Anda di halaman 1dari 154

Patologi Telinga

Pembimbing
dr. Deny, Sp. THT-KL

SMF/LAB ILMU KESEHATAN THT-KL


Fakultas Kedokteran Universitas Jember
RSUD dr. Soebandi - Jember
2020 1
Kelainan Telinga Luar

Kelainan Kongenital

2
Fistula Preaurikular
Kegagalan penggabungan tuberkel pertama&kedua.
Sering ditemukan di depan tragus berbentuk bulat atau lonjong, ukuran
seujung pensil.
Keluhan :
Dari muara fistel sering keluar sekret dari kel.
sebasea.
Obstruksi atau infeksi -> Pioderma / Selulitis fasial
Menentukan panjang fistel -> Fistulografi
Terapi :
Antibiotik
Abses dilakukan insisi dan drainase.
Pembedahan -> bila cairan keluar berkepanjangan, Gambar 3. Fistula Preaurikular

infeksi berulang -> fistel diangkat seluruhnya ->


mencegah kekambuhan
3
(1,12)
fistula preaurikuler

4
(1,12)
Telinga Camplang (Bat’s Ear)
Bentuk abnormal daun telinga -> kegagalan pelipatan antiheliks.
Tampak daun telinga lebih lebar dan lebih berdiri.
Secara fisiologik tidak terdapat gangguan pendengaran, tetapi dapat menyebabkan ganguan
psikis karena estetik.

Gambar 4. Telinga Camplang 55


(1)
SERUMEN OBTURAN

6
Definisi
Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit
yang terkelupas, dan kotoran/ debris yang ada pada bagian kartilaginosa liang
telinga.
Terdapat 2 tipe serumen, yaitu:
Tipe Basah, tampak seperti madu dan dapat berubah
warna menjadi lebih gelap karena paparan.
Tipe Kering, tampak bersisik.
Dalam keadaan normal serumen terdapat di 1/3 luar liang telinga karena kelenjar
tersebut hanya ditemukan di daerah ini dan keluar dengan sendirinya dari liang
telinga akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dari arah membran timpani menuju
keluar serta dibantu oleh gerakan rahang sewaktu mengunyah
Serumen obturans -> Serumen yang menyumbat canalis auricula.

7
(1,4,6)
Fungsi
1. Fungsi proteksi
Mengikat kotoran
Menyebarkan aroma yang tidak disenangi serangga
2. Pengangkut debris epitel dan kontaminan untuk
dikeluarkan
3. Fungsi melumasi dan mencegah kekeringan
4. Efek bakterisidal (dari komponen asam lemak,
lisozim, dan imunoglobulin dalam serumen)

8
(1,4,6)
Etiologi
• Salah satu faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang
telinga sehingga menyumbat adalah serumen terdorong oleh jari tangan atau
ujung handuk setelah mandi atau kebiasaan mengorek telinga.
• Telinga kemasukan air saat berenang atau mandi, sehingga serumen yang
belum menyumbat kanalis akan mengembang, menimbulkan rasa tertekan, dan
menyumbat kanalis

Gambar 18. Serumen


9
(1,4,6,15)
Gejala
penurunan intensitas pendengaran,
tinnitus (suara berdenging) bahkan vertigo.

Pemeriksaan Fisik
Khusus pada serumen obturan, pemeriksaan otoskopi menunjukkan
adanya penyumbatan liang telinga (canalis acusticus eksterna) oleh
massa yang berwarna putih, kekuningan sampai hitam.

1
0(1,4,6)
Penatalaksanaan
Serumen dapat diambil langsung dengan hook extraction atau diirigasi lebih dahulu.
Pembersihan serumen -> Spooling Telinga (menggunakan air hangat atau H2O2) bila
tidak ada perforasi membran timpani

Jika serumen keras dapat ditetesi dengan tetes karbogliserin 10% atau minyak zaitun
(oleum olivarum), atau baby oil selama beberapa hari (3 hari sampai bisa beberapa
minggu) agar serumen melunak sehingga mudah diekstraksi

1
1(1,4,6)
Komplikasi

Otitis eksterna (radang telinga luar)


Laserasi kanalis
Tuli Konduktif
Kerusakan telinga tengah dan telinga dalam

1
2(1,4,6)
Korpus alienum di CAE

1
3
Diagnosis
Riwayat kejadian -> anamnesa
• Merasa tidak enak ditelinga
• Telinga terasa tersumbat
• Pendengaran terganggu
• Nyeri telinga (otalgia)-> Tanda berkembangnya komplikasi telinga
akibat benda asing

Pemeriksaan fisik -> otoskopi


• Benda asing ( mainan, serangga,dll) ) -> terlihat jelas
• Khusus serumen obsturan -> pemeriksaan otoskopi -> menunjukkan
penyumbatan liang telinga (canalis acusticus eksterna) oleh massa
berwarna kekuningan - hitam

1
4 (1,5)
Penatalaksanaan
Prinsip:
Mengeluarkan benda asing harus hati – hati dan melihat
langsung corpal, bila kurang hati – hati atau bila pasien tidak
kooperatif, beresiko trauma yang merusak membran timpani atau
struktur telinga tengah.

Gambar 19. Korpus Alienum di CAE 1


5 (1,5)
Hewan
• Bila hewan masih hidup diliang telinga,harus dimatikan dahulu dengan
meneteskan minyak kelapa/ minyak zaitun/ baby oil/ cairan (misalnya larutan
rivanol, atau obat anastesi lokal/lidokain) lebih kurang 10 menit, lalu kalau
binatang mati, dikeluarkan dengan menggunakan pinset atau diirigasi dengan
air bersih yang hangat.
• Pada anak bila tidak kooperatif -> lebih baik dengan anastesi general

Baterai

• Jangan dibasahi karena adanya efek korosif yang ditimbulkan.

Mainan
• Mainan anak dapat tersangkut ke dalam CAE -> Diekstraksi hati-hati
dengan small extraction hook. ( dilarang menggunakan pinset/forceps telinga )

1
6 (1,5)
Otitis Eksterna

Inflamasi canalis auditorius eksterna akut maupun kronis yang disebabkan


oleh infeksi Bakteri (Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus, E.
Coli), Jamur, Virus

1
7(1,4,6)
Patofisiologi

Faktor Predisposisi

• Perubahan pH kanalis yang biasanya asam menjadi basa -> proteksi terhadap infeksi menurun
• Peningkatan suhu dan kelembaban kuman dan jamur mudah tumbuh
• Trauma ringan karena berenang atau membersihkan telinga secara berlebihan

Otitis eksterna eksematosa

• Akibat reaksi hipersensitivitas

Otitis eksterna seboroik

• Bagian dari dermatitis seboroik

1
8(1,4,6)
Klasifikasi
Otitis eksterna
sirkumskripta

Otitis eksterna
Akut
difus

Otitis
Otomikosis
Eksterna

Otitis eksterna
Kronis
maligna

1
9(1,4,6)
• Manifestasi klinis: • Diagnosis banding:
– Nyeri telinga (otalgia) sedang- – Otitis media akut
berat
– Miringitis bulosa
– Pendengaran berkurang-hilang
– Tinitus
– Demam • Penyulit:
– Keluar discharge dari telinga
– Perikondritis
(otorhea)
– Sakit saat mengunyah atau buka – Dermatitis aurikularis
mulut – Erisipelas

2
0(1,4,6)
Otitis Eksterna

Sirkumkripta vs Difus

2
1
Otitis Eksterna Sirkumskripta • Otitis Eksterna Difus

– Radang pada 1/3 liang telinga – Peradangan pada 2/3 bagian dalam
bagian luar yang terinfeksi pada liang telinga dan tidak terdapat
pilosebaseus sehingga membentuk furunkel
furunkel – Biasa disebut swimmer’s ear
• Etiologi • Etiologi:
– Staphylococcus aureus – Pseudomonas aeruginosa
– Staphylococcus albus • Epidemiologi:
– Pada cuaca panas dan lembap

2
2(1,4,6)
Otitis Eksterna Sirkumskripta Otitis Eksterna Difus

Manifestasi klinis: • Manifestasi klinis:


Nyeri bertambah saat auricula digerakkan – Nyeri hebat
khas – Nyeri tekan pada tragus
Penurunan pendengaran (jika furunkel besar) – Kulit liang telinga tampak hiperemis dan
Nyeri lebih hebat sempit
Nyeri dapat timbul saat membuka mulut – Sekret berbau dan tidak mengandung mucin
(lendir)
– Edema dengan batas tidak jelas

Gambar 20. Otitis Eksterna Sirkumskripta Gambar 21. Otitis Eksterna Difus

2
3
(1,4,6,17)
Otitis Eksterna Sirkumskripta Otitis Eksterna Difus

Terapi tergantung kondisi Terapi:


penyakit: – Pemberian tampon yang
Jika abses, aspirasi steril sudah diberi antibiotik
Jika dinding furunkel tebal, → kontak dengan kulit
insisi dan drainase
telinga yang terinfeksi
Juga diberikan antibiotik lokal
: Polimixin B atau – Dan ditambah obat tetes
Bacitracin telinga
Sering perlu AB sistemik – Jika tidak efektif diberi
Analgetik antibiotik sistemik

2
4(1,4,6)
Otomikosis

2
5
Definisi
Otomikosis (dikenal juga dengan
Singapore Ear ), Etiologi
infeksi telinga yang disebabkan oleh
• Pityrosporum  menyebabkan
jamur, atau infeksi jamur superficial
pada kanalis auditorius eksternus terbentuknya sisik yang menyerupai
ketombe dan merupakan predisposisi
otitis eksterna bakterialis.
•Aspergillus
•Kandida albikan
•Aktinomises

•Pertumbuhan dipermudah dengan


kelembaban yang tinggi.

•Jamur ini tertahan terutama di


stratum korneum dan berproliferasi
setelah fase istirahat (dormant phase)

2 (1,14)
Gejala klinis

Gambar 22. Otomikosis Gambar 23. Otomikosis di CAE


Rasa gatal keluhan yang sangat menonjol bersama-sama dengan
Rasa penuh di telinga dengan penumpukan debris basah di dalam liang telinga
Otore (keluar cairan dari telinga),
Otalgia (sakit pada telinga),
Gangguan pendengaran dan
Tinnitus

2
7
(1,14,18,19)
Pemeriksaan fisik
Tampak massa putih keabu-
abuan, menyempit, lapisan
seperti kertas basah berbintik-
bintik mengisi liang telinga
Konidiofor dari infeksi
aspergilus niger akan tampak
sebagai bintik-bintik hitam pada
debris atau sebagai filamen-
filamen yang menonjol di dinding
Gambar 24. Otomikosis karena Aspergilus niger liang telinga

2
8
(1,14,20)
Terapi
Ear toilet -> Cara/keadaan ini paling baik dilakukan dengan alat pengisap (suction) atau
diirigasi jika membran timpani tidak perforasi

Obat antifungal spesifik dapat dioleskan seperti


Nistatin , efektif terhadap spesies kandida tapi kurang aktif melawan Aspergilus.
Klotrimazol sangat efektif sebagai antifungal apabila dipakai sebagai krim 1% di liang telinga

Larutan asam asetat 2 % dalam alkohol, dapat digunakan sebagai tetes telinga pada
penatalaksanaan otomikosis.

Ioudium povidon 5% / Antibiotik + Steroid (tetes telinga)

2
9(1,14)
Otitis Eksterna Maligna

3
0
Definisi • Epidemiologi

• Di Amerika serikat : > di daerah beriklim lembab


• Otitis eksterna maligna (otitis
dan basah
eksterna nekrotikans) adalah • Laki-laki > perempuan
infeksi difus di liang telinga luar • Usia lanjut

dan struktur lain di sekitarnya • 99% mempunyai riwayat DM


– pH serumen lebih tinggi -> lebih mudah otitis
eksterna
– Immunokompromis & mikroangiopati ->
otitis eksterna berlanjut -> otitis eksterna
berlanjut

• Jarang

3
1(1,14)
• Anamnesis Gejala Klinis

• Usia lanjut
Gatal di liang telinga
• Keluhan:
– Gatal di liang telinga, Otalgia menetap &meningkat
– Nyeri hebat (otalgia menetap &
meningkat),
Sekret yang banyak
– Sekret banyak,
– Sakit kepala dan trismus
Otorea purulen menetap, granulasi.
• RPD : riwayat diabetes melitus
• RPO: Pembengkakan liang telinga
– Antibiotik dan obat Terkena saraf fasial ->
tetes telinga pada otitis paresis/paralisis fasial
eksterna tanpa adanya
perubahan gejala yang
bermakna

3
2(1,14)
Pemeriksaan

Pemeriksaan Fisik • Pemeriksaan Penunjang

• Kulit inflamasi, hiperemis, • Laboratorium : Peningkatan jumlah leukosit,


oedem, dan tampak jaringan laju endap darah, gula darah sewaktu.
granulasi pada dasar canalis • Kultur sekret liang telinga: P. Aeruginosa
akustikus eksternus. (bakteri aerob, gram negatif)
• Sekret purulen di liang telinga • Radiologi : Dekstruksi tulang di sekitar dasar
• Kelumpuhan saraf fasialis tulang tengkorak dan meluas ke intrakranial.
(N.VII) • Histopatologi : Kartilago dikelilingi oleh
jaringan inflamasi dan tampak destruksi dinding
pembuluh darah : hialinisasi, tulang mastoid :
adanya sel – sel inflamasi akut

333
3(1,14)
Otitis eksterna maligna dengan tanda
pus dari nekrosis liang telinga dan
osteomielitis progresif -> Pseudomonas
Aeroginosa.
Aurikula bengkak dan hilangnya
arsitektur tulang rawan yang
merupakan karakteristik dari chondritis
Faktor resiko : DM -> penebalan
endotel, infeksi aktif -> kesulitan
pengobatan adekuat

Gambar 25. Otitis Eksterna Maligna 3


4
(1,14,21)
Stadium Stadium I

Infeksi hanya terbatas pada jaringan lunak dan


kartilago.
berdasarkan luasnya
kerusakan jaringan atau Stadium II
tulang dan besarnya
Kerusakan jaringan lunak yang mulai meluas
komplikasi neurologik dan terjadi destruksi tulang temporal.
yang terjadi
Stadium III

Destruksi basis tengkorak yang ekstensif dan


meluas ke intrakranial.

3
5(1,14)
Diagnosis Banding • Komplikasi

Herpes Zooster Otikus Abses Otak

Mastoiditis
Neuropati
Otitis Media Kronik

Tumor Ganas Tulang Meningitis


Temporal

336
6(1,14)
Tatalaksana

Diagnosis dini pada populasi


resiko tinggi

Pemberian terapi antibiotik


intravena jangka panjang

Pembersihan liang telinga


luar

Kontrol yang ketat terhadap D
M & intervensi bedah

3
7(1,14)
Penatalaksanaan

Pengobatan: memperbaiki imunosupresi, pengobatan lokal pada liang telinga, terapi sistemik AB
jangka panjang, dan intervensi bedah

MRS minimal 4-6 minggu

Gentamisin sulfat IM / tobramisin IM: 3-5/kgBB


dibagi tiap 8 jam (awasi kadar kreatinin, urin &
pendengaran diperiksa secara periodik o.k gentamisin
& tobramisin bersifat nefrotoksik & ototoksik )

Karbenisilin IV: 4-5 mg setiap 4 jam


3
AB parenteral diteruskan 2 minggu sampai infeksi
8(1,14)
Bersihkan telinga setiap hari & olesi salep gentamisin.
Diantara waktu membersihkan, beri obat tetes gentamisin
tiap 4-6 jam.
Setelah terapi diberikan & infeksi terkontrol ->
pengangkatan jaringan granulasi dengan anastesi lokal,
kecuali perlu debrideman CAE
Biasanya tak perlu pembedahan (mastoidektomi radikal)
kecuali bila keadaan pasien tak membaik walau diberi
terapi medikamentosa

3
9(1,14)
KERATOSIS OBTURANS

4
0
Definisi
Keratosis obturans, ditandai dengan penumpukan deskuamasi epidermis di
liang telinga, sehingga membentuk gumpalan o.k terbentuknya sel epitel
berlebihan dan tidak bermigrasi ke arah telinga luar -> menimbulkan rasa
penuh serta kurang dengar.

Kolesteatoma eksterna : lesi non-neoplastik dari tulang temporal yang secara


bertahap dapat memperluas dan menyebabkan komplikasi oleh erosi tulang
dari struktur di dekatnya/kantung epitel skuamosa yang terisi debris keratin
dalam telinga tengah. Biasanya disertai dengan rasa nyeri hebat akibat
peradangan setempat. Erosi dapat sangat progresif memasuki rongga mastoid
dan cavum timpani.

4
1(1,6,7)
Gambar 26. Keratosis Obturans Gambar 27.Kolesteatoma eksterna

4
2(22,23)
Perbedaan
Keratosis obturans Kolesteatoma eksterna

Umur Dewasa muda Tua

Penyakit terkait Sinusitis kronis (-)


Bronkiektasis

Nyeri Akut/Berat Kronis/nyeri tumpul

Gangguan Pendengaran Konduktif/sedang Tidak ada/ringan

Sisi telinga Bilateral Unilateral

Erosi tulang Sirkumferensial Terlokalisir di posteroinferior

Kulit Telinga Utuh Ulserasi

Osteonekrosis Tidak ada Bisa ada

Otorea Jarang Sering/intermitter

4
3 (1)
Keratosis obturans • Kolesteatoma eksterna

• Pemeriksaan : pelebaran liang • Sebab : migrasi epitel yang salah

telinga, hiperplasia dan radang dan invasi kolesteotoma ke tulang

epitel, tidak ada erosi tulang -> periostitis.

• Terapi : • Terapi:

– debridement tulang yang nekrosis


– pengangkatan gumpalan
bila perlu dilakukan kanalplasti
keratin dan antiinflamasi
dan timpanomastoidektomi untuk
– Debris akibat radang
mencegah berlanjutnya erosi
dibersihkan berkala
tulang.

– Antibiotik
4
4(1,6,7)
Penatalaksaan
Kontrol dengan melakukan pembersihan liang telinga secara periodik,

Obat tetes telinga dari campuran alkohol atau gliserin dalam peroksid 3% (3x seminggu).

Bila pasien telah mengalami erosi tulang liang telinga -> tindakan bedah dengan melakukan tandur
jaringan ke bawah kulit untuk menghilangkan gaung di dinding liang telinga.

Indikasi operasi:

Destruksi tulang meluas ke telinga tengah

Erosi tulang pendengaran

Kelumpuhan saraf fasialis

Fistel labirin
4
Otore berkepanjangan 5(1,6,7)
KELAINAN TELINGA TENGAH
Otitis Media Akut

Otitis Media Kronis


Otitis Media Non
Supuratif
Mastoiditis

47
OTITIS MEDIA AKUT

48
DEFINISI
Peradangan telinga tengah dengan gejala dan tanda-tanda
yang bersifat cepat dan
singkat

49
ETIOLOGI

Faktor pertahanan tubuh


terganggu
Sumbatan pada tuba Eustachius 
pencegahan invasi kuman ke dalam Pencetus: ISPA
telinga tengah terganggu
Kuman
- Bakteri piogenik : S. hemolitikus,
S. aureus, Penumococcus.
- H. Influenza : sering ditemukan
pada anak < 5 th
- E.coli
- Pseudomonas aeruginosa

50
51
DIAGNOSIS
STADIUM ANAMNESIS OTOSKOPI
1. OKLUSI TUBA • Gejala ISPA - Membran timpani : retraksi
• Tekanan negatif
(telinga terasa penuh)

52
DIAGNOSIS
STADIUM ANAMNESIS OTOSKOPI

2. HIPEREMIS Diawali dengan ISPA akut dan - Membran timpani : retraksi, warna
diikuti dengan gejala hiperemia
di telinga : - Kadang tampak air fluid
• Terasa penuh level
• Grebeg-grebeg
• Gangguan pendengaran
• Otalgia

53
3. SUPURASI • Otalgia hebat • Membran timpani : bombans
• Gangguan pendengaran dan hiperemia
• Febris, batuk, pilek • (-) sekret di liang telinga luar
• Bayi : rewel , gelisah,
• Belum ada otore
• Dapat terjadi febris
konvulsi

54
4. PERFORASI • Otore, mukopurulen • Membran timpani : perforasi,
• Otalgia sentral, kecil dikuadran
• Gangguan pendengaran anteroinferior
• + batuk, pilek • Sekret mukopurulen
• Warna membran timpani :
hiperemia

55
5. RESOLUSI • Gejala di stadium • Membran timpani : normal
sebelumnya banyak yg kembali
mereda • Dijumpai lubang perforasi
• Tidak dijumpai sekret lagi
(telinga telah kering)

56
• PERFORASI
AKUT KRONIK

Waktu <3 minggu >2 bulan

Membran Jika terjadi perforasi, kecil Perforasi : Sentral, Marginal, Atik


timpani Sekret  nanah Sekret  dapat bening, kental, nanah

1. Perforasi Kecil 1. Perforasi Besar


2. Tepi : 2. Tepi :
- Hiperemis - Pucat (Tidak hiperemis)
- Tidak Rata - Rata
- Tipis - Menebal
58
(5)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Otoskop pneumatik
Utk melihat membran timpani yg penuh, bengkak, dan tidak tembus
cahaya melalui pemberian tekanan kemudian dilihat adanya gangguan
mobilitas pada membran timpani

Kultur cairan
Melalui timpanosintesis utk mengetahui organisme penyebab

•Timpanometri

59 59
(5)
OTOSKOP

60
PENGOBATAN
• Mengobati infeksi saluran nafas dengan antibiotik
Stadium • Amoxicilin 80mg/kgBB/hari
• Golongan Sefalosporin
Awal • Amoxicilin-Klavulanat

• Membuka kembali tuba Eustachius untuk menghilangkan tekanan negatif


Stadium • Tetes hidung HCl efedrin 0,5% (anak <12th) atau 1% (>12th dan dewasa)
Oklusi Tuba • Antibiotik

Stadium •Antibiotik : gol. Penisilin atau eritromisin


•Obat tetes hidung

Hiperemis •Analgesik

61
(3)
PENGOBATAN
• Antibiotik
• Miringotomi
Stadium Supurasi

• Obat cuci telinga : H2O2 3% selama 3-5 hari


Stadium Perforasi • Antibiotik

• Antibiotik
Stadium Resolusi
62
(3)
Cara memberikan Cuci Telinga (H2O2)
1. Bersihkan tangan
2. Hangatkan obat tetes telinga dengan menggenggam 1-2 menit
3. Untuk orang dewasa, miringkan kepala hingga telinga menghadap ke atas dan tarik daun
telinga ke atas dan ke belakang
4. Untuk anak-anak, miringkan kepala anak atau dalam posisi tidur menghadap ke samping
sehingga telinga menghadap ke atas, lalu tarik daun telinga ke bawah dan ke belakang
5. Tetes kan obat – sampai penuh (tampak berbusa), jangan sampai meluap, kemudian
gerakkan daun telinga ke atas-bawah agar obat dapat masuk ke liang telinga
6. Diamkan 1-2 menit, dapat sambil dipijat perlahan pada tragus atau menggunakan kain/
tisu
7. Telinga dimiringkan untuk membuang cairan H2O2
8. No 3.- 6. diulangi sampai busa tampak bersih (biasanya 3-4 kali cuci)
9. Perlu diperhatikan bahwa, H2O2 jika terkena udara akan rusak (tidak berbusa)  obat tidak
boleh dipakai
10. Liang telinga dibersihkan dari busa
PEMBEDAHAN
Miringotomi
Insisi pd pars tensa membran timpani

Timpanosintesis
Pungsi dan aspirasi pd membran timpani

64 64
(3)
MIRINGOTOMI

65
HASIL MIRINGOTOMI

66
(7)
TIMPANOSINTESIS

67
(1)
OTITIS MEDIA KRONIS

68
OTITIS MEDIA
SUPURATIF KRONIS

69
DEFINISI

Infeksi kronis di telinga tengah

Perforasi membran timpani

Sekret yang keluar dari telinga terus menerus atau hilang timbul

Sekret bisa encer, kental, bening atau berupa nanah

70
(3)
ETIOLOGI
Infeksi campuran bakteri dari canalis auditoris eksternal:
o Staphylococcus, Pseudomonas aeruginosa, B. proteus, B. coli dan
Aspergillus

Infeksi sal. nafas atas (nasofaring) melalui tuba eustachius:


o Streptococcus viridans (streptococcus A hemolitikus, streptococcus
B hemolitikus) dan Pneumococcus

71
(3)
GAMBARAN PATOLOGI

Perubahan pada Membran Timpani

Perubahan pada Mukosa

Perubahan pada Tulang

72
(3)
Perubahan pada Membran Timpani

PERFORASI
• Letak sentral

73
(1,3)
Letak marginal
Perforasi terletak di membran timpani dan
anulus atau sulkus timpanikum

74
(1,3)
Letak atik
Perforasi terletak di pars flaccida

75
(1,3)
Perubahan pada Mukosa
Hipertrofi : mukosa mengalami pembelahan sel

Degenerasi : mukosa mengalami degenerasi

 granulasi / polip

Metaplasi : mukosa mengalami perubahan sel

 kuboid  sel epitel

 terbentuk kolesteatoma

76
(3)
Perubahan pada Tulang

Osteitis

Destruksi

Nekrosis

77
(3)
Jenis OMSK

1. OMSK tipe aman (tipe mukosa=tipe benigna)


2. OMSK tipe bahaya (tipe tulang=tipe maligna)

Berdasarkan aktivitas sekret:


1. OMSK Aktif  sekret dari cavum timpani (+)
2. OMSK Tenang  kavum timpani basah atau kering

78
(1)
OMSK TIPE AMAN

Peradangan terbatas pada mukosa

Tidak mengenai tulang

Perforasi terletak di sentral

Jarang menimbulkan komplikasi berbahaya

Tidak terdapat kolesteatoma (kista epitelial yang berisi deskuamasi epitel)

79
(1)
OMSK TIPE BAHAYA
Perforasi pada marginal atau atik  tanda dini
Abses atau fistel retroaurikuler, polip atau jaringan granulasi yang berasal dari
cavum timpani di liang telinga  tanda sudah lanjut
Kolesteatoma (+) pada telinga tengah
Sekret: nanah, bau khas seperti telur busuk (kolesteatoma)
Rontgen mastoid  bayangan kolesteatoma

80
(1)
DIAGNOSIS

1. Berdasarkan gejala klinik


2. Pemeriksaan otoskopi
3. Pemeriksaan penala -> mengetahui adanya gangguan
pendengaran
4. Pemeriksaan audiometri
5. Rontgen mastoid
6. Kultur uji resistensi

81
TERAPI OMSK
1. Tipe Aman:
Konservatif atau dengan medikamentosa
•Sekret keluar terus menerus -> obat pencuci telinga berupa larutan H2O2 selama 3-
5 hari
•Sekret berkurang -> dilanjutkan obat tetes telinga (kortikosteroid dan antibiotik)
•Oral -> antibiotik gol ampisilin atau eritromisin (alergi penisilin)
•Resisten ampisilin -> ampisilin asam klavulanat
•Sekret telah kering tapi perforasi masih ada -> miringoplasti atau timpanoplasti
•Infeksi berulang atau sekret tetap ada -> sumber infeksi diobati terlebih dahulu
kalau perlu dilakukan pembedahan -> adenoidektomi, tonsilektomi

82
(1)
2. Tipe Bahaya -> Pembedahan
• Dapat diberikan medikamentosa sebelum dilakukan
pembedahan
• Pembedahan -> mastoidektomi dengan atau tanpa
timpanoplasti
• Terdapat abses subperiosteal retroaurikuler -> insisi
abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum
mastoidektomi

83
(1)
TEKNIK OPERASI

84
(1)
TEKNIK OPERASI

85
(1)
KOMPLIKASI
OMSK Aman:
Tidak menyerang tulang -> jarang menimbulkan komplikasi
Tromboplebitis vaskuler

OMSK Bahaya:
Komplikasi akibat terbentuknya kolesteatoma berupa:
Erosi canalis semisirkularis
Erosi tulang canalis facialis -> dapat terjadi paresis n. facialis
Erosi segmen timpani dan abses ekstradural
Erosi pada permukaan lateral mastoid dengan timbulnya abses subperiosteal
Erosi pada sinus sigmoid

86
(1)
PROGNOSIS
OMSK Aman:
 Pengobatan lokal -> otore dapat mengering
 Sisa perforasi sentral yang berkepanjangan -> memudahkan infeksi
dari nasofaring atau bakteri dari meatus acusticus eksterna
khususnya terbawa oleh air -> disarankan penutupan membran
timpani

OMSK Bahaya:
Tidak diobati -> meningitis, abses otak, paralisis fasialis atau
labirintis supuratif

87
(1)
OTITIS MEDIA
NON SUPURATIF

88
DEFINISI
Terdapatnya sekret yg non-purulen di telinga tengah,
dengan membran timpani utuh tanpa ada tanda-tanda
radang
Nama lain : OM serosa, OM musinosa, OM efusi, OM
sekretoria, OM mucoid (glue ear)
Bila efusi encer -> OM serosa
Bila efusi kental seperti lem -> OM mukoid (glue ear)

89
(3)
PATOFISIOLOGI
OM serosa -> akibat adanya transudat atau plasma yg
mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah akibat
perbedaan tekanan hidrostatik

OM mukoid -> akibat sekresi aktif dari kelenjar dan


kista yg ada di dalam mukosa telinga tengah,
tuba Eustachius, dan rongga mastoid

90
(3)
Faktor yang Mempengaruhi
Terganggunya fungsi tuba Eustachius disebabkan oleh :
Sumbing palatum (cleft-palate)
Adenoid hipertrofi
Adenoiditis
Tumor di nasofaring
Barotrauma
Sinusitis
Rinitis
Defisiensi imunologik & metabolik

91
(3)
KLASIFIKASI OM SEROSA

OM serosa akut
OM serosa kronik

92
(3)
Otitis Media Serosa Akut
OM serosa akut adalah: keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah
secara tiba – tiba
Etiologi :
Sumbatan Tuba
(+) Cairan di telinga tengah -> Karena tersumbatnya tuba secara tiba-tiba, misal
karena barotrauma
Virus
(+) Cairan di telinga tengah -> Berhubungan dgn infeksi virus pada jalan nafas atas
Alergi
(+) Cairan di telinga tengah -> Berhubungan dgn keadaan alergi pd jalan nafas atas
Idiopatik

93
(3)
Otitis Media Serosa Akut

Gejala :
Pendengaran berkurang -> gejala yg menonjol
Rasa tersumbat pada telinga
Suara sendiri terdengar lebih nyaring/berbeda
Terasa seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga saat posisi kepala berubah
Saat awal tuba terganggu -> sedikit nyeri -> & menimbulkan tekanan negatif pd
telinga tengah
Setelah sekret terbentuk -> tekanan negatif hilang
Tinitus dan vertigo

94
(3)
Otitis Media Serosa Akut
Pemeriksaan
Otoskopi -> membran timpani retraksi, tampak gelembung udara dalam
kavum timpani
Garputala -> untuk membuktikan adanya tuli konduktif

Terapi
Obat vasokonstriktor lokal (tetes hidung)
Antihistamin
Bila 1-2 mgg belum membaik -> miringotomi
Jika belum sembuh -> miringotomi + pemasangan pipa ventilasi (Grommet)

95
(3)
Otitis Media Serosa Kronik

Adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara


bertahap tanpa disertai rasa nyeri
Sering terjadi pada anak – anak
Sekret kental seperti lem -> glue ear
Etiologi :
Gejala sisa dari OMA yg tdk sembuh sempurna
Infeksi virus, keadaan alergi atau gangguan mekanis pada tuba

96
(3)
Otitis Media Serosa Kronik
Gejala :
Perasaan tuli lebih menonjol (40-50 dB) -> karena sekret (+)
kental
Anak 5-8 th -> sering diketahui secara kebetulan saat
pemeriksaan THT atau uji pendengaran

Pemeriksaan :
Otoskopi -> membran timpani utuh, retraksi, suram, kuning
kemerahan atau keabu-abuan

97
(3)
Otitis Media Serosa Kronik
Terapi
Diberi dekongestan tetes hidung & kombinasi antihistamin-
dekongestan per oral
3 bulan tidak membaik -> tindakan operasi
Miringotomi & pasang pipa ventilasi -> untuk mengeluarkan
sekret
Juga perlu dilakukan penilaian dan pengobatan dari faktor
penyebab, misal : alergi, pembesaran tonsil, infeksi hidung
dan sinus

98
(3)
MASTOIDITIS

99
(7)
DEFINISI
Mastoiditis adalah suatu peradangan tulang mastoid, biasanya berasal dari cavum timpani

Biasanya didahului oleh OMA yang tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat
100
(5)
PATOFISIOLOGI
Keradangan mukosa cavum timpani pada otitis media ->
menjalar ke mukosa antrum mastoid
Bila terjadi gangguan pengaliran sekret -> menimbulkan
penumpukan sekret di antrum -> empiema -> kerusakan
pada sel – sel mastoid
Bila OMA diberi pengobatan secara adekuat selama 3
minggu, masih terdapat sekret, kemungkinan telah
terjadi mastoiditis
Dapat terjadi reservoir sign (+) -> KHAS MASTOIDITIS

101
(5)
MANIFESTASI KLINIS

(5) 102
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan
hasil pemeriksaan fisik.

Dengan CT scan bisa dilihat bahwa sel-sel


udara dalam prosesus mastoideus terisi oleh
cairan (dalam keadaan normal terisi oleh
udara) dan melebar.

Contoh cairan dari telinga dibiakkan di


laboratorium untuk mengetahui organisme
penyebab- nya.

103
(5)
TATALAKSANA
Pemberian antibiotik -> penicilin, ceftriaxon, metronidazole ->
selama 14 hari
Pada pasien anak harus dirawat di rumah sakit.
Beri ampisilin 200 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis, paling
sedikit selama 14 hari.
Jika hipersensitif terhadap ampisilin, dapat diberikan eritromisin
ditambah sulfa kotrimoksazol sampai tanda dan gejalanya
hilang.
Mastoidektomi -> jika terapi antibiotik tidak berhasil

104
(5)
KOMPLIKASI

1. Abses retro aurikula


2. Paresis/paralisis saraf fasialis
3. Labirinitis
4. Komplikasi intra kranial: meningitis, abses ekstradural, abses otak.

105
(5)
Kelainan Telinga Dalam

106
107 Patologi telinga dalam
108 1. Labirintitis
Terjadi oleh karena penyebaran infeksi ke ruang
perilimfe.
• Labirintitis General
Mengenai seluruh labirin
Gejala klinis : vertigo berat dan tuli saraf
yang
berat
• Labirintitis Sirkumskripta
Gejala klinis : vertigo saja atau tuli saraf saja
109

• Terdapat 2 bentuk :
– Labirintitis Serosa
Toksin menyebabkan disfungsi labirin tanpa invasi sel
radang
Labirintitis serosa difus & serosa sirkumskripta
– Labirintitis Supuratif
Sel radang menginvasi labirin sehingga terjadi kerusakan
yang irreversibel, seperti fibrosis dan osifikasi.
Labirintitis supuratif dibagi menjadi supuratif akut difus &
supuratif kronik difus
110
Terapi
Operasi
Antibiotik yang adekuat
111 2. Trauma telinga dalam
112 Energi Akustik

• Trauma ledakan dapat menimbulkan


gelombang kontusi yang mengakibatkan
kerusakan telinga tengah lebih besar
daripada telinga dalam, namun terjadi
ketulian nada tinggi pada jenis cedera ini.
• Penyebab tuli sensorineural paling umum
113 Energi mekanis
Energi mekanis
Gambaran Fraktur longitudinal Fraktur transversal
Insiden 80% 20%
Mekanisme Trauma dari os temporal atau Trauma dari os frontal atau os
os parietal oksipital
Otore CSF Sering Jarang
Perforasi Membran Sering Jarang
timpani
Kerusakan n.facialis 20% (tidak menetap dan onset 50% (berat, menetap dan onset
lambat) immediate)
Hearing Loss Sering (tipe konduktif dan Sering (sensorineural atau
sensorineural pada nada campuran)
tinggi)
Hemotimpanicum Sering Jarang
Nistagmus Sering (Spontan, intensitas Sering (spontan, intensitas tinggi)
rendah atau tergantung posisi)

Otore Sering Jarang


Vertigo Sering (kurang intens) Sering ( lebih intens, biasanya
terjadi pada fase akut, dengan
disertai nausea dan vomiting)
115
116 3.Tuli
117 Tuli Konduktif Pada Geriatri
• Pada geriatri, kelenjar-kelenjar serumen
mengalami atrofi  produksi kelenjar
serumen berkurang  serumen menjadi
lebih kering  sering terjadi gumpalan
serumen (serumen prop)  berakibat tuli
konduktif
• Membran timpani yang bertambah kaku &
tebal juga akan menyebabkan gangguan
konduksi, demikian pula halnya dengan
kekakuan yang terjadi pada persendian
tulang-tulang pendengaran.
118 Tuli Saraf pada Geriatri (presbikusis)
• Presbikusis : tuli saraf sensori-neural frekuensi tinggi.
• Umumnya terjadi mulai pada usia 65 th
• Simetris kiri &kanan
• Etiologi :
Akibat dari proses degenegrasi, dipengaruhi oleh faktor
herediter, Pola makanan, Metabolisme, Aterosklerosis, Infeksi,
Gaya hidup, Multifaktor dari yang tersebut diatas

Perubahan struktur koklea dan N.VIII , pada koklea terjadi


atrofi dan degenerasi sel rambut penunjang pada organ Corti.
Berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion dan saraf ,
juga pada myelin akson saraf
119 Klasifikasi
Jenis Patologi
Sensorik Lesi terbatas pada koklea. Atrofi
organ corti, jumlah sel2 rambut &
sel2 penunjang berkurang

Neural Sel2 neuron pada koklea & jaras


auditorik berkurang

Metabolik Atrofi stria vaskularis. Fungsi sel


dan keseimbangan koklea
berkurang

Mekanik Terjadi perubahan gerakan


mekanik duktus koklearis. Atrofi
lig. Spiralis. Membran basilaris
menjadi kaku.
120
121 Tuli Akibat Obat Ototoksis
Macam macam obat ototoksik :
– Aminoglikosida : streptomisin, neomisisn,
kanamisin, gentamisin
– Eritromisin : vankomisisn, viomisin, capreomisin
– Loop diuretics : etrycinic acid, furosemide,
bumetanide
– Obat anti inflamasi : Salisilat, aspirin
– Obat anti malaria : Kina, Klorokuin
– Obat anti tumor
– Obat tetes telinga topikal: neomisin, polimiksinB
• Gejala :
122 a. Tinitus  cirinya kuat dan bernada tinggi.
b. Gangguan pendengaran dan vertigo

• Mekanisme ototoksik
Penggunaan obat2an ototoksik  perubahan struktur anatomi dan
fisiologi pd organ telinga dalam
a. Degenerasi stria vaskularis
b. Degenerasi sel epitel sensori
c. Degenerasi sel ganglion

• Penatalaksanaan
 Tuli akibat ototoksik tidak dapat diobati
 Jika gangguan sudah terjadi pd telinga dalam  hentkan pemberian
obat
 ABD (Alat Bantu dengar), psikoterapi, dan auditory training
123 Tuli Mendadak (Sudden Deafness)

• Tuli mendadak adalah tuli yang terjadi secara tiba-tiba dan terjadi
penurunan pendengaran sensorineural 30dB atau lebih paling
sedikit 3 frekuensi berturut-turut pada pemeriksaan audiometri dan
berlangsung dalam waktu kurang dari 3 hari
• Termasuk kedaruratan dibidang otologi
• Jenisnya adalah sensorineural, penyebabnya tidak dapat
langsung diketahui, & biasanya terjadi pada satu telinga
124 Etiologi
• Iskemi koklea
• Infeksi virus (parotitis, campak,
varicella zoster, cytomegalovirus)
• Trauma kepala
• Trauma bising keras
• Perubahan tekanan atmosfi
• Obat ototoksik
• Penyakit meniere & neuroma akustik.
125 Manifestasi klinik
• Tuli timbul mendadak atau
menahun secara tidak jelas, kadang
sementara atau berulang dalam
serangan, tapi biasanya menetap.
• Tuli dapat unilateral atu bilateral,
dapat disertai tinitus & vertigo
• Pada infeksi virus, timbul
mendadak &
biasanya pada satu telinga.
126 Diagnosis
• Pada pemeriksaan otoskopi tidak dijumpai kelainan
telinga
• Test penala:
Rinne positif,
Weber lateralisasi ketelinga yg sehat Schwabach
memendek
• Audiometri nada murni
• Tes Tone Decay
• Audiometri Tutur
• Audiometri Impedans
• BERA (-pada anak)
• ENG (Elektronistagmografi)
127 Penatalaksanaan
• Tirah baring sempurna selama 2 minggu. Diperiksa
apakah ada penyakit sistemik spt DM, kardiovaskular, dll
• Vasodilatansia injeksi yg cukup kuat, disertai dengan
tablet vasodilator oral tiap hari
• Prednison 4x10 mg, topering off tiap 3 hari
• Vit C 500 mg 1x1 tablet/hari, vit E 1x1 tablet/hari
• Neurobion 3x1 tablet/hari
• Diet rendah garam rendah kolesterol
• Bila penyebab virus, beri obat antivirus
• Terapi Oksigen Hiperbarik
128 Evaluasi
• Evaluasi fungsi pendengaran dilakukan tiap minggu selama satu bulan
1. Sangat Baik : perbaikan >30dB pada 5 frekuensi
2. Sembuh : Perbaikan ambang pendengaran < 30DB, pada
frek 250 Hz, 500Hx, 1000Hz, 2000Hz, dan dibawah 25 dB
pada frekuensi 4000Hz
3. Baik : bila rerata perbaikan 10-30dB pada 5 frekuensi
4. Tidak ada perbaikan : perbaikan <10 dB pada 5 frekuensi
• Bila tidak sembuh, pertimbangkan alat bantu pendengaran & rehabilitasi
pendengaran
• Pada pasien tuli total bilateral setelah usaha diatas tdk berhasil,
dipertimbangkan pemasangan implan koklea
129 Prognosis

• Penyembuhan dapat sebagian atau


lengkap, tapi dapat juga tdk sembuh
• Bila terapi dilakukan dalam 24 jam,
makin besar kemungkinan sembuh
• Bila lebih dari 2 minggu,
kemingkinan sembuh menjadi kecil
130 Tuli Akibat Bising

• Tuli yang disebabkan paparan oleh bising


yang cukup keras dalam jangka waktu
yang cukup lama
• Sifatnya tuli saraf koklea & umumnya
terjadi pada kedua telinga
131 Patofisiologi
• Bising dengan intensitas 85 Db lebih dari
8 jam/hari. dapat mengakibatkan
kerusakan pada reseptor pendengaran
Corti ditelinga dalam, terutama yg
berfrekuensi 3.000-6.000 Hz
• Tiap kenaikan intensitas 3dB maka
waktu terpapar menjadi maksimal
setengahnya (85dB-8jam , 88dB-4jam,
91dB-2jam, dst)
132 Faktor predisposisi

• Intensitas bising yg lebih tinggi,


frekuensi tinggi, lama terpapar
dilingkungan bising (biasanya lebih
dri 5 tahun)
• Mendapat obat ototoksik,dll
133 Manifestasi klinik

• Kurang pendengaran, kadang tinitus, sukar


menangkap percakapan dgn kekerasan biasa
• Bila sudah berat maka yg keras pun sukar dimengerti
• Pasien mengalami kesulitan mendengarkan &
memahami percakapan ditempat ramai (cocktail
party deafness)
134 Diagnosis
• Pemeriksaan ototoskop tidak
menunjukkan kelainan
• Tes penala: rinne positif, Weber
lateralisasi ke telinga yg pendengarannya
lebih baik, Schwabach memendek
• Audiometri
• Audiologi khusus ( SISI), ABLB, MLB
• Audiometri tutur
• Audiometri Bekesy
135 Penatalaksanaan
• pasien dianjurkan pindah bekerja
atau memakai alat pelindung
telinga
• karena bersifat menetap, dapat
dicoba pemasangan alat bantu
dengar
136
Prognosis

• Kurang baik karena bersifat


menetap & tidak dapat diobati
• Yang terpenting adalah
pencegahan
4. Meniere Disease
137 • Gangguan dengan suatu pembengkakan rongga
endolimfatik
• Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal
ditemukan pelebaran dan perubahan morfologi pada
membrane Reissner.

normal Meniere disease


138 – Gejala klinis disebabkan oleh adanya hidrops
(peningkatan tekanan) endolimfa pada koklea dan
vestibulum.
– Hidrops yang terjadi mendadak dan hilang timbul
diduga disebabkan oleh:
• Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri.
• Berkurangnya tekanan osmotic di dalam kapiler.
• Meningkatnya tekanan osmotic ruang ekstrakapiler.
• Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat,
sehingga terjadi penimbunan cairan endolimfa.
139 Etiologi & Manifestasi Klinis
• Etiologi: belum diketahui tapi diduga karena hidrops
endolimfatik.
• Gejala klinis :
– Trias :
• Vertigo
• Tinnitus
• Tuli saraf yang bersifat fluktuatif
– Serangan pertama sangat berat vertigo dan disertai
muntah. Selanjutnya gejala akan hilang sama sekali.
– Gejala lain menjadi tanda khusus adalah perasaan penuh di
dalam telinga.
140 Diagnosis
• Kriteria diagnosis :
– Vertigo hilang timbul.
– tinitus
– gangguan pendengaran sensorineural yang
fluktuatif

Menyingkirkan kemungkinan penyebab dari sentral


missal: tumor nervus VII.
141 Penatalaksanaan
– Pada saat datang obat-obatan simtomatik
seperti: sedatif dan bila diperlukan diberikan anti
muntah.
– Vasodilator perifer mengurangi tekanan hidrops
endolimfe.
– membuat shunt dengan jalan operasi
menyalurkan tekanan endolimfe ke tempat lain.
– obat-obatan antiiskemia dan obat neurotonik
untuk menguatkan sarafnya.
– vertigo yang disebabkan oleh rangsangan dari
perputaran leher (vertigo servikal)  dengan
traksi leher dan fisioterapi.
142 5. Mabuk perjalanan (Motion
sickness)
• Definisi:
Suatu keadaan rasa ingin muntah (mual) yang
diakibatkan oleh perubahan arah atau irama
gerakan tubuh yang sangat cepat dan
berulang yang merangsang telinga dalam.
• Pencetus : gerakan, percepatan dan gravitasi
143 Pemeriksaan
• Anamnesis : onset saat perjalanan
• Fisik :
– Nausea
– Paleness of the skin
– Cold sweats
– Vomiting
– Dizziness
– Headache
– Increased salivation
– Fatigue
144 Pencegahan

– Jika di mobil, duduklah di depan dan lihat


pandangan yang jauh. Jika di kapal,
naiklah di atas deck lihat langit. Jika di
pesawat, duduk di pinggir jendela lihat
keluar
– Jangan membaca saat di perjalanan
– Hindari obrolan saat motion sickness
muncul
– Antihistamin
145 6. Vertigo
• Sensasi gerakan atau rasa gerak dari
tubuh seperti  rotasi (memutar) tanpa
sensasi perputaran yang sebenarnya, dapat
sekelilingnya terasa berputar (vertigo objektif)
atau badan yang berputar  (vertigo subjektif).
• Vertigo berasal dari bahasa latin "vertere"=
memutar.
• Vertigo termasuk ke dalam gangguan
keseimbangan yang dinyatakan sebagai
pusing, pening, sempoyongan, rasa seperti
melayang atau dunia seperti berjungkir balik.
146 Jenis
• Vertigo spontan : vertigo yang timbul
tanpa pemberian rangsang. Rangsangan
timbul dari penyakitnya sendiri, misal:
meniere disease.
• Vertigo posisi : timbul oleh karena adanya
perubahan posisi kepala.
• Vertigo kalori : vertigo yang dirasakan
saat tes kalori. Untuk membandingkan
vertigo ini dgn vertigo yang dialami
sebelumnya, jika sama benar.
147 Vertigo Posisi (BPPV)
Patofisiologi
• Terjadi akibat dari perubahan posisi
kepala yang cepat dan tiba-tiba,
biasanya akan dirasakan pusing yang
sangat berat, yang berlangsung
bervariasi di semua orang, bisa lama
atau hanya beberapa menit saja.
Penderita kadang merasakan lebih
baik jika berbaring diam saja.
• Bisa berlangsung selama berhari-hari
dan disertai dengan mual muntah.
148 Gejala klinis
• Merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika
akan ke tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya,
bangkit dari tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu
yang tinggi atau jika kepala digerakkan ke belakang.
• Berlangsung 5-10 detik.
• Mual dan cemas.
• Tidak didapatkan gangguan pendengaran.
149 Diagnosis

• Anamnesis  pasien mengeluhkan kepala terasa pusing


berputar pada perubahan posisi kepala dengan posisi
tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada perubahan posisi
kepala dan akan berkurang serta akhirnya berhenti secara
spontan setelah beberapa waktu.
• Pemeriksaan THT umum tidak didapatkan kelainan berarti,
dan pada uji kalori tidak ada paresis kanal.
150 Diagnosis
1. Anamnesis :
a. kapan mulai serangan pertama?
b. Sdh berapa kali serangan sampai sekarang?
c. Intensitas?
- tetap,
-semakin berat  tumor N.VIII
-atau menurun  meniere
2. Tes kalori
151
152 Tata laksana
• Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan
obat-obatan, terapi fisik / latihan dan olah raga. Dan jika
kedua terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang
diderita dianjurkan untuk terapi bedah
• Terapi fisik yang digunakan teknik Epley yaitu posisi kepala
45o menoleh ke arah telinga yang sakit, kemudian pasien
digerakkan dari posisi duduk ke posisi Hallpike dengan
telinga sakit di bawah. Pasien dapat dipertahankan dengan
posisi ini selama 3 menit dan kemudian kepala dengan
lambat dirotasikan ke arah berlawanan dan dipertahankan 4
menit lalu pasien didudukkan.
153 Tata laksana (2)

• Obat-obatan yang biasanya


digunakan adalah
– Antikolinergik / parasimpatolitik
– Antihistamin
– Penenang
– Simpatomimetik
–  Kombinasi tersebut di atas.
154

Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai