Anda di halaman 1dari 50

TINGKAT II/SEMESTER III

MK : ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN dan BBL/ Bd.5.3014

POKOK BAHASAN : FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI PERSALINAN

DOSEN : MEDIAWATY SIREGAR SST, M Kes

POLTEKKES KEMENKES MEDAN


PRODI KEBIDANAN PADANGSIDIMPUAN
T.A 2020/2021
POKOK BAHASAN : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Persalinan

SUB POKOK BAHASAN : 1. Power


a.His
b.Tenaga Mengejan
2. Passage
a.Ukuran Panggul
b.Otot-otot dasar panggul
3. Passanger
a. Janin
b.Plasenta
c.Air Ketuban
4. Psikis
5. Penolong
TIU : Pada akhir perkuliahan kepada seluruh Mahasiswa
diharapkan mampu memahami Faktor-faktor yang mempengaruhi
persalinan

TIK : Pada akhir perkuliahan kepada seluruh Mahasiswa


diharapkan Mampu:
1.Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
persalinan
a.Power
b.Passage
c.Passanger
d.Psikologis
e.Penolong
2.Menjelaskan pengertian faktor-faktor yang
mempengaruhi persalinan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Persalinan dapat berjalan normal (Eutosia) apabila kelima


faktor fisik 5 P dapat bekerja sama dengan baik.
Dengan faktor 5P kemungkinan dapat penyimpangan atau
kelainan yang dapat mempengaruhi jalannya persalinan,
sehingga memerlukan intervensi persalinan untuk mencapai
kelahiran bayi yang baik dan ibu yang sehat, persalinan yang
memerlukan bantuan dari luar karena terjadi penyimpangan 5P
disebut Persalinan Distocia.
Faktor faktor tersebut ialah:
1.Power
2.Passage
3.Passanger
4.Psikologis
5.Penolong
1.Power (Kekuatan)

A.HIS
His atau kontraksi adalah keadaan otot polos yang berada di
dinding rahim mengembang dan menguncup, keadaan ini terjadi
diluar kemauan.
His merupakan faktor yang utama dalam kehamilan dan
persalinan karena berguna untuk :
a.Membantu peregangan uterus menyesuaikan diri dengan
kebutuhan tempat isi uterus, yaitu anak, air ketuban dan
placenta.

b.Mengadakan pembukaan jalan lahir.

c.Mendesak dan mendorong anak agar turun ke dasar panggul


dan selanjutnya dikeluarkan dengan jalan kelahiran.
Yang dipantau pada HIS
1.Frekuensi
Frekuensi his adalah jumlah His dalam waktu tertentu.Amplitudo
dikalikan dengan frekuensi his dalam 10 menit menggambarkan
keaktifan uterus dan ini diukur dengan unit Montevideo.
2.Durasi atau lamanya His
Durasi His pada permulaan partus adalah 20 detik
Kemudian pada akhir kala 1 atau permulaan kala 2 menjadi 60-90 detik
3.Amplitudo(Kekuatan)
Kekuatan HIS yang normal adalah 40 sampai 60mmHg

HIS yang sempurna apabila terdapat : a.Kontraksi yang simetris


b. Kontraksi paling kuat atau
adanya dominasi di fundus uteri
c. Sesudah itu terjadi relaksasi
Pembagian his dan sifatnya :

a.His pendahuluan : His tidak kuat ,datangnya tidak teratur


menyebabkan keluarnya lendir darah atau bloody show

b.His pembukaan (kala 1) :menyebabkan pembukaan serviks


semakin kuat ,teratur dan sakit

c.His pengeluaran (kala 2): untuk mengeluarkan janin ,sangat


kuat, teratur, simetris ,terkoordinasi .

d.His pelepasan plasenta (kala 3):kontraksi sedang untuk


melepaskan dan melahirka plasenta

e.His  pengiring (kala 4):kontraksi lemah ,masih sedikit nyeri


terjadi pengecilan dalam beberapa jam atau hari
His dibagi beberapa macam fase dalam persalinan, yaitu:

1.Fase Increment
Adalah his mulai timbul perlahan-lahan menjadi kuat dan
mencapai puncak kekuatannya.
2.Fase Acme
Adalah sampai pada puncak kekuatannya.
3.Fase Decrement
Adalah kekuatan menurun perlahan-lahan kembali
kepada keadaan seperti waktu kontraksi belum timbul.
 
Akibat his terhadap ibu:

a.Akibat terhadap pembuluh syaraf yaitu kontraksi otot-otot


dinding uterus, maka pembuluh darah akan terjepit dan
tertekan sehingga akan timbul nyeri.

b.Akibat terhadap pembuluh darah yaitu dengan adanya


kontraksi otot-otot dinding uterus, maka pembuluh darah
kurang lancar, sehingga jantung dan pembuluh arteri bekerja
lebih keras, ditandai dengan adanya kenaikan detik nadi dan
tekanan darah ibu.
 
Akibat his terhadap Janin

a.Oleh karena peredaran darah dan adanya kontraksi, janin terjepit


dan tertekan.

b.Oleh karena adanya kontraksi uterus mengembang dan menguncup.


B.TENAGA MENGEJAN

Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah, tenaga


yang mendorong janin keluar selain his terutama disebabkan
oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan
peningkatan tekanan intra abdominal.
Teknik mengejan yang benar akan melancarkan
persalinan. Sebaliknya, ketidaktepatan mengejan dapat
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan, seperti
pecahnya pembuluh darah di mata yang dapat
mengganggu kesempurnaan penglihatan.
Selain itu, kelahiran bayi akan dibantu dengan alat
vakum atau forsep jika ibu sampai kehabisan tenaga
lantaran mengejan yang salah.
1. Lakukan setelah pembukaan lengkap
Mengejan baru boleh dilakukan setelah pembukaan lengkap, yakni pembukaan 10.
Saat itu, observasi yang dilakukan dokter akan menemukan, kepala bayi sudah turun sampai ke
dasar panggul dan anus mulai ikut membuka.
Kenapa mengejan harus menunggu pembukaan lengkap? Hal ini untuk menghindari
pembengkakan atau edema pada mulut rahim.
Meski tidak nyaman karena harus menanti kontraksi hingga pembukaan 10, namun ibu harus
tetap bersabar. Tak perlu khawatir karena penundaan mengejan umumnya tak akan
membahayakan, kecuali bila jantung janin mulai melemah.
2. Pilih posisi yang tepat
Posisi yang umum dipilih saat mengejan adalah berbaring, kemudian menekuk lutut, kedua kaki
dibuka, peluk paha dengan melingkarkan tangan ke bawah paha sampai siku dan menarik paha
ke arah dada.

Posisi ini memberikan keleluasaan pada ibu untuk mengejan. Posisi lain pun bisa digunakan,
seperti berbaring miring ke sisi kiri atau kanan, atau jongkok, yang kesemuanya berdasarkan
kasus per kasus supaya janin lebih mudah lahir.
3. Atur napas
Bernapas harus teratur, tidak boleh serabutan karena tidak bermanfaat signifikan atau bahkan
mengganggu proses mengejan. Biasanya dokter/bidan akan memandu ibu mengatur napas supaya
tenaga ibu terkumpul, juga ibu memiliki tenaga maksimal untuk mengejan.
Selain itu, mengatur napas yang baik pun dapat mengurangi rasa sakit. Supaya pengaturan napas
berjalan mudah, sebaiknya ibu ikut kelas senam hamil karena di kelas itu ibu akan diajarkan cara
mengatur napas saat bersalin.

4. Ikuti irama
Ibu harus mengikuti irama tubuh saat mengejan. Bila pembukaan sudah lengkap, ibu harus segera
mengejan, mengatur napas, dan tidak boleh ditahan saat proses pengejanan berlangsung.
Ada ibu yang takut fesesnya keluar saat mengejan, sehingga ia menahan pengejanan dengan
mengangkat pantat atau panggul. Hal ini dapat membuat robekan perineum (bagian antara vagina
dan anus) lebih lebar sehingga memerlukan lebih banyak jahitan.
2.PASSAGE

Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin


terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan
vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui
jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut
harus normal.
Passage terdiri dari :
A.Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) :
1. Dua buah tulang pangkal paha (os cocsae)
-Tulang usus (os ilium)
-Tulang duduk (os. Ischium)
-Tulang kemaluan(os pubis)
2. Satu buah tulang kelangkang(os sacrum)
3.Satu buah tulang ekor(os coccygis)
1.Ilium(Tulang usus)

Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk


bagian atas dan belakang dari panggul.Batas atasnya
merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut
Crista Iliaca,ujung depan maupun belakang dari crista iliaca
menonjol yang disebut Spina Iliaca Anterior
Superior(SIAS).Dibawah Spina iliaca anterior
superior(Sias) Ada (SIAP) Spina iliaca anterior interior.
Bagian paling belakang crista iliaca adalah Spina iliaca
posterior superior(SIPS).dibawah SIPS ada tonjolan kecil yang
dinamakan Spina iliaca posterior interior(SIPI)
Lengkungan yang berada dibawah SIPI adalah Insisura
isciadica mayor.
Pada sisi dalam os ilium merupakan batas antara panggil
mayor dan minor (Besar dan Kecil) dinamkan Linea
innominata atau Linea terminalis
2.Ichium
posisi os ischium terletak di bawah os ilium pada bagian belakang os ischium terdapat cuat
duri (tonjolan agak runcing) spina ischiadica.
Pada bagian os ischium tebal sebagai penompang untuk duduk disebut tuber ischiadicum
3. Os pubis (tulang kemaluan)
Membentuk suatu tulang os pubis membentuk lubang dengan os ischium, (os pubis
bersambung dengan os ichium )membentuk foramen obturatorium.
Diatas foramen abturatorium dibatasi oleh sebuah tangkai dari os pubis yang
menggabungkan dengan os ichium namanya ramus superior osispubis. Sedang dinding
bawah poramen dibatasi oleh “ramus” interior os is pubis
Kedua ramus os is pubis kiri dan kanan membentuk sudut yang disebut “Arkus pubis”
pada panggul wanita normal, sudut ini tidak kurang dari 90⁰.
Pada bagian atas os pubis terdapat benjolan yaitu tubekulum pubis.
4. Os sacrum (tulang belakang)
Bentuknya segi tiga yang terdiri dari 5 ruas dan pada bagian belakang terdapat bonjolan
seperti duri namanya krista sakralia. Permukaan depan berbentuk cengkungan disebut
“Arkus sakralia” yang memperlebar ruas panggul kecil/ pelvis minor. Bagian depan paling
atas dari sacrum dinamakan promontorium dimana bila teraba pada (VT) berarti ada
kesempitan panggul
5. Os coccygis (tulang ekor)
Terdiri dari 3 - 5 ruas yang saling berhubungan dengan bentuk segitiga pada persalinan Os
coccygis dapat bergerak yang bisa membantu untuk memperluas jalan lahir
A.Ukuran-ukuran panggul
1.Ukuran luar panggul :

Distansia spinarum : jarak antara kedua spina illiaka anterior


superior : 24 – 26 cm.
Distansia cristarum : jarak antara kedua crista illiaka kanan dan
kiri : 28 – 30 cm.
Konjugata externa (Boudeloque) 18 – 20 cm.
Lingkaran Panggul 80-90 cm.
Konjugata diagonalis (periksa dalam) 12,5 cm - Distansia
Tuberum (dipakai Oseander) 10,5 cm.
2.Ukuran dalam panggul :

Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk


oleh promontorium, linea inniminata, dan pinggir atas
simfisis pubis.
konjugata vera : dengan periksa dalam diperoleh konjugata
diagonalis 10,5-11 cm.
konjugata transversa 12-13 cm.
konjugata obliqua 13 cm.
konjugata obstetrica adalah jarak bagian tengah simfisis ke
promontorium
3.Ruang tengah panggul :

Bidang terluas ukurannya 13 x 12,5 cm.


Bidang tersempit ukurannya 11,5 x 11 cm.
Jarak antar spina ischiadica 11 cm

4.Pintu bawah panggul (outlet) :

Ukuran anterio posterior 10-11 cm.


Ukuran melintang 10,5 cm.
Arcus pubis membentuk sudut 900 lebih, pada laki-laki kurang
dari 800
Inklinasi Pelvis (Miring panggul) adalah sudut yang dibentuk
dengan horizon bila wanita berdiri tegak dengan inlet 55-60.
B.Otot - otot Dasar Panggul

Ligamen - Ligamen Penyangga Uterus


1.Ligamentum Kardinale sinistrum dan dekstrum (Mackendrot)
Adalah Ligamen terpenting untuk mencegah uterus tidak turun. Jaringan ikat tebal
serviks dan puncak vagina kearah lateral dinding pelvis.

2.Ligamentum Sacro - uterina sinistrum dan dekstrum


Menahan uterus tidak banyak bergerak Melengkung dari bagian belakang serviks
kiri dan kananmelalui dinding rektum kearah os sacrum kiri dan kanan.

3.Ligamentum Rotundum sinistrum dan dekstrum (Round Ligament)


Ligamen yang menahan uterus dalam posisi antefleksi. Sudut fundus uterus kiri dan
kanan ke inguinal kiri dan kanan.

4.Ligamentum Latum sinistrum dan dekstrum (Broad Ligament)


Dari uterus kearah lateral.

5Ligamentum infundibulo pelvikum


Menahan tubafallopi. Dari infundibulum ke dinding pelvis.
3.Passanger

A.Janin
Selama janin dan placenta berada dalam rahim belum tentu
pertumbuhannya normal, adanya kelainan genetik dan kebiasaan ibu
yang buruk dapat menjadikan pertumbuhannya tidak normal antara
lain :
1.Kelainan bentuk dan besar janin

a.Anensefalus.
Anensefalus adalah cacat lahir serius yang menyebabkan bayi terlahir
tanpa sebagian otak dan tengkoraknya. Anensefalus adalah jenis cacat
tabung saraf. Tabung saraf adalah struktur embrio yang akhirnya
berkembang menjadi otak dan tengkorak bayi, juga sumsum tulang
belakang dan jaringan lain yang menyertainya. Anensefalus terjadi
ketika bagian atas tabung saraf gagal menutup dengan sempurna.
Akibatnya, otak dan sumsum tulang belakang bayi yang sedang
berkembang jadi terpapar oleh cairan ketuban yang mengelilingi janin
dalam rahim. Paparan cairan ketuban ini kemudian menyebabkan
jaringan sistem saraf terurai dan hancur.
B. Hidrosefalus

Hidrosefalus adalah penumpukan cairan di rongga otak, sehingga


meningkatkan tekanan pada otak. Pada bayi dan anak-anak,
hidrosefalus membuat ukuran kepala membesar. Sedangkan pada
orang dewasa, kondisi ini bisa menimbulkan sakit kepala hebat.
Cairan otak diproduksi oleh otak secara terus menerus, dan diserap
oleh pembuluh darah. Fungsinya sangat penting, antara lain
melindungi otak dari cedera, menjaga tekanan pada otak, dan
membuang limbah sisa metabolisme dari otak. Hidrosefalus terjadi
ketika produksi dan penyerapan cairan otak tidak seimbang.
C.Makrosomia

Makrosomia adalah berat badan bayi yang lahir lebih dari 4000
gram. Melihat insiden bayi lahir dengan makrosomia mempunyai
resiko cukup tinggi yang mungkin terjadi pada ibu maupun janin,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi persalinan
dengan makrosomia.
Terdapat resiko komplikasi dari bayi berat lahir berlebih atau
makrosomia, baik dialami oleh ibu atau bayi itu sendiri. Resiko
komplikasi ibu saat melahirkan antara lain perdarahan, infeksi,
dan sectio sesarea
2.Kelainan pada letak kepala

A.Presentasi puncak,
 Presentase puncak kepala disebut juga presentase Simput terjadi bila
derajat defleksi ringan  sehingga ubun-ubun besar merupakan bagian
terendah. Pada presentase puncak kepala, lingkar kepala yang melalui
jalan lahir adalah Sikumferensia Frontooksipo  dengan titik perputaran
yang berada dibawah simfisis adalah grabella
B.Presentasi muka

Presentasi muka disebabkan oleh terjadinya ekstensi yang penuh dari


kepala janin. Yang teraba muka bayi = mulut, hidung, dan pipi
Etiologi Presentasi Muka :
a) Panggul sempit
b) Janin besar
c) Kematian intrauterine
d) Multiparitas
e) Perut gantung
f) Janin ansefalus dan tumor di leher bagian depan
C.Presentasi Dahi

Presentasi dahi adalah posisi kepala antara flexi dan deflexi,


sehingga dahi merupakan bagian terendah. Posisi ini
biasanya akan berubah menjadi letak muka/letak belakang
kepala.
Kepala memasuki panggul dengan dahi melintang/miring
pada waktu putar paksi dalam, dahi memutar kedepan
depan dan berada di bawah arkus pubis, kemudian terjadi
flexi sehingga belakang kepala terlahir melewati perinerum
lalu terjadi deflexi sehingga lahirlah dagu.
3.Kelainan letak janin

a.Letak sungsang
Kehamilan sungsang atau posisi sungsang adalah posisi dimana bayi di
dalam rahim berada dengan kepala di atas sehingga pada saat
persalinan normal, pantat atau kaki si bayi yang akan keluar terlebih
dahulu dibandingkan dengan kepala pada posisi normal.

b.Letak lintang
Letak lintang (Trasverse Lie ) adalah suatu keadaan dimana janin
melintang di dalam uterus dengan kepala pada satu sisi yang satu
sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong
berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu
berada pada PAP.
Kepala janin (bayi) merupakan bagian penting dalam proses persalinan dan memiliki ciri sebagai
berikut :

1.Bentuk kepala oval, sehingga setelah bagian besarnya lahir,


maka bagian lainnya lebih mudah lahir.
2.Persendian kepala terbentuk kogel, sehingga dapat
digerakkan ke segala arah dan memberikan kemungkinan
untuk melakukan putaran paksi dalam.
3.Letak persendian kepala sedikit kebelakang, sehingga kepala
melakukan fleksi untuk putaran paksi dalam
Kepala janin dan ukuran-ukurannya. Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar
kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.

1.Tulang Tengkorak ( Cranium )


A.Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak.
B.Bagian tengkorak :
 Os Frontalis (Tulang dahi)
 Os Parientalis (Tulang ubun-ubun)
 Os Temporalis (Tulang pelipis)
 Os Occipitalis (tulang kepal bagian belakang)
C.Sutura
-Sutura Frontalis(antara kedua frontalis)
-Sutura Sagitalis (yang menghubungkan antara os parietal kiri dan kanan)
-Sutura Koronaria (Yang menghubungkan antara os frontal dan os parietal)
-Sutura Lamboidea ( yang menghubungkan antara os parietal dan os occipital)

D.Ubun-ubun ( Fontanel )
-Fontanel mayor / bregma (Ubun-ubun besar)
-Fontanel minor(Ubun-ubun kecil)
2.Ukuran-ukuran kepala

A.Diameter
 Diameter Occipito frontalis 12 cm
 Diameter Mento Occipitalis 13,5 cm
 Diameter Sub Occipito Bregmatika 9,5 cm
 Diameter Biparietalis 9,25 cm
 Diameter Ditemporalis 8 cm

B.Ukuran Cirkumferensial ( Keliling )


 Cirkumferensial fronto occipitalis 34 cm
 Cirkumferensia mento occipitalis 35 cm
 Cirkumferensia sub occipito bregmatika 32 cm
3.Postur janin dalam rahim
A.Sikap (habitus).

Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya


terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi, di mana kepala,
tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, serta lengan bersilang di dada.

B.Letak janin.

Letak janin adalah bagaimana sumbu panjang janin berada terhadap sumbu ibu,
misalnya letak lintang di mana sumbu janin sejajar dengan dengan sumbu panjang
ibu; ini bisa letak kepala, atau letak sungsang.

C.Presentasi

Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah
rahim yang dapat dijumpai pada palpasi atau pemeriksaan dalam. Misalnya
presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu, dan lain-lain.
D.Posisi

Posisi merupakan indicator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin apakah
sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap sumbu ibu (maternal pelvis).
Misalnya pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan,
UUK kanan belakang.
B.Placenta.
Plasenta merupakan organ penting bagi janin.karna
sebagai alat pertukaran zat antara ibu dan bayi atau
sebaliknya.
Plasenta berbentuk bundar atau oval dengan ukuran
diameter 15 – 20 cm, tebal 2 – 3 cm, berat 500 – 600 gram.
Biasanya plasenta akan berbentuk lengkap pada kehamilan
kira - kira 16 minggu, dimana ruang amnion telah mengisi
seluruh rongga rahim.
Plasenta terletak di depan atau di belakang dinding
uterus,agak ke atas fundus uteri
Jumlah celah pada plasenta dibagi menjadi 16-20 kotiledon
Fungsi plasenta adalah pertukaran produk-produk metabolisme dan produk gas antara
peredaran darah ibu dan janin serta produksi hormon.
Tali pusat
Kemudian tali pusat yang merupakan penyalur sumber kehidupan bagi
si janin selama berada di rahim ibu.Mulai terbentuk dan terlihat sejak
minggu ke7 kehamilan.dengan ukuran yang masih pendek dan
permukaan yag tebal.Tali pusat yang normal memiliki panjang sekitar
50-60 cm dengan diameter 1,5cm.
Ujung tali pusat menempel dibagian tengah plasenta dan bagian satunya
lagi menempel pada perut janin.
Fungsi tali pusat layaknya sebuah selang,tali pusat berbentuk saluran
dengan permukaan elastis serta kuat yang disebut juga Wharton Jelly.
Saluran tersebut juga berfungsi untuk melindungi pembuluh darah yang
ada didalamnya,
Pembuluh darah tersebut ialah 2 Arteri dan 1 Vena.
Fungsi 3 pembuluh darah tersebut adalah sebagai penyalur darah dari
plasenta yang mengandung makanan bagi janin berupa
oksigen,nutrisi,hingga antibodi.Vena berfungsi sebaliknya yaitu
menyalurkan darah balik dari janin ke plasenta yang mengandung
produk limbah hasil metabolisme bayi seperti karbondioksida
Fungsi Tali Pusat
1.Media transportasi nutrisi dan oksigen dari plasenta ke tubuh janin
2.Media transportasi untuk pengeluaran sisa metabolisme janin ke tubuh Ibu
3.Media transportasi zat antibodi dari Ibu ke Janin
4.Media transportasi zat antibodi dari Janin ke Ibu
Insersi atau letak tali pusat ke plasenta:
1.Tengah:Insertio sentralis
2.Sedikit ke samping :Insertio paracentralis
3.Samping:Insertio lateralis
4.Pinggir : Insertio marginalis
5.Diluar plasenta atau di selaput janin : Insertio velamentosa
Kelainan letak tali pusat

Tali pusat secara normal berinsersi di bagian sentral ke dalam


permukaan fetal plasenta,Namun,ada beberapa yang memiliki
kelainan letak seperti
a.Insersi tali pusat Battledore
b.Insersi tali pusat Velamentous
a.Insersi tali pusat Battledore
Pada kasus ini tali pusat terhubung ke paling pingggir plasenta seperti bentuk bettenis meja,Kondisi
ini tidak bermasalah kecuali sambungannya rapuh.

b.Insersi tali pusat Velamentous


Tali pusat berinsersi ke dalam membran agak jauh dari pinggir plasenta.Pembuluh darah umblikus
melewati membran mulai dai tali pusat ke plasenta.Bila letak plasenta normal,tidak berbahaya untuk
janin,tetapi tali pusat dapat terputus bila dilakukan tarikan pada penanganan aktif di kala tiga
persalinan
C.Air Ketuban

Air ketuban adalah cairan yang mengandungi dan menompang


saat janin tumbuh dalam rahim.cairan ketuban diproduksi setelah
kantung ketuban terbentuk atau sekitar 12 hari setelah
pembuahan.
Air ketuban terletak di kantung ketuban.warna ketuban bening
dan sedikit kekuningan,namun tampak jernih dan tidak
berbau,dalam air ketuban inilah janin mengapung,bernafas dan
bergerak

Komposisi dan volume air ketuban


Air ketuban terdiri dari nutrisi hormon dan sel pembentuk
kekebalan tubuh yang berguna untuk mendukung perkembangan
janin. Pada usia kandungan 20 minggu komposisi air ketuban di
dominasi oleh urin janin.
Volume air ketuban akan terus meningkat selama kehamilan saat usia kandungan mencapai 38
minggu,volumenya berkurang untuk mempersiapkan kelahiran
Berikut ini perkiraan volume air ketuban yang normal
1.60 ml pada usia 12 minggu kehamilan
2.175 ml pada usia 16 minggu kehamilan
3.400-1.200 ml pada usia antara 34-38 minggu kehamilan.
Manfaat Air Ketuban :
a. Untuk proteksi janin
b. Mencegah perlekatan janin dengan amnion
c. Agar janin dapat bergerak dengan bebas
d. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu
e. Menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum, yang kemudian
dikeluarkan melalui kencing janin.
1.Air ketuban terlalu banyak (Polihidramnion)
Secaramedis, kondisi dinamakan polihidramnion polihidramnion merupakan bentuk komplikasi
yang umum dialami ibu hamil. Sebagai besar ibu hamil dengan kondisi polihidramnion dapat
melahirkan bayi yang sehat numun disarankan untuk tetap tidak mengabaikan kondisi ini.

2.Air ketuban terlalu sedikit (Oligohidramnion)


Kondisi air ketuban terlalu sedikit dikenal dengan istilah oligohidramnion. Kondisi ini kadang
sulit diprediksi kemunculannya,namun lebih rentan terjadi pada masa akhir kehamilan. Air
ketuban sedikit menandakan terdapat kemungkinan telah terjadi kegagalan plasenta atau
gangguan perkembangan janin. Air ketuban yang terlalu sedikit dapat terjadi karena beberapa
faktor berikut:
-kehamilan lewat bulan
-komplikasi kehamilan, seperti pada ibu hamil yang memiliki tekanan darah tinggi, dehidrasi dan
diabetes
4.Psikis (psikologis)
Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat merasa kesakitan
awal menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat
itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bisa
melahirkan anaknya. Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya mengalami
perpanjangan waktu. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula
dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.

Psikologis meliputi :
 Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
 Pengalaman bayi sebelumnya
 Kebiasaan adat
 Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:


 Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
 Persalinan sebagai ancaman pada self-image
 Medikasi persalinan
 Nyeri persalinan dan kelahiran
 
Faktor-faktor psikologis yang menyertai proses kelahiran setiap wanita
bermacam-macam.Hal ini disebabkan karena setiap individu memiliki
kepribadian masing-masing
1.Kekhawatiran
Kekhawatiran yang dimaksudkan adalah kekhawatiran pada proses
kelahiran dimana wanita tersebut membayangkan jika bayi yang akan
dilahirkan akan mengalami cacat jasmani ataupun rohani.Proses persalinan
memang tidak bisa dipisahkan dari kondisi biologis dan psikologis
seseorang.
2.Takut Mati
Meskipun persalinan adalah proses yang wajar dan normal,namun fakta ini
tidak lantas membuat wanita tidak membayangkan ketakutannya dalam
menjalani proses persalinan setiap proses kelahiran yang akan selalu disertai
dengan pendarahan yang hebat dan kesakitan yang luar biasa.dari sebab
inilah muncul kecemasan dan ketakutan yang berlebihan
3.Trauma akan kelahiran
Merupakan rasa takut seorang ibu berpisah dengan bayinya,Wanita
menjelang proses kelahiran mengalami rasa trauma untuk takut akan
kelahiran bayi kemudian terpisah dari ibunya.
5.Penolong
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.
Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan
kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.
Pemilihan penolong persalinan merupakan faktor yang
menentukan terlaksananya proses persalinan yang aman.pemilihan
penolong persalinan meliputi faktor
pendidikan,pengetahuan,sikap,status ekonomi,keterjangkauan dan
dukungan keluarga oleh penolong persalinan.

Anda mungkin juga menyukai