Anda di halaman 1dari 25

SYSTEMIC LUPUS

ERYTHEMATOSUS
OLEH : DIANA RHISMAWATI D
PENDAHULUAN
 Penyakit lupus berasal dari bahasa Latin yang
berarti “Anjing hutan,” atau “Serigala,” merupakan
penyakit kelainan pada kulit, dimana disekitar
pipi dan hidung akan terlihat kemerah-merahan.
 Sistem imun normal akan melindungi kita dari
serangan penyakit yang diakibatkan kuman, virus,
dan lain-lain dari luar tubuh kita. Tetapi pada
penderita lupus, sistem imun menjadi berlebihan,
sehingga justru menyerang tubuh sendiri, oleh
karena itu disebut penyakit autoimun.
DEFINISI
 Penyakit lupus termasuk penyakit autoimun,
artinya tubuh menghasilkan antibodi yang
sebenarnya untuk melenyapkan kuman atau sel
kanker yang ada di tubuh, tetapi dalam keadaan
autoimun, antibodi tersebut ternyata merusak
organ tubuh sendiri.
 Organ tubuh yang sering dirusak adalah ginjal,

sendi, kulit, jantung, paru, otak, dan sistem


pembuluh darah.
 Semakin lama proses perusakan terjadi,

semakin berat kerusakan tubuh.


KLASIFIKASI
1.      Penyakit Lupus Diskoid
 Cutaneus Lupus atau sering disebut dengan

discoid, adalah penyakit lupus yang terbatas


pada kulit. Klien dengan lupus diskoid memiliki
versi penyakit yang terbatas pada kulit, ditandai
dengan ruam yang muncul pada wajah, leher,
dan kulit kepala, tetapi tidak memengaruhi
organ internal.
 Penyakit ini biasanya lebih ringan biasanya

sekitar 10%-15% yang berkembang menjadi


lupus sistemik.
2.      Penyakit Lupus Sistemik
 Pada sekitar 10% pasien lupus diskoid, penyakitnya

berevolusi dan berkembang menjadi lupus sistemik


yang memengaruhi organ internal tubuh seperti sendi,
paru-paru, ginjal, darah, dan jantung.
3.      Drug Induced Lupus (DIL)
 DIL atau dikenal dengan nama Lupus karena pengaruh

obat. Jenis lupus ini disebabkan oleh reaksi terhadap


obat resep tertentu dan menyebabkan gejala sangat
mirip lupus sistemik.

4. “Lupus neonatal” yang jarang terjadi. Kondisi ini


terjadi pada bayi yang belum lahir dan bayi baru lahir
dapat memiliki ruam kulit dan komplikasi lain pada hati
dan darahnya karena serangan antibodi dari ibunya.
ETIOLOGI
 faktor yang merangsangkan sistem
pertahanan diri untuk menjadi tidak normal
belum diketahui.
 genetik
 Patogen
 Virus
 sinar ultraviolet
 obat-obatan tertentu.
patofisiologi
 adanya satu atau beberapa faktor pemicu yang tepat
pada individu yang mempunyai predisposisi genetik
akan menghasilkan tenaga pendorong abnormal
terhadap sel TCD 4+, mengakibatkan hilangnya
toleransi sel T terhadap sel-antigen.
 Sebagai akibatnya munculah sel T autoreaktif yang

akan menyebabkan induksi serta ekspansi sel B, baik


yangmemproduksi autoantibodi maupun yang
berupa sel memori. wujud pemicu ini masih belum
jelas. Sebagian dari yang diduga termasuk
didalamnya ialah hormon seks, sinar ultraviolet dan
berbagai macam infeksi.
 Pada SLE, autoantibodi yang terbentuk ditujukan terhadap
antigen yang terutamaterletak pada nukleoplasma.
Antigen sasaran ini meliputi DNA. Kebanyakan
diantaranya dalam keadaan alamiah terdapat dalam
bentuk agregat protein dan atau kompleks protein RNA
yang disebut partikel ribonukleoprotein (RNA). Ciri khas
autoantigen ini ialah bahwa mereka tidak tissue-spesific
dan merupakan komponen integral semua jenis
sel.Antibodi ini secara bersama-sama disebut ANA (anti-
nuclear antibody). Dengan antigennya yang spesifik, ANA
membentuk kompleks imun yang beredar dalam sirkulasi.
Telah ditunjukkan bahwa penanganan kompleks imun
pada SLE terganggu.
 Uptake kompleks imun pada limpa. Gangguan-gangguan ini
memungkinkan terbentuknya deposit kompleks imun di luar
sistem fagosit mononuklear. Kompleks imun ini akan
mengendap pada berbagai macam organ dengan akibat
terjadinya fiksasi komplemen pada organ tersebut. Peristiwa
ini menyebabkan aktivasi komplemen yang menghasilkan
substansi penyebab timbulnya reaksi radang. Reaksi radang
inilah yangmenyebabkan timbulnya keluhan/ gejala pada
organ atau tempat yang bersangkutan seperti ginjal, sendi,
pleura, pleksus koroideus, kulit dan sebagainya. Bagian
yang penting dalam patofisiologi ini ialah terganggunya
mekanisme regulasi yang dalam keadaan normal mencegah
autoimunitas patologis pada individu yang resisten.
Manifestasi Klinis
1.      Sistem Muskuloskeletal
 a)      Artralgia
 b)      artritis (sinovitis)
 c)      pembengkakan sendi,
 d)      nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, dan
 e)      rasa kaku pada pagi hari.

2.      Sistem Integument (Kulit)


 a)      Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk

kupu-kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi, dan


 b)      Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum

durum.
3.      Sistem kardiak
 a)      Perikarditis merupakan manifestasi kardiak.

4.      Sistem pernafasan


 a)      Pleuritis atau efusi pleura.

5.      Sistem vaskuler


 a)      Inflamasi pada arteriole terminalis yang

menimbulkan lesi papuler,


 b)      eritematous dan purpura di ujung jari kaki,

tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah


atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
6.      Sistem perkemihan
 a)      Glomerulus renal yang biasanya

terkena.

7.      Sistem saraf


 a)      Spektrum gangguan sistem saraf pusat

sangat luas dan mencakup seluruh bentuk


penyakit neurologik, sering terjadi depresi
dan psikosis.
Pemeriksaan diagnostik
 Tes Anti ds-DNA
 Tes Antinuclear antibodies (ANA)
 Darah lengkap
 CRP
 Urinalisis
 serum kreatinin
 tes fungsi hepar
 kreatinin kinase
 Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditis
 Biopsi ginjal.
 Pemeriksaan saraf.
penatalaksanaan
Nonfarmakologi
 istirahat, hindari kerja yang terlalu berlebihan,

hindari merokok karena hidrasin dalam tembakau


diduga juga merupakan faktor lingkungan yang dapat
memicu terjadinya SLE. penggunaan minyak ikan
pada pasien SLE yang mengandung vitamin E 75 IU
dapat menurunkan produksi sitokin proinflamasi dan
menurunkan kadar antibodi anti-DNA. Penggunaan
sunblock (SPF 15) dan menggunakan pakaian tertutup
untuk penderita SLE sangat disarankan untuk
mengurangi paparan sinar UV yang terdapat pada
sinar matahari ketika akan beraktivitas di luar rumah.
Farmakologi
 NSAID
 Kortikosteroid
 Siklofosfamid  obat sitotoksik
 Terapi hormon Dehidroepiandrosteron(DHEA)
 Antiinfeksi/Antijamur/Antivirus
Pengkajian
 Identitas pasien
 Riwayat kesehatan dahulu
 Riwayat kesehatan sekarang
 Kulit : Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit
kepala, muka atau leher.
 Kardiovaskuler
 a)      Friction rub
 b)      Lesi eritematous papuler dan purpura yang menjadi
nekrosis menunjukkan gangguan vaskuler terjadi di ujung
jari tangan, siku, jari kaki dan permukaan ekstensor lengan
bawah atau sisi lateral tangan.
 Sistem Muskuloskeletal : Pembengkakan sendi, nyeri tekan
dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari.
 Sistem integumen : Lesi akut pada kulit yang terdiri atas
ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal
hidung serta pipi, Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi
atau palatum durum.
 Sistem pernafasan : Pleuritis atau efusi pleura.
 Sistem vaskuler : Inflamasi pada arteriole terminalis yang

menimbulkan lesi papuler, eritematous dan purpura di


ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor
lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut
nekrosis.
 Sistem Renal : Edema dan hematuria.
 Sistem saraf : Sering terjadi depresi dan psikosis, juga

serangan kejang-kejang, ataupun manifestasi SSP lainnya.


Masalah keperawatan
 Nyeri b.d proses inflamasi
 Kerusakan intergritas kulit b.d proses penyakit
 Isolasi sosial b.d perubahan status kesehatan
 Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan pada

neuromuskuler
 Keletihan/kelelahan b.d suplai oksigen kurang ke jaringan
 Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake

nutrisi yang tidak adekuat


 Gangguan keseimbangan Cairan dan elektrolit b.d output

berlebihan
 Cemas b.d perubahan status kesehatan
 Kurang Pengetahuan b.d kurang informasi
intervensi
 Lakukan perawatan luka pada kulit
 Observasi kondisi kulit
 Pertahankan intake cairan dan nutrisi adekuat
 Lakukan komunikasi terapeutik
 Batasi aktivitas.
Diagnosa SLE (4 dari 11)
 Artritis
 Tes ANA diatas titer normal
 Bercak Malar / Malar Rash (Butterfly rash)
 Fotosensitif bercak reaksi sinar matahari
 Ruam pada kulit
 Kelainan darah
 Kelainan Ginjal
 Gangguan kardio
 kelainan Neurologis
 Ulser Mulut
 Kelainan Imunologi
Terima kasih &
Selamat belajar

Anda mungkin juga menyukai