Anda di halaman 1dari 47

Tatalaksana

Rehabilitasi Medik
pada
Luka Bakar
Tatalaksana KFR pada
Disusun oleh :
luka bakar
Ika Rosdiana
Rehabilitasi Medik FK Unissula

1
Tanda & Gejala
• Nyeri
• Kontraktur kulit & sendi
• Perubahan penampilan & fungsi
• Ekstremitas superior  masalah AKS
• Ekstremitas inferior  masalah ambulasi
• Masalah psikologi  stress emosional berat, perasaan rendah diri &
hilang percaya diri

2
Penatalaksanaan

A. Dasar – dasar penanganan


1. Periode akut
2. Periode imobilisasi
3. Periode maturasi

3
Periode akut
• Merawat luka & menghindari terjadinya infeksi
• Kontrol edema
• Mempertahankan & memelihara mobilitas sendi & kulit
• Mempertahankan & memelihara KU & endurance
• Memotivasi keterlibatan pasien & keluarga yg akan mendorong
keberhasilan terapi

4
Periode imobilisasi

• Program latihan utk hindari komplikasi imobilisasi lama


• Merencanakan ortesa utk positioning
• Support psikologis utk pasien & keluarga

5
Periode maturasi

• Meningkatkan kembali Kapasitas Fungsional & endurance, LGS,


memperbaiki keterampilan & koordinasi
• Mengusahakan total contact pada pemakaian ortosa
• Membantu pasien kembali pd kegiatan sosial &
vokasional/pekerjaannya

6
1.Proper positioning

Positioning adalah pengaturan posisi bagian-bagian tubuh untuk


mencegah terjadinya kontraktur/ deformitas

 Kontraktur terjadi akibat pemendekan tendon dan kekakuan


sendi
 Hindari posisi nyaman (terhadap nyeri), karena posisi tersebut
merupakan posisi kontraktur
Tujuan: meminimalkan
pemendekan tendon,
ligamen; kontrol edema.
Leher : ekstensi
Aksila: bahu abduksi
60-90⁰
Wrist : ekstensi 30⁰
MCP : fleksi 30-40⁰
 Hip : abd15- 20⁰ (posisi
netral)
Knee : ekstensi dgn fleksi
ringan
Ankle : dorsofleksi 90⁰

9
10
Proper positioning
Hand splint pada telapak
tangan dan elbow splint
pada permukaan anterior
lengan.
Lengan dalam posisi elevasi,
tangan lebih tinggi dari siku
dan siku lebih tinggi dari
bahu
Airplane splints diletakkan
pada bahu dengan posisi
abduksi 90 derajat.

11
Tungkai diposisikan
elevasi dengan kaki lebih
tinggi dari lutut dan lutut
lebih tinggi dari hips

12
Posisi anti deformitas
Lokasi luka bakar Kecendrungan kontraktur Posisi/splint
Leher bagian depan Fleksi leher Jangan gunakan bantal, neck collar

Aksila Adduksi Abduksi 120o + eksorotasi ringan

Siku bagian anterior Fleksi Bebat ekstensi siku pada 5-10o


Pergelangan tangan dorsal Ekstensi pergelangan tangan Posisi netral pergelangan tangan
Pergelangan tangan volar Fleksi pergelangan tangan Cock up splint untuk pergelangan
Dorsum manus Claw hand Bebat tangan dengan posisi sendi MCP
70-90o ekstensi penuh sendi IP,
sayap pertama posisi terbuka, ibu
jari oposisi
Volar manus Kontraktur telapak tangan, Bebat ekstensi telapak tangan, sendi
tangan berbentuk seperti MCP hiperektensi ringan
mangkuk
Panggul Fleksi hip Posisi netral hip joint
Eksorotasi Endorotasi kan

Lutut Fleksi lutut Ekstensi lutut, cegah eksternal rotasi

kaki Drop foot Posisi pergelangan kaki 90o dengan rest


splint
2. Program latihan
LGS
• Penting & harus dilakukan segera setelah terjadinya luka bakar
• Bertahap
• Pasif, perlahan, gentle (diusahakan melalui seluruh luas gerak sendi)
 aktif asistif
 aktif resistif
• Stretching sendi yg kontraktur

15
Mobilisasi

• Segera dilakukan saat keadaan klinis memungkinkan (pertimbangkan


kondisi pasien, penyakit penyerta, skin graft)
• Bertahap
• Duduk dg bantuan
 duduk dgn kaki menggantung ditepi temapat tidur
 berdiri
 berjalan ( dapat dimulai dgn alat bantu parallel bar, walker)

17
3. Pemakaian ortesa/splinting

• Kontraktur dpt terbentuk dgn


cepat dalam tahap penyembuhan
luka
• Sangat diperlukan pd luka bakar yg
melalui daerah persendian atau
dekat persendian

18
Hand positioning following burn injuries

19
Finger orthosis
( Finger web-space stabilizer )

Menjaga agar sela


antara jari jari tetap
terjaga dan
mencegah
terjadinya
kontraktur

Tan JC
Anterior elbow splint

Recommendation: For burns that cross the elbow joint.


Purpose: To aid in the positioning of the elbow into extension, thereby decreasing the risk of flexion
contractures.
How to Apply:
Position the patient into full elbow extension
Position the splint on the anterior side of the patients arm.
Fasten Velcro straps.
Splint should be worn both pre and post grafting.
Wear Time: Wear time is up to 20 hours per day as tolerated
After grafting the splint should be worn at all times for five days.
Cautions: Skin checks should include, Check for redness and/or poor capillary refill. Should any of the above
occur, remove the splint

21
Rekomendasi: Untuk luka bakar yang melewati sendi siku.
Tujuan: Untuk membantu memposisikan siku ke ekstensi, sehingga
mengurangi risiko kontraktur fleksi.
Bagaimana menerapkan:
Posisikan pasien ke dalam ekstensi siku penuh
Posisikan belat di sisi anterior lengan pasien.
Kencangkan tali Velcro.
Belat harus dipakai sebelum dan sesudah okulasi.
Waktu Pakai: Waktu pakai hingga 20 jam per hari sesuai toleransi
Setelah pencangkokan, belat/BIDAI harus dipakai setiap saat selama lima
hari.
Perhatian: Pemeriksaan kulit harus mencakup, periksa kemerahan dan / atau
isi ulang kapiler yang buruk. Jika ada hal di atas terjadi, lepaskan belat

22
Abduction pillow/BANTAL

Recommendation: For burns that cross the anterior hip joint and/or medial.
Purpose: To assist in positioning the hip joints into abduction and neutral rotation,
thereby decreasing the risk of flexion and adduction contractures at the hip.
How to Apply:
Keep the lower half of the bed flat.
Abduct the patients legs.
Place the pillow between the legs.
Splint should be worn both pre and post grafting.
Wear Time: Wear time is up to 20 hours per day as tolerated

23
• Rekomendasi: Untuk luka bakar yang melintasi sendi panggul anterior
dan / atau medial.
• Tujuan: Untuk membantu memposisikan sendi panggul ke dalam
abduksi dan rotasi netral, sehingga mengurangi risiko fleksi dan
kontruksi aduksi di pinggul.
• Bagaimana menerapkan:
• Jaga agar bagian bawah ranjang rata.
• ABDUKSI kaki pasien.
• Tempatkan bantal di antara kaki.
• Belat/bidai harus dipakai sebelum dan sesudah okulasi.
• Waktu Pakai: Waktu pakai hingga 20 jam per hari sesuai toleransi

24
Soft Collar
Recommendation: For use when the towel roll is
ineffective in positioning.
Purpose: To assist in the positioning of the patients
neck into neutral with slight extension, thereby
decreasing the risk of contracture.
How to Apply: neck in neutral. Apply collar with
opening in the back. Fasten Velcro strap.
Wear Time: up to 20 hours per day as tolerated
Ideally: should be worn whenever the patient is in
bed.
After cervical grafting worn at all times for five days.
Cautions: Make certain that the collar does not slip
over the chin onto the face and mouth.

25
Rekomendasi: Untuk digunakan ketika handuk gulung tidak efektif
dalam penentuan posisi.
Tujuan: Untuk membantu memposisikan leher pasien menjadi netral
dengan sedikit ekstensi, sehingga mengurangi risiko kontraktur.
Cara Mendaftar: neck in neutral. Oleskan kerah dengan membuka di
belakang. Kencangkan tali Velcro.
Waktu Pemakaian: hingga 20 jam per hari sesuai toleransi
Idealnya: harus dipakai setiap kali pasien di tempat tidur.
Setelah cangkok serviks dikenakan setiap saat selama lima hari.
Perhatian: Pastikan kerah tidak menyelipkan dagu ke wajah dan mulut.

26
Semirigid Cervical Collar

Recommendation: For burns along the neck.


For use when the towel roll is ineffective and/or when a more rigid device is necessary.
Recommended: Splint should be worn both pre and post grafting.
Wear Time: Wear time is up to 20 hours per day as tolerated,.

Rekomendasi: Untuk luka bakar di sepanjang leher.


Untuk digunakan ketika gulungan handuk tidak efektif dan / atau ketika perangkat
yang lebih kaku diperlukan.
Direkomendasikan: Belat harus dipakai sebelum dan sesudah okulasi.
Waktu Pakai: Waktu pakai hingga 20 jam per hari sesuai toleransi.

27
Airplane Splint / Abduction Pillow
Recommendation: For burns crossing both the anterior and posterior axillary
region, as well as burns crossing the chest.
Purpose: to decrease the risk of contracture.
How to Apply:
Position the patients arm(s) into 90 degrees of abduction,
15 degrees of horizontal adduction and forearm supination (palm facing up)
Place the airplane splint or abduction pillow underneath the axilla.
Recommended: Splint should be worn both pre and post grafting.
Wear Time: Wear time is up to 20 hours per day as tolerated
After grafting the splint should be worn at all times for five days.

28
Rekomendasi: Untuk luka bakar yang melintasi daerah aksila anterior
dan posterior, serta luka bakar yang melintasi dada.
Tujuan: untuk mengurangi risiko kontraktur.
Bagaimana menerapkan:
Posisikan lengan pasien ke dalam 90 derajat penculikan,
15 derajat adduksi horizontal dan supinasi lengan (telapak tangan
menghadap ke atas)
Tempatkan belat pesawat atau bantal penculikan di bawah aksila.
Direkomendasikan: Belat harus dipakai sebelum dan sesudah okulasi.
Waktu Pakai: Waktu pakai hingga 20 jam per hari sesuai toleransi
Setelah pencangkokan, belat harus dipakai setiap saat selama lima
hari.

29
 Recommendation:
Knee Immobilizer
For burns that cross
both the anterior and posterior knee.
 Purpose: To assist in maintaining an

extended position of the knee, thereby


decreasing the risk of flexion contractures.
 How to Apply:

Position the patients knee in full


extension.
Place a towel roll under the heel and slide
the immobilize underneath the leg.
Recommended: Immobilizer should be
worn both pre and post grafting.
 Wear Time: Wear time is up to 20 hours

per day as tolerated


 After grafting the knee immobilizer should

be worn at all times for five days.

30
• Rekomendasi: Untuk luka bakar yang melintasi kedua lutut anterior dan
posterior.
• Tujuan: Untuk membantu mempertahankan posisi lutut yang panjang,
sehingga mengurangi risiko kontraktur fleksi.
• Bagaimana menerapkan:
• Posisikan lutut pasien dalam ekstensi penuh.
• Tempatkan handuk gulung di bawah tumit dan geser imobilisasi di
bawah kaki.
• Direkomendasikan: Immobilizer harus dipakai sebelum dan sesudah
okulasi.
• Waktu Pakai: Waktu pakai hingga 20 jam per hari sesuai toleransi
• Setelah pencangkokan, immobilizer lutut harus dipakai setiap saat
selama lima hari

31
Foot drop splint
 Recommendation:

For burns that cross the ankle joint.

 Purpose: To decrease the risk of foot drop or


plantar flexion contracture

 How to Apply:
Position the patients ankle in neutral
dorsiflexion.
Position the foot into the splint, making sure
the heel can be felt through the heel hole.

 Recommended: Splint should be worn both


pre and post grafting.

 Wear Time: Wear time is up to 20 hours per


day as tolerated
After grafting the splint should be worn at all
times for five days.

32
Rekomendasi:
Untuk luka bakar yang melewati sendi pergelangan kaki.
 
Tujuan: Untuk mengurangi risiko terjatuh atau kontraksi fleksi plantar

Bagaimana menerapkan:
Posisikan pergelangan kaki pasien dalam dorsofleksi netral.
Posisikan kaki ke dalam belat, pastikan tumit bisa dirasakan melalui lubang tumit.

Direkomendasikan: Belat harus dipakai sebelum dan sesudah okulasi.

Waktu Pakai: Waktu pakai hingga 20 jam per hari sesuai toleransi
Setelah pencangkokan, belat harus dipakai setiap saat selama lima hari.

33
Long leg splint
 Recommendation: For burns that
cross the ankle joint and the posterior
knee.
 Purpose: To decrease the risk of foot

drop or plantar flexion contracture,


and to maintain an extended position
of the knee to reduce the risk of
flexion contractures.
 How to Apply:

Position the patients ankle in neutral


dorsiflexion.
Recommended: Splint should be worn
both pre and post grafting.
 Wear Time: Wear time is up to 20

hours per day as tolerated


After grafting the splint should be
worn at all times for five days.
34
Rekomendasi: Untuk luka bakar yang melewati sendi pergelangan kaki
dan lutut posterior.
Tujuan: Untuk mengurangi risiko terjatuhnya kaki atau kontraksi fleksi
plantar, dan untuk mempertahankan posisi lutut yang diperpanjang
untuk mengurangi risiko kontraktur fleksi.
Bagaimana menerapkan:
Posisikan pergelangan kaki pasien dalam dorsofleksi netral.
Direkomendasikan: Belat harus dipakai sebelum dan sesudah okulasi.
Waktu Pakai: Waktu pakai hingga 20 jam per hari sesuai toleransi
Setelah pencangkokan, belat harus dipakai setiap saat selama lima
hari.

35
Dampak lain immobilisasi

36
Sistem Kardiovaskuler

• Dewasa muda 3 mgg immobilisasi  penurunan fungsi CV pada


posisi tegak
(takikardi relatif pd posisi tegak)
pemulihan akan tjd setelah 5 mgg mobilisasi*
• Pada lansia, akan terjadi lebih awal dan pemulihan lebih lama

Taylor HL, effect of bedrest on cardivascular function work performance


Sistem Kardiovaskuler

Pada Immobilisasi:
• Bedrest 3 mgg stasis pd tungkai  venous return   stroke vol  
perfusi otak terganggu

• Inaktifitas tungkai  stasis pada tungkai  sumbatan pd dind vena profunda


(DVT)/ tromboflebitis
(mengeluh nyeri pd tungkai bawah)
DVT pada tungkai yg paresis (90% dari 150 pasien stroke)
• Saat diposisikan tegak : vertigo, keringat dingin, pusing  hilangnya adaptasi
thd posisi berdiri  hipotensi ortostatik pulih bertahap

Gibbs NM, Venous thrombosis of the lower limbs with particular reference to bedret
Cope C, Reyes TM, Skversky N. Phlebographyc analysis of the incidence of thrombosis in hemiplegia
Sistem Kardiovaskuler

Penatalaksanaan adl :
1. Ambulasi dini untuk mencegah tjd nya ggn adaptasi CV
2. Positioning
3. ROM dan masase tungkai bawah
4. Breathing exc
5. Tilting table
monitor TD, nadi, gej subyektif ( mulai 30 der setiap hari
ditingkatkan dan dipertahankan)
Sistem Respirasi

• Immobilisasi berakibat turunnya kapasitas paru ± 25%  sebag


alveoli tdk terisi udara
• Gangguan higiene siliar, transport sekret lebih mudah pada seorang
yg aktif atau dengan mekanisme batuk
• Gangguan ekspansi thoraks akan mengganggu transport sekret
Sistem Respirasi

Penatalaksanaan dan pencegahan


1. Mobilisasi dini
2. Drainage saluran respirasi dengan postural drainage, batuk
effektif, perkusi dinding dada, vibrasi
3. Breathing exc dan ekspansi thoraks (passive/ active) untuk
memperbaiki kapasitas vital paru
Sistem Respirasi

Postural drainage
Tujuan: untuk memindahkan sekresi dengan gravitasi dari daerah
distal bronkhus segmental ke saluran udara yg lebih besar dengan
mucosiliar clerance dan batuk yg effektif  proses expectoration
Sistem Respirasi

Setiap posisi bertujuan menempatkan segmen bronkhus diatas


trakhea untuk kmd mengalirkan lendir kebawah dengan pengaruh
gravitasi
Lokasi skin graft harus dihindari saat melakukan perkusi maupun
vibrasi
Dan setiap melakukan perkusi maupun vibrasi menggunakan alas
handuk untuk menghindari iritasi
4. Pemakaian protesa
Luka bakar dalam & mengalami nekrosis
(umumnya luka bakar listrik)
sering dilakukan amputasi 45

Anda mungkin juga menyukai