Anda di halaman 1dari 25

Isu Perekonomian Perkotaan (2) :

SEKTOR INFORMAL PERKOTAAN, AGLOMERASI DAN


PEREKONOMIAN KOTA, PASAR PROPERTI PERKOTAAN
Pertemuan 6
01

Sektor Informal
Perkotaan
The 15th ICLS (International
Konsep dan Definisi Sektor Conference Labour Statistician);
ILO 1993
Informal
“sektor informal secara luas
Diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Keith
merupakan unit produksi barang
Hart, dalam studinya berjudul:
atau jasa dengan tujuan utama
“Informal Income Opportunities and Urban menciptakan lapangan kerja atau
Employment in Ghana” pendapatan”

Sektor Informal muncul karena faktor


ketidakmampuan sektor formal dalam menyerap
tenaga kerja
Secara konseptual, mereka yang
bekerja di sektor informal adalah:
• Bekerja sendiri dengan jenis
pekerjaan sebagai tenaga penjualan,
tenaga usaha jasa, tenaga usaha
pertanian, tenaga produksi, tenaga
operasional, pekerja kasar dan
lainnya
Mereka yang Berkerja di • Berusaha dengan buruh tidak tetap
Sektor Informal dengan jenis pekerjaan sebagai
tenaga usaha pertanian atau lainnya
• Buruh / karyawan / pekerja dibayar
dengan jenis pekerjaan tenaga
usaha pertanian
• Pekerjaan tak dibayar untuk semua
jenis pekerjaan
Usaha Sektor Informal
• skala kecil, beroperasi pada level organisasi yang
rendah
Ciri-ciri Sektor Informal • Sedikit (atau tidak sama sekali) pembagian antar
tenaga kerja dan modal sebagai faktor produksi
• Teknologi rendah / sederhana
Berdasarkan konsep ILO • Modal kecil
terdapat 3 penciri: • Milik keluarga
• Tidak membayar pajak / kontribusi keamanan sosial
• Usaha Sektor Informal • Tidak terdaftar di pemerintah
• Karyawan Sektor Informal • Lokasi usaha tidak tetap atau mobile
• Unit Produksi Sektor • Mudah dimasuki tenaga kerja
• Tidak berbadan hukum
Informal • Padat karya
• Kegiatan produksi barang dan jasa sangat bervariasi
• Pola kegiatan tidak teratur
• Melayani golongan masyarakat tertentu / terbatas
• Bersifat inovatif, berdasarkan kebutuhan konsumen
terbatas, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap
perubahan
Unit Produksi Sektor
Karyawan Sektor Informal Informal
• Aset bukan kepunyaan unit produksi
• Berpendidikan rendah
melainkan kepunyaan pemilik
• Tanpa kontrak kerja dan jaminan
(owners)
sosial secara formal • Pemilik menanggung sendiri resiko
• Pekerja lepas / bebas, berdasar
usaha
hubungan kekerabatan, pribadi atau • Pengeluaran untuk unit produksi
sosial bukan berdasarkan kontrak
biasanya sulit dipisahkan dengan
perjanjian dengan jaminan resmi
pengeluaran rumah tangga
• Kekeluargaan • Barang modal (misalnya bangunan /
• Keahlian yang dimiliki umumnya
kendaraan) sulit dibedakan
didapat dari luar sekolah formal
penggunaannya, apakah untuk tujuan
• Upah rendah
usaha atau keperluan rumah tangga
• Produktifitas rendah
Penghasilan sah:
• Kegiatan primer dan sekunder
seperti pertanian, industri,
Legalitas Sektor Informal konstruksi yang berorientasi
pasar
Menurut Keith Hart (antrolopolog 1970), penghasilan
• Usaha tersier, dengan modal yang
dari sektor informal ada yang sah, dan ada yang tidak relatif besar seperti transportasi,
sah spekulasi barang-barang
dagagan, kegiatan sewa
menyewa
Penghasilan tidak sah: • Distribusi kecil-kecilan seperti
• Jasa, yaitu kegiatan dan perdagangan gelap
seperti penadah barang-barang curian, lintah darat, pedagang pasar, pedagang
perdagangan obat bius, perdagangan seks, suap kelontong, PKL, pengusaha
menyuap, korupsi, penyelundup, dll makanan jadi, pengangkut
• Transaksi seperti pencopetan/ pencurian, barang, agen / penyalur
pemalsuan uang, perjudian • Jasa lain seperti tukang semir
sepatu, tukang cukur, pembuang
sampah, dsb
Hubungan Sektor Informal dengan Sektor Lainnya

Hubungan dengan sektor pedesaan:


Chenery – Syrquin:
Sebagai peluang kelebihan tenaga kerja yang
miskin dan setengah pengangguran “Kemajuan ekonomi suatu
negara akan diikuti oleh
Hubungannya dengan sektor formal: perubahan struktur produksi
Sebagai sumber input dan bahan keperluan dan ketenagakerjaan negara
karyawan, seperti makan siang, bahan baku tersebut, dari dominasi sektor
yang murah, sebaliknya sektor informal pertanian, bergeser ke sektor
membutuhkan sektor formal sebagai sumber industri, dan kemudian sektor
penghasilan dan pelanggan jasa”
Peran Sektor Informal Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi
DAMPAK SUPPLY SISI SUPPLY / SEKTORAL
POSITIF (PDRB)
• Input murah bagi 1. Pertanian
SEKTOR • Keterkaitan 2. Pertambangan dan penggalian
sektor formal
INFORMAL dengan sektor 3. Industri pengolahan
4. Listrik, gas dan air bersih
lain

PERTUMBUHAN EKONOMI
• Jenis sektor •
5. Bangunan
Individu / 6. Perdagangan, hotel dan
informal pelaku restauran
• Kaitan sektor 7. Pengangkutan, komunikasi

DAERAH
informal 8. Keuangan
DAMPAK 9. Jasa-jasa
dengan
sektor lain NEGATIF
• Masalah- • Lingkungan SISI DEMAND / PENGGUNA
DEMAND (PDRB)
masalah • Tata ruang
• Peningkatan 1. Konsumsi
sektor • Pencemaran
2. Pengeluaran pemerintah
informal • dsb pendapatan 
3. Investasi
Peningkatan konsumsi 4. Perdagangan internasional
Kebijakan penanggulangan
dampak negatif
02

Aglomerasi dan
Perekonomian Kota
Kajian Teoritis Aglomerasi Industri

Teori Aglomerasi Industri, terbagi dlm 2 perspektif :


Perspektif Klasik
 Marshallian Externalities (dimodifikasi oleh Hoover, 1936) :
• Localization Economies
• Urbanization Economies
 Scott & Storper (1992) :
• Internal economies & Eksternal economies
• Economies of scale and scope

Perspektif Modern
• Eksternalitas Dinamis
• Pertumbuhan Kota
• Biaya Transaksi
Pengertian Aglomerasi
• Montgomery (1988) :
Aglomerasi merupakan konsentrasi spasial dari
aktivitas ekonomi di kawasan perkotaan karena
“economies of proximity“(penghematan akibat lokasi
yang berdekatan).
Aktivitas ekonomi di sini  terkait dengan pihak
perusahaan, pekerja dan konsumen.

• Markusen (1996) :
Aglomerasi merupakan suatu lokasi yg “tidak mudah
berubah”akibat adanya penghematan eksternal yang
diterima oleh perusahaan yg saling berdekatan satu
sama lain termasuk dengan penyedia jasanya.
Localization Economies Urbanization Economies
(penghematan karena lokasi) (1)
(penghematan urbanisasi)
Penghematan karena lokasi  terjadi bila biaya
produksi suatu perusahaan pada suatu industri • Penghematan urbanisasi 
menurun pada saat produksi total industri tsb
terjadi bila biaya produksi suatu
meningkat.
perusahaan menurun pada saat
Penghematan biaya produksi  krn 3 hal : total produksi/output di kawasan
1. Sharing input suppliers: Perusahaan dalam perkotaan tsb meningkat.
industri yg sejenis membeli bahan baku dari
pemasok (suppliers) yang sama  menghemat
biaya transportasi. • Penghematan biaya produksi,
2. Sharing a pool of labour: Kemudahan (sama spt dlm penghematan
pemenuhan kebutuhan tenaga kerja  terkait
informasi dan biaya perpindahan. lokasi), yi krn 3 hal :
1. Sharing input suppliers
3. Sharing information  krn. adanya knowledge
2. Sharing a pool of labour
spillover
3. Sharing information
Internal Eksternal
economies economies
(Penghematan eksternal)
(Penghematan internal)
Adalah merupakan pengurangan biaya
Adalah suatu pengurangan biaya
yang terjadi akibat aktivitas di ruang
(efisiensi) secara internal di dalam suatu
perusahaan/pabrik. lingkup perusahaan.

Penghematan biaya terjadi karena:


Faktor yang berpengaruh:
• Adanya kompetisi antar perusahaan
• Pembagian kerja (spesialisasi) dalam memperoleh pasar dan konsumen
• Mekanisasi • Terdapatnya tenaga trampil dan sumber
• Melakukan sub kontrak beberapa daya lain dalam daerah tsb
aktivitas industri kepada pihak lain • Ketersediaan sarana prasarana perkotaan
(outsourcing) (transportasi, hiburan, air bersih,
komunikasi, dst)
• Menjaga titik optimal operasi
Economies of scale & scope
(Penghematan akibat skala ekonomi & cakupan)

• Penghematan akibat skala ekonomi muncul karena perusahaan


menambah produksi dengan cara memperbesar pabrik/produksi
(skala ekonomi/produksi)
• Peningkatan skala produksi  menurunkan biaya produksi/unit
• Penghematan akibat skala cakupan terjadi karena sejumlah aktivitas
atau sub-unit usaha secara internal maupun eksternal dapat
dilakukan sehingga menghemat biaya.
Perspektif Modern
Perspektif Modern

EKSTERNALITAS PERTUMBUHAN
DINAMIS KOTA
• Glaeser et.al., 1992 : • Fujita dan Thisse (1996) :
Akumulasi informasi pada suatu lokasi tertentu akan Merupakan adaptasi dari teori pusat
meningkatkan produktivitas dan kesempatan kerja. pertumbuhan (growth pole theory) : Christaller dan

• Henderson et.al., 1995 : Perroux.


Transfer pengetahuan (knowledge spillover) antar Ekuilibirum konfigurasi spasial dari
perusahaan dalam satu industri yg terjadi lewat aktivitas ekonomi merupakan hasil tarik
komunikasi intensif akan mampu menghasilkan ide menarik kekuatan sentripetal dan
dan inovasi baru. Contoh kasus : industri chip sentrifugal.
komputer Silicon Valley, AS. • Kekuatan sentripetal adalah semua kekuatan
• Porter , 1990 : yang menarik aktivitas ekonomi ke dalam
wilayah perkotaan.
Pertumbuhan perusahaan/industri didorong oleh
• Kekuatan sentrifugal adalah kekuatan yang
transfer pengetahuan pada industri yang
mendorong aktivitas ekonomi
berspesialisasi pada produk tertentu dan
terdispersi/menyebar ke luar wilayah
terkonsentrasi secara spasial.
perkotaan.
Perspektif Modern

ANALISIS BIAYA
TRANSAKSI
• Ilmu ekonomi modern mengenai biaya transaksi
diperkenalkan oleh Oliver Williamson  New Institutional
Economics (Ilmu Ekonomi Kelembagaan Baru).
• Biaya transaksi merupakan biaya untuk menjalankan sistem
ekonomi. Terdapat 2 klasifikasi, yaitu biaya langsung (direct
cost) dan kemungkinan biaya alternatif (opportunity cost)
dari keputusan yang inferior (bermutu rendah).
 Biaya langsung : sering disebut sebagai biaya transaksi yg
belum terjadi (ex-ante transaction cost). Meliputi : biaya
penyusunan konsep kesepakatan kerjasama, biaya
negosiasi dan biaya penjagaan kerjasama.
 Opportunity cost : disebut juga sebagai biaya transaksi yg
telah terjadi (ex-post transaction cost). Meliputi : biaya
salah adaptasi yg terjadi ketika transaksi melenceng dari yg
sudah ditetapkan (maladaptation cost) , biaya tawar
menawar untuk mengkoreksi kesalahan (haggling cost),
biaya penjagaan komitmen (bonding cost) serta biaya
terkait tata kelola (governance).
03

Pasar Properti
Perkotaan
Did you know this?
• Property is something that is owned,
yaitu sesuatu yang dapat dimiliki atau
apa saja yang dapat dijadikan objek
kepemilikan
• Real Property is the interests, benefit
and rights inherent in the owneship of
real estate, yaitu kepentingan,
keuntungan dan hak yang menyangkut
kepemilikan tanah dan bangunan
beserta perbaikan yang menyatu
terhadapnya (Rafitas, 2005).
Properti Dilihat dari
Properti Dilihat dari
Fungsinya
Bentuknya
• Bangunan Komersial (hotel, motel,
1. Aset Berwujud (Tangible Property) : pertokoan, perkantoran, ruko),
Real property (tanah, bangunan, • Bangunan Perumahan (rumah
prasarana), dan Personal property tinggal, apartemen/kondominium),
(mesin, peralatan, kendaraan, fixture
and furniture, perlengkapan gedung). • Bangunan Industri (industri berat,
ringan, pergudangan, industrial
2. Aset Tak Berwujud (Intangible parks),
Property) : goodwill, personal
guarantee, franchise, trade mark, • Bangunan Fasilitas Umum (rumah
copy right, patent. sakit, bangunan pendidikan, gedung
pemerintah, SPBU, pasar, terminal),
3. Surat Berharga (Marketable
Securities) : saham, tabungan • Bangunan Hiburan (bioskop,
lapangan golf, museum, sarana olah
raga, convention center)
Peran Sektor Properti
Tahun 2013, Kementrian Perindustrian Republik
Indonesia membuat publikasi yang menyebutkan
• Dalam pembangunan perekonomian bahwa terdapat lebih dari 175 produk industri yang
nasional sektor properti memiliki terkait dengan sektor properti.Beberapa contohnya,
peran penting. produk industri baja, aluminium, pipa, semen, keramik,
batu bata,  genteng, kaca, cat, furnuture, kayu,
• Properti dengan titik berat di bidang
peralatan rumah tangga, alat kelistrikan, home
pembangunan perumahan dan
appliances, gypsum, dan lain-lain.  
konstruksi merupakan salah satu
sektor yang menyerap tenaga kerja
dalam jumlah besar dan efek berantai
(multiplier effect) cukup panjang.
Karena itu sektor ini punya dampak Menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak,
besar untuk menarik dan mendorong menciptakan lapangan kerja cukup besar mulai
perkembangan sektor-sektor ekonomi tenaga kasar atau buruh, staf, hingga pekerja
lainnya. profesional.

Mendorong produktifitas nasional, mengurangi


angka pengangguran, dan menekan angka
Sumber: Satriagung, 2016 kemiskinan
Peluang Properti Perkotaan

Peningkatan Jumlah Pemusatan aktivitas


• Indonesia telah mengalami proses urbanisai (yang
Penduduk (migrasi desa pada kawasan cepat). Pada saat ini, lebih dari 50% penduduk
ke kota) perkotaan Indonesia bertempat tinggal di wilayah perkotaan
 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan
bahwa pada tahun 2050 dua pertiga dari
penduduk Indonesia diprediksi akan bertempat
Meningkatnya tinggal di wilayah perkotaan.
kebutuhan lahan

Peluang meningkatnya Presiden Joko Widodo meluncurkan “Program Satu


sektor properti perkotaan Juta Rumah” pada bulan April 2015
Peluang Properti Perkotaan

• Kajian yang dilakukan Real Estat Indonesia Data Kementerian PUPR memperlihatkan,
(REI) dan Pusat Penelitian Universitas trend pencapaian Program Sejuta Rumah
Indonesia terhadap data-data sepanjang dari tahun ke tahun terus meningkat.
tahun 2010, kontribusi sektor properti dan • Tahun 2015, program ini menorehkan
konstruksi ke Produk  Domestik Bruto realisasi sebanyak 669.770 unit.
(PDB) sebesar 9,4%. • Pada tahun 2016 sebanyak 805.169
• Kementerian Perindustrian pernah merilis unit, 
angka kontribusi sektor properti itu sebesar • Tahun 2017 sebanyak 904.758 unit.
 US$75 miliar atau setara Rp700 triliun. • Akhir November 2018 lalu, rumah yang
dibangun tercatat mencapai 1.041.323
unit.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai