Anda di halaman 1dari 14

Sistem Thermoregulasi Pada

Bayi Baru Lahir


Fabella Elisa 011811233009 Siti Urifa 011811233013
Lilis Nur 011811233010 Melati Nur 011811233014
Putri Nudy 011811233011 Devika Aulia 011811233015
Siti Khotijah 011811233012 Aurellia Cahya 011811233016
Thermoregulasi Bayi Baru Lahir

01 Definisi Thermoregulasi BBL

02 Fisiologi Mekanisme Thermoregulasi BBL

03 Patofisiologi Thermoregulasi
Mekanisme Kehilangan Panas pada BBL
04
Pencegahan Kehilangan Panas pada BBL
05
What is Newborn Thermoregulation?

Termoregulasi adalah kemampuan dalam menjaga keseimb


angan antara produksi panas dan pengeluaran panas sehin
gga dapat menjaga suhu tubuh dalam keadaan normal. Pad
a kasus ini, suhu tubuh bayi normal sekitar 36,5─37°C.
Fisiologi Mekanisme Thermoregulasi BBL

BBL belum dapat Pembentukan suhu


mengatur suhu Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
Pusat pengaturan suhu
tubuhnya, sehingga tanpa mekanisme merupakan hasil
tubuh manusia terdapat
akan mengalami stress menggigil merupakan penggunaan lemak
di hipotalamus melalui
dingin dengan adanya usaha utama seorang coklat untuk produksi
reseptor yang peka
perubahan lingkungan bayi untuk panas. (semakin lama
terhadap sirkulasi darah
dari dalam rahim ibu ke mendapatkan kembali usia kehamilan,
dan melewati otak (suhu
lingkungan luar yang panas tubuhnya. produksi lemak coklat
inti).
suhunya lebih rendah. semakin banyak)

Untuk membakar
Upaya pencegahan Cadangan lemak  lemak coklat, seorang
kehilangan panas Apabila seorang bayi coklat ini akan habis bayi harus
merupakan prioritas mengalami kedinginan dalam waktu singkat menggunakan
utama dan bidan dampak pada tubuhnya dengan adanya stress glukosa
berkewajiban akan mengalami dingin. Lemak coklat guna mendapatkan
meminimalkan hipoglikemi, asidosis tidak dapat energi yang akan
terjadinya hal tersebut dan hipoksia diproduksi ulang oleh mengubah lemak 
BBL. menjadi panas.
Patofisiologi Thermoregulasi (Hipotermia)
• Hipotermia pada bayi baru lahir ialah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suhu
tubuh dalam batas normal. Gejala awal hipotermi pada bayi baru lahir apabila suhu
< 35˚C
• Hipotermia terjadi karena penurunan suhu tubuh yang disebabkan oleh berbagai
keadaan, terutama karena tingginya kebutuhan oksigen dan penurunan suhu
ruangan.
• Bayi baru lahir rentan mengalami hipotermia karena luas permukaan tubuh bayi lebih
luas dari permukaan tubuh orang dewasa dan kecepatan kehilangan panasnya pun
lebih cepat.
• Beberapa hal yang dapat menyebabkan hipotermia adalah air ketuban atau cairan
yang menempel pada tubuh bayi yang tidak segera dikeringkan, serta keadaan
umum bayi lemah atau bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram dapat
mempengaruhi bayi mengalami hipotermi.
Patofisiologi Thermoregulasi (Hipotermia)
• Upaya penanganan dalam mengatasi terjadinya hipotermi pada bayi baru lahir yaitu dengan
melakukan kontak langsung kulit dengan kulit, melakukan inisiasi menyusui dini, membungkus
bayi agar tetap hangat, menyediakan ruangan atau tempat yang hangat untuk menaruh bayi .

• Diagnosis hipotermia dapat ditegakkan dengan pengukuran suhu baik suhu tubuh atau kulit bayi.
Pengukuran suhu ini sangat bermanfaat sebagai salah satu petunjuk penting untuk deteksi awal
adanya suatu penyakit, dan pengukuranya dapat dilakukan melalui aksila, rektal atau kulit.

• Upaya pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir salah satunya adalah dengan inisiasi menyusu
dini. Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi agar tetap
hangat. Menempatkan bayi bersama ibunya sehingga mendorong ibu untuk segera menyusukan
bayinya dan mampu mencegah paparan infeksi pada bayi. IMD dapat mengurangi 22% kematian
bayi dalam 28 hari, dengan demikian bayi baru lahir mempunyai peluang tidak mengalami
hipotermi dengan membiarkan kontak skin to skin antara ibu dan bayi .
Patofisiologi Thermoregulasi (Hipertermia)

• Hipertermia adalah kondisi dimana suhu tubuh bayi meningkat lebih dari 37,5°C

• Penyebab Hipertermia.
a) Suhu ruangan, penghangat ruangan, atau inkubator yang terlalu tinggi
b) Ibu demam
c) Anestesi epidural pada ibu
d) Infeksi
e) Asfiksia
f) Dehidrasi
Patofisiologi Thermoregulasi (Hipertermia)
• Tanda dan Gejala Hipertermia
a) Suhu tubuh >37,5°C
b) Takikardi, takipnea, apnea
c) Ekstremitas hangat, kemerahan, dan berkeringan (pada BBL aterm)
d) Dehidrasi
e) Lesu, hipotonia (tonus otot lemah), kurang nutrisi
f) Iritabilitas
g) Menangis lemah

• Penatalaksanaan Bayi Hipertermia


a) Letakkan bayi dalam ruangan sejuk dengan suhu 25-28°C
b) Jauhkan bayi dari sumber panas
c) lepaskan sebagian atau seluruh pakaian bayi bila diperlukan
d) Sering menyusui bayi untuk menggantikan cairan tubuh bayi yang hilang dan mencegah dehidrasi
e) Bila suhu bayi terlalu tinggi (mencapai 40°C), bayi boleh dimandikan dengan air hangat bersuhu 2°C
lebih rendah dari suhu tubuh normal bayi.
f) Pantau suhu bayi setiap 15-30 menit hingga stabil
Mekanisme Kehilangan Panas Pa
da Bayi Baru Lahir
Mekanisme pengaturan suhu tubuh pada baru lahir masih belum efisien dan lemah
sehingga penting untuk mempertahankan suhu tubuh agar tidak terjadi hipotermi.
Proses kehilangan panas pada bayi dapat melalui:
1. Evaporasi
merupakan jalan utama bayi mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas dapat
terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan panas juga
terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan
dan diselimuti.
2. Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan
yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari
tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi
Mekanisme Kehilangan Panas Pa
da Bayi Baru Lahir
3. Konveksi
Kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin.
Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat
mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran
udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.

4. Radiasi
Radiasi merupakan sumber kehilangan panas terbesar setelah lahir. Kehilangan panas
yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh
lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena
benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi meskupun tidak bersentuhan
secara langsung.
Mekanisme Kehilangan Panas Pa
da Bayi Baru Lahir
Pencegahan Kehilangan Panas Pada BBL

1. Mengeringkan bayi dengan seksama, selimuti tubuh bayi, dan tutup kepala bayi
2. Menganjurkan ibu untuk memeluk bayi
3. Menyusui bayi segera setelah lahir (IMD dan ASI eksklusif) Suhu kulit dada ibu yang
melahirkan akan menyesuaikan dengan suhu tubuh bayi. Jika bayi kedinginan, suhu
tubuh ibu otomatis naik 2 derajat untuk menghangatkan bayi, jika tubuh bayi
kepanasan, suhu tubuh ibu otomatis turun satu derajat untuk mendinginkan bayi.
4. Tidak memandikan bayi sebelum 6 jam setelah lahir. Hal ini bermanfaat agar vernix
tidak cepat hilang, membanti regulasi suhu tubuh, menurunkan risiko infeksi,
menciptakan keberhasilan menyusui, menciptakan bonding ibu bayi dan menjaga
kadar gula darah bayi tetwp stabil
5. Menempatkan bayi pada lingkungan hangat dan bersih
6. Memakaikan bayi pakaian dan topi hangat, dan lembut.
7. Sesegera mungkin mengganti popok/ baju bayi yang basah
8. Menghangatkan tangan sebelum menyentuh bayi
─KESIMPULAN─

“Thermoregulasi pada Bayi Baru Lahir belum dapat berjalan no


rmal dikarenakan adanya perubahan kondisi lingkungan yang c
ukup drastis. Oleh karena itu, bidan bertanggung jawab dalam
meminimalisir pengaturan keluarnya panas bayi diambang bata
s wajarnya sehingga kondisi suhu bayi dapat terus terjaga.”
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai