiologis

Pemeriksaan Standar: Foto Toraks PA dengan atau tanpa foto lateral.


Pemeriksaan lain: Foto apiko-lordotik, foto oblik

Gambaran radiologik dapat berupa :


- Bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen
superior lobus bawah.
- Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular.
- Bayangan bercak milier.
- Efusi pleura unilateral.
- Fibrotik pada segmen apical dan atau posterior lobus atas.
- Kalsifikasi.
- Fibrothorax atau penebalan pleura.
Pengobatan

Tahap Awal Tahap lanjutan


(2-3 bulan) (4-7 bulan)

Tujuan: menurunkan jumlah kuman dan Tujuan: membunuh sisa kuman yang masih
meminimalisir pengaruh dari sebagian tersisa dalam tubuh dan mencegah
kecil kuman yang mungkin sudah resistan terjadinya kekmbuhan

Lama pengobatan pasien TB tergantung kriteria pasien TB


Prinsip pengobatan TB
yang adekuat
 Minimal 4 macam obat
 Dosis yang tepat
 Ditelan teratur dan diawasi PMO (Pengawas Menelan Obat)
sampai selesai pengobatan.
 Pengobatan diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal dan tahap
lanjutan
Your Picture Here
Jenis OAT Lini Pertama
OAT Lini Pertama
Jenis Efek Samping
Gangguan saraf tepi, gangguan fungsi hati, kejang.
Isoniazid (H)

Gejala influenza berat, gangguan gastrointestinal, urine berwarna


Rimfapisin (R) merah, gangguan fungsi hati, trombositopeni, demam,
sesak nafas
Gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi hati, gout arthritis.
Piraziamid (Z)

Nyeri ditempat suntikan, gangguan keseimbangan dan


Streptomisin (S) pendengaran, trombositopeni.

Gangguan penglihatan, buta warna, Gangguan saraf tepi.


Etambutol (E)
Grup Golongan Jenis Obat
Florokuinolon  Levofloksasin (Lfx)
A  Moksifloksasin (Mfx) O
 Gatifloksasin (Gfx)*
A
OAT suntik lini kedua  Kanamisin (Km)
 Amikasin (Am)* T
B  Kapreomisin (Cm)
Streptomisin (S)**
L
OAT oral lini Kedua  Etionamid (Eto)/Protionamid (Pto)*
 Sikloserin (Cs) /Terizidon (Trd)* I
C  Clofazimin (Cfz) N
 Linezolid (Lzd)
I
D1  OAT Lini  Pirazinamid (Z)
pertama  Etambutol (E)
 Isoniazid (H) dosis tinggi
K
D2  OAT baru  Bedaquiline (Bdq) E
 Delamanid (Dlm)*
D  Pretonamid (PA-824)* D
D3  OAT  Asam para aminosalisilat (PAS) U
tambahan  Imipenem-silastatin (Ipm)*
 Meropenem (Mpm)* A
 Amoksilin clavulanat (Amx-Clv)*
 Thioasetazon (T)*
Your Picture Here
Pengobatan TB Sensitif Obat
Memakai OAT lini pertama
Kategori 1 :
2(HRZE) / 4(HR)3
Atau
2(HRZE) / 4(HR)

diberikan pada pasien:


1. TB paru baru terkonfirmasi bakteriologis,
2. TB paru baru terkonfirmasi klinis,
3. TB ekstra paru
Your Picture Here
Dosis paduan OAT KDT Kategori 1:
2(HRZE) / 4(HR)3

Tahap Awal Tahap Lanjutan


tiap hari selama 56 hari 3 kali seminggu selama 16 minggu
Berat Badan
RHZE (150/75/400/275) RH (150/150)

30 – 37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT


38 – 54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
55 – 70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT
≥ 71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT
Your Picture Here
Dosis paduan OAT Kombipak Kategori 1:
2 HRZE / 4H3R3

Dosis per hari / kali Jumlah


Tahap Lama Tablet Kaplet Tablet Tablet hari/kali
Pengobata Pengobata Isoniasid Rifampisin Pirazinamid Etambutol menelan
n n @ 300 mgr @ 450 mgr @ 500 mgr @ 250 obat
mgr
Awal 2 Bulan 1 1 3 3 56

Lanjutan 4 Bulan 2 1 - - 48
Your Picture Here
Pengobatan TB Sensitif Obat

Kategori 2 :

2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HR)3E3


Atau
2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HR)E

diberikan pada pasien:


1. Kambuh,
2. Gagal pada pengobatan kategori I sebelumnya,
3. Pengobatan setelah putus berobat (loss to follow-up)
Dosis paduan OAT KDT Kategori 2 :
2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HR)3E3
Tahap Lanjutan
Tahap Awal tiap hari
3 kali seminggu
RHZE (150/75/400/275) + S
Berat Badan RH (150/150) + E(400)
Selama 56 hari Selama 28 hari selama 20 minggu
2 tab 4KDT
2 tab 4KDT 2 tab 2KDT
30-37 kg + 500 mg Streptomisin
inj. + 2 tab Etambutol
3 tab 4KDT 3 tab 4KDT 3 tab 2KDT
38-54 kg + 750 mg + 3 tab Etambutol
Streptomisin inj.
4 tab 4KDT 4 tab 4KDT 4 tab 2KDT
55-70 kg + 1000 mg + 4 tab Etambutol
Streptomisin inj.
5 tab 4KDT 5 tab 4KDT 5 tab 2KDT
≥71 kg + 1000mg   + 5 tab Etambutol
Streptomisin inj.
Dosis paduan OAT Kombipak Kat 2:
2HRZES / HRZE / 5H3R3E3

Kaplet Etambutol
Tablet Tablet Jumlah
Lama Rifam Strept
Tahap Isoniasid Pirazina Tablet Tablet omisin hari/kali
Pengo pisin
Pengobatan @ 300 mid @ @ 250 @ 400 injeksi menelan
batan @ 450
mgr 500 mgr mgr mgr obat
mgr

Tahap Awal 2 bulan 1 1 3 3 - 0,75 gr 56


(dosis harian) 1 bulan 1 1 3 3 - - 28

Tahap
Lanjutan
5 bulan 2 1 - 1 2 - 60
(dosis 3x
semggu)
Pemantauan Kemajuan Pengobatan
KATEGORI BULAN PENGOBATAN
PENGOBATAN 1 2 3 4 5 6 7 8

(====) (====) (-------) (-------) (-------) (-------)  


X (X)   X X
apabila apabila apabila
Pasien baru hasilnya hasilnya hasilnya
2(HRZE)/4(HR)ӡ BTA positif, BTA BTA
dinyatakan positif, positif,
tidak dinyatak dinyatak
konversi*. an gagal an
* gagal*.
(====) (====) (====) (-------) (-------) (-------) (-------) (-------)
X (X) X     X
apabila apabila apabila
Pasien pengobatan ulang
hasilnya hasilnya hasilnya
2(HRZE)S /(HRZE)/
BTA positif, BTA BTA positif,
5(HR)ӡEӡ
dinyatakan positif, dinyatakan
tidak dinyatak gagal*
konversi*. an
gagal*
Tatalaksana TB Paru
dengan Komplikasi
Ilmu Penyakit Paru
RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh
TB Resisten Obat(TB-RO)
1. Mono resistan (TB MR): resistan terhadap salah satu jenis OAT lini pertama saja.

2. Poli resistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain Isoniazid (H) dan
Rifampisin (R) secara bersamaan.

3. Multi drug resistan (TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan,
dengan atau tanpa diikuti resistan OAT lini pertama lainnya.

4. Extensive drug resistan (TB XDR): TB MDR yang sekaligus juga resistan terhadap salah satu OAT
golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan (Kanamisin,
Kapreomisin dan Amikasin) secara bersamaan. Apabila hanya resistan terhadap OAT golongan
fluorokuinolon atau OAT lini kedua jenis suntikan secara tidak bersamaan dikenal sebagai kasus TB pre-
XDR.

5. Resistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap Rifampisin


TB-HIV
• Pasien dengan koinfeksi TB-HIV segera diberikan OAT dan pemberian ARV dalam 8 minggu
pemberian OAT tanpa mempertimbangkan kadar CD4
• Menurut WHO paduan obat dan lama pengobatan sama dengan TB paru tanpa HIV/AIDS
• Setiap penderita TB-HIV harus diberikan profilaksis kotrimoksazol dengan dosis 960 mg/hari
(dosis tunggal) selama pemberian OAT
• Jangan berikan Thiacetazon karena dapat memberikan toksik yang hebat pada kulit
• Lini pertama ART yang direkomendasikan adalah kombinasi ART yang mengandung efavirenz
(EFV) karena interaksinya dengan OAT (terutama rifampisin) minimal. Efavirenz bersifat
teratogenik, oleh karena itu dihindari penggunaannya pada wanita hamil.
Pengobatan TB pada pasien Dia
betes Melitus
1. Paduan OAT DM sama dengan tanpa DM dengan syarat kadar gula darah terkontrol
2. Gula darah tidak terkontrol, lama pengobatan dapat dilanjutkan sampai 9 bulan
3. Hati-hati efek samping Etambutol karena pasien DM sering mengalami komplikasi pada
mata
4. Rifampisin akan mengurangi efektifitas obat oral DM (sulfonil urea) sehingga dosisnya
ditingkatkan
5. Pengawasan sesudah pengobatan untuk deteksi dini terjadi kekambuhan
6. Pilihan utama untuk pengobatan DM pada pasien TB adalah insulin
7. Pada pasien TB RO, Diabetes mellitus dapat memperkuat efek samping OAT terutama
gangguan ginjal dan neuropati perifer.
Pengobatan Pasien TB dengan kelainan hati
1. Hepatitis akut dan atau klinis ikterik : OAT ditunda sampai hepatitis akutnya mengalami
penyembuhan.

2. Hepatitis Kronis
Hasil fungsi hati >3x normal sebelum memulai pengobatan, paduan OAT berikut ini dapat
dipertimbangkan:
• 2 obat yang hepatotoksik : 2 HRSE / 6 HR atau 9 HRE
• 1 obat yang hepatotoksik : 2 HES / 10 HE
• Tanpa obat yang hepatotoksik : 18-24 SE + salah satu gol fluorokuinolon (ciprofloxasin
tidak direkomendasikan karena potensinya sangat lemah).
Pengobatan pasien TB dengan gangguan fu
ngsi ginjal
•Pasien dengan penyakit ginjal sangat berisiko untuk terkena TB khusus nya pada pasien
dengan penyakit ginjal kronis.
•Pemberian OAT TB pada pasien dengan gangguan ginjal harus hati–hati, panduan yang
dianjurkan adalah 2HRZ/4HR
•Perlu diberikan tambahan Piridoksin (vit. B6) untuk mencegah terjadinya neuropati perifer.
•Kerjasama dengan dokter yang ahli dalam penilaian tingkat kegagalan fungsi ginjal
berdasarkan pada pemeriksaan kreatinin.
Your Picture Here

Efek samping ringan OAT


Your Picture Here

Efek samping berat OAT


Your Picture Here
Hasil pengobatan pasien TB
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai