Anda di halaman 1dari 23

REFERAT

“RABIES”
Oleh : Seprima Bayu Putra
NPM : 102117015

Pembimbing :
dr. Filemon Tarigan, Sp. S

SMF ilmu Neurologi RSUD DR. R.M. Djoelham


Kota Binjai
Definisi
Rabies (anjing gila) :

Hewan virus susunan saraf pusat

hewan berdarah panas termasuk manusia

ZOONIS
Epidemiologi
Data dari WHO (2000) :

Sekurang-kurangnya ada 50.000 orang meninggal


setiap tahunnya

RABIES
Etiologi
Rhabdoviridae lyssa
familia genus

Lyssaviruses
Masa inkubasi :
• anjing (10-15 hari)
• hewan lain (3-6 minggu, kadang 1-2
tahun)
• manusia 1-2 bulan
75 nm

Catatan:
-Umur pasien
- latar belakang genetik
- status imun
- jarak tempuh virus ke SSP

180 nm
Patogenesis
Manifestasi Klinis
- Demam
a. Stadium Prodromal -
-
sulit makan (anoreksia)
Nausea
- dll

b. Stasium Sensoris

c. Stadium Eksitasi

d. Stadium Paralitik
Manifestasi Klinis
a. Stadium Prodromal - nyeri pada daerah luka
- panas
- gugup

b. Stasium Sensoris -
-
kebingungan
hipersalivasi
- dilatasi pupil
- hiperhidrosis

c. Stadium Eksitasi - hiperlakrimasi

d. Stadium Paralitik
Manifestasi Klinis
a. Stadium Prodromal

b. Stasium Sensoris
- gelisah
c. Stadium Eksitasi -
-
mudah kaget
kejang-kejang
- aerofobia, fotofobia, hidrofobia

d. Stadium Paralitik
Manifestasi Klinis
a. Stadium Prodromal

b. Stasium Sensoris

c. Stadium Eksitasi
- tanda kelumpuhan yang progresif
d. Stadium Paralitik (atas-bawah)
Diagnosa
1. Diagnosa lapangan
a. Anjing yang menggigit harus ditangkap dan
dikarantina untuk diobservasi
b. Riwayat penggigitan, tidak ada provokasi
c. Jumlah penderita gigitan
o Menggigit 1 orang = + rabies 25 %
o Menggigit 2 orang = + rabies 50 %
Tanpa provokasi
o Menggigit 3 orang = + rabies 75 %
o Menggigit 4 orang = + rabies 100 %
Diagnosa
2. Diagnosa laboratorium
a) Penemuan badan negri Sel saraf
(neuron)

b) Penemuan antigen Kelenjar


ludah

lu
c) Penemuan virus (isolasi) da
k
se
la

Ti
Diagnosa banding
 Infeksi lain yang menyebabkan ensefalitis
 Myelitis transversa
 Trauma Cerebrovascular
 Psikosis
 Massa pada Intrakranial
 Epilepsi
 Keracunan
 Atropin
 Penyakit Creutzfeldt-Jacob
 Keracunan senyawa atropinelike
 Pseudohydrophobia (reaksi histeris gigitan hewan karena takut rabies)
 Radang otak
 Guillain-Barre Syndrome
 Herpes Simplex
 Ensefalitis Herpes Simplex
 Polio
 Tetanus
Tatalaksana
a. Identifikasi luka 1. Luka risiko rendah
2. Luka risiko tinggi

b. Penanganan luka

c. Vaksinasi
Tatalaksana
a. Identifikasi luka

b. Penanganan luka Pengobatan luka lokal


gigitan

c. Vaksinasi
Tatalaksana
a. Identifikasi luka

b. Penanganan luka
Tipe vaksin :
1. Vaksin sel diploid manusia (HDCV)
2. Vaksin rabies terabsorbsi (RVS)

c. Vaksinasi 3. Vaksin sel embrio ayam yang


dimurnikan (PCEC)
4. Vaksin jaringan saraf
Apabila : 5. Vaksin embrio bebek
-Kontak air liur pada kulit luka tidak berbahaya =
6. Virus hidup yang dilemahkan
VAR (Vaksin Anti Rabies)
-Kontak air liur pada kulit luka berbahaya =
kombinasi VAR (Vaksin Anti Rabies & SAR
(Serum Anti Rabies)
Pemberian Vaksin Anti Rabies
1. Purified Vero Rabies Vaccine (PVRV)

a. Sesudah digigit (IM di daerah b. VAR bersamaan dengan SAR sesudah


deltoideus, anak –anak daerah paha) digigit (IM di daerah deltoideus, anak
anak daerah paha)
Pemberian Vaksin Anti Rabies
2. Suckling Mice Brain Vaccine (SMBV)

a. Sesudah digigit (SC di daerah pusar, b. VAR bersamaan dengan SAR sesudah
vaksinasi ulang secara IC di bagian digigit (SC di daerah pusar, vaksinasi
fleksor lengan bawah) ulang secara IC di bagian fleksor lengan
bawah)
Pemberian Serum Anti Rabies

1. Serum heterolog (kuda) 2. Momolog


- disuntikkan secara infiltrasi di sekitar - Disuntikkan secara infiltrasi di sekitar
luka sebanyak mungkin, sisanya IM. luka sebanyak mungkin, sisanya IM.
Pemberian Vaksin Anti Rabies (sebelum
digigit)
1. Purified Vero Rabies Vaccine (PVRV)

a. Cara I b. Cara II
(disuntikkan IM di daerah deltoideus) (disuntikkan IC pada fleksor lengan
bawah)
Pemberian Vaksin Anti Rabies (sebelum
digigit)
2. Suncling Mice Brain Vaccine (SMBV)

Disuntikkan IC di bagian fleksor lengan bawah


Prognosis
 Kematian akibat infeksi virus bisa dibilang 100%
bila virus sudah mencapai sistem saraf.
 Prognosis rabies selalu fatal karena sekali gejala
rabies tampak, hampir semua selalu kematian
dalam 2-3 hari sesudahnya akibat gagal
napas/henti jantung ataupun paralisis generalisata
 Pada gigitan anjing yang segera mendapar
perawatan luka, pemberian VAR dan SAR
mendapat angka survival 100%
Kesimpulan
 Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh virus,
bersifat akut serta menyerang susunan saraf pusat pada hewan berdarah  panas dan
manusia.
 Virus rabies merupakan virus RNA, termasuk dalam familia Rhabdoviridae, genus
Lysa.
 Penyakit rabies dapat diidentifikasi.
 Reservoir penyakit rabies adalah berbagai Canidae domestic dan liar, seperti anjing,
serigala,rubah, dan mamalia menggigit lainnya
 Penyakit rabies ditularkan melalui gigitan binatang.
 Gejala klinis pada manusia meliputi: stadium prodromal, stadium sensoris, stadium
eksitasi dan stadium paralisis
 Masa inkubasi pada manusia yang khas adalah 1-2 bulan tetapi bisa 1 minggu atau
selama beberapa tahun.
 Semua hewan yang berdarah panas adalah hewan rentan dan ketahanan manusia
tergantung dari daya tahan tubuh yang dimiliki.
 Penyakit rabies harus dicegah, ditanggulangi dan diberi pengobatan.
a s i h
m a k
e r i
T

Anda mungkin juga menyukai