Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

FARMAKOLOGI
HIPERTENSI GRADE I
Diana dwi cahyani
114170014
UPTD PKM PANGENAN
IDENTITAS PASIEN
 Identitas Pasien
 Nama : Ny. T
 Usia : 61 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Ender
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
RESUME
 Pasien dengan keluhan nyeri kepala. Keluhan ini sudah dirasakan pasien sejak 2 tahun
terakhir dan bersifat hilang timbul dan seperti ditekan. Pasien mengaku keluhan ini
berlangsung sejak tahun 2018, nyeri bertambah berat jika pasien melakukan aktifitas dan
stress. Setelah berobat ke Puskesmas, pasien didiagnosis hipertensi. Pasien mengaku rutin
memeriksakan diri ke Puskesmas dan mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter. Riwayt
alergi obat disangkal.
 Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg.
DIAGNOSIS
 Hipertensi grade I

TERAPI
a. Preventif :
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara makan makanan
bergizi, rutin konsumsi obat antihipertensi dan mengkonsumsi
vitamin bila perlu serta melakukan aktifitas fisik ringan setiap hari.
Promotif :
 Memberikan edukasi pada pasien tentang pentingnya menjaga nutrisi yang cukup sehingga
memiliki daya tahan tubuh yang baik dan menggurangi konsumsi garam berlebih serta
mengkonsumsi air mineral minimal 8 gelas per hari.
 Memberikan edukasi pada keluarga pasien bahwa pentingnya menjaga kebersihan diri pasien,
lingkungan rumah maupun lingkungan sekitar dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
 Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakit yang dimiliki dan selalu memeriksakan
diri ke Puskesmas serta mengkonsumsi obat sesuai dengan anjurkan oleh dokter secara rutin.
 Kuratif :
 Captopril 25mg 2x1 tab
 Parasetamol 500 mg tab 2x1
PEMBAHASAN
Captopril merupakan obat golongan ACE Inhibitor pada Hipertensi Angiotensin
Converting Enzyme (ACE) adalah dipeptidil karboksipeptidase dengan atom zinc.
Cara kerja :
Captopril merupakan penghambat yang kompetitif terhadap enzim pengubah
angiotensin I. Enzim ini mencegah terjadinya perubahan-perubahan dari angiotensin
I menjadi angiotensin II. Captopril dan metabolitnya diekskresi terutama melalui
urine. Waktu paruh eliminasi captopril meningkat dengan menurunnya fungsi ginjal
di mana kecepatan eliminasi berhubungan dengan bersihan creatinine.
DOSIS
 Hipertensi ringan sampai sedang, dosis awal 12,5 mg 2 kali sehari. Dosis pemeliharaan 25
mg 2 kali sehari, yang dapat ditingkatkan selang 2-4 minggu, hingga diperoleh respons yang
memuaskan. Dosis maksimum 50 mg 2 kali sehari.
 Hipertensi berat, dosis awal 12,5 mg 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan bertahap menjadi
maksimum 50 mg 3 kali sehari. Captopril harus digunakan bersama obat antihipertensi lain
dengan dilakukan penyesuaian dosis. Dosis captopril jangan melebihi 150 mg.
 Anak-anak dosis awal 0,3 mg/kg berat badan sampai maksimum 6 mg/kg berat badan per hari
dalam 2-3 dosis, tergantung respons.
 Efek Samping : Proteinuria, peningkatan ureum darah dan creatinine. SertaIdiosinkrasi,
rashes, terutama pruritus, neutropenia, anemia, thrombocytopenia.

 Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap captopril atau penghambat ACE


lainnya (misalnya pasien yang mengalami angioedema selama pengobatan dengan
penghambat ACE lainnya). Wanita hamil atau yang berpotensi hamil,gagal ginjal, dan aortic
stenosis.
PARACETAMOL
 Parasetamol adalah drivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik/analgesik. Enzim
siklooksigenase (COX) memiliki beberapa isoform. Yang paling dikenal adalah COX-1 dan
COX-2. Walaupun keduanya memiliki kesamaan karakteristik dan mengkatalisis reaksi yang
sama, terdapat perbedaan efek di antara keduanya.
 Sifat antipiretiknya disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga
berdasarkan efek sentral. Parasetamol memiliki sebuah cincin benzena, tersubstitusi oleh satu
gugus hidroksil dan atom nitrogen dari gugus amida pada posisi para.
 Sifat analgesik Parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Dalam
golongan obat analgetik, parasetamol memiliki khasiat sama seperti aspirin atau obat-obat non
steroid antiinflamatory drug(NSAID) lainnya. Menghambat prostaglandin (mediator nyeri) di
otak.
 Sekitar 85% paracetamol diekskresi dalam bentuk terkonjugasi dan bebas melalui urin dalam
waktu 24 jam. Pada paracetamol oral, ekskresi melalui renal berlangsung dalam laju 0,16 – 0,2
mL/menit/kg.
 Selain ginjal, sekitar 2,6% akan diekskresikan melalui bilier. Paracetamol juga dapat
diekskresikan dengan hemodialisa.
DOSIS
 Dosis Parasetamol Dewasa untuk Demam dan Nyeri:
 Pedoman umum: 325-650 mg diminum setiap 4 sampai 6 jam atau 1000 mg setiap 6 sampai 8
jam. Paling sering adalah Paracetamol 500mg tablet: 500 mg tablet oral setiap 4 sampai 6 jam.
 Dosis Parasetamol Anak untuk Demam dan Nyeri:
 < = 1 bulan: 10-15 mg/kg BB/dosis setiap 6 sampai 8 jam sesuai kebutuhan.
 1 bulan – 12 tahun: 10 – 15 m /kg BB/dosis setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan
(maksimum: 5 dosis dalam 24 jam).
Obat parasetamol tidak dianjurkan melebihi dosis yang direkomendasikan. Jumlah
maksimum untuk orang dewasa adalah 1 gram (1000 mg) per dosis dan 4 gram (4000 mg)
per hari.
KONTRADIKSI OBAT
PARASETAMOL
Obat parasetamol tidak boleh digunakan pada orang dengan kondisi sebagai berikut:
 Alergi parasetamol atau acetaminophen
 Gangguan fungsi hati dan penyakit hati
 Gangguan fungsi ginjal serius
 Shock
 Overdosis Acetaminophen
 Gizi buruk
KESIMPULAN
 Penggunaan obat dikatakan rasional menurut WHO apabila pasien menerima obat yang tepat
untuk kebutuhan klinis, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan untuk jangka waktu yang
cukup, dan dengan biaya yang terjangkau baik untuk individu maupun masyarakat. Konsep
tersebut berlaku sejak pertama pasien datang kepada tenaga kesehatan, yang meliputi
ketepatan penilaian kondisi pasien, tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat jenis obat, tepat
dosis, tepat cara dan lama pemberian, tepat informasi, dengan memperhatikan
keterjangkauan harga, kepatuhan pasien, dan waspada efek samping.
 Dari kasus diatas dapat dikatakan raional karena sesuai dengan kondisi pasien.

Anda mungkin juga menyukai