Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN

RISIKO
Oleh:

KELOMPOK 1
KELAS D1A
1. KONSEP DASAR MANAJEMEN RISIKO

Pengertian
Seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap, yang dimiliki
organisasi, untuk mengelola, memonitor, dan mengendalikan
eksposur organisasi terhadap risiko.
Risiko dapat bersifat positif atau menguntungkan dan bersifat
negatif atau merugikan. Dalam aspek K3, risiko biasanya bersifat
negatif seperti cedera, kerusakan atau gangguan operasi. Risiko yang
bersifat negative harus dihindarkan atau ditekan seminimal mungkin.
Manajemen risiko dibuat guna untuk melindungi suatu
perusahaan atau organisasi yang juga mencakup karyawan, properti,
reputasi dan lainnya dari sebuah bahaya yang sewaktu – waktu dapat
terjadi.
Ada 3 jenis resiko, yaitu:
1. Calculated risk.
Mereka mereka melakukan kegiatan berbahaya tersebut dengan aman karena
mengikuti dan menjalankan teknik yang baik serta memperhitungkan risiko
yang dapat terjadi.
2. Safe Player
Ada orang yang cenderung mendekat ke titik aman. Dia sangat hati-hati,
takut mengambil risiko sehingga dalam keadaan tertentu dapat
menghambat kegiatan atau keputusan bisnis.
3.  Risk taker
Seseorang yang cenderung mendekati titik resiko. Mereka berani mengambil
risiko, namun kadang-kadang berakhir dengan kegagalan. Mereka sering dicap
sebagai nekad, pemberani, atau istilah lainnya.
2. PENTINGNYA MANAJEMEN RESIKO
 Membantu menghindari semaksimal mungkin biaya-biaya yang terpaksa harus
dikeluarkan
 Membantu menajemen untuk memutuskan apakah resiko yang dihadapi
perusahaan akan diambil
 Jika penaksiran resiko dilakukan secara akurat maka dapat memaksimalkan
keuntungan perusahaan.
3. PROSES MENAJEMEN RISIKO
Ada 5 langkah dalam Proses Manajemen Risiko yaitu sebagai berikut:
1. Risk Identification
 Mengidentifikasi kemungkinan risiko yang dapat terjadi pada organisasi atau perusahaan. Ini
bertujuan untuk mengetahui keadaan yang akan dihadapi oleh organisasi tersebut dalam berbagai
aspek seperti sosial, hukum, ekonomi, jasa, dan teknologi yang ada.
2. Risk Assessment
 Dinilai potensi keparahan kerugian dan kemungkinan terjadinya. Dalam hal ini, diperlukan
kemampuan individu disetiap bidangnya untuk memberikan penilaian terhadap risiko–risiko yang
telah diidentifikasi. Tujuannya adalah agar setiap risiko berada pada prioritas yang tepat.
3. Risk Response
 Proses ini dilakukan untuk memilih dan menerapkan langkah–langkah pengelolaan risiko. Tanggapan
risiko yaitu mengambil tindakan untuk menghentikan kegiatan yang dapat menyebabkan risiko
terjadi, mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau dampak atau keduanya,
mengambil tindakan untuk mentransfer beberapa risiko melalui asuransi, outsourcing atau hedging,
menerima risiko tersebut terjadi dan membuat sebuah rencana manajemen risiko.
4. Implementation
 Melaksanakan seluruh metode yang telah direncanakan untuk mengurangi atau menanggulangi
pengaruh dari setiap risiko yang ada.
5. Evaluate and Review
 Perubahan keadaan atau lingkungan yang tidak diprediksi sebelumnya akan menyebabkan
perubahan rencana manajemen risiko yang telah dibuat, oleh karena itu perlu dilakukan perubahan
rencana untuk menanggulangi risiko yang akan mungkin terjadi.
4.HIRARKI PENGENDALIAN RESIKO
 Hirarki pengedalian resiko adalah suatu urutan-urutan dalam pencegahan dan
pengendalian resiko yang mungkin timbul yang terdiri dari beberapa tingkatan secara
berurutan (Tarwaka, 2008)
Hierarki pengendalian tersebut antara lain ialah eliminasi, substitusi,
perancangan, administrasi dan alat pelindung diri ( APD ) yang terdapat pada
tabel di bawah:
SHARING SESSION
Referensi
 https://sis.binus.ac.id/2017/12.18/langkah-langkah-dalam-proses-manajemen resiko
 Kemenkes RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di RS, Jakarta.
 Sitetsu, Alfa, Proses Manajemen Risiko, 23 September 2020.

Anda mungkin juga menyukai