Cara penyarian :
Serbuk sisa penyarian dengan eter minyak tanah disari kembali dengan
eter yaitu dengan cara pengocokan berulang-ulang sehingga hasil
pengocokkan terakhir bila diuapkan tidak meninggalkan sisa Sari dalam
eter yang diperoleh dipekatkan sampai 50 ml.
TIR 2020
Analisis OT, Depkes RI, 1987
• Skema 2
3. Sari dalam etanol - air
Mengandung :
• Garam alkaloida, alkaloida basa kuartener, amina teroksidasi.
• Antosian
• Glikosida
• Saponin
• Tanin
•Karbohidrat
Cara penyarian :
Serbuk sisa penyarian dengan eter disari dengan campuran etanol-air
(70:30) atau lebih lazim disebut etanol 70% dengan pengocokan berkali-
kali, sehingga hasil pengocokan terakhir bila diuapkan tidak
meninggalkan sisa. Sari dalam etanol dipekatkan sampai menjadi 50 ml.
TIR 2020
Analisis OT, Depkes RI, 1987
a. Garam alkaloida
• ± 20 ml sari etanol-air dituang ke dalam gelas piala uapkan di atas
tangas air/tangas pasir, sisanya + 10 ml HCl p 10% sambil dipanaskan
dan diaduk. (garam asam organik diubah menjadi garam asam mineral) .
Larutan dibagi dalam dua tabung
• Tabung 1 Larutan diendapkan dalam bentuk basa, dengan penambahan
ammonia encer hingga pH 8-9, kemudian disari dengan pelarut kurang
polar (eter/CHCl3) kemudian sari tersebut diuapkan sampai kering,
sisanya dilarutkan dalam ± 1,5 ml HCl p 2%. Kemudian larutan dibagi
menjadi 3 :
• Tabung I : sebagai pembanding
• Tabung II : + 3 tetes Mayer → Endapan putih kekuningan
• Tabung III : + 3 tetes Dragendorff → Endapan jingga kecoklatan
TIR 2020
Analisis OT, Depkes RI, 1987
• Tabung 2 (untuk memeriksa basa kuartener dan amina teroksidasi)
• Larutan ditambah 0,5 g NaCl, disaring dengan kertas saring, cuci dengan
3 ml HCl 10% , ± 1 ml larutan (filtrat) tambahkan larutan Mayer atau
Dragendorff .
• Sisa filtrat dimasukkan dalam corong pisah + ammonia pekat sampai
pH 8-9, lalu tambahkan eter p / CHCl3 p dengan volume yang sama
dengan larutan. Kocok diamkan dan akan terbentuk dua lapisan.
Lapisan eter / CHCl3 digunakan untuk uji alkaloida sedangkan lapisan
yang alkalis untuk uji basa kuartener / amina teroksidasi.
• Lapisan air alkalis + asam HCl 10% sampai pH 3, saring kemudian filtrat
tambahkan Mayer / Dragendorff. Bila terbentuk endapan berarti
mengandung basa kuartener / amina teroksidasi.
TIR 2020
Analisis OT, Depkes RI, 1987
b. Antosian
Dengan perubahan warna dari sari etanol-air
• Jika pH asam → warna larutan merah
• Jika pH alkalis → warna larutan hijau / biru
• Jika pH netral → larutan ungu
Dengan KLT
c. Glikosida
• ± 20 ml sari etanol-air + 15 ml HCl 10% lalu direfluks selama 30 menit
(glikosida terhidrolisis menjadi aglikon + gula), kemudian dinginkan,
kocok dengan eter 3 kali (setiap pengocokan 12 ml eter) dalam corong
pisah, akan terbentuk 2 lapisan, di mana eter berada di bagian atas.
• Lapisan eter dipisahkan dari lapian air, kemudian lapisan eter + Na2SO4
anhidrat (untuk menghilangkan air).
• Sari eter untuk menguji aglikon steroid, triterpenoid, kumarin,
flavonoid
dan antrakuinon. TIR 2020
Analisis OT, Depkes RI, 1987
• Larutan air yang bersifat asam dinetralkan , diuji dengan KLT (uji Gula)
• Uji aglikon steroid dapat ditambahkan dengan reaksi Kedde (uji untuk
agklikon glikosida jantung) yaitu :
• 4 ml sari diuapkan sampai kering, sisanya + 2 ml KOH 1 N dalam
etanol dan
+ 4 tetes asam 3-5 Dinitrobenzoat 1% dalam etanol dengan pemanasan,
warna ungu dari larutan hilang. Selain cara ini dapat ditunjukkan dengan
KLT.
d. Saponin
• ± 2 ml sari etanol-air diuapkan sampai ± ½ nya, sisanya + air dengan
volume yang sama dengan filtrat → tuang ke dalam tabung reaksi
diameter 1,6 cm, kocok selama 15 menit. Akan terbentuk buih yang stabil
berarti saponin positif.
– Uji saponin dapat dipertegas dengan menentukan indeks buih dan uji
hemolisis menurut metode Farmakope.
– Reaksi Liebermann-Burchard (terhadap aglikon triterpenoid atau
steroid yang menyusunnya). TIR 2020
Analisis OT, Depkes RI, 1987
e. Tanin
• ± 1 ml sari etanol-air diencerkan dengan 2 ml air, + 3 tetes FeCl3, warna
larutan menjadi biru kehitaman atau hijau kehitaman.
• Biru kehitaman → mengandung tannin galat.
• Hijau kehitaman → mengandung tannin katekol.
• Bila simplisia mengandung campuran tannin galat
dan tannin katekol,
• masing-masing tanin dapat ditunjukkan dengan
cara :
± 5 ml sari + 1 ml larutan Stiassny (larutan formal klorida), lalu refluks
30 menit jika terbentuk endapan merah berarti mengandung katekol.
Endapan disaring, filtrat + Na asetat (untuk menetralkan), sedikit
larutan ditetesi larutan FeCl3 atau besi (III) amonium sulfat bila
terbentuk warna biru tua berarti mengandung tannin galat.
TIR 2020
Analisis OT, Depkes RI, 1987
f. Karbohidrat
Dalam sari etanol-air terdapat karbohidrat :
• Monosa : glukosa, galaktosa, ramnosa (gula reduktor)
• Oligosa (kurang dari 10 unit monosa) : sakarosa, gentiobiosa, rafinosa
•Poliosa (lebih dari 10 unit monosa) : gom, lendir, pati, pectin.
Caranya :
• ± 2 ml sari etanol air diuapkan sampai kering, sisanya ditambahkan 2-3
tetes H2SO4 p diamkan 4 menit (dehidrasi : pentosa menjadi furfural,
heksosa menjadi hidroksimetil furfural), kemudian ditambahkan 4 tetes
larutan timol jenuh dalam etanol (reaksi Molisch). Bila terbentuk warna
merah berarti mengandung karbohidrat.
TIR 2020
Analisis OT, Depkes RI, 1987