Anda di halaman 1dari 13

E.

Pajak dan Keseimbangan Pasar


Pajak : pajak langsung dan tak langsung
• Pajak langsung :
– pajak yang dikenakan kepada wajib pajak setelah muncul atau terbit Surat Pemberitahuan / SPT
Pajak atau Kohir yang dikenakan berulang-ulang kali dalam jangka waktu tertentu. Contoh:pph,pbb
– pajak yang pembayarannya     harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak     dapat dialihkan
kepada pihak lain.
• Pajak tidak langsung
– pajak yang dikenakan kepada wajib pajak pada saat tertentu / terjadi suatu peristiwa kena pajak
seperti misalnya pajak pertambahan nilai (PPN), pajak bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB),
dan lain-lain.
– pajak yang     pembayarannya dapat dialihkan kepada pihak lain.

Pajak : spesifik dan proposional


1.PENGARUH PAJAK SPESIFIK TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR

 Pajak Spesifik: Pajak yang dikenakan atas penjualan setiap unit


barang.
 Setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha mengalihkan
(sebagian) beban pajak tersebut kepada konsumen dengan kata
lain harga naik.
 Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual
menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas.

 Misal :
1. Fungsi permintaan P = m - nQ
2. Fungsi penawaran (sebelum pajak) P = a + bQ
 Fungsi penawaran (sesudah pajak) P = a + bQ + t
Kurva Fungsi Penawaran-Permintaan:
 Fungsi penawaran (sebelum pajak) P = a + bQ
 Fungsi penawaran (sesudah pajak) P = a + bQ + t
 Fungsi permintaan P = m - nQ

P
m
Q's (sesudah pajak)
Qs (sebelum pajak)
E'
p'
E
p
(a  t )
a Qd
m/n
0 q' q Q
 Contoh :
Diketahui Fungsi Permintaan; P = 15 – Q , Fungsi Penawaran: P = 3 + 0,5 Q, dan
Pajak: t = 3 s.h per unit.

Ditanyakan : Tentukan keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak ?...


Penyelesaian :
Keseimbangan sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 .
Sesudah pajak, harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi,
persamaan penawarannya berubah dan kurvanya bergeser ke atas.

Fungsi Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0, 5 Q


Fungsi Penawaran sesudah pajak : P’ = 3 + 0,5 Q’ + 3 = 6 + 0,5 Q’

Fungsi Permintaan tetap : P = 15 – Q


Keseimbangan Pasar : Pd = Ps
15 – Q’ = 6 +0,5Q’ (x2)
30  2Q’ = 12+ Q’  Q’ = 6.
Fungsi Permintaan setelah pajak: P’= 15  Q’ =15  6 = 9
Jadi, sesudah pajak ; P’e = 9 dan Q’e = 6
Jadi, Kurvanya adalah sebagai berikut :

P
15
Q's (sesudah pajak)
Qs (sebelum pajak)
E'
9
E
7
6
3 Qd

0 6 8 15 Q
 Beban pajak yang ditanggung konsumen (tk) adalah selisih harga
akibat pajak (selisih harga E dengan E’).
tk = P’e – P

 Beban pajak yang ditanggung produsen (tp)


Beban pajak produsen (tp) adalah pajak per unit barang (t) dikurangi
pajak yang di tanggung konsumen (tk).
tp = t – tk
 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah
(T) = (jumlah barang)  (besarnya pajak).
T = Q’e  t

Dalam contoh di atas, didapatkan:


Pajak ditanggung konsumen: tk = 9 – 7 = 2 ,
Pajak ditanggung produsen: tp = 3 – 2 = 1,
dan Pajak diterima pemerintah: T = 6  3 = 18
2. PENGARUH PAJAK-PROPORSIONAL TERHADAP KESEIMBANGAN
PASAR
 Pajak Proporsional ialah pajak yang besarnya diterapkan berdasarkan persentase
tertentu dari harga jual; tidak seperti pajak spesifik.

 Jika persamaan penawaran semula P = a + bQ (atau Q = -a/b + 1/b P);


 Dikenakan pajak proporsional sebesar t% dari harga jual;
 Persamaan penawaran yang baru akan menjadi :

P = a + bQ + tP t : pajak proporsional dalam %


P – tP = a + bQ
(l – t)P = a + bQ

a b a l  t
P  Q atau Q    P
l  t l  t b b
 Contoh :
Diketahui : permintaan; P = 12 – Q
penawaran; P = 2 + 0,25 Q t = 20%
Ditanyakan : tentukan keseimbang pasar sebelum dan sesudah pajak…?

Penyelesaian :
Sebelum pajak, Pe = 4 dan Qe = 8 ,
Sesudah pajak, fungsi permintaan tetap P = 12 – Q atau Q = 12 – P .
Fungsi penawaran sesudah pajak (t = 20% ):
P = 2 + 0,25 Q + 0,20 P 2 0,25
P  Q
0,8P = 2 + 0,25 Q
 0,8  0,8
Keseimbangan Pasar : P d = Ps
2 0,25
12  Q   Q
 0,8  0,8
Keseimbangan sesudah pajak: Q’e = 7,24 dan P’e = 127,24 = 4,76
Pajak diterima pemerintah dari setiap unit barang :
T=t x Q’e = 0,20  7,24 = 1,45
Kurvanya:
P
12
Q's

E' Qs
4,76 E
4
Qd

0 7,24 8 12
Q
 Pajak ditanggung konsumen: tk = P’e – Pe = 4,76 – 4 = 0,76 / barang
 Total pajak t= 20%(P’e) =0,2*4,76 = 0,95
 Pajak ditanggung produsen : tp = t – tk = 0,95 – 0,76 =0,19
 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah :
T=t  P’e = 0,20  4,76 7,24 = 6,89
F. SUBSIDI dan KESEIMBANGAN PASAR

 Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena itu ia sering
juga disebut pajak negatif.
 Subsidi berpengaruh terhadap keseimbangan pasar berkebalikan dengan
pengaruh pajak.
 Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan sesuatu
barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah.
 Subsidi Spesifik: subsidi sebesar s, menyebabkan kurva penawaran bergeser
kebawah.

Fungsi penawarannya (sebelum subsidi): P = a + bQ,


Fungsi penawaran (sesudah subsidii): P’ = a + bQ – s = (a – s) + bQ.
 Contoh :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
subsidi; s = 1,5 per unit.
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi ?...
Penyelesaian :
Tanpa subsid, Pe = 7 dan Qe = 8 . Dengan subsidi, harga jual yang ditawarkan oleh
produsen menjadi lebih rendah, persamaan penawaran berubah dan kurvanya
bergeser turun.

Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5 Q


Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5 Q – 1,5
P = 1,5 + 0,5 Q  Q = -3 + 2P
Permintaan tetap : P = 15 – Q  Q = 15 – P
Maka, keseimbangan pasar : Qd = Qs
15 – P = -3 + 2P  18 = 3P, P=6

Jadi dengan adanya subsidi : P’e = 6 dan Q’e = 9


 Jadi kurvanya sebagai berikut :

P
15
Qs (tanpa subsidi)

Q's (dengan subsidi)

7 E
6 E'
3 Qd
1,5
0 89 15 Q
 Bagian subsidi yang dinikmati konsumen (sk) adalah selisih
antara harga keseimbangan tanpa subsidi (Pe ) dan harga
keseimbangan dengan subsidi (P’e )
 Dalam contoh kasus diatas, sk = 7 – 6 = 1.
sk  Pe  P 'e
 Bagian subsidi yang dinikmati produsen.
sp  s  sk
 Dalam contoh kasus diatas, sp = 1,5 – 1 = 0,5.
 Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah (S) dihitung
dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah subsidi
(Q’e) dengan besarnya subsidi per unit barang (s).

S  Q 'e  s
 Dalam contoh kasus diatas, S = 9 x 1,5 = 13,5.

Anda mungkin juga menyukai