Anda di halaman 1dari 17

HERNIA

LISTIA RAHMAN M
201030200011
ANATOMI
Kanalis inguinalis dibatasi dikraniolateral oleh anulus inguinalis internus yang merupakan
bagian terbuka dari fasia transpersalis dan aponeurosis muskulo-tranversus abdominis. Di
medial bawah, di atas tuberkulum, kanal ini dibatasi oleh anulus inguinalis eksternus,bagian
terbuka dari aponeurosis muskulo-oblikus eksternus. Atapnya adalah aponeurosis muskulo-
oblikus eksternus, dan di dasarnya terdapat ligamentum inguinal. Kanal berisi tali sperma pada
lelaki, dan ligamentum rotundum pada perempuan. Hernia inguinalis indirek, disebut juga
hernia inguinalis lateralis, karena keluar dari peritonium melalui anulus inguinalis internus yang
terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk ke dalam kanalis
inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus. Apabila
hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum, ini disebut hernia skrotalis
DEFINISI
Hernia adalah suatu protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol
melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut
(Sjamsuhidayat, 2004).

Hernia adalah suatu protusi abnormal organ, jaringan, atau bagian organ melalui struktur
yang secara normal berisi bagian lemah (Black, 2006).

Hernia inguinalis lateral merupakan penonjolan yang keluar dari rongga peritoneum melalui
anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian
hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari
anulus inguinalis eksternus ( Sjamsuhidayat, 2004).
ETIOLOGI
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang
didapat. Pada bayi dan anak, hernia inguinalis lateralis disebabkan oleh kelainan
bawaan berupa tidak menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat
proses penurunan testis ke skrotum. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya
umur mungkin karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan
intraabdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan penunjang. Faktor yang
dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka,
peninggian tekanan di dalam rongga perut, kelemahan otot dinding perut karena usia
(Sjamsuhidayat, 2004).

Keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan intraabdominal adalah kehamilan,


obesitas, peningkatan berat badan, dan tumor. Selain itu, batuk kronis, pekerjaan
mengangkat benda berat, mengejan pada saat defekasi, dan mengejan pada saat
miksi, misalnya hipertrofi prostat dapat pula meningkatkan tekanan intra abdomen
yang bisa menyebabkan hernia (Mansjoer, 2002).
FAKTOR RISIKO
•Cedera pada perut.
•Operasi pada perut.
•Batuk kronis
•Kebiasaan mengejan saat buang air besar atau buang air kecil.
•Melakukan aktivitas yang memberikan tekanan pada dinding perut.
•Kehamilan
•Kelebihan berat badan
•Memiliki riwayat penyakit hernia di dalam keluarga.
PATHWAY
Batuk kronis, mengangkat benda berat, mengejan pada saat defekasi,

peningkatan tekanan intra abdomen

defek pada dinding otot ligament inguinal melemah

penonjolan isi perut di lateral pembuluh epigastrika inferior fenikulus spermatikus

Hernia inguinalis

Herniorafi/ herniotomi

Demam Insisi bedah Risiko infeksi


masuknya
mikroorganisme
Hipertermia
Proses inflamasi

nyeri

Nyeri
akut
MANIFESTASI KLINIS
Beberapa pasien mengatakan hernia adalah turun berok atau
klingsir, atau mengatakan adanya benjolan di selangkangan atau
kemaluan. Benjolan bisa mengecil atau menghilang pada waktu
tidur dan jika menangis sambil mengejan, atau mengangkat
beban yang berat dan bila posisi pasien berdiri dapat timbul
kembali. Bila telah terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri.
K OMPLIK A SI
•Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan isi kantung hernia sehingga isi kantung
hernia tidak dapat dikembalikan lagi, keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis
ireponibilis. Pada keadaan ini belum gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia yang
tersering menyebabkan keadaan ireponibilis, adalah omentum, karena mudah melekat
pada dinding hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi lemak. Usus
besar lebih sering menyebabkan ireponibilis daripada usus halus.

•Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat banyaknya usus yang masuk. Keadaan
ini menyebabkan gangguan aliran isi usus di ikuti dengan gangguan vascular ( proses
strangulasi ). Keadaan ini di sebut hernia inguinalis strangulata ( Mansjoer, 2002).
PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan medical
Hernia yang tidak terstrangulata atau inkarserata dapat secara mekanis berkurang.
Suatu penyokong dapat digunakan untuk mempertahankan hernia berkurang.
Penyokong ini adalah bantalan yang diikatkan ditempatnya dengan sabuk. Bantalan
ditempatkan di atas hernia setelah hernia dikurangi dan dibiarkan ditempatnya untuk
mencegah hernia dari kekambuhan.

B. Penatalaksanaan bedah

C. Penatalaksanaan farmakologi
1.Obat anti inflamasi seperti ibuprofen atau prednisolon
2.Relaksasi otot seperti diazepam atau cyclobenzapine
3.Obat analgesik atau narkotik merupakan obat pilihan selama fase akut.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sinar x
2. MRI
3. Elektromiografi
4. Mielogram
5. Foto polos
6. Foto rontgen
7. Scanning tulang
8. Venogram epidural
9. Pungsi lumbal
10.Pemeriksaan ultrasonografi
11. Laparoskopi
Askep legal dan etis
Legal
Peran perawat bila ditinjau dari aspek legal dalam kasus hernia nucleus
pulposus adalah membantu klien dan keluarga dalam hal inform
concern atas tindakan keperawatan yang dilakukan.

Etik
Otonomi
Prinsip bahwa individu dan keluarga berhak menentukan yang terbaik.
Perawat yang mengikuti prinsip ini akan menghargai kebebasan klien dan
keluarga dalam menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan
sakitnya.
Non – maleficience
Prinsip menghindari tindakan yang membahayakan. Bahaya disini dapat
berarti dengan sengaja, risiko atau tidak sengaja membahayakan klien
dalam memberikan perawatan.
Beneficience
Prinsip bahwa seorang perawat harus melakukan kebaikan. Dalam hal ini
perawat melakukan kebaikan dengan mengimplementasikan tindakan
keperawatan yang menguntung dan bermanfaat bagi klien dan keluarga
Justice
Prinsip ini yaitu prinsip bahwa individu berhak untuk diperlakukan sama
secara adil sesuai kebutuhan kesehatan klien tanpa membeda–bedakan
dengan klien lain.
Discarged planning
Persiapan home care
Klien yang mengalami herniorrhaphy atau hernioplasty dapat kembali
normal dengan cepat. Sebagain besar, operasi hernia dilakukan pada
pasien rawat jalan dasar, klien dapat melakukan kegiatan secara normal
lagi dalam jangka waktu 2 minggu setelah operasi.

Pendidikan klien atau keluarga


Pada umumnya, dokter bedah menginstruksikan klien untuk tidak
mengangkat benda-benda berat selama 2 minggu setelah operasi.
Tergantung pada lokasi pembedahan dan kondisi fisik klien. Klien diberi
instruksi secara lisan dan tertulis tentang gejala-gejala yang akan dialami
klien setelah operasi yaitu demam, menggigil, luka drainase, kemerahan
atau pemisahan sayatan, dan peningkatan nyeri insisi. Klien
diinstruksikan untuk merawat lukanya sampai kering dan tetap dalam
keadaan bersih yaitu dengan menggantikan pakaian harian steril. Jika
dokter mengizinkan, mandi diperbolehkan. Jika klien menerima obat
apapun di rumah, perawat harus mengkaji tentang tujuan pengobatan
tersebut, dosis, frekuensi dan waktu administrasi, dan potensi efek
samping.
Persiapan psikososial
Klien dapat pulang setelah operasi hernia jika klien dapat beradaptasi
dengan kondisinya. Klien mungkin memerlukan dukungan sebagai
adaptasi untuk pemulihan pasca-operasi. Beberapa orang takut akan
recurrene dari herniasi. Oleh karena itu, klien membutuhkan penjelasan
melalui proses penyembuhan dan instruksi mengenai mekanika tubuh
yang tepat dan mengangkat.
ASUHAN KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai