KULIAH KESELAMATAN
PASIEN DAN
KESELAMATAN KERJA
DALAM KEPERAWATAN
Tuntutan
SASARAN 2: PENINGKATAN
KOMUNIKASI EFEKTIF
Mengembangkan pendekatn utk meningkatkan efektifitas
komunikasi antar para pemberi pelayanan
Hak pasien
Mendidik pasien dan keluarga
Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Penggunaan metode-metode dalam peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
RUMAH SAKIT WAJIB MEMBENTUK TKPRS
Keanggotaan TKPRS terdiri dari manajemen Rumah Sakit dan unsur dari profesi
kesehatan di Rumah Sakit.
TUGAS TPKRS ADALAH :
Mengembangkan program keselamatan pasien Rumah Sakit sesuai dengan
kekhususan Rumah Sakit tersebut;
Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program keselamatan
pasien Rumah Sakit;
Menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi, konsultasi,
pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi) tentang terapan
(implementasi) program keselamatan pasien Rumah Sakit;
Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan Rumah Sakit untuk
melakukan pelatihan internal keselamatan pasien Rumah Sakit;
Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisa insiden serta
mengembangkan solusi untuk pembelajaran;
Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit
dalam rangka pengambilan kebijakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
dan Membuat laporan kegiatan kepada Kepala Rumah Sakit
APLIKASI PATIENT SAFETY
Fungsi: Efek:
menurunkan kecemasan yang muncul
Menetapkan batas-batas akibat ketidakmampuan untuk mengerti,
Membentuk identitas memprediksi dan mengontrol kejadian.
Memiliki potensi untuk meningkatkan
Membentuk komitment untuk
performa, kepuasan, ekspektasi, sikap
mencapai tujuan organisasi yang dan perilaku dalam organisasi
lebih tinggi Mempengaruhi kesehatan (well-beings)
Mengembangkan stabilitas sistem pekerja
sosial Jika tidak disesuaikan dengan perubahan
harapan stakeholders internal dan
Sebagai mekanisme regulasi
eksternal, efektifitasnya bisa menurun.
terhadap perilaku dan sikap
BUDAYA KERJA INI BERADA
DALAM 3 LEVEL
level inti,
strategis,
manifestasi.
Strategy 1
Lakukan safe practices
Rancang sistem pekerjaan yang memudahkan orang lain untuk melakukan
tindakan medik secara benar
Mengurangi ketergantungan pada ingatan
Membuat protokol dan checklist
Menyederhanakan tahapan-tahapan
MENURUT CARTHEY &CLARKE (2010), ORGANISASI
KESEHATAN AKAN MEMILIKI BUDAYA KESELAMATAN
PASIEN YANG POSITIF, JIKA MEMILIKI DIMENSI BUDAYA
SEBAGAI BERIKUT
Edukasi
a. Kenali dampak akibat kelelahan dan kinerja
b. Pendidikan dan pelatihan patient safety
c. Melatih kerjasama antar tim
d. Meminimalkan variasi sumber pedoman klinis yang mungkin membingungkan
Akuntabilitas
a. Melaporkan kejadian error
b. Meminta maaf
c. Melakukan remedial care = perbaikan perawatan
d. Melakukan root cause analysis = akar penyebab
e. Memperbaiki sistem atau mengatasi masalahnya.
MENGUKUR MATURITAS
BUDAYA PATIENT SAFETY
Maturitas budaya patient safety dalam organisasi diklasifikasikan oleh Ashcroft
et.al. (2005) menjadi lima tingkat maturitas:
patologis,
reaktif,
kalkulatif,
proaktif
generatif.
PENGUKURAN BUDAYA
KESELAMATAN PASIEN
Beberapa alat ukur yang sering digunakan dalam penilaian budaya keselamatan
pasien di rumah sakit adalah :
Hospital Survey on Patient Safety Culture
Dapat menilai budaya organisasi
Dapat melihat perubahan budaya yang terjadi
Dapat untuk melakukan evaluasi pasca intervensi
Dapat menilai pada tingkat individu , unit dan organisasi
Dapat membandingkan dengan data negara lain
kelemahan yang ada pada alat ukur ini adalah penggunaannya terbatas pada
konteks rumah sakit dan adanya beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa
tidak semua item valid, reliabel dan dapat digeneralisir.
PENGUKURAN BUDAYA
KESELAMATAN PASIEN
manchester Patient Safety Culture Assesment Tool
Mampu menilai lima tingkat kematangan organisasi
Dapat digunakan pada tingkat organisasi atau tim
Dapat menunjukkan area prioritas untuk perbaikan
Beberapa item dalam kuesioner ini sulit untuk dinilai
sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk melengkapi.
Dan meskipun telah digunakan di Inggris ,namun tidak
banyak penelitian yang melaporkan penggunaan dari
kuesioner ini
ADA BEBERAPA FAKTOR YANG MENJADI PENYEBAB KENAPA
BUDAYA KESELAMATAN PASIEN BELUM BENAR-BENAR
DITERAPKAN DI BERBAGAI RUMAH SAKIT.
Pertama, rendahnya tingkat kepedulian petugas kesehatan terhadap pasien, hal ini bisa
dilihat dengan masih ditemukannya kejadian diskriminasi yang dialami oleh pasien
terutama dari masyarakat yang tidak mampu.
Kedua, beban kerja petugas kesehatan yang masih terlampaui berat terutama perawat.
ketiga, orientasi pragmatisme para petugas kesehatan yang saat ini masih melekat
disebagian petugas kesehatan. Masih ditemukan para petugas kesehatan yang hanya
berorientasi untuk mencari materi/keuntungan semata tanpa mempedulikan
keselamatan pasien.
Keempat, lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh dinas kesehatan terhadap para
petugas kesehatan
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN MANUSIA
PADA KESELAMATAN PASIEN
FAKTOR-FAKTORNYA A/L:
Pencahayaan
Kebisingan
Suhu Udara
Siklus Udara (Ventilasi)
Bau-Bauan
Getaran Mekanis
PENGARUH FAKTOR MANUSIA
DALAM KESELAMATAN PASIEN
Human factor memeriksa hubungan antara manusia dan sistem dan
bagaimana mereka berinteraksi dengan berfokus pada peningkatan
efisiensi, kreativitas, produktivitas dan kepuasan pekerjaan, dengan
tujuan meminimalkan kesalahan.
Model Stetler dikembangkan pertama kali tahun 1976 kemudian diperbaiki tahun 1994 dan
revisi terakhir 2001. Model ini terdiri dari 5 tahapan dalam menerapkan Evidence Base
Practice Nursing.
1) Tahap persiapan.
2) Tahap validasi.
3) Tahap evaluasi perbandingan/ pengambilan keputusan.
4) Tahap translasi atau aplikasi.
5) Tahap evaluasi.
MODEL EBP : IOWA
Life safety
Patient security
Kesehatan pekerja
Bahan berbahaya
Sanitasi lingkungan
Pengendalian limbah
Perlindungan bagi masyarakat sekitar lingkungan kerja agar terhindar dari bahaya-bahaya
pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan/organisasi
Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-
produk perusahaan/organisasi
RISIKO
1. Hazard fisik
Peralatan gelas yang dipakai dalam kegiatan Rumah Sakit.
Benda-benda bergerak yang dapat membentur.
Resiko terjepit,
Resiko jatuh dari ketinggian yang sama
Jatuh dari ketinggian berbeda.
Radiasi Ultraviolet
Laser
Radiasi Magnetik
2. Hazard Biologis
Pemaparan kontak melalui produk darah dan cairan tubuh.
Penanggulangan Bahaya Biologi
Mengenal Bahaya-bahaya Biologi Yang Ada Di Tempat Kerja
Menghindari Kontak Langsung Dengan Sumber Penular
Melakukan Tindakan Asepsis Yang Benar
Menjaga Kebersihan Diri
Menggunakan Alat Pelindung Diri Yang Sesua
3. Hazard Ergonomi
Sikap tubuh, penggunaan alat yang tidak sesuai dengan antropometri pekerja
dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Misalnya melakukan pekerjaan
memindahkan pasien dari tempat tidur ke restul atau sebaliknya, kalau tidak
dilakukan dengan tehnik yang benar akan menimbulkan gangguan kesehatan
mulai dari gangguan yang ringan seperti mialgia sampai berat terjadi HNP.
4. Hazard psikologis
Dapat terjadi di seluruh rumah sakit berupa ketidakharmonisan
hubungan antar manusia didalam rumah sakit, baik sesama
pekerja, pekerja dengan pelanggan, maupun pekerja dengan
pimpinan
PENGENDALIAN RISIKO &
HAZARD
Resiko bahaya biologi
Resiko bahaya kimia
Resiko bahaya ergonomi
Resiko bahaya psikologi
RISIKO DAN HAZARD
DALAM PENGKAJIAN
ASKEP
RISIKO & HAZARD DALAM
PERENCANAAN ASUHAN
KEPERAWATAN
Fisik,
Kimia,
Biologi,
Ergonomi,
Psikososial,
Mekanikal,
Elektrikal,
Limbah,
ANALISIS RISIKO
Keterangan:
Extreme High Risk (E): Sangat berisiko, dibutuhkan tindakan secepatnya
High Risk (H): Risiko tinggi, dibutuhkan perhatian dari manajemen puncak
Medium Risk (M): Risiko sedang, tanggung jawab manajemen harus spesifik
Low Risk (L): Risiko rendah, ditangani dengan prosedur rutin
EVALUASI RISIKO
SUBSTITUSI
ENGINERING/ EKSPERIMEN
ADMINISTRATIF