Pembimbing
dr. Deny, Sp. THT-KL
Kelainan Kongenital
2
Fistula Preaurikular
Kegagalan penggabungan tuberkel pertama&kedua.
Sering ditemukan di depan tragus berbentuk bulat atau lonjong, ukuran
seujung pensil.
Keluhan :
Dari muara fistel sering keluar sekret dari kel.
sebasea.
Obstruksi atau infeksi -> Pioderma / Selulitis fasial
Menentukan panjang fistel -> Fistulografi
Terapi :
Antibiotik
Abses dilakukan insisi dan drainase.
Pembedahan -> bila cairan keluar berkepanjangan, Gambar 3. Fistula Preaurikular
4
(1,12)
Telinga Camplang (Bat’s Ear)
Bentuk abnormal daun telinga -> kegagalan pelipatan antiheliks.
Tampak daun telinga lebih lebar dan lebih berdiri.
Secara fisiologik tidak terdapat gangguan pendengaran, tetapi dapat menyebabkan ganguan
psikis karena estetik.
6
Definisi
Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit
yang terkelupas, dan kotoran/ debris yang ada pada bagian kartilaginosa liang
telinga.
Terdapat 2 tipe serumen, yaitu:
Tipe Basah, tampak seperti madu dan dapat berubah
warna menjadi lebih gelap karena paparan.
Tipe Kering, tampak bersisik.
Dalam keadaan normal serumen terdapat di 1/3 luar liang telinga karena kelenjar
tersebut hanya ditemukan di daerah ini dan keluar dengan sendirinya dari liang
telinga akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dari arah membran timpani menuju
keluar serta dibantu oleh gerakan rahang sewaktu mengunyah
Serumen obturans -> Serumen yang menyumbat canalis auricula.
7
(1,4,6)
Fungsi
1. Fungsi proteksi
Mengikat kotoran
Menyebarkan aroma yang tidak disenangi serangga
2. Pengangkut debris epitel dan kontaminan untuk
dikeluarkan
3. Fungsi melumasi dan mencegah kekeringan
4. Efek bakterisidal (dari komponen asam lemak,
lisozim, dan imunoglobulin dalam serumen)
8
(1,4,6)
Etiologi
• Salah satu faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang
telinga sehingga menyumbat adalah serumen terdorong oleh jari tangan atau
ujung handuk setelah mandi atau kebiasaan mengorek telinga.
• Telinga kemasukan air saat berenang atau mandi, sehingga serumen yang
belum menyumbat kanalis akan mengembang, menimbulkan rasa tertekan, dan
menyumbat kanalis
Pemeriksaan Fisik
Khusus pada serumen obturan, pemeriksaan otoskopi menunjukkan
adanya penyumbatan liang telinga (canalis acusticus eksterna) oleh
massa yang berwarna putih, kekuningan sampai hitam.
1
0(1,4,6)
Penatalaksanaan
Serumen dapat diambil langsung dengan hook extraction atau diirigasi lebih dahulu.
Pembersihan serumen -> Spooling Telinga (menggunakan air hangat atau H2O2) bila
tidak ada perforasi membran timpani
Jika serumen keras dapat ditetesi dengan tetes karbogliserin 10% atau minyak zaitun
(oleum olivarum), atau baby oil selama beberapa hari (3 hari sampai bisa beberapa
minggu) agar serumen melunak sehingga mudah diekstraksi
1
1(1,4,6)
Komplikasi
1
2(1,4,6)
Korpus alienum di CAE
1
3
Diagnosis
Riwayat kejadian -> anamnesa
• Merasa tidak enak ditelinga
• Telinga terasa tersumbat
• Pendengaran terganggu
• Nyeri telinga (otalgia)-> Tanda berkembangnya komplikasi telinga
akibat benda asing
1
4 (1,5)
Penatalaksanaan
Prinsip:
Mengeluarkan benda asing harus hati – hati dan melihat
langsung corpal, bila kurang hati – hati atau bila pasien tidak
kooperatif, beresiko trauma yang merusak membran timpani atau
struktur telinga tengah.
Baterai
Mainan
• Mainan anak dapat tersangkut ke dalam CAE -> Diekstraksi hati-hati
dengan small extraction hook. ( dilarang menggunakan pinset/forceps telinga )
1
6 (1,5)
Otitis Eksterna
1
7(1,4,6)
Patofisiologi
Faktor Predisposisi
• Perubahan pH kanalis yang biasanya asam menjadi basa -> proteksi terhadap infeksi menurun
• Peningkatan suhu dan kelembaban kuman dan jamur mudah tumbuh
• Trauma ringan karena berenang atau membersihkan telinga secara berlebihan
1
8(1,4,6)
Klasifikasi
Otitis eksterna
sirkumskripta
Otitis eksterna
Akut
difus
Otitis
Otomikosis
Eksterna
Otitis eksterna
Kronis
maligna
1
9(1,4,6)
• Manifestasi klinis: • Diagnosis banding:
– Nyeri telinga (otalgia) sedang- – Otitis media akut
berat
– Miringitis bulosa
– Pendengaran berkurang-hilang
– Tinitus
– Demam • Penyulit:
– Keluar discharge dari telinga
– Perikondritis
(otorhea)
– Sakit saat mengunyah atau buka – Dermatitis aurikularis
mulut – Erisipelas
2
0(1,4,6)
Otitis Eksterna
Sirkumkripta vs Difus
2
1
Otitis Eksterna Sirkumskripta • Otitis Eksterna Difus
– Radang pada 1/3 liang telinga – Peradangan pada 2/3 bagian dalam
bagian luar yang terinfeksi pada liang telinga dan tidak terdapat
pilosebaseus sehingga membentuk furunkel
furunkel – Biasa disebut swimmer’s ear
• Etiologi • Etiologi:
– Staphylococcus aureus – Pseudomonas aeruginosa
– Staphylococcus albus • Epidemiologi:
– Pada cuaca panas dan lembap
2
2(1,4,6)
Otitis Eksterna Sirkumskripta Otitis Eksterna Difus
Gambar 20. Otitis Eksterna Sirkumskripta Gambar 21. Otitis Eksterna Difus
2
3
(1,4,6,17)
Otitis Eksterna Sirkumskripta Otitis Eksterna Difus
2
4(1,4,6)
Otomikosis
2
5
Definisi
Otomikosis (dikenal juga dengan
Singapore Ear ), Etiologi
infeksi telinga yang disebabkan oleh
• Pityrosporum menyebabkan
jamur, atau infeksi jamur superficial
pada kanalis auditorius eksternus terbentuknya sisik yang menyerupai
ketombe dan merupakan predisposisi
otitis eksterna bakterialis.
•Aspergillus
•Kandida albikan
•Aktinomises
2 (1,14)
Gejala klinis
2
7
(1,14,18,19)
Pemeriksaan fisik
Tampak massa putih keabu-
abuan, menyempit, lapisan
seperti kertas basah berbintik-
bintik mengisi liang telinga
Konidiofor dari infeksi
aspergilus niger akan tampak
sebagai bintik-bintik hitam pada
debris atau sebagai filamen-
filamen yang menonjol di dinding
Gambar 24. Otomikosis karena Aspergilus niger liang telinga
2
8
(1,14,20)
Terapi
Ear toilet -> Cara/keadaan ini paling baik dilakukan dengan alat pengisap (suction) atau
diirigasi jika membran timpani tidak perforasi
Larutan asam asetat 2 % dalam alkohol, dapat digunakan sebagai tetes telinga pada
penatalaksanaan otomikosis.
2
9(1,14)
Otitis Eksterna Maligna
3
0
Definisi • Epidemiologi
• Jarang
3
1(1,14)
• Anamnesis Gejala Klinis
• Usia lanjut
Gatal di liang telinga
• Keluhan:
– Gatal di liang telinga, Otalgia menetap &meningkat
– Nyeri hebat (otalgia menetap &
meningkat),
Sekret yang banyak
– Sekret banyak,
– Sakit kepala dan trismus
Otorea purulen menetap, granulasi.
• RPD : riwayat diabetes melitus
• RPO: Pembengkakan liang telinga
– Antibiotik dan obat Terkena saraf fasial ->
tetes telinga pada otitis paresis/paralisis fasial
eksterna tanpa adanya
perubahan gejala yang
bermakna
3
2(1,14)
Pemeriksaan
333
3(1,14)
Otitis eksterna maligna dengan tanda
pus dari nekrosis liang telinga dan
osteomielitis progresif -> Pseudomonas
Aeroginosa.
Aurikula bengkak dan hilangnya
arsitektur tulang rawan yang
merupakan karakteristik dari chondritis
Faktor resiko : DM -> penebalan
endotel, infeksi aktif -> kesulitan
pengobatan adekuat
3
5(1,14)
Diagnosis Banding • Komplikasi
Mastoiditis
Neuropati
Otitis Media Kronik
336
6(1,14)
Tatalaksana
Kontrol yang ketat terhadap D
M & intervensi bedah
3
7(1,14)
Penatalaksanaan
Pengobatan: memperbaiki imunosupresi, pengobatan lokal pada liang telinga, terapi sistemik AB
jangka panjang, dan intervensi bedah
3
9(1,14)
KERATOSIS OBTURANS
4
0
Definisi
Keratosis obturans, ditandai dengan penumpukan deskuamasi epidermis di
liang telinga, sehingga membentuk gumpalan o.k terbentuknya sel epitel
berlebihan dan tidak bermigrasi ke arah telinga luar -> menimbulkan rasa
penuh serta kurang dengar.
4
1(1,6,7)
Gambar 26. Keratosis Obturans Gambar 27.Kolesteatoma eksterna
4
2(22,23)
Perbedaan
Keratosis obturans Kolesteatoma eksterna
4
3 (1)
Keratosis obturans • Kolesteatoma eksterna
• Terapi : • Terapi:
– Antibiotik
4
4(1,6,7)
Penatalaksaan
Kontrol dengan melakukan pembersihan liang telinga secara periodik,
Obat tetes telinga dari campuran alkohol atau gliserin dalam peroksid 3% (3x seminggu).
Bila pasien telah mengalami erosi tulang liang telinga -> tindakan bedah dengan melakukan tandur
jaringan ke bawah kulit untuk menghilangkan gaung di dinding liang telinga.
Indikasi operasi:
Fistel labirin
4
Otore berkepanjangan 5(1,6,7)
KELAINAN TELINGA TENGAH
Otitis Media Akut
47
OTITIS MEDIA AKUT
48
DEFINISI
Peradangan telinga tengah dengan gejala dan tanda-tanda
yang bersifat cepat dan
singkat
49
ETIOLOGI
50
51
DIAGNOSIS
STADIUM ANAMNESIS OTOSKOPI
1. OKLUSI TUBA • Gejala ISPA - Membran timpani : retraksi
• Tekanan negatif
(telinga terasa penuh)
52
DIAGNOSIS
STADIUM ANAMNESIS OTOSKOPI
2. HIPEREMIS Diawali dengan ISPA akut dan - Membran timpani : retraksi, warna
diikuti dengan gejala hiperemia
di telinga : - Kadang tampak air fluid
• Terasa penuh level
• Grebeg-grebeg
• Gangguan pendengaran
• Otalgia
53
3. SUPURASI • Otalgia hebat • Membran timpani : bombans
• Gangguan pendengaran dan hiperemia
• Febris, batuk, pilek • (-) sekret di liang telinga luar
• Bayi : rewel , gelisah,
• Belum ada otore
• Dapat terjadi febris
konvulsi
54
4. PERFORASI • Otore, mukopurulen • Membran timpani : perforasi,
• Otalgia sentral, kecil dikuadran
• Gangguan pendengaran anteroinferior
• + batuk, pilek • Sekret mukopurulen
• Warna membran timpani :
hiperemia
55
5. RESOLUSI • Gejala di stadium • Membran timpani : normal
sebelumnya banyak yg kembali
mereda • Dijumpai lubang perforasi
• Tidak dijumpai sekret lagi
(telinga telah kering)
56
• PERFORASI
AKUT KRONIK
Kultur cairan
Melalui timpanosintesis utk mengetahui organisme penyebab
•Timpanometri
59 59
(5)
OTOSKOP
60
PENGOBATAN
• Mengobati infeksi saluran nafas dengan antibiotik
Stadium • Amoxicilin 80mg/kgBB/hari
• Golongan Sefalosporin
Awal • Amoxicilin-Klavulanat
Hiperemis •Analgesik
61
(3)
PENGOBATAN
• Antibiotik
• Miringotomi
Stadium Supurasi
• Antibiotik
Stadium Resolusi
62
(3)
Cara memberikan Cuci Telinga (H2O2)
1. Bersihkan tangan
2. Hangatkan obat tetes telinga dengan menggenggam 1-2 menit
3. Untuk orang dewasa, miringkan kepala hingga telinga menghadap ke atas dan tarik daun
telinga ke atas dan ke belakang
4. Untuk anak-anak, miringkan kepala anak atau dalam posisi tidur menghadap ke samping
sehingga telinga menghadap ke atas, lalu tarik daun telinga ke bawah dan ke belakang
5. Tetes kan obat – sampai penuh (tampak berbusa), jangan sampai meluap, kemudian
gerakkan daun telinga ke atas-bawah agar obat dapat masuk ke liang telinga
6. Diamkan 1-2 menit, dapat sambil dipijat perlahan pada tragus atau menggunakan kain/
tisu
7. Telinga dimiringkan untuk membuang cairan H2O2
8. No 3.- 6. diulangi sampai busa tampak bersih (biasanya 3-4 kali cuci)
9. Perlu diperhatikan bahwa, H2O2 jika terkena udara akan rusak (tidak berbusa) obat tidak
boleh dipakai
10. Liang telinga dibersihkan dari busa
PEMBEDAHAN
Miringotomi
Insisi pd pars tensa membran timpani
Timpanosintesis
Pungsi dan aspirasi pd membran timpani
64 64
(3)
MIRINGOTOMI
65
HASIL MIRINGOTOMI
66
(7)
TIMPANOSINTESIS
67
(1)
OTITIS MEDIA KRONIS
68
OTITIS MEDIA
SUPURATIF KRONIS
69
DEFINISI
Sekret yang keluar dari telinga terus menerus atau hilang timbul
70
(3)
ETIOLOGI
Infeksi campuran bakteri dari canalis auditoris eksternal:
o Staphylococcus, Pseudomonas aeruginosa, B. proteus, B. coli dan
Aspergillus
71
(3)
GAMBARAN PATOLOGI
72
(3)
Perubahan pada Membran Timpani
PERFORASI
• Letak sentral
73
(1,3)
Letak marginal
Perforasi terletak di membran timpani dan
anulus atau sulkus timpanikum
74
(1,3)
Letak atik
Perforasi terletak di pars flaccida
75
(1,3)
Perubahan pada Mukosa
Hipertrofi : mukosa mengalami pembelahan sel
granulasi / polip
terbentuk kolesteatoma
76
(3)
Perubahan pada Tulang
Osteitis
Destruksi
Nekrosis
77
(3)
Jenis OMSK
78
(1)
OMSK TIPE AMAN
79
(1)
OMSK TIPE BAHAYA
Perforasi pada marginal atau atik tanda dini
Abses atau fistel retroaurikuler, polip atau jaringan granulasi yang berasal dari
cavum timpani di liang telinga tanda sudah lanjut
Kolesteatoma (+) pada telinga tengah
Sekret: nanah, bau khas seperti telur busuk (kolesteatoma)
Rontgen mastoid bayangan kolesteatoma
80
(1)
DIAGNOSIS
81
TERAPI OMSK
1. Tipe Aman:
Konservatif atau dengan medikamentosa
•Sekret keluar terus menerus -> obat pencuci telinga berupa larutan H2O2 selama 3-
5 hari
•Sekret berkurang -> dilanjutkan obat tetes telinga (kortikosteroid dan antibiotik)
•Oral -> antibiotik gol ampisilin atau eritromisin (alergi penisilin)
•Resisten ampisilin -> ampisilin asam klavulanat
•Sekret telah kering tapi perforasi masih ada -> miringoplasti atau timpanoplasti
•Infeksi berulang atau sekret tetap ada -> sumber infeksi diobati terlebih dahulu
kalau perlu dilakukan pembedahan -> adenoidektomi, tonsilektomi
82
(1)
2. Tipe Bahaya -> Pembedahan
• Dapat diberikan medikamentosa sebelum dilakukan
pembedahan
• Pembedahan -> mastoidektomi dengan atau tanpa
timpanoplasti
• Terdapat abses subperiosteal retroaurikuler -> insisi
abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum
mastoidektomi
83
(1)
TEKNIK OPERASI
84
(1)
TEKNIK OPERASI
85
(1)
KOMPLIKASI
OMSK Aman:
Tidak menyerang tulang -> jarang menimbulkan komplikasi
Tromboplebitis vaskuler
OMSK Bahaya:
Komplikasi akibat terbentuknya kolesteatoma berupa:
Erosi canalis semisirkularis
Erosi tulang canalis facialis -> dapat terjadi paresis n. facialis
Erosi segmen timpani dan abses ekstradural
Erosi pada permukaan lateral mastoid dengan timbulnya abses subperiosteal
Erosi pada sinus sigmoid
86
(1)
PROGNOSIS
OMSK Aman:
Pengobatan lokal -> otore dapat mengering
Sisa perforasi sentral yang berkepanjangan -> memudahkan infeksi
dari nasofaring atau bakteri dari meatus acusticus eksterna
khususnya terbawa oleh air -> disarankan penutupan membran
timpani
OMSK Bahaya:
Tidak diobati -> meningitis, abses otak, paralisis fasialis atau
labirintis supuratif
87
(1)
OTITIS MEDIA
NON SUPURATIF
88
DEFINISI
Terdapatnya sekret yg non-purulen di telinga tengah,
dengan membran timpani utuh tanpa ada tanda-tanda
radang
Nama lain : OM serosa, OM musinosa, OM efusi, OM
sekretoria, OM mucoid (glue ear)
Bila efusi encer -> OM serosa
Bila efusi kental seperti lem -> OM mukoid (glue ear)
89
(3)
PATOFISIOLOGI
OM serosa -> akibat adanya transudat atau plasma yg
mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah akibat
perbedaan tekanan hidrostatik
90
(3)
Faktor yang Mempengaruhi
Terganggunya fungsi tuba Eustachius disebabkan oleh :
Sumbing palatum (cleft-palate)
Adenoid hipertrofi
Adenoiditis
Tumor di nasofaring
Barotrauma
Sinusitis
Rinitis
Defisiensi imunologik & metabolik
91
(3)
KLASIFIKASI OM SEROSA
OM serosa akut
OM serosa kronik
92
(3)
Otitis Media Serosa Akut
OM serosa akut adalah: keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah
secara tiba – tiba
Etiologi :
Sumbatan Tuba
(+) Cairan di telinga tengah -> Karena tersumbatnya tuba secara tiba-tiba, misal
karena barotrauma
Virus
(+) Cairan di telinga tengah -> Berhubungan dgn infeksi virus pada jalan nafas atas
Alergi
(+) Cairan di telinga tengah -> Berhubungan dgn keadaan alergi pd jalan nafas atas
Idiopatik
93
(3)
Otitis Media Serosa Akut
Gejala :
Pendengaran berkurang -> gejala yg menonjol
Rasa tersumbat pada telinga
Suara sendiri terdengar lebih nyaring/berbeda
Terasa seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga saat posisi kepala berubah
Saat awal tuba terganggu -> sedikit nyeri -> & menimbulkan tekanan negatif pd
telinga tengah
Setelah sekret terbentuk -> tekanan negatif hilang
Tinitus dan vertigo
94
(3)
Otitis Media Serosa Akut
Pemeriksaan
Otoskopi -> membran timpani retraksi, tampak gelembung udara dalam
kavum timpani
Garputala -> untuk membuktikan adanya tuli konduktif
Terapi
Obat vasokonstriktor lokal (tetes hidung)
Antihistamin
Bila 1-2 mgg belum membaik -> miringotomi
Jika belum sembuh -> miringotomi + pemasangan pipa ventilasi (Grommet)
95
(3)
Otitis Media Serosa Kronik
96
(3)
Otitis Media Serosa Kronik
Gejala :
Perasaan tuli lebih menonjol (40-50 dB) -> karena sekret (+)
kental
Anak 5-8 th -> sering diketahui secara kebetulan saat
pemeriksaan THT atau uji pendengaran
Pemeriksaan :
Otoskopi -> membran timpani utuh, retraksi, suram, kuning
kemerahan atau keabu-abuan
97
(3)
Otitis Media Serosa Kronik
Terapi
Diberi dekongestan tetes hidung & kombinasi antihistamin-
dekongestan per oral
3 bulan tidak membaik -> tindakan operasi
Miringotomi & pasang pipa ventilasi -> untuk mengeluarkan
sekret
Juga perlu dilakukan penilaian dan pengobatan dari faktor
penyebab, misal : alergi, pembesaran tonsil, infeksi hidung
dan sinus
98
(3)
MASTOIDITIS
99
(7)
DEFINISI
Mastoiditis adalah suatu peradangan tulang mastoid, biasanya berasal dari cavum timpani
Biasanya didahului oleh OMA yang tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat
100
(5)
PATOFISIOLOGI
Keradangan mukosa cavum timpani pada otitis media ->
menjalar ke mukosa antrum mastoid
Bila terjadi gangguan pengaliran sekret -> menimbulkan
penumpukan sekret di antrum -> empiema -> kerusakan
pada sel – sel mastoid
Bila OMA diberi pengobatan secara adekuat selama 3
minggu, masih terdapat sekret, kemungkinan telah
terjadi mastoiditis
Dapat terjadi reservoir sign (+) -> KHAS MASTOIDITIS
101
(5)
MANIFESTASI KLINIS
(5) 102
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan
hasil pemeriksaan fisik.
103
(5)
TATALAKSANA
Pemberian antibiotik -> penicilin, ceftriaxon, metronidazole ->
selama 14 hari
Pada pasien anak harus dirawat di rumah sakit.
Beri ampisilin 200 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis, paling
sedikit selama 14 hari.
Jika hipersensitif terhadap ampisilin, dapat diberikan eritromisin
ditambah sulfa kotrimoksazol sampai tanda dan gejalanya
hilang.
Mastoidektomi -> jika terapi antibiotik tidak berhasil
104
(5)
KOMPLIKASI
105
(5)
Kelainan Telinga Dalam
106
107 Patologi telinga dalam
108 1. Labirintitis
Terjadi oleh karena penyebaran infeksi ke ruang
perilimfe.
• Labirintitis General
Mengenai seluruh labirin
Gejala klinis : vertigo berat dan tuli saraf
yang
berat
• Labirintitis Sirkumskripta
Gejala klinis : vertigo saja atau tuli saraf saja
109
• Terdapat 2 bentuk :
– Labirintitis Serosa
Toksin menyebabkan disfungsi labirin tanpa invasi sel
radang
Labirintitis serosa difus & serosa sirkumskripta
– Labirintitis Supuratif
Sel radang menginvasi labirin sehingga terjadi kerusakan
yang irreversibel, seperti fibrosis dan osifikasi.
Labirintitis supuratif dibagi menjadi supuratif akut difus &
supuratif kronik difus
110
Terapi
Operasi
Antibiotik yang adekuat
111 2. Trauma telinga dalam
112 Energi Akustik
• Mekanisme ototoksik
Penggunaan obat2an ototoksik perubahan struktur anatomi dan
fisiologi pd organ telinga dalam
a. Degenerasi stria vaskularis
b. Degenerasi sel epitel sensori
c. Degenerasi sel ganglion
• Penatalaksanaan
Tuli akibat ototoksik tidak dapat diobati
Jika gangguan sudah terjadi pd telinga dalam hentkan pemberian
obat
ABD (Alat Bantu dengar), psikoterapi, dan auditory training
123 Tuli Mendadak (Sudden Deafness)
• Tuli mendadak adalah tuli yang terjadi secara tiba-tiba dan terjadi
penurunan pendengaran sensorineural 30dB atau lebih paling
sedikit 3 frekuensi berturut-turut pada pemeriksaan audiometri dan
berlangsung dalam waktu kurang dari 3 hari
• Termasuk kedaruratan dibidang otologi
• Jenisnya adalah sensorineural, penyebabnya tidak dapat
langsung diketahui, & biasanya terjadi pada satu telinga
124 Etiologi
• Iskemi koklea
• Infeksi virus (parotitis, campak,
varicella zoster, cytomegalovirus)
• Trauma kepala
• Trauma bising keras
• Perubahan tekanan atmosfi
• Obat ototoksik
• Penyakit meniere & neuroma akustik.
125 Manifestasi klinik
• Tuli timbul mendadak atau
menahun secara tidak jelas, kadang
sementara atau berulang dalam
serangan, tapi biasanya menetap.
• Tuli dapat unilateral atu bilateral,
dapat disertai tinitus & vertigo
• Pada infeksi virus, timbul
mendadak &
biasanya pada satu telinga.
126 Diagnosis
• Pada pemeriksaan otoskopi tidak dijumpai kelainan
telinga
• Test penala:
Rinne positif,
Weber lateralisasi ketelinga yg sehat Schwabach
memendek
• Audiometri nada murni
• Tes Tone Decay
• Audiometri Tutur
• Audiometri Impedans
• BERA (-pada anak)
• ENG (Elektronistagmografi)
127 Penatalaksanaan
• Tirah baring sempurna selama 2 minggu. Diperiksa
apakah ada penyakit sistemik spt DM, kardiovaskular, dll
• Vasodilatansia injeksi yg cukup kuat, disertai dengan
tablet vasodilator oral tiap hari
• Prednison 4x10 mg, topering off tiap 3 hari
• Vit C 500 mg 1x1 tablet/hari, vit E 1x1 tablet/hari
• Neurobion 3x1 tablet/hari
• Diet rendah garam rendah kolesterol
• Bila penyebab virus, beri obat antivirus
• Terapi Oksigen Hiperbarik
128 Evaluasi
• Evaluasi fungsi pendengaran dilakukan tiap minggu selama satu bulan
1. Sangat Baik : perbaikan >30dB pada 5 frekuensi
2. Sembuh : Perbaikan ambang pendengaran < 30DB, pada
frek 250 Hz, 500Hx, 1000Hz, 2000Hz, dan dibawah 25 dB
pada frekuensi 4000Hz
3. Baik : bila rerata perbaikan 10-30dB pada 5 frekuensi
4. Tidak ada perbaikan : perbaikan <10 dB pada 5 frekuensi
• Bila tidak sembuh, pertimbangkan alat bantu pendengaran & rehabilitasi
pendengaran
• Pada pasien tuli total bilateral setelah usaha diatas tdk berhasil,
dipertimbangkan pemasangan implan koklea
129 Prognosis
Terimakasih