Anda di halaman 1dari 20

KEBUTUHAN DASAR MASA NIFAS

A. Nutrisi dan cairan


B. Istirahat dan tidur
C. Ambulasi
D. Eliminasi
E. Kebersihan diri dan perawatan perineum
F. Seksual
G. Latihan/senam nifas
A.NUTRISI DAN CAIRAN
 Setelah melahirkan wanita akan merasa lapar(1-2 jam
Postpartum/PP) sehingga akan meningkatkan
keinginannya untuk makan, kecuali jika mendapatkan
anestesi.

 Diet PP harus mendapatkan nutrisi seimbang dan cukup


makanan bergizi untuk mensuplai tambahan kalori dan
nutrisi yg diperlukan selama laktasi.

 Jika nutrisi ini dipenuhi maka kekuatan akan cepat


pulih,kuantitas dan kualitas ASI akan lebih baik dan juga
lebih dapat mencegah terjadinya infeksi
 Diet ibu PP membutuhkan tinggi kalori, tinggi protein
serta membutuhkan banyak serat, tinggi vitamin C dan
cukup cairan untuk mencegah konstipasi dan
mempercepat penyembuhan. Begitu juga suplemen
mineral seperti zat besi dan vitamin masih terus
diberikan selama masa nifas.

 Kebutuhan cairan sedikitnya delapan gelas


perhari/minimal 2 liter sehari,anjurkan ibu minum setiap
kali menyusui.

 Pada wanita dewasa kebutuhan kalori sebesar 2200 kkal,


sedangkan untuk ibu menyusui diperlukan tambahan 700
kkal
 untuk 6 bulan pertama setelah melahirkan dan
selanjutnya 500 kkal, yg dimaksud dengan kalori
terdiri dari karbohidrat,lemak dan protein

 Dari total makanan yg dikonsumsi dianjurkan


mengandung 50-60% karbohidrat,25-35% lemak
dan protein sekitar 10-15%. Pada wanita dewasa
kebutuhannya 51 gram sedangkan pd ibu
menyusui perlu tambahan 16 gram pd 6 bulan
pertama selanjutnya 12 gram

 Jika ibu menyusui anjurkan untuk makan makanan


kecil termasuk susu yg dapat membantu produksi
ASI
 Ibu menyusui harus menghindari kafein dan nikotin serta
makanan awetan

 Contoh menu untuk ibu menyusui:


Makan pagi: nasi,urap sayur,ikan bandeng
goreng,selingannya donat dan youghurt.
Makan siang:nasi,ayam goreng, rempeyek rebon, sayur
nangka,jeruk,selingannya kolak pisang.
Makan malam:nasi,capcai,semur daging,pepes
tahu,pisang,selingannya ubi goreng
B.ISTIRAHAT DAN TIDUR
 Selama masa nifas ibu membutuhkan cukup istirahat dan
tidur. Istirahat dan tidur yg cukup penting dlm proses
penyembuhan dan dpt mengatasi stress fisik dan psikologis
selama persalinan serta dapat meningkatkan produksi ASI,
karena lelah dan khawatir dpt menghambat suplai ASI.

 Kehadiran bayi akan merubah pola istirahat ibu karena bayi


biasanya terjaga pd malam hari, maka dianjurkan
istirahat/tidur saat bayi sedang tidur. Beberapa ibu tidak
cukup tidur, hal ini sering terjadi dan merupakan masalah
yang menyulitkan pada masa post partum.

 Kebutuhan istirahat/ tidur seharusnya menjadi prioritas


selama masa nifas.
 Bidan seharusnya dapat mendeteksi adanya gangguan
tidur melalui pengkajian.

 Jika ibu kurang istirahat akan mengakibatkan


berkurangnya jumlah produksi ASI, perlambatan proses
involusi,memperbanyak perdarahan, depresi dan
menimbulkan rasa ketidakmampuan merawat bayi.
C.AMBULASI
 Ambulasi/mobilisasi sangat bervariasi, tergantung
pd komplikasi persalinan. Jika tidak ada kelainan
lakukan ambulasi sedini mungkin yaitu 2 jam
setelah persalinan normal, atau sesuai dengan
kekuatan ibu. Ambulasi dini berguna untuk
memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan
lochea.

 Ambulasi dini dapat mengurangi kejadian komplikasi


pd kandung kemih, konstipasi, trombosis vena
pupuralis/tromboplebitis dan emboli pulmonal serta
ibu akan merasa lebih sehat dan kuat dan dpt
segera merawat bayinya.
 Pertama kali ibu bangun dari tempat tidur dengan
menggantungkan kakinya di pinggir tempat tidur
beberapa menit kemudian berdiri dan berjalan, saat ini
ibu sebaiknya dibantu karena akan merasa pusing
setelah persalinan bahkan sampai pingsan.

 Aktivitas terus ditingkatkan sesuai dengan kemampuan


ibu

 Beberapa wanita Asia, istirahat di tempat tidur bersama


bayinya merupakan pusat dari konsep tentang
perawatan postpartum sehingga mereka tidak menerima
ambulasi dini. Faktor kebudayaan harus
dipertimbangkan
D.ELIMINASI
 Sebagian wanita kesulitan untuk BAK mungkin
akibat sensitifitas KK yg menurun, edema atau
rasa takut akibat jahitan.

 Sebaiknya segera dan dengan teratur


mengosongkan kandung kemih untuk membantu
uterus agar tetap berkontraksi dengan baik.

 Bila KK penuh fundus mungkin berada pada sisi


yg salah atau berada di atas pusar/meyebabkan
gangguan involusi uterus
 Bidan harus memeriksa KK klien dan
mendampinginya ke kamar mandi atau dengan
pispot dengan dirangsang oleh air, jika masih
tidak berhasil,dilakukan kateterisasi tetapi harus
memperhatikan tingkat infeksi. Penting untuk
mengosongkan KK sesegera mungkin atau
dalam 8 jam setelah melahirkan.

 Sebagian ibu setelah melahirkan juga dpt


mengalami kesulitan BAB, hal ini dpt disebabkan
karena penurunan tonus otot usus, trauma atau
tidak adanya makanan padat yg masuk
 Hal lain yang dpt menyebabkan sulitnya BAB adalah
faktor psikologis seperti rasa sakit, takut jahitan
perineum membuka atau takut karena adanya
hemorroid.

 Ibu diberi penjelasan untuk mobilisasi, mengkonsumsi


makanan berserat dan banyak minum serta tidak takut
untuk BAB

 Jika sampai hari ketiga belum BAB, maka bisa diberikan


obat pencahar/suppositoria.
E.KEBERSIHAN DIRI DAN
PERAWATAN PERINEUM
 Pada masa postpartum seorang ibu akan rentan
terhadap infeksi, menjaga kebersihan sangat penting
untuk mencegah infeksi.

 Ibu PP dianjurkan untuk menjaga kebersihan tubuh,


pakaian dan lingkungannya, terutama saat ini ibu sering
mengalami diaporesis sbg akibat dikeluarkannya cairan
interstitial selama hamil.

 Harus melakukan inspeksi pada peinium secara rutin jika


ada luka, untuk melihat penyembuhan luka dan deteksi
dini adanya infeksi
 Kebersihan perineum harus dijaga, ajari ibu cara
membersihkan daerah genitalnya dengan sabun dan air
bersih setelah BAK dan BAB, prinsipnya bersih dan
kering

 Pada waktu mencuci genitalnya anjurkan untuk


mencucinya dari depan ke belakang dan mencuci daerah
anusnya terakhir. Sebelum dan setelah
membersihkannya cuci tangan sampai bersih. Mengganti
pembalut sedikitnya dua kali sehari.
F.SEKSUAL
 Seksualitas pada masa postpartum dipengaruhi
karena rasa takut pd trauma perineum selama
persalinan dan penurunan hormon steroid.

 Keinginan seksual ibu yg kurang pd masa ini dpt


disebabkan karena rendahnya hormon, peran
sebagai ibu, lelah/kurang istirahat dan tidur

 Bidan dpt memberikan konseling bahwa coitus


dpt dilakukan setelah lochea berhenti dan
perineum telah sembuh sehingga tidak nyeri,
selama tidak ada kontraindikasi seperti hematom
atau infeksi
Jika menyebabkan tidak nyaman pasangan harus
menunggu atau menggunakan non coitus

 Beberapa pasangan intercourse dilakukan pd 3 minggu


PP, sehingga bidan harus memberikan informasi dan
konseling tentang kontrasepsi sebelum ibu memulai
hubungan seksualnya, walaupun menstruasi terjadi
sekitar 9 minggu pd wanita tdk laktasi dan 30-36
minggu pd wanita laktasi
G.LATIHAN
 Latihan dianjurkan pada ibu PP untuk
penyembuhan dan mencegah komplikasi seperti
tromboplebitis,edema,menguatkan otot
punggung,dasar panggul dan perut.

 Latihan ringan dapat dimulai pd hari pertama PP


dan meningkat setiap hari.

 Kegel exercise memfasilitasi penyembuhan


perineum dan membantu mengembalikan tonus
otot dengan meningkatkan sirkulasi otot
pubococygeal, shg akan mencegah incontinentia
urin dan membantu pelvic rileks.
 Kegel exercise akan meningkatkan kekuatan otot dasar
panggul. Dengan cara melakukan gerakan seperti
menahan BAK tahan selama 8-10 detik,lepaskan,ulangi
beberapa kali
DAFTAR PUSTAKA
 Koniak, R. M., Maternity Nursing 17th Edition
Family, Newborn and Womans Health
Care,1992.
 Huliana Mellyna,AMd.Keb,Perawatan Ibu Pasca
Melahirkan, 2003, Puspa Swara, Jakarta.
 Varney, H., Varney’s Midwivery 3rd, 1997, Jones
and Bartlett Publisher International London UK.
 Mayes
 Sellers, P. M., Midwifery Vol. I, 1993, Juta & Co.
Ltd.

Anda mungkin juga menyukai