Anda di halaman 1dari 47

HIV / AIDS

PENGERTIAN

3
Penyebab : Human Immunodeficiency
Virus (HIV)
• Berbagai gejala klinik, termasuk :
immunodefisiensi berat
infeksi opportunistik
keganasan
degenerasi susunan saraf pusat.
HIV menginfeksi sistem immun
(CD4+,makropag dan sel dendritik).
AIDS :
• Infeksi opportunistik
• Immunodefisiensi (sel T  200/mm3)
• Antibodi positif thd HIV.
Sering berhub.dg. :
• Dementia progresif
• Wasting syndrome
• Kaposis sarcoma
• Kanker.
• Orang yang terinfeksi HIV belum tentu
menjadi penderita AIDS, tergantung tingkat
imunitas atau kekebalan tubuh orang tersebut
yang dapat dilihat melalui komponen CD4.
• Jika terjadi penurunan CD4 sampai kurang
dari 200, orang akan makin lemah daya tahan
tubuhnya dan jatuh pada kondisi AIDS.
• HIV berada terutama dalam cairan tubuh
manusia.
• Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV
adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan
air susu ibu.
• Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk
menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air
liur, air mata dan lain-lain.
• Kematian yang disebabkan infeksi HIV
kebanyakan bukan karena infeksi virus, melainkan
karena turunnya kekebalan tubuh penderita
tersebut.
Insiden :
• Kecenderungan berkembang masa yg akan dtng
• Terjadi mutasi sel
• Mulai thn.1981
• Dilaporkan AS 1994 : 441.528, 270.870 mati
(dewasa, remaja dan anak)
• Angka kematian meningkat sangat tinggi
• 90% mengalami peny.makin berat dan
meninggal dalam 4 th setelah AIDS
• Di Prov.Maluku terbanyak pd usia 15-39 thn ; 86
%, tertular mll Hub. Sexual ; 75 %, Pengguna
Narkoba ; 20 %
Data HIV AIDS di Indonesia
• Kasus AIDS di Indonesia pertama kali di
temukan tahun 1987
• Kasus AIDS tersebar di 381 (77%) dari 498
Kab/Kota di Seluruh Provinsi
• Wilayah pertama kali ditemukannya AIDS
adalah Provinsi Bali.
• Provinsi Sulawesi Barat adalah Provinsi
terakhir yang melaporkan kasus AIDS tahun
2011
Data HIV/AIDS di 5 Provinsi Tertinggi
Tahun 2005-September 2015
Faktor Risiko Penularan HIV
Kasus AIDS Berdasarkan Kelompok Umur Thn 2015
HIV/AIDS Di Maluku
• Pertama kali ditemukan tahun 1994 di Kota
Tual Maluku Tenggara
• Perda nomor 13 Tahun 2014 tentang
penanggulangan HIV/AIDS.
• Data terakhir 2015 ; kasus baru 264 (HIV ;
113 & AIDS ; 151)
• Data Malteng 2015 ; ada 263 kasus
HIV/AIDS
Data HIV AIDS di Prov.Maluku
Faktor risiko :
• Pria homo seksual
• Pria biseksual
• Penggunaan IV drug
• Transfusi
• Pasangan heteroseksual dg.infeksi
HIV
• Anak lahir dari ibu terinfeksi
4 Fase Perjalanan HIV Menjdi
AIDS
• HIV akan merusak kekebalan tubuh penderitanya,
kekebalan tubuh akan semakin rusak dengan
menyerang sel darah putih atau disebut CD4
• Tubuh mudah terserang berbagai penyakit bila
jumlah CD4 rendah, yaitu kurang dari 350 sel
tetes darah.
• Bagaimana proses perjalanan HIV menuju AIDS?
4 Stadium Yg di lalui HIV Menuju
AIDS
• Stadium I
• Pada stadium pertama, HIV atau masa
jendela. Fase rata-rata memakan waktu
1-3 bulan bahkan bisa sampai 6 bulan.
• Pada stadium pertama orang yang HIV
masih dapat beraktivitas normal karena
pada fase ini biasanya tanpa gejala
Stadium II
• Stadium kedua, HIV positif atau
Asimptomatik.
• Fase ini rata-rata selama 5-10 tahun. Pada
fase ini, penderita akan memiliki gejala
seperti, berat badan menurun 10 persen,
infeksi saluran nafas, herpes zoster, kheilitis
angularis, ulkus di mulut, erupsi papular
pruritis, dermatitis seboroik, dan infeksi
jamur di kuku
Stadium III
• Selanjutnya stadium ketiga, pembesaran kelenjar
limfe.
• Fase ini akan memakan waktu lebih dari sebulan.
Penderita akan mengalami berat badan menurun
lagi lebih 10 persen, diare kronis lebih dari
sebulan, demam 37,5 celcius lebih dari sebulan,
kandidiasis mulut berulang, oral hairy
leukoplakia, tuberkulosis paru, infeksi bakteri
yang berat, stomatitis, ginggivitis akut, dan
anemia, neutropenia, trombositopenia kronis.
Stadium IV
• Stadium keempat disebut AIDS.
• Fase ini merupakan puncaknya. Pada fase
ini, penderita mengalami sindrom wasting
HIV, pneumonia pneumocystis, infeksi
herpes simpleks, kandidiasis esofagus,
tuberkulosis di luar paru, sarkoma kaposi,
infeksi sitomegalovirus, toksoplasmosis,
infeksi mikrobakteri, ensefalopati HIV,
kriptosporidiosis kronis, dan histoplamosis.
STADIUM HIV – AIDS
1. Stadium awal infeksi : mirip gejala influensa :
demam, lemah lesu, nyeri sendi, pembesaran
kelenjar, hilang dengan sendirinya

2. Stadium tanpa gejala : tidak ada gejala tetapi


antibodi dalam darah ( + ). Berlangsung 5 – 7 th
setelah terinfeksi

3. Stadium ARC ( AIDS Related Complex ) : jika


ada 2/lebih gejala klinis terjadi selama 3 bulan &
ada kelainan pemeriksaan lab/ radiologi :
• Demam terus menerus
• BB turun > 10 % dlm waktu 3 bulan
• Diare terus menerus tanpa sebab yang jelas
• Batuk & sesak > sebulan
• Kulit gatal & ada bercak
• Perdarahan yang tidak diketahui sebabnya

4. Stadium AIDS : kekebalan tubuh semakin


rusak & infeksi oportunistik ( TBC,
candidiasis, Limpoma, sarkoma kaposi &
gejala persyarafan yang kronik )
Mengapa Odha masih tampak sehat…….
Karena perjalanan penyakit HIV dalam tubuh seseorang tergolong unik,
memiliki masa inkubasi yang sangat panjang

STADIUM 1 STADIUM 2 STADIUM 3 STADIUM 4

Window HIV+ dengan


AIDS
period gejala
HIV +
penyakit CD4 < 200
1 – 3, bahkan Asimptomatik
6 bulan 5 – 10 tahun > 1 bulan 1 – 2 th.
Sarkoma Kaposii
PATOFISIOLOGI

32
Patofisiologi :
• Virus menginfeksi T4 dan monosit
• Partikel HIV bebas dilepas dari sel
terinfeksi yg berikatan dg.sel lain
• Segera setelah masuk kedlm sel, enzim
dalam kompleks nukleoprotein menjadi
aktif dan mulai siklus reproduksi.
• Limposit T, monosit/makropag  sel
pertama terinfeksi.
• Berada dalam kel.getah bening  sel
denritik meneruskan virus kedalam sel T
melalui kontak antar sel.
• Beberapa hari virus dalam kel. Berlkipat
ganda dan terjadi viremia. Pada saat
itui virus dalam darah  infeksi akut.
• Viremia menyebabkan virus menyebar
diseluruh tubuh dan menginfeksi sel T,
monosit/makropag dlm jar.limfoid
perifer.
• Sistem immun spesifik akan berupaya
mengendalikan infeksi yg tampak hari
menurunnya kadar viremia.
• Fase kedua (setelah infeksi akut) dimana
kel. Getah bening/limfa merupakan tempat
replikasi virus dan destruksi jar.secara terus
menerus  fase laten.
• Desktruksi sel T dalam jar. Limfoid terus
berlangsung sehingga jlm sel T makin lama
makin menurun (jlm sel T dlm jar.limfoid 90
% dari jlm sel T diseluruh tubuh).
• Selama masa kronik progresif, respon
immun thd infeksi lain akan merangsang
produksi HIV dan mempercepat destruksi sel
T, selanjutnya peny.bertambah progresif dan
mencapai fase letal yg disebut AIDS.
• Viremia meningkat drastis karena
replikasi virus dibagian lain dalam
tubuh meningkat  pasien menderita
infeksi opportunistik, kaheksia,
keganasan dan degenerasi susunan
saraf pusat.
• Kehilangan limfosit T menyebabkan
pasien peka thd berbagai jenis infeksi
dan menunjukkan respon immun yg
inefektif thd.virus inkogenik.
• Masa inkubasi diperkirakan bervariasi
 2 – 5 thn.
• Belum terbukti bahwa semua orang yg
terinfeksi HIV (positif) akan menderita
AIDS.
• Riset  43 % pria homoseksual dg
serologis positif berkembang menjadi
AIDS.

Manifestasi klinik :
• Menyebar luas dan setiap sistem tubuh
• Pneumonia disebabkan protozoa
pneumocystis carinii yg.opportunistik
gejala : sesak nafas, batuk2, nyeri dada,
demam  tidak teratasi  gagal nafas
(hipoksemia berat, sianosis, takipnea dan
perubahan status mental).
• Gagal nafas dapat timbul setelah 2 – 3 hari
• TBC
• Nafsu makan menurun, mual muntah
• Diare merupakan masalah pada pasien 
50%-90%.
• Kandidiais oral  infeksi jamur  bercak
putih dalam ronggal muluttidak diobati
dapat ke esofagus dan lambung.
• Wasting syndrome, penurunan
BB/kahensia(malnutrisi akibat peny.kronis, diare,
anoreksia, malabsorpsi gastrointestinal)
• Kanker  klien AIDS insiden lebih tinggi 
mungkin adanya stimulus HIV thd sel-sel kanker
yg sedang tumbuh atau berkaitan dg defisiensi
kekebalan  mengubah sell rentan menjadi sel
ganas.
• Sarcoma Kaposis  peny.akibat gg endotel
pemb.darah dan limfe. Secara khas adanya lesi
pada kulit dibg tungkai terutama pada pria.
Peny.berjalan lambat dan mudah diobati, lokasi
dan ukuran lesi dpat menyebabkan statis aliran
vena, limfedema serta nyeri.lesi ulserasi merusak
integritas kulitrentan infeksi.
• Herpes zoster  pembentukan
vesikel yg nyeri poada kulit
• Dermatitis seboreika  ruam yg
difuse, bersisik yg mengenai kulit
kepala dan wajah.
• Folikulitis yg menyeluruh disertai kulit
kering dan mengelupas.
• Pada wanita  kandidiasis vagina 
merupakan tanda pertama
menunjukkan HIV pada wanita.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Serologis :
• Tes antibody serum : Skrining Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dan ELISA. Hasil tes
positif, tapi bukan merupakan diagnosa
• Tes blot western : Mengkonfirmasi diagnosa Human
Immunodeficiency Virus (HIV)
• Sel T limfosit :Penurunan jumlah total
• Sel T4 helper ( CD 4 ) :Indikator system imun (jumlah
<200
• T8 ( sel supresor sitopatik ) :Rasio terbalik ( 2 : 1 ) atau
lebih
besar dari sel suppressor pada sel helper ( T8 ke T4 )
mengindikasikan supresi imun.
• Kadar Ig : Meningkat, terutama Ig A, Ig G, Ig M yang
normal atau mendekati normal
Histologis:
pemeriksaan sitologis urine, darah,
feces, cairan spina, luka, sputum, dan
sekresi, untuk mengidentifikasi adanya
infeksi : parasit, protozoa, jamur, bakteri,
viral.

Neurologis : EEG, MRI, CT Scan otak,


EMG (pemeriksaan saraf)
•Sinar X dada ; Menyatakan
perkembangan filtrasi interstisial tahap
lanjut atau adanya komplikasi lain
PENATALAKSANAAN
•Symtomatik
•ARV ( Anti Retro Virus )
– Pemberian ARV bertujuan untuk : mengendalikan replikasi
HIV, memelihara dan meningkatkan fungsi imunologis,
meningkatkan sel CD4, menurunkan komplikasi HIV
– Pemberian ARV harus memperhatikan stadium klinis dan
jumlah sel CD4 (untuk penderita dewasa) sebagai berikut:
1. Stadium lanjut ( AIDS ) tanpa memikirkan jumlah sel CD4

atau limfosit total.


2. Stadium klinis III dengan jumlah sel CD4 <350/mmk untuk

mendukung pengambilan keputusan.


3. Stadium klinis I atau II dengan jumlah sel CD4 <200/mmk

atau limfosit total < 1.200/mmk.


Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN :
• Riwayat saat ini : terkait dengan gejala infeksi
HIV/AIDS
Klien sering datang dengan gangguan sistem
pernafasan / sistem pencernaan ( diare lama )
• Riw. Masa lalu : klien sering mengalami infeksi
(demam) yang hilang timbul, penyakit
pernafasan, saluran pencernaan (kandidiasis
oral s.d diare)
• Faktor pencetus : Narkoba dengan injeksi,
sexual dengan penderita, karena tranfusi, karena
proses kelahiran ( pada pasien anak/bayi )
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum :kesadaran : composmentis s.d
coma
Penurunan BB yang drastis
TTV : adanya nilai abnormal :
adanya tanda infeksi, gangguan
pernafasan & gangguan sirkulasi
Lakukan pemeriksaan pada semua sistem
tubuh,
Fokus utama pada keluhan saat ini
Contoh : Ps datang dengan diare : pemeriksaan
fisik awal pada sistem pencernaan & status
hidrasi
Masalah Keperawatan
1. Resiko perluasan infeksi b.d. penurunan
kekebalan tubuh
2. Resiko kekurangan volume cairan
3. Tidak efektifnya pola nafas
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5. Nyeri akut/kronis b.d. kerusakan jaringan
6. Kelelahan b.d. penurunan produksi energi
7. Isolasi sosial b.d. perubahan status sosial, sistem
pendukung yang tidak adekwat

Masalah lain dapat muncul sesuai dengan gejala &


stadium yang ada pada pasien

Anda mungkin juga menyukai