Anda di halaman 1dari 23

CONGENITAL TALIPES

EQUINOVARUS (CLUB FOOT)

Devia Alfiza Sari


1807101030025

BAGIAN / SMF ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD Dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
2020
ANATOMI
DEFINISI

Talipes berasal dari kata talus (ankle)


dan pes (foot), menunjukkan suatu
kelainan pada kaki (foot) yang
menyebabkan penderitanya berjalan
pada ankle-nya. Sedang equinovarus
berasal dari kata equino (meng-kuda)
dan varus (bengkok ke arah
dalam/medial).

Rani M, Kumari P. Congenital Clubfoot : A Comprehensive Review. Ortho Rheum Open Access J.
2017;8(1).
DEFINISI
Kelainan bawaan pada kaki dan pergelangan
kaki yang berupa deformitas inversi, kombinasi
equines dan varus dari kaki belakang, serta
adduksi dari sendi subtalar dan midtarsal.

Kondisi ini ditandai dengan beberapa


komponen, yaitu:
-inversi (putaran ke dalam) dan adduksi
(deviasi ke dalam) kaki depan varus dari
kalkaneus (tumit inversi), equinus (plantar
fleksi), kontraksi jaringan di sisi medial kaki,
otot-otot eversi di sisi lateral kaki tidak
berkembang, otot- otot betis tidak berkembang.

Rani M, Kumari P. Congenital Clubfoot : A Comprehensive Review. Ortho Rheum Open Access J.
2017;8(1).
EPIDEMIOLOGI
CTEV rata-rata muncul dalam 1-2:1000 kelahiran bayi di dunia dan
merupakan salah satu defek saat lahir yang paling umum pada
system musculoskeletal

Perbandingan kasus laki- laki dan perempuan adalah 2:1. Keterlibatan


bilateral didapatkan pada 30-50% kasus.

Insidensi akan semakin meningkat (pada 25% kasus) bila ada riwayat
keluarga yang menderita CTEV.

Rani M, Kumari P. Congenital Clubfoot : A Comprehensive Review. Ortho Rheum Open Access J.
2017;8(1).
ETIOPATOGENESIS
1 ) Faktor Mekanik in Utero

Belum sepenuhnya dimengerti. CTEV oleh Hippocrates. kaki tertahan pada


umumnya merupakan isolated birth posisi equinovarus akibat kompresi dari
luar uterus. Dipicu keadaan dimana
defect dan diperkirakan idiopatik
berkurangnya cairan amnion
2) Defek Neuromuskuler

3) Defek sel plasma primer

Pada janin perkembangan kaki terbagi menjadi 4) Perkembangan fetus terhambat


dua fase, yaitu fase fibula (6,5 – 7 minggu Gangguan perkembangan dini pada usia awal
kehamilan) dan fase tibia (8-9 minggu embrio. Beberapa zat seperti agen teratogenik
(rubella dan thalidomide) serta asap rokok
kehamilan). Ketika terjadi gangguan memiliki peran dalam terbentuknya CTEV
perkembangan saat kedua fase tersebut, maka
kemungkinan terjadinya CTEV akan meningkat 5) Vaskular

1. Faulks, S., Richard, B. Clubfoot treatment: ponseti and french fungtional methods are equally Abnormalitas vaskular berupa hambatan
effective. Clinical orthopaedics and related research [internet]. 2009. vaskular setinggi sinus tarsalis pada kasus
2. Herring, John Anthony. 2014. Tachdjian Pediatrics Orthopaedics, ed. 5, vol. 4. Philadelphia: Elsevier
Saunders CTEV.
KLASIFIKASI
.
Secara global, sistem klasifikasi
yang paling sering digunakan
pada CTEV ialah klasifikasi
Dimeglio dan klasifikasi Pirani

1. Dimeglio

Rani M, Kumari P. Congenital Clubfoot : A Comprehensive


Review. Ortho Rheum Open Access J. 2017;8(1).
1. Soft foot; dapat disebut juga sebagai postural foot dan dikoreksi dengan
standard casting atau fisioterapi.
2. Soft > Stiff foot. Biasanya lebih dari 50% kasus dapat dikoreksi
3. Stiff > Soft foot; Kurang dari 50% kasus terkoreksi dan setelah casting dan
fisioterapi, kategori ini akan dilakukan tindakan operatif.
4. Stiff foot; merupakan kategori paling parah, sering kali bilateral dan memerlukan
tindakan koreksi secara operatif
2. PIRANI
suatu skala perhitungan yang sederhana,
yang terdiri dari tiga variable pada hindfoot
dan tiga pada midfoot. Setiap variable dapat
menerima nilai nol, setengah, dan satu poin

Midfoot
Hindfoot
-tereksposnya -Derajat dorsofleksi
kepala lateral talus yang terjadi/degree of
-kelengkungan dorsiflexion (DF).
batas lateral -Kekosongan
-tonjolan di sisi tumit/emptiness of the
heel (EH)
medial
- Lipatan posterio

Rani M, Kumari P. Congenital Clubfoot : A Comprehensive


Review. Ortho Rheum Open Access J. 2017;8(1).
DIAGNOSIS
Diagnosis CTEV ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang (ultrasonografi, Xray, dan MRI).

Pada anamnesis, perlu diketahui riwayat perinatal dan riwayat dalam keluarga.
Riwayat mengenai malpresentasi intrauterin berkaitan dengan adanya faktor
mekanik yang memengaruhi mobilitas fetus seperti presentasi sungsang,
oligohidramnion selama kehamilan dapat dihubungkan dengan artrogriposis,
malformasi uterin atau fibroid uterus, serta gestasi multipel

Diagnosis awal CTEV pada bayi baru lahir ditegakkan berdasarkan gambaran
klinis. Pada pemeriksaan fisik ditemukan kaki belakang membentuk
equinovarus dengan adanya adduksi kaki depan dan adanya cavus. Perlu
diperhatikan bila adanya lipatan yang dalam pada bagian posterior dan bagian
medial karena berhubungan dengan tingkat keparahan deformitas

Bisa terdapat adanya atrofi betis (calf) pada bagian ipsilateral,


bersamaan dengan pemendekan tendon Achilles dan rotasi internal
pada tibia. Hal ini mungkin tidak dapat terlihat saat lahir namun
akan lebih nampak seiring bertumbuhnya pasien
PEMERIKSAANPENUNJANG
Pemeriksaan radiologi dini tidaklah informatif dibandingkan
dengan pemeriksaan fisik, dikarenakan hanya akan tampak
ossification center pada tulang tarsal, calcaneus, dan
metatarsal.

Pada proyeksi AP diukur sudut


talocalcaneal (30-50o ) dan talo-
metatarsal I (0- 10o ). Sudut-sudut
tersebut akan menghilang/berkurang
pada CTEV, sehingga dapat
memprediksi keparahan dan respon
terhadap intervensi yang akan
diberikan

Rani M, Kumari P. Congenital Clubfoot : A Comprehensive Review.


Ortho Rheum Open Access J. 2017;8(1).
TATALAKSANA
terapi non operatif merupakan pilihan pertama dalam
menangani kasus CTEV. Semakin awal terapi dimulai, maka
semakin baik hasilnya,

Prinsip terapi meliputi koreksi pasif yang gentle,


mempertahankan koreksi untuk periode waktu yang lama, dan
pengawasan anak hingga usai masa pertumbuhan

Rani M, Kumari P. Congenital Clubfoot : A Comprehensive Review. Ortho Rheum Open Access J.
2017;8(1).
METODE PONSETI
Komponen dari metode ini meliputi : Serial manipulasi yang gentle dan
casting setiap minggunya, diikuti Achilles tenotomy, terkadang digunakan
juga foot abduction brace untuk mencegah dan mengatasi relaps

Terjadi relaksasi kolagen dan atraumatik remodeling pada


permukaan sendi dan menghindari fibrosis,

Dibutuhkan komitmen dan kerjasama yang baik dengan orang


tua pasien, dikarenakan metode ini setidaknya butuh waktu
selama 4 tahun.

Terapi dapat dimulai dalam beberapa hari setelah kelahiran. Batas


akhir usia belum ditentukan dikarenakan adanya keberhasilan
metode ini saat diterapkan pada anak usia lebih dari 1 tahun
Serial casting
Serial casting dapat menggunakan bahan plaster atau fiberglass. Cast dipasang dari jari kaki hingga
1/3 atas paha dengan lutut fleksi 90o dan akan diganti setiap 5-7 hari. Biasanya diperlukan 5-6 kali
penggantian cast untuk mendapatkan koreksi yang baik
Achilles tenotomy
Pada 90% kasus diperlukan adanya Achilles tenotomy (percutaneous
Achilles Tenotomy/ pAT) untuk mengoreksi kontraktur equinus.

Tenotomy yang berhasil ditandai dengan


palpable pop dan adanya kemampuan untuk
dorsofleksi tambahan sejauh 15-20o
foot abduction brace
foot abduction orthosis (sering disebut Denis Browne bar and shoes) diberikan untuk
mencegah rekurensi deformitas, untuk remodeling persendian dengan tulang-tulang
dalam posisi baik, dan untuk meningkatkan kekuatan otot kaki.

dipakai 22-23 jam sehari selama 3 bulan, kemudian


dipakai saat tidur siang dan malam hingga usia 3-4
tahun
Metode French
Metode ini memerlukan manipulasi setiap harinya dan diikuti dengan pemakaian
adhesive tapping untuk menjaga posisi kaki yang telah dikoreksi dengan
peregangan (stretching).

Terapi harian berlangsung selama dua bulan, lalu menjadi 3 kali seminggu selama
enam bulan. Saat kaki telah berhasil dikoreksi, tetap dilakukan home exercise dan
night splint hingga anak mencapai usia berjalan, kira-kira 2-3 tahun.

Tujuan dari terapi ini adalah mereduksi talonavicular joint, stretch out dari medial
tissue, dan secara berurutan mengoreksi forefoot adduction, hindfoot varus, dan
calcaneus equinus

Kenneth A, gol, J koval, Joseph.2020.Handbook of frakture


sixth Edition. Wolters kluwer
Tata Laksana Operatif
Tindakan operatif sebaiknya dihindari dan dibatasi hanya sebagai terapi tambahan terapi
konservatif.

Beberapa pilihan Insisi


- Cincinnati : berupa insisi transversal, mulai dari sisi anteromedial (persendian navikular –
kuneiformis) kaki sampai kesisi anterolateral (bagian distal dan medial sinus tarsal) ,
dilanjutkan ke bagian belakang pergelangan kaki setinggi sendi tibiotalus

- Insisi Turco curvilineal medial/ posteromedial: insisi ini dapat menyebabkan luka terbuka,
khususnya di sudut vertikal dan medial kaki. Untuk menghindari hal ini, beberapa operator
memilih beberapa jalan, antara lain
- Tiga insisi terpisah – insisi posterior arah vertikal, medial, dan lateral.
- Dua insisi terpisah – culvilinear medial dan posterolateral.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai