Anda di halaman 1dari 21

Welcome

to Our Presentation
Our Member

01 Ni Putu Gintan Diah Pratiwi


18.321.2854 / A12-a

02 Putu Lia Widya Suryani


18.321.2855 / A12-a
ASUHAN
KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN
ENDOMETRIOSIS
DESKRIPSI
ENDOMETRIOSIS
Endometriosis adalah suatu
keadaan dimana jaringan mirip
dengan dinding rahim
(endometrium) ditemukan di tempat
lain dalam tubuh (Smeltzer, 2001).

Endometriosis adalah adanya


kelenjar dan stroma endometrium di
luar uterus paling sering mengenai
ovarium atau perlukaan peritoneum
viseralis yang mengantung (Ralph
C. & Martin L., 2009).
Endometrium adalah lapisan dalam dinding kavum uteri yang
berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi.
Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, ANATOMI
menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada
pembuahan/ implantasi, endometrium rontok kembali dan
Endometrium
keluar berupa darah/ jaringan haid.

Jika ada pembuahan/ implantasi, endometrium


dipertahankan sebagai tempat konsepsi. Fisiologi
endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon
ovarium. Di dalam lapisan Endometrium terdapat pembuluh
darah yang berguna untuk menyalurkan zat makanan ke
lapisan ini. Saat ovum yang telah dibuahi (yang biasa
disebut fertilisasi) menempel di lapisan endometrium
(implantasi), maka ovum akan terhubung dengan badan
induk dengan plasenta yang berhubung dengan tali pusat
pada bayi.
 
Pada suatu fase dimana ovum tidak dibuahi oleh sperma,
maka kurpus luteum akan berhenti memproduksi hormon
progesteron dan berubah menjadi korpus albikan yang
menghasilkan sedikit hormon diikuti meluruhnya lapisan
endometrium yang telah menebal, karena hormon estrogen
dan progesteron telah berhenti diproduksi. Pada fase ini,
biasa disebut menstruasi atau peluruhan dinding rahim.
Klasifikasi
Endometriosis
Sistem klasifikasi untuk endometriosis pertama
kali dibuat oleh American Fertility Society (AFS)
pada tahun 1979 yang kemudian berubah nama
menjadi ASRM pada tahun 1996. ASRM
merevisi klasifikasi endometriosis pada tahun
1996, yang dikenal dengan sistem skoring
revisied AFS (r-ASF). Sistem ini membagi
edometriosis kedalam empat derajat keparahan,
yaitu:
 
Stadium I (minimal) : 1-5
Stadium II (ringan) : 6-15
Stadium III (sedang) : 16-40
Stadium IV : >40
Etiologi
Etiologinya tidak diketahui, tetapi ada beberapa mekanisme yang
mungkin berperan penting dalam pathogenesis. Mekanisme dari
penyakit ini adalah menstruasi retrograde (sel-sel endometrium
bergerak mundur melalui tuba falopii memasuki rongga abdomen)
atau penyebaran melalui sistem limfatik atau perdarahan. Jaringan
yang nyasar tersebut biasanya ditemukan menempel pada ovarium,
permukaan posterior uterus, ligamentum uterosakral, ligamentum
latum, atau pada usus. Namun, banyak teori telah diusulkan untuk
menjelaskan presentasi klinis penyakit.

1. Teori implantasi
2. Teori metaplasia
3. Teori induksi
4. Teori sistem kekebalan
5. Teori genetik
6. Teori Retrograde menstruation (menstruasi yang bergerak mundur)
Adapun faktor risiko
endometriosis meliputi:
a. obstruksi aliran menstruasi (misalnya, anomali mullerian),
b. paparan terhadap diethylstilbestrol di dalam uterus,
c. paparan berkepanjangan dengan estrogen endogen
(misalnya, karena menarche dini, terlambat menopause, atau
obesitas),
d. siklus menstruasi pendek,
e. berat badan lahir rendah
f. paparan terhadap bahan kimia yang mengganggu endokrin.
Patofisiologi
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau saudara
perempuan penderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena penyakit seperti
ini, karena adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.
 
Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem
hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan seksresi estrogen dan
progresteron menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya
dengan pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis seperti ini akan
tumbuh seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progresteron dalam tubuh.
 
Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan menyebabkan
microorganism masuk ke dalam tubuh. Mikroorganisme tersebut akan menghasilkan
makrofag dan menyebabkan respon imun tubuh menurun, dan menyebabkan faktor
pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat seiring dengan peningkatan perkembangan sel
abnormal. Jaringan endometrium tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial.
Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum tuba falopii menuju ke
ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium adalah bagian
pertama dalam rongga pelvis yang dikenal dalam endometriosis.
WOC

ENDOMETRIOSIS
Manifestasi Klinis
Tanda umum adanya endometriosis adalah nyeri pelvis yang parah. Dapat muncul
sesekali atau konstan, dan biasa berkaitan dengan siklus menstruasi si penderita.

a. Nyeri yang sangat hebat di bagian perut dan sekitar panggul yang terjadi sebelum atau awal dari siklus haid (75%
kasus

b. Nyeri sendi kalau ditekan (fibromyalgia),

c. Sakit sewaktu melakukan hubungan intim atau biasa disebut disperunia (32% kasus).

d. Perdarahan dari anus sewaktu buang air besar

e. Gangguan pra-haid dan perdarahan pada rahim.

f. Terjadi rasa sakit pada waktu buang air kecil

g. Masalah infertilitas (kemandulan) akibat penyempitan dan tersumbatnya saluran indung telur,

h. Sebagai tambahan, wanita penderita endometriosis bisa mengalami gejala yang menyerupai gangguan saluran
pencernaan (gastrointestinal) dan kelelahan kronis (chronic fatigue syndrome) yang dialami lebih dari 20%
penderita endometriosis di Amerika Serikat.

i. Gangguan fase luteal (luteinized unruptured fillice syndrome


Pemeriksaan Diagnostik
1. Diagnosa klinis

2. Pemeriksaan fisik umum

3. Pemeriksaan fisik ginekologik

4. Dignosa pencitraan

5. Diagnosa laparoskopi

6. Biopsi

7. Stadium endometriosis

8. CA125

 
Penata-
laksanaan Terapi Bedah

Terapi Obat

Radiasi

Radioterapi
Komplikasi

Komplikasi dari endometriosis meliputi:

a.Internal jaringan parut


b.Adhesi
c.Panggul kista
d.Kista coklat ovarys
e.Ruptur kista
f.Diblokir usus/ usus obstruksi

Infertilitas dapat terkait dengan pembentukan


parut dan distorsi anatomi karena
endometriosis, namun endometriosis juga
dapat mengganggu dengan cara yang lebih
halus: sitokin dan bahan kimia lain mungkin
akan dirilis yang mengganggu reproduksi.
Komplikasi dari endometriosis termasuk usus
dan obstruksi saluran kemih akibat
perlengketan pelvis. Juga, peritonitis dari
perforasi usus dapat terjadi.
Prognosis
Endometriosis ditemukan dapat menghilang
85% 35% 65% 45% secara spontan pada 1/3 wanita yang tidak
ditatalaksana secara aktif. Manajemen medis
(supresi ovulasi) untuk mengurangi nyeri
pelvis tapi tidak untuk pengobatan
endometriosis yang berkaitan dengan
infertilitas. Namun, tetap ada potensi untuk
konsepsi. Kombinasi estrogen progestin
meredakan nyeri pelvis. Setelah 6 bulan terapi
danazol, sebesar 90% pasien dengan
endometiosis sedang mengalami penurunan
nyeri pelvis. Total abdominal hysterectomy and
bilateral salpingo-oophoretomy dilapokan
hingga 90% dalam meredakan nyeri. Kehamilan
masih mungkin begantung pada keparahan
penyakit. Tanda dan gejala secara umum
menurun dengan adanya onset menopause dan
selama kehamilan.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1.      Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah pengolahan katu dan
produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan.

b. Riwayat kesehatan sekarang


• Dysmenore primer ataupun sekunder
• Nyeri saat latihan fisik
• Dispareun
• Nyeri ovulasi
• Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen
bawah selama siklus menstruasi.
• Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
• Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
• Hipermenorea
• Menoragia
• Feses berdarah
• Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi.
• Konstipasi, diare, kolik
c.       Riwayat kesehatan keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita
endometriosis.

d.      Riwayat obstetri dan menstruasi


Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah menstruasi
yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi.

2.      Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


a.       Nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.
b.      Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d gangguan menstruasi
c.       Resiko gangguan harga diri b.d infertilitas
Rencana keperawatan 1

Rencana keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

setelah diberikan asuhan • Pantau/ catat karakteristik nyeri • untuk mendapatkan indicator
keperawatan selama …..x 24 jam • Kaji intensitas nyeri dengan nyeri.
nyeri klien berkurang menggunakan skala 0-10 • nyeri merupakan pengalaman
• Jelaskan penyebab nyeri klien. subyektif klien dan metode skala
• Bantu untuk melakukan tindakan merupakan metode yang mudah
relaksasi, distraksi, massage. serta terpercaya untuk
menentukan intensitas nyeri.
• dengan mengetahui penyebab
nyeri klien dapat bertoleransi
terhadap nyeri.
• memodifikasi reaksi fisik dan
psikis terhadap nyeri.
Rencana keperawatan 2

Rencana keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

: setelah diberikan asuhan • Bina hubungan saling percaya • klien dengan mudah
keperawatan …..x 24 citra diri klien dengan klien. mengungkapkan masalahnya
akan meningkat.dengan kriteria • Dorong klien untuk hanya kepada orang yang
hasil : mengekspresikan perasaan, dipercayainya.
1. merasa berguna pikiran, dan pandangan tentang • meningkatkan kewaspadaan diri
2. penampilan klien rapi dirinya. klien dan membantu perawat
3. menerima apa yang sedang • Libatkan klien pada setiap dalam membuat penyelesaian.
terjadi. kegiatan di kelompok • Memungkinkan menerima
stimulus social dan intelektual
yang dapat meningkatkan
konsep diri klien.
4.      Implementasi
Implementasi menyesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan yang di rencanakan.

5.      Evaluasi
a.       Nyeri berkurang, klien tidak meringis kesakitan, keringat berkurang.
b.      klien tidak malu, merasa berguna, penampilan klien rapi, menerima apa yang sedang terjadi.
c.       Tidak terjadi gangguan harga diri
Thank You

Anda mungkin juga menyukai