Anda di halaman 1dari 25

TRAUMA RENAL

KELOMPOK 3

 AZIZAH HANA ROSIANA


 IVKE DAUL SALDEVA
 KAPANG YOGA P
 SALWA ZAHROTUS
 TRI KUSUMAWARDHANY
P
E Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang
N disebabkan oleh berbagai macam trauma baik tumpul
G
maupun tajam dengan manifestasi memar, laserasi,
E
R atau kerusakan pada struktur. Trauma ginjal
T merupakan trauma yang terbanyak pada sistem
I urogenitalia. Kurang lebih 10% dari trauma abdomen
A
mencederai ginjal (Purnomo, 2011; Muttaqin, 2011).
N
ETIOLOGI
• Tembakan dan tikaman pada abdomen
Trauma Tajam bagian atas atau pinggang.

Trauma • Tindakan operasi atau radiologi


Iatrogenik

Trauma Tumpul • Trauma langsung biasanya disebabkan oleh


kecelakaan lalu lintas, olahraga, kerja atau
(penyebab perkelahian
utama dari • Trauma tidak langsung misalnya jatuh dari
trauma ginjal) ketinggian yang menyebabkan pergerakan ginjal
secara tiba-tiba di dalam rongga peritoneum
MANIFESTASI KLINIS

 Nyeri kolik renal (akibat bekuan darah/ fragmen dari sistem duktus kolektikus
yang terobstruksi).
 Hematuria (adanya darah dalam urin setelah suatu cedera )
 Massa di rongga panggul mungkin merupakan retroperitoneal besar hematoma atau
kemungkinan ekstravasasi kemih.
 Tanda-tanda hipovolemia dan syok disertai hemoragi yang signifikan
 Ekimosis pada daerah panggul atau kuadran atas perut.
 Laserasi atau luka di abdomen lateral dan rongga panggul.
KLASIFIKASI
GRADE 1

Kontusio renis

Terdapat perdarahan di
ginjal tanpa kerusakan
jaringan, kematian
jaringan maupun
kerusakan kaliks

Hematuria dapat
mikroskopik/
makroskopik

Pemeriksaan CT-
scan normal
Hematom
subkapsular atau
perirenal yang tidak
meluas, tanpa adanya
GRADE 2

kelainan parenkim
GRADE 3

Tidak mengenai
pelviokaliks

Laserasi ginjal
Tidak terjadi
tidak melebihi 1
ekstravasasi
cm
 Laserasi lebih dari 1 cm dan tidak mengenai
pelviokaliks atau ekstravasasi urin
 Laserasi yang mengenai korteks, medulla, dan
pelviokaliks
GRADE 4
GRADE 5

Cedera pembuluh darah utama

Avulsi pembuluh darah


menyebabkan gangguan
perdarahan ginjal

Laserasi luas pada beberapa


tempat
PATOFISIOLOGI

• Adanya cedera traumatic, menyebabkan ginjal dapat tertusuk oleh iga paling bawah
sehingga terjadi kontusi dan ruptur. Fraktur iga atau fraktur prosesus transverses lumbar
vertebra atas dapat dihubungkan dengan kontusi renal atau laserasi Cedera dapat
tumpul (kecelakaan lalu lintas, jatuh, cedera atletik, akibat pukulan) atau penetrasi (luka
tembak, luka tikam).
• .Kondisi adanya penyakit pada ginjal seperti hidronefrosis, kista ginjal, atau tumor ginjal
akan memperberat suatu trauma pada kerusakan struktur ginjal.
• Cedera ginjal akan menyebabkan menifestasi kontusi, laserasi, ruptur dan cedera pedikel
renal, atau laserasi internal kecil pada ginjal. Secara fisiologis, ginjal menerima setengah
dari aliran darah aorta abdominal, oleh karena itu meskipun hanya terdapat laserasi
renal yang kecil, namun hal ini dapat menyebabkan perdarahan yang banyak.
KOMPLIKASI

Perdarahan retroperitoneal yang tertunda

Pembentukan abses Perinephric

Hipertensi

Ekstravasasi urin

Fistula arteriovenosa
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Intravenous Urography
Plain Photo
(IVU)

CT Scan Arteriografi

Ultra Sonography (USG)


PENATALAKSANAAN

KEPERAWATAN
MEDIS

Manajemen Non-Operatif/ Operasi dan


Konservatif Rekonstruksi
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

BIODATA
Nama : Ny. N
Umur : 48 tahun
Alamat : Ngawi
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : SMA
No. MRS : 989***
Keluhan utama : Nyeri
Keluhan saat MRS : Nyeri pinggang
A. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengalami kecelakaan hingga badannya terpental di jalan
raya. Pasien dilarikan ke RS pada pukul 14.00. Hasil ttv di IGD TD:
130/90 mmHg, Nadi: 95x/menit, RR: 25x/menit, dan suhu: 38°C. Pasien
mengeluh nyeri dibagian pinggang. Saat dilakukan pemeriksaan CT Scan
hasilnya pasien mengalami perdarahan pada bagian ginjal kanan.
B. Riwayat penyakit terdahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi. Pasien tidak
memiliki riwayat penyakit menular seperti HIV/AIDS, Hepatitis.
C. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien ada yang memiliki riwayat penyakiit hipertensi.
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti
HIV/AIDS, Hepatitis.
Pemeriksaan Fisik
 KU pasien merasa nyeri pada pinggang

 B1 (Breathing)
RR : 25x/menit
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
Palpasi : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Sonor
Auskultasi : tidak ada suara tambahan

 B2 (Blood)
TD : 130/90 mmHg
Inspeksi : tidak ada distensi vena jugularis
Palpasi : akral hangat
Perkusi : pekak
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal

 B3 (Brain)
GCS : E=4, V=5, M=6
 B4 (Bledder)
Inspeksi: terdapat luka bekas trauma
Palpasi : terdapat nyeri tekan abdomen pada ginjal sebelah kanan
P : pasien mengeluh nyeri
Q : nyeri seperti ditusuk
R : nyeri sebelah kanan bawah
S :8
T : selalu nyeri apabila ditekan

 B5 (Bowel)
Inspeksi : tidak terdapat asites
Auskultasi : terdengar bising usus 20x/menit
Perkusi : terdapat bunyi timpani

 B6 (Bone)
Inspeksi : terdapat lesi pada perut bagian kanan bawah, warna merah, turgor tidak elastis
Ekstermitas : atas bawah tidak ada kelainan
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
1 Ds : Hipovolemik Resiko syok
Klien Mengatakan jika kencingnya terdapat darah hipovolemik
DO :
TD : 130/90 mmHg
Nadi : 95x/menit
Napas : 25x/menit
Suhu : 38oC
Hasil CT Scan menunjukkan adanya perdarahan
ginjal kanan
2 DS : klien mengatakan nyeri pada bagian pinggang Cidera fisik Nyeri akut
kanan, skala nyeri 8 dan nyeri seperti ditusuk
DO : klien menahan nyeri dengan skala 8(tampak
meringis)

3 DS : klien mengatakan luka lama mengering Prosedur invasif Resiko infeksi


DO : leukosit lebih rentang normal
Ditemukan tanda tanda nfeksi didaerah luka terdapat
pus
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC NIC
Observasi :
1 Resiko syok hipovolemi b.d faktor Syok Prevention
1. Monitor status sirkulasi
resiko hipovolemi KH : Setelah diberikan intervensi, BP,warna kulit, suhu kulit,
denyut jantung, HR, dan ritme,
klien menjukkan fungsi menhindari
nadi perifer dan kapilary revil.
terjadinya syok 2. Monitor status cairan input dan
output
Syok management
3. Pantau nilai lab : Hb, Ht, AGD,
KH : Setelah diberikan dan elektrolit, fungsi renal
( BUN dan Cr level)
intervensi,syok klien berkurang
4. Monitor tanda syok
hingga tidak terjadi 5. Menggambarkan gas darah
arteri dan monitor jaringan
oksigenasi
Nursing Treatment :
Tempatkan klien pasien pada posisi
supine, kaki elevasi untuk
meningkatkan preload dengan cepat
Edukasi :
1) Ajarkan keluarga dengan pasien
tentang tanda dan gejala
datangnya syok
2) Ajarkan keluaga dan pasien
tentang langkah mengatasi
gejala syok
Collaboration :
1. Berikan cairan IV maupun oral
yang tepat
2. Berikan vasodilator yang tepat

2 Nyeri akut b. Agen cidera fisik Observasi :


• Pain Level :
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
KH : Setelah dilakukan intervesi, komprehensif termasuk lokasi,
nyeri klien berkurang atau hilang karakteritik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
• Pain Control : 2. Observasi reaksi nonverbal dari
KH : Setelah diberikan intervensi, ketidaknyamanan
3. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
klien mampu mengontrol nyeri memberikan intervensi yang
• Comfort Level : tepat
4. Monitor vital sign sebelum dan
KH : Setelah diberikan intervensi, sesudah pemberian analgesik
klien menyatakan rasa nyaman pertama kali
Nursing Treatment :
setelah nyeri berkurang
5. Bantu klien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan
tindakan kenyamanan yang
efektif yang pernah dilakukan,
seperti distraksi, relaksasi atau
kompresi hangat/dingin.
6. Kendalikan faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
3. Kurangi faktor presipitasi nyeri
4. Ajarkan tentang tekik non
farmakologi : napas dalam,
relaksasi, distraksi, kompres
hangat/dingin
Edukasi :
1. Berikan informasi tentang nyeri
seperti penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berkurang dan
antisipasi ketidaknyamanan dari
proedur
Collaboration :
2. Kolaborasikan dengan dokter
dalam pemberian analgesik
untuk mengurangi nyeri

3 Resiko infeksi berhubungan  Immune Status Observasi :


dengan faktor resiko prosedur  Knowledge : Infection Control 1. Monitor tanda dan gejala
invasif Kriteria Hasil : infeksi sistemik dan lokal
1. Jumlah leukosit dalam batas 2. Monitor hitung granulosit dan
normal WBC
2. Menunjukkan kemampuan untuk 3. Monitor kerentanan terhadap
mencegah infeksi infeksi kulit dan membrane
 Risk Control mukosa terhadap kemerahan,
Kriteria Hasil : Klien bebas dari tanda panas, dan drainase
dan gejala infeksi 4. Infeksi kondisi luka/insisi
bedah
Nursing Treatment :
1) Bersihkan lingkungan setelah
dipakai pasien lain
2) Pertahankan teknik isolasi
3. Instruksikan pengunjung mencuci
tangan saat dan setelah
berkunjung
4. Pertahankan lingkungan aseptik
selama pemasangan alat
5. Dorong masukkan nutrisi dan
cairan yang cukup

Edukasi
1. Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara menghindari
infeksi

Collaboration
Berikan terapi antibiotik pada klien

Anda mungkin juga menyukai