Tugas Endokrin
Tata Kelola HiperTiroid
Penanganan pada krisis tirotoksik membutuhkan monitoring dan terapi suportif, identifikasi dan terapi penyebab pencetus, dan pengukuran penurunan sintesis
mengurangi takikardi dan mani$estasi
hormone tiroid.
1. PTU dosis tinggi (600 mg loading dose dan 200-300 mg tiap 6 jam) sebaiknya diberikan secara oral atau melalui pipa nasogastric atau per rektal. PTU dipilih karena efek
kerjanya dalam menginhibisi konversi T4 menjadi T3.
*kers dapat digunakan" namun
pula diberikan sodium iodide 0.25 gr IV tiap 6 jam, namun jarang dilakukan karena jarang tersedia.
4. Propranolol sebaiknya diberikan untuk mengurangi takikardi dan manifestasi adrenergic lainnya (40-60 mg PO setial 4 jam, atau 2 mg IV setiap 4 jam). Meskipun pemberian
β-adrenergik blockers dapat digunakan, namun pemberian dalam dosis tinggi dapat menurunkan konversi T4 menjadi T3, sehingga dapat menimbulkan efek inotropic negative.
5. Terapi tambahan yang dapat diberikan antara lain glukokortikoid (dexamethasone 2 mg tiap 6 jam), antibiotik jika didapatkan adanya infeksi, oksigen dan cairan intravena.
ative. Terapi tambahan yang dapat diber
Tata Kelola HipoTiroid
mengurangi takikardi dan mani$estasi
l %am" atau # mg I+ setiap %am!.
*kers dapat digunakan" namun
nurunkan konversi T men%adi T'"
ative. Terapi tambahan yang dapat diber
Tata Kelola HiperAdrenal
- PENATALAKSANAAN
- 1.Cairan isotonik seperti NaCl 9% diberikan untuk menambah volume dan garam.
- 2. Jika penderita hipoglikemi dapat di berikan cairan dextrose 50%
- 3.Steroid IV secepatnya : dexametason 4 mg atau hydrokortisone 100 mg. Setelah
penderita stabil lanjutkan dengan dexametasone 4 mg IV tiap 12 jam atau hydrokortison
100 mg IV tiap 6-8 jam.
- 4.Obati penyakit dasarnya seperti infeksi dan perdarahan, untuk infeksi dapat diberikan
antibiotik.
- 5.Untuk meningkatkan tekanan darah dapat diberikan dopamin atau norepineprin.
- 6.Terapi pengganti mineralokortikoid dengan fludricortisone
Tata Kelola HipoAdrenal
mengurangi takikardi dan mani$estasi
a. Prednison (7.5 mg/hari) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi pengganti kortisol.
b. Fludrokortison: 0,05-0,1 mg per oral dipagi hari
c. Terapi darurat ditujukan untuk mengatasi syok, memulihkan sirkulasi darah, memberikan cairan, melakukan terapi
*kers dapat digunakan" namun
mungkin diperlukan jika keadaan hipotensi bertahan.
d. Antibiotik dapat diberikan jika infeksi memicu krisis adrenal pada penderita insufisiensi kronis adrenal. Disamping itu,
ative. Terapi tambahan yang dapat diber
atau sakit. Selain itu, pasien mungkin akan memerlukan suplemen makanan dengan penambahan garam, pada saat terjadi kehilangan
cairan dari saluran cerna akibat muntah dan diare
Penatalaksanaan Hipoglikemia
Ringan: Berikan gula murni (bukan pemanis) yang
cukup sampai keluhan hilang
Pastikan pemberian makanan / kalori cukup
untuk selanjutnya, terutama jika OAD long acting
AmericanDiabetesAssociation.Hyperglycemic
crisisindiabetes.DiabetesCare2004;27(1):94-
102
Penatalaksanaan Hipoglikemia
2. Pasien Hipervolemik
- Loop diuretik + larutan hipotonik bila fungsi ekskresi ginjal masih baik
- Dialisis bila ada gangguan fungsi ekskresi ginjal
3. Euvolemik
- Hipernatremia akut simptomatik (< 48 jam)
Koreksi dengan pengurangan 1 mEq/ jam atau sampai simptom berkurang
- Hipernatremia kronik
Koreksi dengan pengurangan 0,5 mEq/ jam dan tidak boleh > 8 – 10 mEq/ hari
Obati kausanya
Tata Kelola Hipomagnesemia
Kondisi emergensi
- Calsium gluconate 10% 10 ml diberikan dalam 10 menit, bisa diulang
- Insulin dan glukosa : 10 - 20 unit + glukosa 25 – 50 gram u/ mencegah
hipoglikemia
- Beta 2 agonis : inhalasi atau intravena, inhalasi lebih terpilih pada pasien
CAD
- Infus Sodium bicarbonate : terutama pada hiperkalemia dengan asidosis
metabolik berat
- Diuretik loop dan thiazid
- Cation exchange resins
- Dialisis
Tata Kelola Hiperkalsemia
Hidrasi dengan larutan NaCl fisologis bisa sampai 4 – 6 liter, hati- hati
pada orang tua dan gangguan jantung
Setelah ekspansi volum intravaskuler dilanjutkan dengan diuretik
furosemid. Hindari thiazid karena menggangguu ekskresi kalsium
Hemodialisis pada fungsi ginjal yang minimal
Preparat yang menghambat resorpsi tulang : biphisphonates,
plicamycin, calcitonin, gallium nitrat
Preparat menghambat absorpsi kalsium pada usus : glukokortikoid, oral
phosphat
Terapi sepesifik : diskontinyu obat yang mengandung kalsium, terapi
bedah pada hiperparatiroid primer, terapi spesifik pada keganasan dan
tirotoksikosis