migraine
Pembimbing: Dr.dr. Arman yurisaldi saleh ,MS ,Sp.S
Disusun oleh :
Nadia mahyu jaruki 1910221072
khalishah faadhilah 1910221003
M.Hafidz zharfan lub 1910221156
Kepniteraan klinik Departemen saraf
Universitas pembangunan nasional veteran jakarta
7 september – 13 september 2020
Judul: Experience with botulinum toxin in chronic migraine
Penulis:
Publikasi: Neurologia
Tahun Publikasi: 2016
Penelaah: Khalishah Faadhilah, Nadia Mahyu Jaruki, M. Hafizh Z Lubis
Tanggal Telaah: 6 September 2020
Metode:
Penelitian prospektif
Efektifitas OnabotA dinilai dari pengurangan jumlah hari sakit kepala, intensitas nyeri,
dan efek samping.
ABSTRAK
Hasil:
Terdapat 69 pasien yang memenuhi kriteria diagnostic untuk migren kronik.
Jumlah hari sakit kepala dan intensitas nyeri menurun secara signifikan (P<0.005)
Kesimpulan:
OnabotA adalah pengobatan yang aman dan dapat ditoleransi dengan baik.
Pengobatan sejak dini memberikan manfaat yang lebih besar
ABSTRAK
• Migren kronik merupakan gangguan neurologis yang sangat kompleks dan
sangat melumpuhkan yang menyebabkan dampak yang sangat besar terhadap
Quality of Life pasien.
• Migren kronik berdasarkan ICHD-3:
Minimal 15 hari dalam sebulan dan sudah lebih dari 3 bulan
Gejala sakit kepala dengan atau tanpa aura minimal 8 hari dalam sebulan
atau respon terhadap pengobatan
PENDAHULUAN
• Penggunaan OnabotA untuk profilaksis telah mengubah manajemen migren
kronik
• Efek OnabotA untuk CM telah dikonfirmasi dari hasil program PREEMPT
• Program ini membuktikan efek OnabotA dalam mengurangi frekuensi hari
sakit kepala per bulan, penggunaan obat, dan meningkatkan kualitas hidup
• Uji coba PREEMPT juga menunjukkan keamanan, toleransi dan rendahnya
kejadian efek samping
PENDAHULUAN
• Penelitian prospektif
• Sampel: 69 pasien
Pasien usia ≥ 18 tahun yang mengunjungi poli saraf RS Segovia, Spanyol
pada 1 Oktober 2013 sampai 1 April 2015
Memenuhi kriteria diagnostic untuk migren kronik berdasarkan ICHD-3
• Pasien diberikan injeksi OnabotA setiap 3-4 bulan dalam 16 bulan
• Peneliti mengumpulkan data demografi dan klinis pasien: umur, jenis
kelamin, riwayat gangguan psikiatri, terapi preventif sebelumnya, jumlah hari
sakit kepala dalam sebulan, intensitas nyeri.
METODE
• Pasien diminta untuk melengkapi diari sakit kepala:
Jumlah hari sakit kepala
Mengukur intensitas nyeri berdasarkan VAS
• Peneliti memcatat jumlah injeksi tiap pasien dan efek samping dari OnabotA
• Efek OnabotA dievaluasi dengan membandingkan respon dari setiap
pemberian dengan baseline status (status sebelum injeksi), dan berdasarkan
parameter: perubahan jumlah hari sakit kepala, perbaikan skor VAS, dan efek
samping.
METODE
• Analisis statistic
Two-way ANOVA evaluasi efek pengobatan, membandingkan nilai saat
sebelum dan sesudah terapi. Signifikan jika P<0.006
Regresi linear menganalisis hubungan antara efek pengobatan dengan
variabel lain untuk menentukan marker klinis yang dapat membantu
memprediksi respon pengobatan yang baik dalam praktik klinis
METODE
Hasil penelitian
• Terdapat 69 pasien penderita migrain kronis
• Rata-rata usia 43,2 ± 15,2 tahun (18-80 th)
• 88,4% adalah perempuan
• Riwayat gangguan kejiwaan (termasuk kecemasan dan depresi) ditemukan
pada 20,3% peserta
• 82,6% pasien sebelumnya pernah menerima pengobatan untuk migrain kronis
DEMOGRAFIS PASIEN
• 12 pasien (17,4%) tidak pernah menerima pengobatan pencegahan
• 24 (34,8%) menerima satu perawatan
• 21 (30,4%) menerima dua perawatan
• 8 (11,6%) menerima tiga,perawatan
• 4 (5,8%) menerima empat perawatan
• 8 pasien (11,6%) sebelumnya menerima toksin botulinum dengan dosis rata-
rata 94,4 ± 21,5 U (95% CI, 76,4-112,3).
Tatalaksana Pasien
sebelum Onabota
• Pasien dalam sampel kami menerima rata-rata dua injeksi OnabotA (kisaran,
1-5).
• Rincian:
• 50 pasien menerima setidaknya dua suntikan, dengan
• 28 menerima tiga suntikan
• 14 menerima empat suntikan
• Satu pasien yang menerima 5 suntikan tidak dimasukkan dalam penelitian
dikarenakan hasil follow-up terakhir untuk menilai hasil suntikan kelima
dilakukan setelah periode penelitian selesai
Injeksi onabot-A
Jumlah hari sakit kepala per bulan menurun sebesar 48,5%, dan intensitas nyeri
sebesar 20,7%.
Berkaitan dengan efek samping, 3 pasien mengalami ptosis ringan, dan semuanya
sembuh dalam seminggu.
Program PREEMPT
• Studi ini berupa penelitian prospektif dan mengevaluasi keefektifan dan
tolerabilitas OnabotA pada pasien dengan migrain kronis di departemen
neurologi kami.
• Pasien disuntik dengan 155 U OnabotA di 31 lokasi yang terdisitribusi di atas
kepala dan leher.
• Jumlah hari sakit kepala per bulan menurun sebesar 48,5% (PREEMPT),
sedangkan intensitas nyeri menurun sebesar 20,7% (VAS).
Studi Penelitian
• Karakteristik demografis sampel serupa dengan PREEMPT
• Usia 43,2 tahun vs 41,1 tahun (PREEMPT)
• Pasien wanita (88,4%), vs 87,6% (PREEMPT)
• Pasien setidaknya mengalami 20,6 hari sakit kepala per bulan vs 20 hari
(PREEMPT)
• Dalam penelitian, jumlah hari sakit kepala menurun sebesar 48,5% vs 50%
pada 47,1% pasien (PREEMPT )
Demografis Pasien
• Penilitian ini menunjukkan bahwa semakin cepat OnabotA diberikan, semakin
besar manfaatnya. Penelitian terbaru lainnya belum mengidentifikasi
prediktor klinis dari respons yang baik terhadap OnabotA.
• OnabotA aman dan memiliki tolerabilitas yang sangat baik. Hanya 3 pasien
dalam sampel mengalami ptosis ringan (4,3%).
• Semua kasus sembuh dalam seminggu.
• Manfaat dari OnabotA juga bertahan dalam waktu ke waktu
Penemuan Penelitian
• Pemberian OnabotA dinilai aman dan menunjukkan toleransi yang baik.
• Untuk hasil yang lebih baik, OnabotA dapat diberikan lebih dini pada migrain
kronik
Kesimpulan
Terima kasih