Anda di halaman 1dari 63

EKG dasar

HENNY TANNADY TAN, MD, DPCP


Peran Diagnostik EKG
Irama jantung
Hipertrofi atrium & ventrikel
Iskemia & Infark
Pembentukan & hantaran impuls listrik
Efek obat – obatan
Ggn keseimbangan elektrolit
Pericarditis
Penyakit sistemik
Proses aktivasi jantung

Istirahat Aktivasi Repolarisasi


(Polarisasi) (Depolarisasi)
Sadapan EKG
3 buah sadapan bipolar standart (I, II dan III)
3 buah sadapan unipolar ekstremitas (AVR, AVL & AVF)
6 buah sadapan unipolar prekordial (V1 – V6)
Standard: sadapan diatas + Lead II panjang
Standard rekaman EKG
Kecepatan rekaman: 25 mm/dtk
Kalibrasi: 1 mV = 10 mm
Garis horizontal:
1 mm = 1/25 dtk = 0,04 dtk = kotak kecil
5 mm = 5/25 dtk = 0,20 dtk = kotak sedang
25 mm = 25 x 0,04 = 1 dtk = kotak besar
Garis vertikal
1 mm = 0,1 mV
10 mm = 1 mV
Komponen EKG
Gelombang P
Menggambarkan depolarisasi atrium kanan & kiri
Karakteristik:
Normal: (+) di II & (-) di AVR
Tinggi: < 3 mm
Durasi (lebar): < 3mm
Rule : 3x3
Makna: menunjukan aktivitas atrium, arah aktifitas
atrium & hipertrofi atrium
Gelombang Q
Menggambarkan awal fase depolarisasi ventrikel
Ciri gel. Q patologis:
Lebarnya ≥ 0,04 dtk (1 mm)
Dalamnya lebih 25% amplitudo gel. R
Kepentingan: menunjukkan nekrosis/infark miokard
Gel. Q pada AVR  normal
Gelombang R
Defleksi (+) pertama kompleks QRS
Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
Abnormal:
Hipertrofi ventrikel
Adanya BBB
dll
Gelombang S
Defleksi (-) sesudah gelombang R
Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
Kepentingan  hampir sama gelombang R 
kompleks QRS
Kompleks QRS  menggambarkan keseluruhan fase
depolarisasi ventrikel
Gelombang T
Menggambarkan fase repolarisasi ventrikel
Normal: sesuai arah kompleks QRS & (+) di II
Amplitudo normal:
< 10 mm di sadapan dada
< 5 mm di sadapan ekstremitas
Minimum 1 mm
Abnormal: iskemia/infark, ggn elektrolit
Interval PR
Jarak antara permulaan gel P  permulaan kompleks
QRS
Menggambarkan waktu antara depolarisasi atria 
awal onset depolarisasi ventrikel
Batas normal: 0,12 – 0,20 dtk
Kepentingan:
< 0,12 dtk: hantaran dipercepat (sindrom WPW)
> 0,20 dtk: blok AV
Interval QT
Jarak antara permulaan gel. Q  akhir gel. T
Menggambarkan lamanya depolarisasi & repolarisasi
ventrikel
Nilainya dipengaruhi frekuensi jtg & batas normal
dapat dilihat dalam tabel/kurva
Abnormal:
Memanjang: kuinidin, hipokalsemia
Memendek: digitalis, hiperkalsemia
Interval QRS
Menggambarkan lamanya aktivitas depolarisasi
ventrikel
Jarak awal gel. Q  akhir gel S
Nilai normal < 0,12 dtk
Abnormal: BBB, aritmia ventrikel, preeksitasi,
konduksi ventrikel aberans, dll
Cara menilai EKG
Rate (frekuensi)
Rhythm (irama)
Axis (Sumbu)
Hipertrofi
Ggn konduksi (blok AV, BBB, interval, dll)
Iskemia/Infark
Ggn lain (obat2an, elektrolit, paru, dll)
Rate (frekuensi)
Bila irama sinus & reguler  ”Rule 300”
300/jumlah kotak sedang dlm R-R interval
1500/jumlah kotak kecil dlm R-R interval
Bila terdapat aritmia/ireguler
Ukur EKG strip dlm 6 dtk, hitung kompleks QRS
kemudian dikalikan 10
Atau 12 dtk dikali 5
Normal electrocardiogram showing normal sinus rhythm at a rate of 75 beats/min, a PR
interval of 0.14 sec, a QRS interval of 0.10 sec, and a normal QRS axis
Irama
Normal: irama sinus  p selalu diikuti QRS
Dinilai:
P wave positive di lead I, II, AVF
HR 60 - 100
Jarak P-P dan R-R konstan
Interval PR tidak memanjang
Kompleks QRS sempit
Paling baik di lead II
Pace Maker
Pace maker normal: SA node  60 – 100x/mnt
Potensial/alternatif:
Atrium  75x/mnt
AV node  60x/mnt
Berkas his  50x/mnt
Serabut purkinye & otot ventrikel  30 – 40x/mnt
Axis
--
AVR AVL

-- +

AVF
+
Penilaian axis
Normoaxis
Left axis deviation (LAD)
Right axis deviation (RAD)
Hipertrofi
Atrium kanan
Atrium kiri
Ventrikel kanan
Ventrikel kiri
Hipertrofi Atrium
Peninggian gel. P  abnormalitas atrium
Berhubungan dengan:
Hipertrofi dinding atrium
Pembesaran ruang atrium
Perlambatan konduksi dlm atrium atau antara
atrium
Abnormalitas ≈ hipertrofi
Hipertrofi atrium kanan
Dicurigai jika gel. P tinggi di sadapan inferior
Atrium kanan membesar kekanan & inferior  lead II
menunjukkan efek maksimal
Diagnosis diperkuat bila didapatkan juga RVH
Etiologi: TR, TS, PR, PS, hipertensi pulmonal
Kriteria: p tinggi & lancip di II, III, AVF  ≥ 2,5 mm &
≥ 0,11 dtk  p pulmonal
Hipertrofi atrium kiri
Dicurigai jika gel. P memanjang ≥ 0,12 dtk, disertai
gel. P berlekuk (notched)  P mitral
Defleksi terminal V1 negatif, dgn lebar ≥ 0,04 dtk &
dalam ≥ 1 mm
Kriteria Morris
Hipertrofi ventrikel kiri
Kriteria Voltase “Sokolow-Lyon”
Jumlah amplitudo gel. S di V1 & tinggi gel. R di
V5/V6 ≥ 3,5 mV
Amplitudo gelombang R di AVL ≥ 1,1 mV
R di V5/V6 > 25 mm
Depresi ST dan inversi T di kompleks ventrikel
kiri  LV strain pattern
Hipertrofi ventrikel kanan
Kriteria EKG:
Rasio R/S terbalik: R/S di V1 > 1, R/S di V6 < 1
Aksis QRS bergeser ke kanan
Gel R di lead V1 + gel S di lead V6 = > 10 mm

Tekanan tinggi persisten pada ventrikel kanan


RBBB
Kriteria:
RSR’ lead AVR dan V1
Gel S lebar di I, AVL, V6
Aksis jantung bisa normal atau RAD
Bila interval QRS 0,1 – 0,12 dtk: RBBB inkomplit
Bila interval QRS ≥ 0,12 dtk: RBBB komplit
LBBB
Gelombang R lebar, bertakik di I, V5, V6
rS atau QS di V1, disertai rotasi axis LAD
Interval QRS
≥ 0,12 dtk: LBBB komplit
0,1 – 0,12 dtk: LBBB inkomplit
AV blok
Penting krn menyebabkan gangguan pada koordinasi
antara atrium & ventrikel sehingga sangat
mengganggu fungsi jantung
Blok AV  blok yg paling sering terjadi
Klasifikasi:
Blok AV gr I
Blok gr II
Type I: Mobitz I/Wenckebach
Type II: Mobitz II
Blok gr III: TAVB
AV blok gr I
Irama teratur
Gel p normal, mendahului setiap QRS kompleks
Interval PR > 0,20 dtk
Tidak berbahaya ! Setiap impuls mencapai
ventrikel & kecepatan ventrikel biasanya normal
 observe
AV blok gr II (Mobitz I)
Blok terjadi di AV node
Interval PR semakin panjang secara progresif 
suatu saat gel P gagal dihantarkan
Irama tidak teratur akibat adanya blok gel P
Konduksi ventrikel normal  rasio konduksi
bervariasi 2:1  15:1
AV blok gr II (Mobitz II)
Terjadi di bawah AV node  biasanya cabang bundle
Impuls dari atrium tiba2 gagal dihantarkan  tanpa
perpanjangan interval PR secara progresif
Irama tidak teratur
Gel P: normal mendahului QRS, beberapa gel P tidak
diikuti QRS
Interval PR konstan
AV blok gr III (TAVB)
Semua impuls dari atrium diblok di AV node/cabang
bundle  tidak ada konduksi AV
Disosiasi AV komplit
Gel P tidak berhubungan dgn kompleks QRS
Kompleks QRS: normal bila irama dari junctional,
lebar bila terdapat “ventricular escape rhytm”
Management: Temporary pacemaker (TPM)
Iskemia-Infark
Iskemia
ST depresi
T inverted
Infark akut
STEMI
NSTEMI
UAP
Infark lama
Infark akut
Jenis Nyeri dada EKG Enzim Jantung
UAP Angina pada waktu Depresi segmen ST Tidak meningkat
istirahat/aktivitas ringan, Inversi gel T
cresendo angina, new onset Tidak ada gel Q
angina, bisa hilang dgn nitrat
NSTEMI Lebih berat & lama (>30 mnt), Depresi segmen ST Meningkat minimal
tidak hilang dengan nitrat, Inversi gel T dalam 2x nilai batas atas
diperlukan opiat normal

STEMI Lebih berat & lama (>30 mnt), Hiperakut T Meningkat minimal
tidak hilang dengan nitrat, Elevasi segman ST > 2x nilai batas atas
diperlukan opiat 0,1 mV pada 2 atau normal
lebih sadapan
ekstremitas/ >0,2
mV pada prekordial
Gelombang Q
Inversi gelombang T
Interpretasi Lead (area lesi)
I, AVL: High lateral
II, III, AVF: Inferior
V1, V2: Septal
V3, V4: Anterior
V5, V6: Lateral
V7, V8, V9: Posterior
V3R, V4R: Ventrikel kanan
Infark lama
Ditandai dengan adanya Q patologis
Reporting ECG

SR, QRS rate 75x, NA, PR interval normal, LVH (-), RVH (-), T inverted (-),
ST-T changes (-)
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai