Anda di halaman 1dari 66

Pendidikan Latihan Profesi Guru

PENDALAMAN MATERI TPHP


LPTK Mitra :

Mikrobiologi

Malang, 22 Novenber – 2 Desember


2017

PSG Rayon 144 Universitas Muhammadiyah Malang


Guru Profesional

LANGKAH KEGIATAN
Pengantar : 10’
Brainstorming : 30’
Diskusi Kelompok : 50’
Pameran dan penguatan : 100’
Tanyajawab dan penguatan : 50’
Pembahasan soal : 100’
Refleksi : 10’
Kompetensi Dasar
• Mempertunjukkan pengujian bahan hasil pertanian dan perikanan
secara Mikrobiologis.
Tujuan melakukan analisa mikrobiologi

• Menentukan kualitas mikrobiologis makanan


• Menentukan umur simpan makanan
• Evaluasi proses sanitasi, penanganan bahan
dasar dan proses pengolahan
• Menentukan jenis dan sumber kontaminan
Kriteria mikrobiologis makanan

• Standard – bagian dari regulasi


• Spesifikasi – untuk spesifikasi purchasing
• Guideline – digunakan untuk monitoring
proses atau sistem
Populasi mikrobia pada bahan makanan

7 SPOILAGE
6
5 Perlakuan 1 D mematikan mikrobia 90%
4 Awal 106, mati 90%
3 Yang masih hidup 10% x 106 = 105
2
1 Pasteurisasi – sublethal treatment
0 (5-6 D)
-1
-2
-3 Sterilisasi komersial – konsep 12 D
-4 (Penurunan jumlah mikrobia 12 log cycle)
-5 Awal 106 sel/g – akhir 10-6 sel/g
-6
Log jumlah sel
Uji mikrobiologi pada bahan makanan

7 Total mikrobia (bakteri, jamur, yeast)


6 Plate Count
5
4
3
2 Bakteri indikator : Coliform/E.coli
1 MPN
0
-1 Bakteri patogen
-2 Media resusitasi
-3 Media diperkaya
-4 Media selektif
-5 Isolasi dan identifikasi
-6
Log jumlah sel
Pengaruh proses pengolahan makanan terhadap sel mikroorganisme

Pengolahan makanan
Sublethal treatment

Sel sehat Injuri Mati

Reversibel Irreversibel

Metabolisme
Struktur sel
Penyebab injuri
• Stress fisik
• Temperatur rendah (refrigerator, beku)
• Panas (suhu dan waktu pada kondisi sublethal)
• Pengeringan (pengeringan udara, pengeringan beku)
• Bahan pekat (gula, garam)
• Radiasi (UV, sinar X)

• Stress khemis
• Asam (asam organik dan inorganik)
• Sanitizer (klorine)
• Agensia pengawet (sorbat, benzoat)
• Bahan beracun (merkuri klorida)
klorida
ANALISIS MIKROBIOLOGI
• Perhitungan Jumlah Sel
• Hitungan Mikroskopik
• Hitungan Cawan
• MPN (Most Probable Number)
• Perhitungan Massa sel secara langsung
• Volumetrik
• Gravimetrik
• Kekeruhan
• Perhitungan Massa sel secara tidak langsung
• Analisis komponen sel
• Analisis produk katabolisme
• Analisis konsumsi nutrient

10
PERHITUNGAN MIKROBIA
Methods
• Menghitung Jumlah Sel yang Hidup:
• Total plate count
• MPN
• Menghitung semua Sel:
• Spectroscopy
• Staining w/ microscopy
Direct Count Indirect Count
• Keuntungan • Keuntungan
• Lebih Akurat • Cepat
• Kekurangan • Kekurangan
• lama • Kurang akurat
• Kegunaan • Kegunaan
• Untuk mendapatkan • Untuk perhitungan cepat dan
perhitungan jumlah sel yang prediksi kasar jumlah
akurat di sampel kesehatan, mikrobia dalam sampel
pangan dan lingkungan
Viable Total
• When you are concerned about • When you need to know a
only living and metabolically number of all organisms
active organism
MEDIA
• Medium pertumbuhan adalah tempat untuk menumbuhkan mikroba.
• Mikroba memerlukan nutrisi :
• untuk memenuhi kebutuhan energi
• Untuk bahan pembangun sel
• untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain.
• Setiap mikroba mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan
nutrisi tertentu pula.
Media untuk tujuan tertentu
• Media untuk mikrobia an-aerob
• Media selektif
• Media differesial
• Media diperkaya
Media selektif :
• Ditujukan untuk meningkatkan
pertumbuhan mikroba tertentu

Media untuk mikroba


an-aerob :
• Agar medium deep, media dalam
tabung reaksi yang tinggi dibagian
dasar
Media differensial : Media diperkaya
• membedakan satu jenis (Enrichment media) :
mikroba dari berbagai jenis
mikroba dalam satu media • medium yang ditambah zat
tertentu yang merupakan
• Mengandung special nutrisi spesifik untuk jenis
ingredient menyebabkan mikroba tertentu.
mikroba tertentu kenampakan
berbeda • Medium ini digunakan untuk
membuat kultur diperkaya
(enrichment culture) dan
untuk mengisolasi mikroba
spesifik
Media dan larutan pengencer
Berdasarkan jenisnya dibedakan 3 :
• Media cair
• Media padat
• Media semi padat
Media cair
• Bersifat cair
• Kegunaannya : untuk menumbuhkan dan membiakkan mikroba
• Digunakan dalam tahap enrichment, menyimpan kultur, uji
kemampuan fermentasi dll
• Contohnya : Nutrient Broth (NB),Lactose Broth (LB) dll
Media padat
• Bersifat padat pada suhu kamar
• Media dibuat dengan campuran Agar
• Kegunaannya :
• Menumbuhkan mikroba
• Menyimpan kultur dalam jangka tidak terlalu lama (3 minggu)
• Mengisolasi
• Menghitung mikroba
• Contoh media :
• PCA (Plate Count Agar) : untuk pertumbuhan semua jenis mikroba
• PDA (Potato Dextrose Agar) : untuk pertumbuhan kapang dan khamir
• NA (Nutrient Agar) : untuk pertumbuhan bakteri
Media semi padat
• Mempunyai konsentrasi antara media padat dan media cair dengan
kandungan agar 1%
• Kegunaan :untuk merangsang dan menstimulir pertumbuhan mikroba
• Banyaknya media digunakan berbeda sesuai dengan keperluan :
• Agar cawan : 15-20 ml
• Agar miring : 5-7 ml
• Agar tegak : 8-10 ml
• Media cair : 5-10 ml
Larutan pengencer
• Larutan yang digunakan untuk mengecerkan contoh yang akan
dianalisa
• Bahan yang digunakan :
• Larutan fisiologis (NaCl 0,85%)
• Buffer fosfat
• Banyaknya larutan yang digunakan :
• Contoh awal 10-450 ml
• Pengenceran selanjutnya : 9 ml
Pembelahan Sel

Figure 6.11
Figure 6.14
Lactose Broth
• digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform
dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-
enrichment broth) untuk Salmonella dan dalam mempelajari
fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya.
• Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk
memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat
yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan
dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform.
• Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5%
pepton; dan 0,5% laktosa.
EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
• Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung
laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang
memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan
Salmonella.
• Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan
inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang
dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen
blue membantu mempertajam perbedaan tersebut.
Nutrien agar
• digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak
selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan
media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na
merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur
bakteriologi seperti uji biasa dari air, seewage, produk pangan, untuk
membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan
untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
• Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5
g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi
lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit.
MRSA
• merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape (1960) untuk
memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis
bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang
diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik
nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat selektif, sehingga ada kemungkinan
Pediococcus dan jenis Leuconostoc serta jenis bakteri lain dapat tumbuh.
• MRS agar mengandung:
1.Protein dari kasein 10 g/L
2.Ekstrak daging 8,0 g/L
3.Ekstrak ragi 4,0 g/L
4.D (+) glukosa 20 g/L
5.Magnesium sulfat 0,2 g/L
6.Agar-agar 14 g/L
7.dipotassium hidrogen phosphate 2 g/L
8.Tween 80 1,0 g/L
9.Diamonium hidrogen sitrat 2 g/L
10.Natrium asetat 5 g/L
11.Mangan sulfat 0,04 g/L
MRSB merupakan media yang serupa dengan MRSA yang berbentuk cair/broth.
Trypticase Soy Broth (TSB)
• TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan
penumbuhan bermacam mikroorganisme.
• Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan
akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen.
• Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam
amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media
bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme.
• Dekstrosa adalah sumber energi dan natrium klorida mempertahankan
kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk
mempertahankan pH.
Potato Dextrose Agar (PDA)
• PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang.
Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel
atau produk makanan.
• PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20%
ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan
khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
• Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang
telah didestilasi. campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit
untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15
menit. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH
akhir 5,6+0,2.
VRBA (Violet Red Bile Agar)
• digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri Enterobactericeae. Agar VRBA
mengandung violet kristal yang bersifat basa, sedangkan sel mikroba bersifat
asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat dihitung
jumlah bakteri E.coli.
• Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat VRBA adalah yeast ekstrak,
pepton, NaCl, empedu, glukosa, neutral red, kristal violet, agar). Bahan-bahan
tersebut kemudian dicampur dengan 1 liter air yang telah didestilasi. Panaskan
hingga mendidih sampai larut sempurna. Dinginkan hingga 50-60°C. Pindahkan
dalam tabung sesuai kebutuhan, pH akhir adalah 7,4. Campuran garam bile dan
kristal violet menghambat bakteri gram positif. Yeast ekstrak menyediakan
vitamin B-kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri. Laktosa merupakan
sumber karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar merupakan agen
pemadat.
PGYA

• Media ini berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel


khamir.
• Dengan adanya dekstrosa yang terkandung dalam media ini, PGYA
dapat digunakan untuk mengidentifikasi mikroba terutama sel
khamir.
• Untuk membuatnya, semua bahan dicampur dengan ditambah CaCO3
terlebih dahulu sebanyak 0,5 g lalu dilarutkan dengan akuades.
Kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer dan disumbat dengan kapas
lalu disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.
HITUNGAN CAWAN
• Prinsip: mikroba ditumbuhkan pada agar
• Tata Cara :
• Timbang 1 gram daging ikan yang telah diblender ,dimasukkan
kedalam larutan pengencer 9 ml (pengenceran 10-1), dikocok sampai
merata.Diambil lagi 1 ml dari larutan yang telah diencer 10 -1,
dicampurkan dengan 9 ml larutan pengenceran (10-2), dikocok,
selanjutnya diencerkan sesuai dengan kebutuhan.

33
• Keuntungan Hitungan Cawan
• Hanya sel yang hidup yang dihitung
• beberapa mikroba dapat dihitung sekaligus
• Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi
• Kelemahan Hitungan Cawan
• Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena beberapa
sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni
• Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang
berbeda
• Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada media padat dan membentuk
koloni yang kompak
• Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga pertumbuhan koloni
dapat dihitung.

34
• Disiapkan media pertumbuhan bakteri (Nutrient Agar).
• Ambil 1 ml suspensi dari masing-masing pengenceran dituangkan diatas
agar yang telah disediakan, suspensi diusahakan serata mungkin dengan
cara menggoyang-goyangkan petridish.
• Selanjutnya diingkubasikan selama 24 jam dengan suhu kamar, dengan
catatan petridish disusun secara terbalik.
• Dilakukan perhitungan

35
Perhitungan mikrobia berdasar jumlah koloni

Jumlah koloni: Dilakukan dengan pengenceran sampel


Dilution and Plate Count (1)

Endang S. Rahayu Fak. Teknologi Pertanian-


UGM
Penghitungan Koloni
• Setelah inkubasi,hitung koloni pada cewan yang memiliki
jumlah 25-250 koloni (CFU)

Figure 6.15
Dilution and Plate Count (2)
Metode Plating
• Inokulasi cawan
petri dari seri
pengenceran

Figure 6.16
Syarat-syarat Perhitungan
• Hitung jumlah koloni, kalikan jumlah koloni (atau rerata jumlah jika
digunakan ulangan dalam pengenceran yang sama) dengan kebalikan
pengencerannya.
• Catat pengenceran yang digunakan dan jumlah koloni dihitung atau
diduga pada tiap petri.
• Untuk mencegah kesalahan ketelitian dan akurasi, catat hanya dua
digit pertama saja. Digit kedua dapat ditingkatkan jika digit ketiga di
atas 5; gunakan nol untuk digit setelah digit kedua.
• Laporkan jumlah (atau dugaan jumlah) sebagai cfu per g atau ml.
Syarat-syarat Perhitungan
• Hitung jumlah koloni. Hanya yang memenuhi syarat yang dihitung.
(25 – 250 koloni)
• Spreader tidak dihitung
• Hitung semua koloni termasuk yang kecil, catat pengenceran yang
digunakan dan hitung jumlah koloni
• Contoh 1:
Pengenceran 1:100 jumlah koloni 243*
Pengenceran 1: 1000 jumlah koloni 23
Maka jumlah bakteri: 24.300 ditulis 2,4 X 104 cfu/ml
Perhitungan Bakteri
• Contoh 2
Pengenceran 1:100 jumlah koloni spreader
Pengenceran 1: 1000 jumlah koloni 31*
Maka jumlah bakteri: 31.000 ditulis 3,1 X 104 cfu/ml

• Contoh 3
Pengenceran 1:100 jumlah koloni 305
Pengenceran 1: 1000 jumlah koloni 42
Maka jumlah bakteri: 42.000 ditulis 4,2 X 104 cfu/ml
Jika dua pengenceran memenuhi syarat

• Contoh 4
Pengenceran 1:100 jumlah koloni 200*
Pengenceran 1: 1000 jumlah koloni 42*
1.Bandingkan dua pengenceran tersebut,
jika > 2 maka dirata-rata
jika < 2 gunakan pengenceran yg lebih kecil
Maka jumlah bakteri: 42.000/20.000 > 2 maka jumlah bakteri = ditulis
2,0 X 103 cfu/ml
Perhitungan dengan 2 ulangan
• Contoh 5
Pengenceran Petri 1 Petri 2
10-2 175* 208*
10-3 16 17
Maka:
• Rata-rata terlebih dahulu pada pengenceran yg memenuhi syarat
• Yang memenuhi syarat hanya pengenceran 1:100 sehingga (175 +
208)/2 = 191,5
• Karena digit ketiga kurang dari 5 maka jumlah bakteri adalah 19.000
cfu/g atau 1,9 X 104 cfu/ml
Syarat-syarat perhitungan
Jumlah koloni 25 – 250 dengan dua ulangan
Contoh 6:
Pengenceran Petri 1 Petri 2
10-2 228* 240*
10-3 28* 23
Maka:
23 tidak memenuhi syarat tetapi karena 28 memenuhi syarat maka tetap
dirata-rata terlebih dahulu.
(280+230) / (228+240) = 510/468 < 2 maka di rata rata
Jumlah sel = (280+230+228+240)/4 = 244,5 X10 2
= 2,5 X104 cfu/ml
Tidak ada petri dengan jumlah koloni antara 25 - 250

• Jika tidak ditemui petri dengan jumlah koloni antara 25 dan 250 dan
salah satu petri memiliki jumlah koloni lebih dari 250 maka pilih yang
paling mendekati 250 dan hitung sebagai hasil pendugaan (dugaan)
cfu/g
• Contoh 7:
Pengenceran 1:100 jumlah koloni 325
Pengenceran 1:1000 jumlah koloni 20
maka jumlah mikroba adalah 33.000 (dug) cfu/g atau 3,3 X104 cfu/ml
(est/dug)
Tidak ada petri dengan jumlah koloni antara 25 - 250

• Contoh 8:
Pengenceran 1:100 jumlah koloni 287 dan 263
Pengenceran 1;1000 jumlah koloni 23 dan 19

Yang dipakai adalah yang mendekati 250


(287+263)/2 = (550/2) = 27,5 karena desimal terakhir 5 maka menjadi 28
jadi jumlah mikroba = 28.000 cfu/g atau 2,8 X 104 cfu/ml (est)
Semua petri dengan jumlah koloni kurang dari 25

• Jika petri dari semua pengenceran menunjukkan jumlah koloni kurang dari 25, catat
jumlah aktual koloni pada pengenceran yang paling rendah dan laporkan sebagai
dugaan cfu/g
Contoh 9:
Pengenceran 1:100 jumlah koloni 0
Pengenceran 1:1000 jumlah koloni 0
maka jumlah mikroba <100 (dug) cfu/g
Contoh 10:
Pengenceran 1:100 jumlah koloni 18 dan 16
Pengenceran 1:1000 jumlah koloni 2 dan 0
maka jumlah mikroba <1700 (dug) cfu/g = <1,7 x 103 (dug) cfu/g
Tidak ada koloni yang tumbuh.

• Jika pada semua pengenceran tidak dijumpai adanya koloni dan tidak
terdapat senyawa penghambat, laporkan jumlah pendugaan dengan
kurang dari (<) pada pengenceran yang paling rendah.
Contoh 11:
Pengenceran 1:100 jumlah koloni 0
Pengenceran 1:1000 jumlah koloni 0.
Maka jumlah mikroba <100 (dug) cfu/g
Jumlah koloni lebih dari 250.
• Jika jumlah koloni tiap petri di atas 250, hitung koloni dalam bagian petri
berdasar distribusi yang mewakili
• Jika dalam hitungan <10 koloni/cm2, pilih dalam 12 cm2 dengan cara 6
luasan horizontal berurutan dan 6 luasan sudut kanan berurutan.
• Ingat jangan ada koloni yang dihitung dua kali.
• Jika dalam hitungan ada >10 koloni/cm2 hitung koloni dalam 4 luasan
yang mewakili seperti cara di atas, kalikan rerata jumlah koloni per cm2
dengan luas petri.
• Pada umumnya luas petri sekitar 56 cm2 gunakan ini sebagai faktor
pengali.
Spreader
• Tipe pertama adalah rantaian koloni, tidak dapat dipisahkan secara
tepat, disebabkan oleh disintegrasi gumpalan bakteri ketika inokulum
ditebarkan dalam medium plating.
• jika satu atau lebih rantai jelas asalnya dari sumber terpisah.
• Hitung masing-masing sebagai satu koloni. Jangan hitung tiap-tiap
koloni individu dalam rantai sebagai koloni terpisah.
Spreader
• Tipe kedua adalah perkembangan koloni yang meluas dalam film
air antara agar dan dasar Petri.
• Tipe ketiga bentuk dalam film air pada tipe permukaan agar.

Kedua tipe ini berkembang karena akumulasi kelembapan pada tiap


sebaran asli, dan spreader ini dapat mewakili pertumbuhan koloni
individu, jika pengenceran terdistribusi secara merata dalam medium.
Penggunaan Haemacytometer

Figure 6.19
Perhitungan secara langsung dengan
mikroskop
Menggunakan haemacytometer atau Petroff Houser Counter.
Misal: Diket Luas Kotak pada haemacytometer = 4 X 10-2 mm2
Tinggi = 2 X 10-2 mm
Maka volume daerah kotak = 8 X 10-4 mm3 = 8 X 10-7 ml
Jumlah sel dihitung 14 Maka jumlah mikrobia
MPN
PENGUJIAN JUMLAH MIKROBA
SECARA PRADUGA / TIDAK LANGSUNG
• Menggunakan Metilen Blue (metil biru)
• Ambil 10 gr daging ikan + 90 ml aquades , diblender sampai homogen.
• Tambahkan larutan metil biru 1%
• Inkubasikan pada suhu 300 C, diamati perubahan warna yang terjadi secara periodik.
Catat lamanya waktu warna biru menjadi hilang.
• Cocokan dengan Tabel.

57
STANDART PENGUJIAN BAKTERI
DENGAN MENGGUNAKAN LARUTAN METIL-BIRU

Waktu rata-rata warna Perkiraan jumlah


biru menjadi hilang bakteri (106 / gr ikan) Kriteria Kualitas Ikan
5,2 jam <0 Baik
4,5 jam 10 – 49 Cukup baik
2,5 jam 50 – 99 Cukup
1,6 jam 100 – 499 Kurang baik
1,0 jam 500 – 999 Jelek
0,4 jam > 1000 Sangat jelek

58
• Menggunakan Resazurin
• Ambil 1 gr daging ikan, masukkan kedalam tabung reaksi steril yang telah diisi
dengan Nutrient broth steril dan 0,5% ekstrak yeast.
• Tambahkan 1 ml larutan 0,5 % w/v resazurin
• Inkubasikan pada suhu 300 C sambil amati perubahan warna yang terjadi.
• Catat lamanya waktu perubahan warna dari merah jambu menjadi tidak berwarna.
Cocokan hasilnya dengan tabel

59
STANDART PENGUJIAN BAKTERI DENGAN MENGGUNAKAN LARUTAN
RESAZURIN
Waktu rata-rata
(jam) warna merah Perkiraan
jambu berubah Jumlah Kriteri kualitas
menjadi bakteri Ikan
Tidak (log/gr ikan)
pucat
berwarna
7.4 10.9 4.0 – 5.0 Baik sekali
6.4 9.9 5.0 – 6.0 Baik
5.9 9.1 6.0 – 7.0 Cukup baik
1.4 5.8 7.0 – 8.0 Cukup
0.7 3.6 8.0 – 9.0 Kurang baik
0.4 1.5 9.0 – 10.0 Jelek
0.1 0.5 10.0 – 11.0 Sangat jelek 60
PENGUJIAN SALMONELLA & SHIGELLA
• Timbang 20 gr ikan, dicampur dengan 180 ml Laktose broth strength steril, diblender sampai
homogen
• Ambil 10 ml larutan homogenat, masukkan kedalam tabung reaksi kecil yang telah berisi
media Selenite Cystine Broth (SCB), inkubasikan pada suhu 370C selama 24 jam.
• Selesai inkubasi tumbuhkan pada tiga media: BSA, SSA dan EA dengan cara goresan.
Inkubasikan pada suhu 370C selama 24 jam.
• Setelah inkubasi selesai amati koloni yang tumbuh.
• Tanda-tanda koloni Salmonella & Shigella :
• Pada BSA : bagian tengah koloni berwarna hitam, pinggir transparan, setelah 48 jam seluruhnya berwarna
hitam
• Pada SSA: koloni jernih, kecil, rata, transparan dan tidak berwarna
• Pada EA : koloni halus, licin, transparan, warna orange atau merah jambu

61
• Setiap koloni yang diduga Salmonella dipindahkan ke agar miring TSIA dengan cara menggoreskan pada
bagian yang miring atau dimasukkan pada media agar tegak.
• Inkubasikan pada suhu 370C selama 24 jam. TSIA yang diduga mengandung Salmonella akan berwarna merah
pada bagian agar miring atau warna kuning pada agar tegak. Kalau ada H2S akan berwarna hitam
• TSIA yang diduga selanjutnya diuji secara biokimiawi dengan cara memindahkan koloni dari TSIA ke media gula
(Purple Carbohydrat) dengan variasi sumber karbohidrat yang berbeda. Gunakan tabung reaksi durham.
Inkubasikan pada suhu 370C selama 24 jam. Amati pertumbuhannya:
• Jika glukosa terfermentasi media akan berubah dari ungu menjadi kuning
• Jika monitol terfermentasi, media akan berubah dari ungu menjadi kuning
• Jika laktosa terfermentasi, media akan tetap berwarna ungu
• Jika sakrosa tidak terfermentasi, media akan tetap berwarna ungu
• Jika maltosa terfermntasi, media berubah dari ungu menjadi kuning
• Jika terjadi reaksi indol, penambahan reagen Erlich, cincin tidak akan ada
• Reaksi-reaksi tersebut dapat/ tidak menghasilkan gas

62
PENGUJIAN VIBRIO
• Ambil 20 gr daging ikan, dicampur dengan 180 ml pepton water 4%, diblender secara
aseptik selama 3 menit.
• Masukkan kedalam erlenmeyer steril dan inkubasikan pada suhu 370C selama 24 jam .
• Tanam pada media TCBS dengan cara goresan, inkubasikan pada suhu 370C selama 24
jam .
• Amati, jika tidak ada yang menunjukkan reaksi positif berarti tidak ada vibrio, pengujian
tidak dilanjutkan.
• Jika reaksi positif tanda-tandanya adalah sebagai berikut:
• Vibrio colera: koloninya terang, berukuran kecil, diameternya 1mm
• Vibrio eltor : koloninya berwarna kuning, ditengahnya berwarna coklat, datar, diameternya 2-3 mm
• Vibri parahaemoliticus: koloni berwarna hijau, makin ketengah warna hijau semakin tua, basah,
diameternya 2-3 mm
• Kalau ada koloni yang diduga, diinokulasikan pada agar TSI, selanjutnya = Salmonella
63
Ciri Umum Rhizopoda
• Menggunakan kaki semu (pseudopoda) untuk
pergerakannya.
• Pseudopoda sebenarnya adalah penjuluran
sitoplasma.
Pseudopodia

• Contoh : Amoeba, Foraminifera, dll


40 µm
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai